Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fathiah
"Sesuai dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi dewasa ini baik( dari segi kependudukan, pembangunan fisik, teknologi, budaya dan perkembangan ekonomi maupun politik maka puskesmas sebagai unit pelaksana dari Dinas Kesehatan sudah sewajarnyalah mempunyai suatu rencana strategik yang sesuai dengan wilayah kerjanya, sehingga semua kegiatan yang dilaksanakan dapat mencapai hasil yang memuaskan termasuk kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
Untuk menyusun rencana strategik dari Puskesmas Tanjung Hulu, dilakukan penelitian operasional dengan analisis kuatitatif, dan penyusunan strategi ini melalui beberapa tahap, yaitu tahap I (input stage) yang terdiri dari analis lingkungan eksternal dan internal dari Puskesmas Tanjung Hulu yang dilakukan oleh Consensus Decision Making Group (CDMG), yang terdiri dari Kepala Dinas TK II , Kepala Puskesmas, Dokter Gigi, Perawat Gigi, Bidan dan Koordinator Posyandu. Kemudian tahap II (matching stage). CDMG melakukan analisis dengan matriks internal-eksternal ( IE Matrix) dan matrix SWOT. Selanjutnya tahap III (decision stage) dengan menggunakan matriks QSPM untuk menentukan strategi yang terbaik yang harus dijalankan oleh Puskesmas Tanjung Hulu untuk mutu layanan kesehatan gigi tsb.
Dari hasil penelitian ini, pada pemilihan alternatif strategi dengan berdasarkan hasil matriks IE, memperlihatkan posisi Puskesmas Tanjung Hulu pada Sel I yang berarti pada posisi Grow and Built dengan strategi yang dianjurkan adalah strategi intensif sebagai strategi utama dan diikuti oleh strategi integratif sebagai pendamping.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Puskesmas Tanjung Hulu mempunyai potensi yang bagus untuk memberikan pelayanan kesehatan gigi yang bermutu dengan dukungan kekuatan diatas rata-rata dan memiliki karakteristik internal yang kuat, walaupun terdapat kelemahan dan ancaman dalam fasilitas dan kemampuan penduduk. Sehingga diperlukan suatu strategi yang sedikit menggunakan fasilitas dan relatif lebih murah, yaitu dengan upaya promotif dan preventif dengan memaksimalkan peran serta masyarakat.
Sebagai saran untuk tindak lanjutnya, maka strategi yang terpilih harus di laksanakan secara optimal dengan mengorganisasikan strategi-strategi terpilih tersebut sesuai dengan prioritasnya tanpa melupakan adanya monitoring dan evaluasi apabila terdapat ketidaksesuaian dalam pelaksanaannya.

The Strategic Plan for Quality of Dental Health ServiceTeeth He at Puskesmas Tanjung Hulu, Pontianak City in the year 2000-2005According to development and transition that happened lately from the people aspect, fisicly construction, technology, culture and economic development or politic, there for Puskesmas as the performer unit from healthcare service is properly to have strategic plan that suitable with the work district, so all the activity that realized can be reach the satisfying result including the mouth and teeth service activity.
To arrange the strategics plan of the Puskesmas Tanjung Hulu, doing an operational research with qualitative analysis, and to arrange this strategy is passing several stages, that is : stage I (input stage) covers the external and the internal environment analysis of Puskesmas Tanjung Hub through the Consensus Decision Making Group (CDMG), that consist Chief of Dinas Kesehatan Tk II, the Chief of Puskesmas, the Dentist, Dental nurses, Midwife and the Coordinator of The Posyandu. And stage II (matching stage), CDMG doing analysis with internal-external matrix (IE matrix) and SWOT matrix. Then stage III (decision stage) by using QSPM matrix to decide the best strategy have be done by the Puskesmas Tanjung Hulu to the quality service of dental health.
From the result of this research, on the selection of alternative strategy based on the the result of IE matrix, shows that the Puskesmas Tanjung Hulu position on Sel I, means that Grow and Built position which is suggested strategy is intensive strategy as the main strategy and followed by integrative strategy as side strategy.
This research concluded that the Puskesmas Tanjung Hulu had a good potency to give well quality dental health services with the strength supported above the equally and have a strong internal characteristic, even though there is weakness and intimidation in facility and people potency. There for needed one strategy that use few facility and cheaper, that is with promotive and preventive expendient by using the society helps.
