Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Samadi
Abstrak :

ABSTRAK
Pesisir merupakan kawasan paling produktif dan relatif pesat perkembangannya, dimana tingkat kebutuhan dan pemakaian air bersih dalam jumlah besar dan kontinyu baik dari pasokan air PAM maupun air tanah penting diperhatikan. Karenanya, apabila dilakukan pengambilan air tanah secara berlebihan, akan menyebabkan muka air tanah turun hingga terjadinya kemungkinan penurunan permukaan tanah serta memberi kesempatan bagi masuknya air permukaan termasuk air laut ke dalam lingkungan air tanah.

Masalah di atas terjadi karena belum tercukupinya pemenuhan kebutuhan publik akan air bersih selain karena beragamnya latar belakang masyarakat khususnya konsumen - air PAM, keinginan serta kemampuan membayar harga air, kebocoran, dan atau pencurian air maupun tindakan skala prioritas perusahaan air dalam melayani konsumen. Sub masalah ini akhirnya berdampak terhadap kesungguhan perusahaan air PAM untuk memperhatikan aspek-aspek kualitas, kuantitas, dan kontinuitas distribusi air bersih kepada penduduk termasuk kelompok rumah tangga (domestik) di DKI Jakarta.

Perhatian terhadap aspek kualitas air tanah terutama kandungan klorida (Chloride atau Cl-) dalam tiap liter air yang dikonsumsi menjadi bagian penting untuk diketahui .seberapa besar nisbah pemakaian air PAM pada lokasi yang sama. Unsur klorida biasanya akan berhubungan dengan rasa atau taste masyarakat pengguna air. Tentunya akan berbeda rasa yang dialami warga masyarakat yang bermukim di wilayah pantai dengan masyarakat yang tinggalnya jauh dari pantai terhadap kandungan klorida dalam air yang dikonsumsinya. Bisa jadi, tingginya kadar klorida dalam air yang dikonsumsi masyarakat yang tinggal di dekat pantai bukanlah masalah. Namun, akan berbeda masalahnya jika ini terjadi pada lingkungan permukiman penduduk yang tinggal jauh dari pantai dan sudah terbiasa dengan konsumsi air yang relatif tawar dan segar.

Berdasarkan permasalahan yang dijumpai di lokasi penelitian,perumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) aspek aspek kuantitas, kualitas, dan kontinuitas distribusi aliran air PAM tidak sebanding dengan tingkat permintaannya, dan (2) mutu pelayanan air PAM masih jauh dari harapan pelanggan. Hipotesis kerja dalam penelitian ini adalah (1) aspek-aspek kuantitas, kualitas, dan kontinuitas distribusi aliran air PAM masih rendah, dan (2) mutu pelayanan air PAM masih rendah.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) kuantitas,kualitas, dan kontinuitas distribusi aliran air PAM, dan (2)persepsi dan harapan penduduk pelanggan air PAM terhadap mutu pelayanan perusahaan.

Dengan melakukan pendekatan survei dan pengambilan data secara purpossive sampling, proses analisis data menggunakan analisis Korelasi Matriks terhadap sampel terpilih yang seluruhnya adalah rumah tangga pelanggan air PAM (konsumen domestik) serta masih memiliki dan menggunakan air tanah di rumah tangganya; penelitian ini menyimpulkan (1) sebagian besar responden rumah tangga (domestik) cukup puas terhadap jumlah meter kubik air yang diperoleh disamping terdapat hubungan yang relatif lemah negatif antara kandungan klorida dalam air tanah dengan tingkat pemakaian air PAM, serta adanya keyakinan responden terhadap jaminan ketersediaan dan - keberlangsungan distribusi aliran air PAM, dan (2) tingkat pelayanan air bersih dari perusahaan air PAM masih rendah.
2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joyce Kosasih
Abstrak :
ABSTRACT
With the contract of affermage in 1966, Generale des Eaux?Loire Poitou has been chosen as the délégataire of the town ?Mayenne? with the nature of the service on branching, water meter, distribution, and client service. She must control technical order while taking care the management of the client service, to commit daily on the working of facilities, and with the Mazeaud law (08-02-1995), she has an obligation to provide annually to the town hail, a summary of activities have been done, like sorne modification of the network, and so on, which integrates as a part of financial report.

