Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wijkander, Hans
Stockholm: Department of Economics. Universit of Stockholm, 1986
339.5 WIJ i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
L.G. Saraswati Putri
Abstrak :
Tujuan utama dari penulisan disertasi ini adalah menunjukkan problem disekuilibrium di antara manusia dan alam. Kondisi ini terjadi dikarenakan kurangnya kepekaan manusia untuk melestarikan alam. Manusia menganggap secara dangkal keberadaan dan kekayaan alam. Sikap ini menyebabkan kerusakan berkepanjangan, hingga pada titik dimana tidak adanya lagi alam liar. Pendekatan etis terhadap problem disekuilibrium dianggap tidak lagi cukup. Harus ada langkah baru dan metode yang lebih akurat untuk mengatasi inti dari permasalahan. Fenomenologi Lingkungan menawarkan ontologi baru terhadap relasi manusia dan alam. Melalui Edmund Husserl, Maurice Merleau-Ponty dan Martin Heidegger, fenomenologi lingkungan bertujuan untuk membangun argument yang rigoris dalam mengupayakan investigasi terhadap problem relasi manusia dan alam. Melalui perspektif Husserlian, alam bukan semata-mata perpanjangan dari kesadaran subjek. Alam memiliki kualitas dan properti yang independen dari asumsi subjek. Lebih lanjutnya, Merleau-Ponty berargumen bahwa alam lebih dari sebatas latar belakang kehidupan manusia, alam adalah bagian mendasar dari bagaimana manusia merekognisi eksistensinya. Kita hidup terinspirasi dari alam, tanpa alam kita kehilangan daya untuk membentuk makna. Menurut Heidegger manusia mendapatkan makna kehidupannya melalui keterlibatannya dengan alam. Alam memberikan kita ilustrasi tentang ruang dan waktu. Maka, keterlibatan dengan alam adalah bagian terpenting dari Dasein, yakni melalui kehidupan berdampingan dengan alam ia dapat memahami otentisitasnya. Perjalanan menuju ekuilibrium adalah tugas yang penuh tantangan, yang membutuhkan sikap dan pandangan filosofis. Fenomenologi Lingkungan memungkinkan kita untuk berpikir secara radikal problem disekuilibrium dan memulihkan relasi ontologis di antara manusia dan alam.
The prime objective of this dissertation is to point the matter of disequilibrium between human and nature. This condition is due to our lack of sensibility to preserve nature. Human beings take for granted the bountiful of nature. This attitude causes further destruction to the point of losing Nature?s wilderness. Ethical approach to the problem of disequilibrium is no longer sufficient. There must be a new and vigorous method to solve the crux of the matter. Eco-Phenomenology proposes new ontology towards human and nature. Through Edmund Husserl, Maurice Merleau-Ponty and Martin Heidegger, eco-phenomenology aims to a more rigorous argument to investigate the relation between human and nature. From Husserlian perspective, nature is not merely an extension of the subject consciousness. Nature has its qualities and properties independent from the subject?s assumption. Furthermore, Merleau-Ponty argues that nature is more than just the backdrop of our lives, it is the essential part of our recognition to our existence. We live inspired through nature, in the absence of it, we would have lost our ability to constitute meaning. According to Heidegger human derived its meaning through their involvement with nature. Nature provides us with the illustration of space and time. Hence, nature is a fundamental part of Dasein, through dwelling alongside nature, Dasein is discovering its authenticity. The journey to equilibrium is an arduous task, one that requires new philosophical ways of perceiving. Eco-phenomenology enables us to think a more radical problem of disequilibrium, and that is to restore the ontological relation between human and nature.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
D1413
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husein Barnedh