As the follow up suggestion, then the selected strategy must performed optimally with organizing the selected strategics according to the priority without forgetting monitoring and evaluating when it unsuitable with the accomplishment."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T1827
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.R. Nurindah Kuswandaningsih
"Menjelang era pasar bebas diperlukan kesiapan yang mantap dari semua sektor, berbagai upaya telah dilaksanakan untuk meningkatkan mutu dan cakupan pelayanan rumah sakit diantaranya akreditasi yang pada saat ini telah mulai dituntut oleh masyarakat pengguna jasa pelayanan rumah sakit. Sampai sejauh ini belum pernah dilakukan studi tentang Pemastian Mutu (P.M) di bidang pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Rumah Sakit Umum Pemerintah sehingga diperlukan suatu intervensi pedoman pelayanan kesehatan gigi di rumah sakit umum pemerintah.
Tujuan dari penelitian ini adalah diperolehnya informasi perbedaan antara kelompok intervensi pemastian mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut di rumah sakit umum pemerintah terhadap kelompok yang tidak mendapatkan intervensi dalam hal kepuasan klien internal (staf) dan kepuasan klien eksternal (pasien) serta cakupan. Jenis penelitian ini adalah secara eksperimen kuasi menggunakan tempat poliklinik gigi dan mulut RSUP Fatmawati sebagai kelompok intervensi dan poliklinik gigi dan mulut RSUP Persahabatan sebagai kelompok kontrol, sehingga variabel "outcome" adalah tingkat kepuasan klien internal dan kepuasan klien eksternal, serta cakupan yang diamati secara deskriptif.
Data diperoleh menggunakan kuesioner terstruktur tentang mawas diri dari staf dokter gigi sebanyak 104, form kepuasan staf dari seluruh staf poliklinik gigi dan mulut yang diisi sendiri oleh responden sebanyak 170 dan form kepuasan pasien sebanyak 138 secara wawancara serta data kunjungan kasus dari register laporan rumah sakit. Kegiatan intervensi berupa pelatihan kepada staf poliklinik gigi dan mulut oleh Direktorat kesehatan Gigi selama 3 bulan secara berturut-turut setiap minggu sekali, dan observasi dilakukan selama empat kali, yaitu pertama sebelum intervensi kemudian bulan pertama, bulan kedua dan bulan ketiga selama kegiatan intervensi berlangsung. Data kemudian diolah secara statistik mulai dari ANALISIS univariat, bivariat sampai multivariat yaitu dengan Multivariate Analysis of Variance (MANOVA).
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan rata-rata skor Mawas Diri pada kelompok intervensi, sebelum dilakukan intervensi sebesar 1,84 kemudian bulan pertama, kedua dan ketiga pasca berturut-turut 5,92; 22,1 dan 26,51 dari tingkatan rendah (skor 0 aid 18) ke tingkatan sedang (skor 19 s/d 29). Rata-rata umur staf rmah sakit adalah 42,94 ± 9,04 tahun, staf laki-laki : 10 orang dan staf perempuan : 33 orang, rata-rata lama bekerja adalah 15,33 ± 7,82 tahun, dokter gigi spesialis : 7, dokter gigi :19, perawat gigi : 16 dan tekniker gigi 1 orang. Rata-rata umur pasien 32,11 ±11,73 tahun, laki-laki :57 perempuan :80, 79 berstatus kawin dan 58 belum kawin, dengan tingkat pendidikan 61,40% pada tingkat/lulus SLTA, penghasilan pasien di bawah Rp500.000 sebesar 70%. Intervensi P.M. mempunyai pengaruh bermakna terhadap kerjasama staf, pengembangan karir serta kepemimpinan. Intervensi P.M. juga mempunyai pengaruh bermakna terhadap pemberian informasi oleh dokter gigi. Setelah intervensi P.M. dilakukan tidak terdapat perbedaan cakupan antara kedua Rumah Sakit. Dari hasil yang diperoleh di kedua RS ternyata mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut terdapat jauh di atas standar yang ada, maka disarankan mengkaji ulang standar mutu pelayanan kesehatan gigi di RSU Klas B Pemerintah.