The interest of a mathematical model of network of drinking water distribution has a goal for knowing the conditions of the existing or extension network and to select the best solution that gives the optimalisation of the investment programs to satisfy and to complete the needs in drinking water in the future years. Generale des Eaux has to propose this solution as a technical and financial propo?itiOfl. and then submit it to the town hail. The price that is proposed must be the most interesting with the best technical aspect.

From a technical viewpoint this project gives a chance to Generale des Eaux to prove her technical capacity. The performance and professionalism are important because the town hail only thinks on the result of the technical rnanagement the services and the daily working engagement by Generale des Eaux in the field. This is going to give a confidence of the continuity of the contract by the town hall.

From the commercial view, an engagement with the community can accelerate the other communities to delegate their services of water and wastewater management to Generale des Eaux The confidence of the customers gives the important contribution to develop her business in this segment in the future years. In the industry, she proposes to the big-medium enterprises, a complete range of benefits, such as: an intervention of emergency, a diagnosis of the suits and hydraulic networks, a global management of facilities, accompaniment of certification steps, etc. These services can interest enterprises that need professional expert for the management of water and wastewater purification.
2002
T3830
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahril
Abstrak :
Perencanaan Sistem Distribusi Air Bersih (SDAB) merupakan perhitungan yang rumit bila dilakukan secara manual (tanpa bantuan program). Dasar perhitungan dengan rnenggunakan program komputer ini didasarkan atas metoda Hardy Cross. Dalam perencanaan serta perhitungan headless akilpat adanya sarnbungan-sambungan pada pipa, pembahan arah aliran, perubahan besar diameter pipa (minor losses), dapat diabaikan terutama untuk pipa dengan diameter yang cukup besar dan panjang Jadi headloss yang diperhitunglcan disini adalah akibat geseran sepanjang pipa (major losses). Penentuan jenis material pipa merupakan salah satu hal yang cukup penting dalam perencanaan SDAB terutama menyangkut masalah biaya konstruksi. Selain itu juga dilakukan perhitungan untuk kapasitas reservoar yang dalam perencanaan ini menggunakan reservoar atas Pompa juga mempakan komponen yang penting daiam perpipaan, dimana untuk menghitung kapasitas pompa perlu diketahui sifat-sifat pompa, bila pompa tersebut digunakan baik secara paralel maupun sexi. Salah satu masalah yang culcup sulit dalam perencanaan SDAB ini adalah master plan yang dapat berubah setiap waktu sehingga setiap hasil perhitungan yang didapat harus dianalisa kembali apakah perhitungan itu masih memenuhi kxiteria yang diinginkan untuk beberapa tahun mendatang.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S34248
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Ferinna
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang kelayakan finansial dengan menggunakan parameter benefit over cost ratio (BCR) dan incremental rate of return (IRR) dari berbagai solusi untuk memperbaharui sistem penyediaan air baku di Depok, Jawa Barat. Solusi yang diajukan dilatarbelakangi oleh banyaknya eksploitasi air tanah berupa pengunaan sumur dangkal dan tidak adanya jaringan perpipaan suplai air baku di Kota Depok. Solusi tersebut terdiri dari dua desain utama, yakni: sistem distribusi terpusat secara regional melalui konstruksi sumur dalam dan sistem distribusi terpusat secara keseluruhan melalui instalasi jaringan perpipaan. Kedua desain tersebut diskenariokan menjadi empat opsi implementasi, yaitu: 1) konstruksi sumur dalam 2) instalasi jaringan pipa 3) proses bertahap dalam bentuk instalasi jaringan pipa setelah operasi sumur dalam mencapai periode pengembalian atau payback period dan 4) proses bertahap dalam bentuk instalasi jaringan pipa setelah operasi sumur dalam mencapai titik impas atau breakeven point. Hasil analisis finansial menunjukkan bahwa opsi-1 lebih menguntungkan dari segi perbandingan keuntungan biaya dengan nilai BCR = 1.53 sedangkan opsi-4 lebih menguntungkan dari segi laju pengembalian investasi dengan nilai IRR = 33.42%. Akan tetapi pengambilan keputusan tidak dapat secara langsung ditentukan karena akan bergantung pada jenis kontrak dan harus dievaluasi dari berbagai aspek lain, seperti: aspek lingkungan, ekonomi dan hukum. ......The objective of this study is to measure the feasibility level of various proposed solutions to the current practice of water distribution system in Depok, West