Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Honesty Indria Nisa
"Dalam penelitian ini, dilakukan oleozon sebagai bahan antiseptik atau antidermatitis dalam bentuk minyak cair. Berdasarkan mekanisme reaksi Criegee, ozon mengikat asam-asam lemak tak jenuh pada minyak nabati yang secara ekslusif terjadi pada ikatan-ikatan rangkap C=C dalam masing-masing struktur gugus asam lemaknya. Pemilihan minyak zaitun, biji anggur, bunga matahari, dan kedelai adalah ditinjau pada kandungan asam-asam lemak yang cukup tinggi namun memiliki kandungan yang berbeda. Pembuatan oleozon ini dilakukan dengan menggunakan ozonator hasil rancangan sendiri yang dapat beroperasi secara kontinyu selama lebih dari 12 jam. Reaksi ozonasi dikondisikan pada kisaran suhu 15-22ºC selama 42 jam secara bertahap dengan laju alir udara sebesar 180 L/jam dengan konsentrasi ozon yang keluar dari ozonator sebesar 60 mg/jam. Selanjutnya dilakukan pengujian efikasi terhadap bakteri menggunakan metode kertas cakram. Sampel minyak akan dikarakterisasi menggunakan metode bilangan iod, bilangan asam, analisis FTIR, dan pH. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keempat minyak nabati memiliki efikasi dalam mendisinfeksi bakteri Stapylococcus aureus. Pada penelitian ini, minyak zaitun dan kedelai memiliki efikasi tertinggi dibandingkan dengan minyak lainnya.

In this study will performed the synthesis of oleozon as a desinfectant or antidermatitis forming by liquid oil. By using ozone, Criegee mechanism for unsaturated fatty acid in vegetable oils will occurs to breaking down of bonds double C=C contained in structure of fatty acid. The selection of olive oil, grape seed, sunflower and soyabean based on the content of fatty acids that are quite highly and has a different fatty acid. For making ozonated oil is carried out by using design ozonator which can operate during 12 hours. The condition of reaction at temperature range of 15-22ºC for 42 hours gradually with constant air flow rate of 180 L/h with ozone concentration of 60 mg/hr. The control will be performed by Staphylococcus aureus bacteria effication by paper dishes method. The sample will be characterized and analyzed to see the change of oil after ozonation by using method of acid number, iodin number, FTIR, and pH. From the research, each sample after ozonation process can deactives Staphylococcus aureus bacteria. Olive oil and soyabean has higher effectively than other oils.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54768
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulham Sasmita
"Air merupakan salah satu kebutuhan penting yang diperlukan oleh setiap manusia terutama pada air bersih. Air bersih yang dapat digunakan harus memenuhi persyaratan standar kesehatan yaitu tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa serta memenuhi baku mutu air bersih yang telah ditetapkan. Universitas Indonesia memiliki 5 danau yang setiap danaunya memiliki potensial untuk dijadikan sumber air bersih. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin memanfaatkan sumber air danau UI sebagai sumber air bersih baru bagi gedung rektorat UI dengan merancang water treatment plant.
Dari hasil uji kualitas air pada danau UI yang akan dijadikan sumber air bersih, terdapat 5 syarat yang tidak terpenuhi yaitu bau, kekeruhan, besi, zat organik sebagai KMnO4, dan total koli. Proses yang digunakan dalam perancangan water treatment plant ini adalah koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan disinfektan. Pada proses koagulasi dan flokulasi kita menentukan dimensi dan kecepatan motor. Sedimentasi dibagi kedalam 4 zona, yaitu zona inlet, zona outlet, zona pengendapan dan zona lumpur. Pada zona inlet kita menentukan ukuran dan jumlah lubang, zona outlet kita menentukan dimensi V-notch dan saluran gutter, zona pengendapan kita menentukan dimensi plat settler, zona lumpur kita menentukan debit lumpur dan dimensi bak lumpur. Pada filtrasi kita menentukan sistem underdrain dan sistem backwash. Pada disinfektan kita menentukan debit kaporit.