The Quality Assurance Intervention Study in Oral and Dental Health Service in Fatmawati Hospital 1997By the time entering the free market era there is a need for steady preparation of all factors various effort have been done to improve quality and coverage of dental health service among other accreditation which at this moment is already starting to be needed by the society of clients of the hospital. So far a study on quality assurance (Q.A) in the fields of oral and dental health service in general government hospital has not yet been done. As a result there is a need of intervention guidance of dental health service in the general government hospital.
The research has been aimed at collecting information on the difference between quality assurance of oral and dental health service intervention group and not obtaining intervention group on internal and external clients satisfaction and also the coverage. This research design is a quasi experiment using oral and dental health service in Fatmawati hospital functioning as an intervention group and oral and dental health service in Persahabatan hospital as the control group, hence as a result the outcome variable is internal and external clients satisfaction including the coverage which has been discriptively observed.
The collected data had been using structured questionnaire on self assessment of 104 forms staff dentists, 170 forms staff satisfaction and also 138 forms patient satisfaction by interviewing and case visiting from the medical record. The intervention activity consist of training for oral and dental service staff held by The Directorate for Dental Health during 3 months continually once a week, the observation to be held four times namely the first observation held before intervention and afterwards the first, the second and the third month during intervention time. Afterwards the statistical data processing starts statistically from univariate, bivariate up to multivariate analysis by using Multivariate Analysis of Variance (MANOVA).
The result of this research has been showing improvement of the average score of self assessment in the intervention group, before intervention has been done the score is 1.84 afterwards the first, the second and the third month successively 5.92 ; 22.1 ; and 26.51 from the low score (score 0-18) up to the intermediate score (score 19 - 29). The average age of the staff is 42.94 ± 9.04 years, consisting of 10 male staff and 33 female staff, the average service of staff 15.33 ± 7.82 years, 7 dental specialist, 19 dentist, 16 dental nurse and I dental technician. The average age of the patient is 32.11 ± 11.73 years, consisting of 57 male patient and 80 female patient, 79 married status and 58 unmarred, the level of education graduated mostly from senior high school (61.4%) and the level of income mostly under 500,000 rupiah per month (70%). The intervention Q.A has a significant influence in the cooperation of staff; carrier development and the leadership. The intervention Q.A have also a significant influence on getting information from the dentist. After the Q.A intervention has been applied it appears, that there is no difference in the coverage the two hospitals. The result observed from the dental service of the two hospitals is for higher than the established standard. Consequently it has been recommended to reevaluate the established standard of the class B general government hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Rukasa
"Upaya pelayanan kesehatan gigi dan mulut, merupakan salah satu kegiatan dari Puskesmas dalam rangka melaksanakan salah satu program pokok Puskesmas. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut ditujukan kepada keluarga serta masyarakat di wilayah kerjanya, secara menyeluruh baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Oleh karena itu peneliti mencoba mencari variabel-variabel penentu dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Kota Bogor.
Tujuan Penelitian : mengidentifikasi faktor-faktor penentu dalam pencapaian pemanfataan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Kota Bogor.
Subjek Penelitian : masyarakat yang pemah memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut serta masyarakat yang belum memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Kota Bogor dengan usia 18-70 tahun serta dapat berkomunikasi dengan baik.
Metode Penelitian : penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan cross sectional serta besar sampel 936 responden. Variabel-variabel bebas sesuai konsep penelitian, yang terdiri dari faktor predisposisi atau pemudah (motivasi perawatan, perilaku kesehatan), faktor-faktor enabling atau pemungkin (jarak/akses, sarana/prasarana, kemampuan membayar dan kemauan membayar), faktor reinforcing atau penguat (sikap keluarga atau teman, persepsi terhadap pelayanan petugas) dan need/kebutuhan akan perawatan gigi), sedang variabel terikat adalah pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas.
Hasil Penelitian : hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa faktor-faktor penentu dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada Puskesmas-Puskesmas di Kota Bogor adalah faktor motivasi (p = 0,000), faktor perilaku (p=0,000) dan faktor kebutuhan akan perawatan kesehatan gigi dan mulut (p=4,005). Dari ketiga faktor terebut setelah dilakukan uji "t" menunjukkan bahwa hanya faktor motivasi dan faktor kebutuhan akan perawatan kesehatan gigi dan mulut saja yang menunjukkan perbedaan bermakna antara Puskesmas yang mencapai cakupan kunjungan dengan Puskesmas yang tidak mencapai cakupan kunjungan (p<0,05).