Java. The feasibility study is carried out through financial analysis in terms of benefit over cost ratio (BCR) and incremental rate of return (IRR). All proposed solutions are aimed to eliminate shallow-individual well utilization in Depok which has caused negative impacts regarding the geohydrological, environmental, groundwater sustainability, health and economy aspects. They consist of four options which are; 1) regionally centralized system that relies on deep well, 2) fully centralized system which relies on piping network, 3) staging progress in which deep wells are to be constructed and operated first until payback period has been reached and 4) staging progress in which deep wells are to be constructed and operated first until the accumulated benefit equals to the initial cost of piping network. The result of the financial analysis shows that option-1 is more desirable in term of the benefit over cost ratio with BCR = 1.53 and option-4 is more desirable in term of the incremental rate of return with IRR = 33.42%. The decision, however, cannot be made since it depends on the contract type of the project and should be evaluated further from other point of views.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46688
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretha Jayanti Jati Rini
Abstrak :
Rumusan masalah yang dipaparkan dalam penelitian ini adalah masih kurangnya efisiensi pemakaian air irigasi, sehingga memerlukan peningkatan peran P3A daJam pengelolaan irigasi di daerah irigasi Telagasari. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi peran P3A, menganalisis distribusi air irigasi yang terkait kinetja PlA, menganalisis tingkat peran P3A terhadap kondisi jarlngan irigasi, dan mengidentifikasi upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan peran P3A. Pendekatan penelitian ini menggunakan kuasi kualitatif. Penelitian dilakukan di daereh irigasi Telagasari, tepatnya di Keeamatan Telagasari. Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) yang bermukim di Keeamatan Telagasari yang terpilih sebagai sampel penelitian. Penetapan jumlah sampel menggunakan metode purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang dikumpulkan di wilayuh Keearnatan Telagasari, Kabepaten Karawang terlihat buhwa pemakaian air irigasi di petak tersier menunjukkan efisiensi yang masih rendah, sekitar 60 %, sehingga memberlkan ruang untuk dilakukannya upaya-upnya peningkatan efisiensi.Di sisi lain, basil analisis mengenal peran P3A menunjukkas adanya tingkat peran renduh. Hal ini terlihat dati basil analisis pada 47 P3A sebegal berikut: P3A dengan tingkat peran renduh 72,34% sebanyak 34, P3A dengan tingkat peran sedang 23,4% sebenyak II, dan P3A dengan tingkat peran tinggi 4,26% sebanyak 2. Berdasarkan hasil analisis, maka dapat disimpulkan buhwa tingkat peran P3A.
The discussed issues in this research is the lack of efficiency in irrigation water use, which urge the upgrade of P3A role di Telagasari irrigation area. The special goals of this research is to identify the factors affecting P3A role, analyzing the P3A role on irrigation network conditions, and identifying the possible effort to upgrade P3A role. The research is approached by a quasi qualitative analysis. The research is conducted in Telaga.sari irrigation area, located in Telagasari sub district. The respondent were the water user former community who lives in Telagasari sub district, which is selected as research sample. Sample quanlity is defined by purposive sampling method base on inclussion criteria. Based on the observation and data analysis accumulated from Kecamatan Telagasari., Kabupaten Karawang, it shows the low efficiency of the irrigation water use in tertiary blocks around 60 %. and hence the effort to increase the efficiency are still possible. In the other hand. The analysis shows a dominant trend of inferior role of P3A. This appearance is defined from the analysis of 47 ofP3A, where 72.34% ofP3A has an iliferior rok, 23.40% ofP3A has a medium role, and only 4.26 % of P3A has a superior role. Considering this analysis, it is concluded that P3A role in Kecamatan Telagasari is in ir!foriiJr level. For this reason, the training for P3A is required as an effort to upgrade the role of P3A?
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T33676
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bahari Antono
Abstrak :
ABSTRAK
Untuk memenuhi kebutuhannya akan air bersih, kampus Universitas Indonesia Depok selama ini memanfaatkan suplai air bersih dari PDAM Depok. Sistem pendistribusiarmya yaitu suplai air dari PDAM Depok ditampung di reservoir bawah, kernudian dipompakan ke reservoir atas (menara air) setelah itu air didistribusikan ke tiap daerah pelayanan dalam lingkungan kampus UI-Depok.