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang: Gangguan keseimbangan merupakan salah satu masalah neurologis yang penting pada lansia, sedangkan penelitian tentang hal tersebut belum banyak dilakukan di Indonesia.Beberapa faktor yang diduga berhubungan dengan gangguan keseimbangan adalah aktivitas fisik, tingkat independensi,umurjenis kelamin, demensia, gangguan visus dan gangguan proprioseptif. Tujuan: Untuk mengetahui proporsi gangguan keseimbangan dan jatuh, rerata skala keseimbangan Berg serta faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan gangguan keseimbangan pada lansia. Metodologi. Penelitian menggunakan desain potong lintang. Subyek yang mengikuti penelitian berjumiah 300 orang, terdiri dari 244 wanita dan 56 pria, usia berkisar antara 60-88 tahun. Dilakukan anamnesis, pemeriksaan neurologis umum, proprioseptif, dan visus, pemeriksaan MMSE serta pemeriksaan keseimbangan menggunakan skala keseimbangan Berg. Kriteria gangguan keseimbangan adalah bila nilai skala keseimbangan Berg < 46. Variabel-variabel yang diduga berperan dalam gangguan keseimbangan diuji statistik menggunakan analisis bivariat dan multivariat. Hash Penelitian. Proporsi gangguan keseimbangan adalah 28,7%. Proporsi jatuh 10,3%.Subyek dengan gangguan keseimbangan mempunyai OR 2,2 (95% CI 1,06-4,80) untuk mengalami jatuh (p<0,05) Rerata skala keseimbangan Berg 50.Pada analisis bivariat didapatkan 6 variabel yang berhubungan dengan gangguan keseimbangan, yaitu: aktivitas fisik, tingkat independensi, usia, demensia, gangguan visus dan gangguan proprioseptif. Pada analisis multivariat 4 variabel, yaitu aktivitas fisik (OR 2,61; 95%CI 1,75-3,87), tingkat independensi (OR 13,15;95%Cl 3,77-45,82), usia (OR 1,86; 95%CI I,01-3,45) dan gangguan proprioseptif (OR 3,88; 95% CI 1,63-9,21) didapatkan berhubungan dengan gangguan keseimbangan (p<0,05). Jenis kelamin ditemukan tidak berhubungan bermakna dengan gangguan keseimbangan. Kesimpulan: Aktivitas fisik, tingkat independensi, usia dan gangguan proprioseptif merupakan faktor risiko untuk gangguan keseimbangan pada lansia.
Background. Disequilibrium is one of the major neurological problems in elderly people, unfortunately there are only few studies about postural balance in elderly , especially in Indonesia. Physical activity, functional disability, age, gender, demensia, visual acuity decline and proprioceptive decline might be related to disequilibrium in elderly and need further explorations.
ABSTRACT
Objective. To determine proportion of disequilibrium dan falls, mean of Berg Balance Scale and risk factors related to disequilibrium in elderly. Methods. This study was a cross sectional study. Three hundreds subjects , 244 women and 56 men, age 60-88 years old, participated in this study. History taking, general neurological examination, proprioceptive and visual acuity examination, MMSE and Berg Balance scale (BBS) was performed on every subject. Criteria for disequilibrium was BBS < 46. All variables was analyzed statistically by bivariate and multivariate analysis. Results. Disequilibrium proportion was 28.7 %. Falls proportion was 10.3 %. Subjects with disequilibrium had OR 2.2 (95% CI: 1.06-4.80) for falls (p'(0.05). Mean value of BBS was 50. Variables which had correlation with disequilibrium on bivariate analysis was physical activity, functional disability, age, demensia, visual acuity decline, and proprioceptive decline. Multivariate analysis showed 4 variables related to disequilibrium: physical activity (OR 2.61; 95% CI: 1.75-3.87), functional disability (OR 13.15; 95% Cl: 3.77-45.82), age (OR 1.86; 95%CI: 1.01-3.45) and proprioceptive decline (OR 3.88; 95% Cl: 1.63-9.21) with p<0.05. Gender was not significantly related to disequilibrium. Conclusion. Physical activity, functional disability, age and proprioceptive decline are the risk factors for disequilibrium in elderly.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T18160
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Rayyan HS
Abstrak :
