Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ni Made Galuh A.W.S.
"Persistensi dan kehilangan prematur gigi sulung merupakan beberapa contoh dari gangguan tumbuh kembang gigi yang dapat mempengaruhi susunan gigi geligi pada rahang. Adapun akibat yang ditimbulkannya dapat berupa pergeseran posisi erupsi dan mempengaruhi waktu erupsi gigi permanen. Adanya pergeseran gigi yang tidak pada tempatnya tersebut menyebabkan deviasi signifikan dari oklusi normal seseorang yang disebut maloklusi. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara persistensi gigi sulung dan kehilangan prematur gigi sulung dengan status maloklusi dental kelas I pada siswa SDN Cisauk usia 9-12 tahun serta menilai seberapa kuat hubungan tersebut dengan cara memeriksa 153 anak di SDN Cisauk, Tangerang. Analisis data yang digunakan adalah Analisis Kendall dan menghasilkan kesimpulan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara gangguan tumbuh kembang gigi dengan status maloklusi kelas I.

Persistency and premature loss of primary teeth were being two cases of growth and development disturbances which can influence the eruption of the teeth in arch. The effects of these disturbances can affect not only the eruption position but also eruption time of permanent teeth. Movement of the teeth from its proper place can make significant deviation from its normal occlusion, called malocclusion. The aim of this research is to find out the relationship between growth and development disturbances of the teeth with class I dental malocclusion status. This was conducted to a number of elementary school student in Cisauk age 9-12 years. This was a cross-sectional survey which was carried out to 153 subjects. Kendall?s analysis is being used and the conclusion is there was no significant relationship between growth and developmental disturbances of the teeth with class I dental malocclusion status."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Merdiana Dwi Trasti
"Maloklusi masih menjadi salah satu masalah utama dalam kesehatan gigi dan mulut di Indonesia, khususnya dalam kesehatan gigi dan mulut anak. Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya maloklusi pada anak-anak. Selain karies, perilaku pada anak cukup memiliki peranan yang penting dalam proses terjadinya maloklusi. Perilaku tersebut dapat berupa tindakan kesehatan gigi dan mulut maupun kebiasaan buruk. Kebiasaan buruk pada anak, khususnya kebiasaan buruk oral, jika berlanjut sampai usia dimana gigi permanen mulai tumbuh, akan dapat menyebabkan resiko maloklusi. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan hubungan antara perilaku kesehatan gigi dan mulut dengan status maloklusi kelas I tipe dental pada anak SD usia 9-12 tahun di Cisauk. Penelitian ini merupakan survey potong-silang yang dilakukan pada 153 responden. Analisis data dilakukan dengan uji Nonparametrik Kendall pada program computer. Hasil analisis menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara perilaku kesehatan gigi dan mulut dengan status maloklusi kelas I tipe dental. (p>0,05)

Malocclusion is being one of the oral health status problem in Indonesia, particularly in children?s oral health. There are many factors that affect malocclusion in children. After dental caries, oral health behavior plays the important role in processing malocclusion. Oral health behavior itself is considered by both oral health attitude and oral bad habit. Children with oral bad habit at age when permanent teeth began to erupt have the significant risk to malocclusion. The aim of this research is to explain the relationship between behavior and class I dental malocclusion status. This was conducted to a number of elementary school student age 9 to 12 in Cisauk. This was a crosssectional survey, which wa carried out to 153 respondents. Statistic analysis was done using Kendall Non-parametrik test in computer program. The result showed that there was no significant correlation between oral health behavior and class I dental malocclusion status of elementary school student age 9 - 12 (p>0,05)"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Margaretha Anyelir
"Gangguan sendi temporomandibula (GSTM) adalah gangguan otot dan kelainan artikular dalam fungsi komponen otot dan / atau sistem artikular yang disertai dengan tanda dan gejala klinis yang sangat bervariasi. Adanya riwayat GSTM dapat menjadi pertimbangan dalam rencana perawatan ortodonti. Tidak semua menyadari bahwa mereka memiliki GSTM yang salah satunya disebabkan oleh maloklusi, sehingga mereka datang hanya ke klinik Ortodonti hanya untuk perbaikan maloklusi. Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui proporsi dan distribusi demografi pasien dengan GSTM termasuk maloklusi (hubungan rahang, overjet, overbite, hubungan molar dan kaninus) dan sudut parameter vertikal pada sefalometri lateral di klinik spesialis ortodonti RSKGM FKG UI. (2) Mengetahui hubungan GSTM dengan maloklusi serta hubungan GSTM dengan sudut parameter skeletal. Studi deskriptif dengan desain penelitian potong lintang pada pasien tahun kunjungan 2013-2018 yang memiliki GSTM pada anamnesis dan/atau pemeriksaan fungsional. Digunakan analisis univariat menggunakan SPSS 23 untuk menggambarkan distribusi dan analisis korelasi untuk menggambarkan hubungan. Didapatkan 98 status pasien yang mengalami GSTM. Ditemukan lebih banyak pasien perempuan daripada laki-laki dengan usia rata-rata 24,8 tahun dan kebanyakan berprofesi sebagai karyawan swasta. Gejala GSTM yang paling sering ditemukan adalah deviasi pergerakan mandibula dan clicking. Terdapat hubungan antara GSTM dengan maloklusi skeletal kelas II dan hubungan kaninus kelas III.
Temporomandibular joint disorders (GSTM) are muscle disorders and articular abnormalities in the function of the components of the muscle and/or articular system accompanied by highly variable clinical signs and symptoms. The presence of a history of GSTM can be considered in the orthodontic treatment plan. Not all are aware that they have GSTM, one of which is caused by malocclusion, so they come only to the Orthodontic clinic only to repair the malocclusion. The aims of this study were (1) to determine the proportion and demographic distribution of patients with GSTM including malocclusion (jaw relationship, overjet, overbite, molar and canine relationship) and vertical angle parameters on lateral cephalometry at the orthodontic specialist clinic of RSKGM FKG UI. (2) Knowing the relationship between GSTM and malocclusion and the relationship between GSTM and the parameter angle skeletal. Descriptive study with a cross-sectional design on patients in the 2013-2018 visit year who had GSTM on history and/or functional examination. Univariate analysis was used using SPSS 23 to describe the distribution and correlation analysis to describe the relationship. There were 98 patients who had GSTM status. There were more female than male patients with a mean age of 24.8 years and Most of them work as private employees. The most common symptoms of GSTM are deviation of mandibular movement and clicking. There is a relationship between GSTM with skeletal malocclusion class II and class III canine relationship."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library