Dalam penulisan skripsi ini penulis membuat suatu Studi perencanaan Sistem Distribusi Air Bersih yang merupakan tahap akhir dari perencanaan penyediaan air bersih sebagaj alternatif penyediaan air bersih dalam lingkungan kampus UI- Depok dengan memanfaatkan Sumber air baku dari danau/Situ UI.

Studi perencanaan ini hanya dibatasi pada perencanaan jaringan distribusi induk. Dalam merencanakan jaringan distribusi induk air bersih, langkah pertama yang dilakukan adalah mengevaluasi jaringan pipa induk yang ada. Setelah dilakukan evaluasi ternyata beberapa pipa mempunyai kecepatan aliran air di bawah kriteria perencanaan, untuk itu ada dua altematif yang bisa dilakukan yaitu pertama pengurangan diameter pipa sampai didapatkan kecepatan aliran air sesuai kriteria pereneanaan, dalam arti pipa-pipa tersebut diganti dengan pipa-pipa baru. Alternatif kedua tidak dilakukan pengurangan diameter pipa, tetapi dengan mengatur lebar bukaan valve pada pipa-pipa yang mempunyai kecepatan aliran rendah. Untuk kedua alternatif tersebut, sisa tekan yang dihasilkan sangat mencukupi, berada di atas sisa tekan perencanaan yaitu sisa tekan pada titik terjauh minimal 15 mka.

Dari dua altematif tersebut dapat disimpulkan bahwa altematif kedua lebih baik dengan pertimbangan biaya dan peningkatan jumlah populasi di masa yang akan datang. Reservoir atas (menara air) dengan ketinggian 37,5 meter dari muka tanah dan berkapasitas sebesar 300 m3 masih dapat digunakan. Pompa air dengan head total 50 meter dan kapasitas pemompaan sebesar 20 liter/detik masih layak untuk tems dioperasikan.
1996
S34247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Mayasti Nurrahmani
Abstrak :
ABSTRAK
Air minum mempunyai potensi tercemar dipengaruhi oleh kondisi alat distribusi dan wadah penyimpanannya. Kualitas air minum yang digunakan berhubungan dengan kesehatan manusia. Waterborne disease merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui air dari organisme lain dan dapat menyebabkan mual, muntah, demam, dan diare (Washtenaw Country Departement of Public Health, 2012). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kualitas mikrobiologi air bersih pada hidran umum, jeriken distribusi, dan wadah di rumah warga di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara serta mengetahui hubungan antara warga yang terserang penyakit diare dengan kualitas air yang digunakan. Sampel air yang ambil diuji kualitas mikrobiologisnya (fecal coliform) dengan metode Multiple Tube Fermentation (MTF). Hasil pengujian dibandingkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 yaitu sebesar 0 MPN/100mL untuk fecal coliform. Hasilnya, terdapat satu sampel air di hidran umum, satu sampel air pada jeriken distribusi, 60% sampel air di rumah warga di Kelurahan Penjaringan, dan 41.67% sampel air di rumah warga di Kelurahan Kamal Muara yang mempunyai nilai fecal coliform melebihi baku mutu. Korelasi antara persentase warga yang terkena diare dengan persentase sampel air di rumah warga yang melebihi baku mutu adalah negatif (r = -1). Oleh karena itu, perlu dilakukan pengaturan pewadahan air dan penambahan klorin untuk mengurangi pencemaran.
ABSTRACT
Water has potential contamination affected by the conditions of distribution tools and water storage containers. The quality of drinking water relate to human health. Waterborne disease is a disease that can be spread by water from other organisms and may cause nausea, vomiting, fever, and diarrhea (Washtenaw Country Departement of Public Health, 2012). The purpose of this study was to determine the microbiological quality of water in public hydrants, distributed by jerrycans, and containers at homes in Penjaringan, North Jakarta also determine the relationship between citizen diarrheal disease with the quality of the water. The method for testing fecal coliform of the samples is by Multiple Tube Fermentation (MTF). The test results compared with the Regulation of Minister Health of Republic Indonesia No. 492/Menkes/PER/IV/2010 in the amount of 0 MPN/100mL of fecal coliform. The test results showed that there is one water sample in public hydrant, one water sample in jerrycan, 60% water sample at houses in Penjaringan and 41.67% water sample at houses in Kamal Muara that has a value of fecal coliform exceeded the water quality standard. Correlation between the percentage of people that has diarrhea with percentage of water samples at homes exceeded quality standard is negative (r = -1). That?s why, it?s needed to manage the water container and add chlorine to reduce the contamination.