Water is one of the essential requirements needed by every human being, especially in clean water. Clean water that can be used must meet the requirements of health standard that is odorless, colorless and tasteless as well as meet the water quality standard that has been set. University of Indonesia owns 5 lakes that have the potential to become a source of clean water. The purpose of this research is to use UI lake water as a new water source for Rektorat UI with the plan of building water treatment plant.
From the test results of water quality in the lake UI that will become the source of clean water, there are five conditions are not met ie odor, turbidity, iron, organic substances as KMnO4, and total coli. The process used in planning water treatment plant is coagulation, flocculation, sedimentation, filtration, and disinfectants. In the process of coagulation and flocculation we determine the dimensions and speed of the motor. Sedimentation is divided into four zones, namely zone inlet, outlet zone, settling zone and sludge zone. In the inlet zone we determine the size and number of holes, in outlet zone we determine the dimensions of V-notch and gutter channels, in settling zone we determine the dimensions of the plate settler, and in sludge zone we define dimension and debit mud. In filtration we define underdrain system and determine backwash system. In disinfectant we define debit chlorine that will be used.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Potivejkul, Siriwat
Terengganu: UMT, 2017
500 JSSM 12:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Francisca Lindawati Soetanto
"ABSTRAK
Dengan semakin bertambahnya kasus Hepatistis B dan AIDS dewasa ini maka penanganan alat dan bahan kedokteran gigi harus lebih teliti karena dapat menjadi media penularan penyakit. Gigi tiruan merupakan media penularan penyakit apabila pembuatannya tidak termonitor dengan bailkdalam hal sterilisasi.
Untuk sterilisasi gigi tiruan, ADA merekomendasikan perendaman gigi tiruan dalam desinfektan selama sepuluh jam. Bahan desinfektan yang direkomendasi oleh ADA adalah alkalin glutaraldehid sedangkan desinfektan yang lazim digunakan rumah sakitrumah sakit di Indonesia adalah chlorhexidine.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh desinfektan terhadap transverse strength basis gigi tiruan resin akrilik. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran nilai sorpsi cairan dan nilai transverse strength resin akrilik yang pengerasannya dengan pemanasan (Heat cured acrylic resin) setelah perendaman dalam air, chlorhexidine serta alkalin glutaraldehid selama 24 jam dan 72 jam
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai sorpsi cairan dipengaruhi oleh lama perendaman dan Jenis larutan perendam tetapi transverse strength tidak dipengaruhi oleh lama serta jenis larutan perendam. Pertambahan jumlah sorpsi cairan tidak mempengaruhi transverse strength bahan. Dapat disimpulkan bahwa perendaman dalam air, chlorhexidine, alkalin glutaraldehid sampai jangka waktu tiga hari tidak mempengaruhi transverse strength resin akrilik yang pengerasannya dengan pemanasan. "
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Supriyanto
"ABSTRAK
Disinfektan adalah agen kimia yang bersifat merusak atau menghambat pertumbuhan organisme mikrobiologi patogenik pada fase vegetatif (bakteri, jamur) atau nonspora (virus). Meningkatnya kejadian kasus Covid-19, menyebabkan penggunaan disinfektan kimia meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak penggunaan disinfektan kimia terhadap kesehatan manusia dan media lingkungan dan juga mengetahui rekomendasi disinfektan kimia untuk penanganan Covid 19. Penelitian ini menggunakan metode literature review dalam memperoleh informasi. Hasil dari penelitian ini didapati bahwa sebagian besar disinfektan kimia bersifat iritan terhadap lapisan mukosa, kulit dan mata manusia. Beberapa disinfektan kimia bersifat korosif seperti alkali dan halogen iodium. Adapun efek terhadap kesehatan manusia didapati bahwa pajanan terhadap disinfektan kimia dapat menyebabkan stres oksidatif, gangguan pada saluran pernapasan, hingga gangguan pada fungsi paru paru. Pada media lingkungan air dan udara, penggunaan disinfektan kimia (senyawa halogen) dapat menyebabkan terbentuknya Disinfection Byproduct (DBP) seperti trihalomethanes (THM) dan haloacetic acids (HAAs). Adapun rekomendasi disinfektan kimia yang dapat digunakan untuk menangani Covid-19 dengan virusnya yaitu SARS CoV 2 adalah QACs (quaternary ammonium compounds), etanol 62 71%, H2O2 0,5%, atau NaClO 0,1%. Diperlukan penelitian ekperimental secara lebih lanjut menggunakan virus SARS CoV 2 untuk mengetahui secara pasti disinfektan kimia mana yang paling efektif untuk menangani Covid 19 dengan ramah lingkungan dan aman untuk kesehatan manusia.

ABSTRACT
Disinfectants are chemical agents that are destructive or inhibit the growth of pathogenic microbiological organisms in the vegetative (bacterial, fungal) or nonsporal (viral) phase. The increasing incidence of Covid 19 cases, causes the use of chemical disinfectants to increase. This study aims to determine the impact of the use of chemical disinfectants on human health and environmental media and also to know the recommendations of chemical disinfectants for handling Covid 19. This study uses the literature review method in obtaining information. The results of this study found that most chemical disinfectants are irritant to the mucosal lining, skin and human eyes. Some chemical disinfectants are corrosive such as alkali and halogen iodium. The effects on human health are found that exposure to chemical disinfectants can cause oxidative stress, disorders of the respiratory tract, to disorders of lung function. In water and air environmental media, the use of chemical disinfectants (halogen compounds) can cause the formation of Disinfection Byproducts (DBP) such as trihalomethanes (THM) and haloacetic acids (HAAs). The chemical disinfectant recommendations that can be used to treat Covid-19 with the virus, namely SARS CoV 2 are QACs (quaternary ammonium compounds), ethanol 62-71%, 0.5% H2O2, or NaClO 0.1%. Further experimental research is needed using the SARS CoV 2 virus to find out exactly which chemical disinfectants are most effective in dealing with Covid 19 in an friendly and safe way for human health."
2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library