Kesimpulan : motivasi masyarakat yang tinggi serta kebutuhan/need akan perawatan kesehatan gigi dan mulut sangat berperan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Kota Bogor.

Dental health care effort is the one of activity of Center Health Care to achieve the primary program of. Center Health Care. Dental health care is especially for family and community in activity area of Center Health Care, and its done for entire area including promotion, preventive, curative and rehabilitative, instead of that writer/examiner try to looking for the variables as a decided factor to using a dental treatment in community health center in Bogor City.
Subject of the experiment : Community which ever and before using the facilities of dental and mouth health care at Center of Health Care in Bogor City which age 18-70 years old also could communicate with good.
Method of experiment : this experiment is a non experimental experiment with Cross Sectional design and the sample size 936 respondent. Independent variable fit with concept of experiment including simplify factors (motivation health care, and health care behavior), enabling factors (distance/access, facilities, ability payment or desire of payment), reinforcing factors (family behavior or friend, perception of provider health care) and needed factor of dental health and mouth care, and dependent variable are dental and mouth health care at Center of Health Care.
Result of experiment : The result or regression logistic analysis indicate that determinant factors in using a dental treatment in community health center in Bogor City is motivation factor (p=0,000): behavioral factor (p-O,OOO) and needed factor of dental health and mouth care ( p=0,005). From third the factor that after "t" test, indicating that only factor motivate and needed factor of dental health and mouth care will be which show difference have a meaning between Center or Health Care have visit coverage with Center of Health Care which is not reach visit coverage (p<0,05).
Summary : Motivation of community also need of dental and mouth health care very useful to profitable dental and mouth health care at Center or Health Care in Bogor City.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2005
T16253
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadeak, Dahlia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan atau menjelaskan perbedaan UKGS program dengan UKGS Percontohan ditinjau dari status kesehatan gigi dan factor- faktor yang berpengaruh di Kecamatan Ciputat Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten.
Metode penelitian : Penelitian ini dilakukan dengan design pendekaan potong lintang /cross sectional dan menggunakan analisis univariat, bivariat (dengan T-test, U Mann Whitney , korelasi Spearmen's rho untuk independent sample) dengan pengambilan sampel secara purposive di dua Sekolah Dasar yaitu SD Negeri IV dan V Pondok Ranji di Kecamatan Ciputat Tangerang dengan jurnlah sample 240 rnurid kelas II, IV dan VI.
Hasil penelitian : Hasil menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara UKGS Program dan UKGS Percontohan yang ditinjau dari status kesehatan gigi (DMF-T )dan OHIS gigi (p > 0,05 ), dan terlihat bahwa perilaku kesehatan gigi anak memberi pengaruh terbesar 0.399, dan peran serta guru memberikan pengaruh sebesar 0.140 untuk status DMF-T gigi anak SD, sedangkan perilaku kesehatan gigi orang tua tidak mempunyai pengaruh. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor yang berpengaruh terbesar untuk status kesehatan gigi anak SD adalah perilaku anak, partisipasi guru , dan perilaku orang tua.

School-linked preventive oral care programs for children were performed since Department of Health Republik Indonesia Objective : The ain of this study is to analyze the diffences contribution factors and oral health status that influence the UKGS Program and model UKGS.
Material and method : Research desing was cross-sectional, with use purposive sampling the intra oral examination of oral health status, and qustinair that used to know the contribution factor in UKGS Program and model UKGS, were carriet out in 240 school children that in 2nd, 4th, and 6th, class which belong to primary school of SD IV and SD V Pondok Ranji, Tangerang. All independent variables data were analyze in univariat, bivariat with T test, Mann Whitney U-test, Spearmen's rho test using computer software SPSS 30.1.
Result : Although DMF-T index ( 0,87) of model UKGS was lower than that of government programme UKGS ( 0,90 ) and good criteria of OHIS index model UKGS (75,4 %) but there were not significant different between model UKGS and government program UKGS (P > 0,05), In addition there were shown significance correlation between children and DMF-T index ( r = 0,399 , p < 0,000 ) and significant correlation between teacher participation, oral health behavior of school children and OHIS ( r .-0,539; p< 0,0001 )
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2005
T16250
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library