2016
S64272
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Ardhy Maulana
Abstrak :
ABSTRAK
Kebocoran pada jaringan pipa distribusi merupakan penyebab utama terjadinya gangguan pelayanan yang dikeluhkan oleh pelanggan PDAM Tirta Patriot, Kota Bekasi, namun, identifikasi masalah desain pada jaringan distribusi merupakan hal mendasar yang harus diketahui, agar penanganan gangguan dapat terjadi secara menyeluruh. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa jaringan distribusi air minum eksisting PDAM Tirta Patriot guna mengetahui ada atau tidaknya masalah desain yang menyebabkan gangguan pada pelayanan air minum serta memberikan rekomendasi bentuk modifikasi yang tepat untuk mengatasi masalah desain jika ada pada jaringan distribusi air minum eksisting PDAM Tirta Patriot. Bahan analisa adalah hasil simulasi pemodelan jaringan distribusi eksisting menggunakan program EPANET 2.0. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, masalah desain yang ditemukan pada jaringan distribusi PDAM Tirta Patriot adalah adanya titik sambung atau titik distribusi bertekanan di atas standar maksimum tekanan yang diiizinkan untuk pipa PVC pada jaringan distribusi air minum, yakni 8 atm atau 82,66 meter kolom air, serta terdapat pipa-pipa pada jaringan distribusi dengan kecepatan aliran air di bawah batas kecepatan minimum yang diizinkan, yakni 0,3 m/s. Titik sambung bertekanan melebihi standar tekanan yang diiizinkan berjumlah 131 titik dari 132 titik sambung yang disimulasikan, dengan nilai rata-rata tekanan sebesar 86,24 meter. Pipa dengan kecepatan aliran air di bawah kecepatan standar yang sebanyak 54 pipa dari 136 pipa yang disimulasikan, dengan rentang kecepatan aliran air dalam pipa pipa sebesar 0,07 m/s ? 0,29 m/s. Bentuk modifikasi yang dapat dilakukan pada jaringan eksisting untuk mengatasi masalah desain yang ada antara lain pemasangan pressure reducing valveuntuk menurunkan tekanan pada jaringan distribusi air minum, serta pemasangan gate valve dan penggantian pipa bermasalah pipa berdiameter lebih kecil untuk meningkatkan kecepatan aliran air dalam pipa yang bermasalah.
ABSTRACT
Leakage in drinking water distribution network is identified as a major cause of service interference which has been complained by the customers of PDAM Tirta Patriot, Bekasi. However, the design issues in the distribution network is fundamental to be identified, so that the holistic countermeasures can be generated to solve the interference. The purpose of this study is to analyze the existing drinking water distribution network of PDAM Tirta Patriot in order to identify the presence of design issue that may cause interference in water service as well as provide recommendations of appropriate modifications to address a design issue if it is found on existing drinking water distribution network of PDAM Tirta Patriot. Object of analysis is the simulation result of the existing distribution network model using the program EPANET 2.0. Based on research that has been done, the design issues found in the distribution network of PDAM Tirta Patriot are the junctions with the pressure above the maximum allowable limit of 8 atm or 82.66 meter water column , and there are pipes in the distribution network with the velocity below the minimum allowable limit of 0.3 m / s. The number of junctions with the pressure exceed the pressure limit is 131 from 132 simulated junctions, with the average value of pressure of 86.24 meters. The number of pipes with velocity below the standard is 54 from 136 simulated pipes, with velocities range from 0.07 m / s to 0.29 m / s. The modifications that can be performed on existing networks to address the design issues include the installation of a pressure reducing valve to lower the pressure in the water distribution network, and the installation of gate valve and replacing the problematic pipes with the pipes with smaller diameter to increase the velocity.