Dalam kondisi krisis menurunnya pertumbuhan kredit perbankan yang cukup signifikan  berasosiasi  dengan fenomena credit crunch. Kemampuan sistem perbankan menyediakan kredit dalam perekonomian terbatas dibandingkan dengan permintaan kredit. Ketika terjadi pandemic covid-19, pertumbuhan kredit di Indonesia mencapai titik terendah jika dibandingkan dengan periode pre-covid 19. Namun, faktor penyebabnya masih ambigu. Dengan menggunakan model disequilibrium pasar kredit yang diestimasi dengan Maximum Likelihood, Studi ini menguji apakah penurunan kredit selama pandemi Covid-19 merupakan fenomena credit crunch. Hasil studi ini menunjukkan bahwa parameter model probability penurunan kredit selama pandemi Covid-19 merupakan fenomena credit crunch tidak signifikan. Artinya, estimasi dari permintaan kredit lebih kecil dari penawaran kredit (excess supply). Sehingga implikasi terhadap peran kebijakan moneter dengan menurunkan suku bunga menjadi terhambat akibat penurunan aktivitas ekonomi selama pandemi Covid-19. ......Under crisis conditions, the significant decline in bank credit growth is associated with the credit crunch phenomenon. The ability of the banking system to provide credit in the economy is limited compared to the demand for credit. During the Covid-19 pandemic, credit growth in Indonesia reached its lowest point when compared to the pre-Covid-19 period. However, the causative factor is still ambiguous. Using a credit market disequilibrium model estimated with Maximum Likelihood, this study tested whether the decline in credit during the Covid-19 pandemic was a credit crunch phenomenon.  The results of this study show that the parameter of the probability of credit decline during the Covid-19 pandemic is an insignificant credit crunch phenomenon. This means that the estimated demand for credit is less than the excess supply. Thus, the implications for the role of monetary policy by lowering interest rates have been hampered due to the decline in economic activity during the Covid-19 pandemic.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Cindy Uno Bintang Sudibyo
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
S31162
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqro Wahyu Pratama
Abstrak :
Skripsi ini berusaha menjawab pertanyaan bagaimana proses dan dampak pemberian bantuan terhadap permasalahan yang memicu krisis penerima manfaat Layanan Aktif BAZNAS dalam membantu memulihkan keadaan ekuilibrium karena peristiwa krisis penerima manfaatnya. Adapun kerangka berpikir yang digunakan sebagai landasan analisis merujuk pada teori krisis. Di dalam teori krisis tersebut terdapat dua indikator yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian ini yaitu pemulihan ekuilibrium yang dipengaruhi oleh pemenuhan sumber daya yang dibutuhkan. Pada pemulihan ekuilibrium penerima manfaat mengembangkan mekanisme koping baru. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, serta analisis dokumen institusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerima manfaat menjalani proses pemberian bantuan mulai dari mendapatkan pengetahuan mengenai bantuan dari Layanan Aktif BAZNAS, menjalani proses layanan dalam gedung, hingga mendapatkan bantuan yang dibutuhkan. Dampak pemberian bantuan Layanan Aktif BAZNAS dapat memulihkan ekuilibrium secara sementara dan membantu penerima manfaatnya dalam mengembangkan mekanisme koping baru.
This thesis attempts to answer the question of how the process and the impact of providing assistance to the problems that triggered the crisis of Layanan Aktif BAZNAS beneficiaries in helping to restore equilibrium because of the crisis their beneficiaries. The framework used as the basis for analysis refers to the theory of crisis. In the crisis theory, there are two indicators used to answer this research question, namely the restoration of equilibrium which is influenced by the fulfillment of the required resources. On equilibrium restoration beneficiaries develop new coping mechanisms. This study uses a qualitative method with a descriptive approach which is carried out through in-depth interviews, observation, and analysis of institutional documents. The results showed that the beneficiaries went through the process of providing assistance starting from getting knowledge about the assistance from the Layanan Aktif BAZNAS, undergoing the service process in the building, to getting the assistance needed. The impact of providing assistance by Layanan Aktif BAZNAS can temporarily restore equilibrium and assist beneficiaries in developing new coping mechanisms.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library