2016
S65866
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fildzah Dhira Lestari
Abstrak :
ABSTRAK
Kebocoran jaringan pipa distribusi air bersih dapat menimbulkan risiko keselamatan air bersih berupa kontaminasi air dan penyebaran penyakit melalui air. Sehingga dalam mendukung, mengevaluasi, dan meningkatkan manajemen keselamatan air pada jaringan pipa distribusi, digunakan metode pendekatan kuantitatif salah satunyaQuantitative Microbial Risk Assessment (QMRA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air bersih terutama parameter E. coli di jaringan pipa distribusi, menganalisis penilaian risiko keterpajanan E. coli O157:H7, mengidentifikasi risiko penilaian efek kesehatan dan menganalisis karakter risiko bakteri tersebut. Metode penelitian menggunakan metode QMRA, yaitu identifikasi bahaya, penilaian paparan, penilaian efek kesehatan dengan model Beta-Poisson, dan karakterisasi risiko. Tahap identifikasi bahaya menetapkan paparan E. coli O157:H7 berasal dari air PDAM, dimana jalur paparannya adalah unboiled water, dengan rute paparan melalui proses menelan akibat aktivitas pemakaian air PDAM sehari-hari. Terdapat dua tipe penggunaan air, yaitu penggunaan air secara langsung dari jaringan pipa distribusi dan air dialirkan menuju tangki air. Identifikasi bahaya dilakukan dengan pemeriksaan kualitas air pada jaringan pipa distibusi, bahwa hasil menunjukkan kualitas air telah memenuhi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492 Tahun 2010 untuk parameter fisik dan kimia. Namun untuk parameter biologis, konsentrasi E. colimaksimum ditemukan 49 MPN100 mL pada 1 responden (20) yang menggunakan tangki air. Penilaian paparan untuk menentukan dosis paparan akibat E. coli O157:H7 mendapatkan besarnya rata-rata kurang dari 0,01090,0026 organismeL dan 0,01440,0041 organismeL saat pemakaian air minimum dan maksimum. Dosis paparan meningkat pada responden yang menggunakan tangki air sebesar 946 dan 860 saat penggunaan air minimum dan maksimum. Tahap penilaian efek kesehatan menggunakan model Beta-Poisson dengan dan adalah 0,0571 dan 2,2183 mendapatkan bahwa rata-rata probabilitas infeksi harian pada jaringan pipa distribusi PDAM adalah kurang dari adalah 2,800x10-46,723x10-5 dan 3,698x10-41,046x10-4saat pemakaian air minimum dan maksimum. Bagi responden yang menggunakan tangki air, probabilitas infeksi harian meningkat sebesar 876 dan 785 saat penggunaan air minimum dan maksimum. Sehingga, pada tahap karakterisasi risiko, probabilitas infeksi tahunan adalah kurang dari 9,598x10-22,205x10-2 dan 1,236x10-13,127x10-2 saat pemakaian air minimum dan maksimum. Bagi responden pengguna tangki air, probabilitas infeksi tahunan meningkat sebesar 271 dan 204 saat penggunaan air minimum dan maksimum. Karena itu, evaluasi parameter fisik, kimia dan biologi perlu dilakukan berdasarkan waktu dan wilayah untuk meningkatkan performansi IPAB dan keselamatan konsumen.
ABSTRACT
Pipe leakage of clean water distribution network can cause clean water safety risks in the form of water contamination and waterborne disease. So that, in supporting, evaluating, and improving water safety management in distribution pipe network, a quantitative approach is used, which is Quantitative Microbial Risk Assessment (QMRA). This study aims to study the quality of clean water, especially E. coli in distribution pipe network; analyzing the exposure assessment of E. coli O157:H7, identification the risk of health effects assessment and analyzing the risk character. The research method uses QMRA method, namely hazard identification, exposure assessment, health effects assessment with Beta-Poisson model, and risk characterization. Hazard identification determines exposure of E. coli O157:H7 come from PDAM water, which the exposure path is unboiled water, with route of exposure through ingestion due to daily PDAM water usage activities. There are two types of water usage, its water usage directly from water distribution pipe and through water tank. Examining water quality carries out hazard identification, which water quality on the PDAM distribution pipe network has fulfilled the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia No. 492 in 2010 for physic and chemical parameter. However, in biologic parameter, the maximum E. coli concentration was found to be 49 MPN100 mL in 1 respondent (20), who used water tank. Exposure assessment determines the exposure dose of E. coli O157:H7 on clean water distribution pipe network with the averages of doses are less than 0,01090,0026 organismsL and less than 0,01440,0041 organismsL at minimum and maximum of water usage, respectively. The exposure dose increase when the respondent use water tank, its 946 and 860 at minimum and maximum water usage. Health effects assessment usingBeta-Poisson model with and are 0,0571 and 2,2183, respectively. The averages of daily probability of infection on clean water distribution pipe network in PDAM are less than 2,800x10-46,723x10-5 and less than 3,698x10-41,046x10-4 at minimum and maximum of water usage, respectively. Respondent, who use water tank, have increased the daily probability of infection to 876 and 785 at minimum and maximum water usage. So that, in risk characterization, the annual probability of infection are less than 9,598x10-22,205x10-2 and 1,236x10-13,127x10-2 at minimum and maximum of water usage, respectively. For respondent who use water tank, it has increased to 271 and 204 at minimum and maximum of water usage, respectively. Therefore, evaluation in physic, chemical, and biology parameters needs to be done based on time and region to improve WTP performance and consumer safety.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marlita Elisa
Abstrak :
Akumulasi minyak dan lemak yang mengeras diikuti oleh proses agregasi fisik dan reaksi kimia membentuk limbah yang disebut fatberg. Penggunaan fatberg memberikan peluang dalam penelitian untuk menemukan pengolahan terbarukan. Kurangnya penelitian terkait potensi energi fatberg telah mendorong eksperimen, terutama dengan perbedaan karakteristik fisik dan kimia fatberg dari studi di berbagai negara. Potensi energi bahan dengan kandungan organik tinggi memiliki potensi untuk menjadi substrat dalam proses Anaerobic Digestion (AD). Studi ini bertujuan untuk menganalisis volume biogas melalui nilai Biochemical Methane Potential (BMP) dari fatberg dalam jaringan distribusi air limbah domestik di daerah Setiabudi, Jakarta Selatan. Parameter yang diuji adalah pH, COD, TKN, VS, TS, suhu kering dan basah, tekanan dan uap air, kelembaban, konsentrasi, dan volume gas metana. Pengujian dilakukan menggunakan standar DIN selama 21 hari atau sampai akumulasi gas metana <1%/hari. Dalam penelitian ini, produksi biogas yang dihasilkan oleh variasi F2, F3, I1, I3, K2, K3 adalah 28,89; 22,42; 54,98; 89,62; 9,68; 195,39 ml CH4/g VS dan komposisi biogas yang ditentukan melalui pembacaan Gas Chromatography pada sampel Fatberg F2 terdiri dari 21,57% CH4 dan 78,43%CO2 sementara F3 terdiri dari 74,24%CH4 dan 25,76% CO2. Melalui nilai tersebut diperkirakan terdapat potensi energi dengan adanya komposisi gas metana melalui proses AD pada fatberg. Namun, jika dibandingkan dengan substrat lumpur aktif, limbah makanan, atau limbah hayati, signifikansi volume biogas dan konsentrasi metana belum dimaksimalkan. Untuk alasan ini, penelitian lebih lanjut diperlukan mengenai prapengolahan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan biogas dari fatberg. ......The accumulation of hardened oils and fats followed by physical aggregation processes and chemical reactions forms waste called Fatberg. The use of Fatberg provides an opportunity in research to find renewable processing. The lack of research related to the energy potential of Fatberg has prompted experiments, especially with differences in the physical and chemical characteristics of Fatberg from studies in various countries. The energy potential of materials with high organic content has the potential to become a substrate in the Anaerobic Digestion (AD) process. This study aims to analyze the volume of biogas through the Biochemical Methane Potential (BMP) value of Fatberg in the domestic wastewater distribution network in the Setiabudi area, South Jakarta. The parameters tested were pH, COD, TKN, VS, TS, dry and wet temperature, pressure and water vapor, humidity, concentration, and volume of methane gas. Tests were carried out using DIN standards for 21 days or until the accumulation of methane gas < 1 %/day. In this study, the production of biogas produced by variants F2, F3, I1, I3, K2, K3 adalah 28,89; 22,42; 54,98; 89,62; 9,68; 195,39 ml CH4/g VS and biogas composition that was determined through Gas Chromatography readings from fatberg sample F2 consists of 21,57% CH4 and 78,43%CO2 while F3 consists of 74,24%CH4 and 25,76% CO2, which have the potential for the presence of methane gas in fatberg through anaerobic digestion. However, when compared with activated sludge substrates, food waste or biowaste, the significance of biogas volume and methane concentrations has not been maximized. For this reason, further research is needed regarding pre-treatment and factors that influence the formation of biogas from fatberg.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>