Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arbono Lasmahadi
Abstrak :
Globalisasi yang terjadi belakangan ini telah memberikan dampak yang cukup penting bagi kelangsungan hidup organisasi. Globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang begitu cepat di dalam bisnis yang menuntut organisasi lebih mampu beradaptasi, mempunyai ketahanan, mampu melakukan perubahan arah dengan cepat dan memusatkan perhatiannya pada pelanggan. Kondisi perubahan seperti tersebut juga dialami oleh PT Surfactant Salient Klor (SKK) Indonesia. Untuk menghadapi ancaman, salah satu langkah yang dilakukan PT SKK adalah dengan melakukan downsizing yaitu melalui penutupan satu unit produksi bahan pewarna kain yang dianggap tidak kompetitif lagi. Penelitian ini bertujuan melakukan analisis tentang cara penyelesaian konflik yang muncul dalam program downsizing di PT SKK Indonesia dan langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh pihak manajemen dalam menjalankan program downsizing.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Firdayani
Abstrak :
Teori downsizing digunakan oleh hunian rumah tangga pensiunan karena kebutuhan sebuah rumah pensiunan akan selalu berubah dan berkembang seiring dengan perubahan kondisi fisik, kesehatan dan finansial seseorang. Saat pensiunan kondisi fisik, kesehatan dan fungsional tubuh akan mengalami penurunan. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap penurunan kebutuhan ruang, jumlah kebutuhan ruang maupun penurunan jarak antar ruang karena mobilisasi pensiunan yang semakin menurun yang disebut sebagai downsizing. Melihat pandangannya pada rumah tangga pensiunan di Indonesia rata-rata telah menerapkan downsizing namun belum terencana. Sehingga, timbullah suatu pertanyaan apakah downsizing dapat menjadi solusi sebagai pemenuhan kebutuhan hunian rumah tangga saat pensiunan. Isu ini dianalisis dengan membahas makna dan esensi dari downsizing pada rumah tangga pensiunan. Pada akhirnya, downsizing pada rumah tangga pensiunan di Indonesia memiliki karakternya sendiri yang berbeda dari penerapannya pada negara lain. ......Retired households use downsizing theory because the needs of a retirement home will constantly change and evolve along with changes in a person's physical, health, and financial condition. When we get retired, the physical condition, health, and function of the body will decline. This condition affects the decrease in space requirements, the amount of space required, and the distance between areas due to decreased retirees' mobilization, known as downsizing. Responding to this phenomenon on retired households in Indonesia, they have implemented downsizing but have not planned on average. So the question arises whether downsizing can be a solution to fulfill household housing needs when get retired. In the end, downsizing in retired households in Indonesia has a character that is different from its application in other countries.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Margaretha Kurnia Putri
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk melihat efektivitas upaya komunikasi yang dilakukan oleh Perusahaan dalam mempertahankan komitmen organisasi survivor untuk membantu Perusahaan dalam mencapai target baru pasca downsizing. Pengumpulan data dilakukan pada November 2015 dengan menyebarkan kuesioner kepada karyawan divisi Collection di salah satu perusahaan pembiayaan barang konsumsi ternama di Indonesia, yang mengalami downsizing sejak Desember 2014. Alat ukur pada penelitian ini menggunakan Communication Satisfaction Questionnaire dan Organizational Commitment Survey. Hasilnya, tiga dimensi Kepuasan Komunikasi berpengaruh secara positif terhadap Affective OC dan dua dimensi dari Kepuasan komunikasi yang berpengaruh secara positif terhadap Normative OC.
ABSTRACT This research was conducted to determine the effectiveness of communication efforts undertaken by the Company in maintaining survivor?s organizational commitment, to help the Company in achieving new target after downsizing has taken place. Data were collected in November 2015, by distributing the questionnaire to Collection Division employees at one of the well-known consumer goods financing company at Indonesia, which has been downsize since December 2014. This research used Communication Satisfaction Questionnaire and Organizational Commitment Survey. The result showed that three Communication Satisfaction?s dimensions had positive effect on Affective OC and two dimensions of Communication Satisafaction had positive effect on Normative OC.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karake-Shalhoub, Zeinab A
Westport, Connecticut: Quorum Books, 1999
658.408 KAR o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Permana Soehardja
Abstrak :
Dalam memasuki era tahun 2000, penggunaan Teknologi lnformasi telah dihadapkan kepada suatu permasalahan yang cukup serius yaitu Masalah Komputer Tahun 2000 (MKT 2000) atau lebih dikenal dengan Millenium Bug, dimana adanya ketidakmampuan Teknologi Informasi baik dari sisi perangkat keras maupun perangkat lunak. Masalah tersebut berdampak kepada semua sektor industri yang ada termasuk industri percetakan, dimana Perum Peruri ada didalamnya. Oleh sebab itu, masalah tersebut harus diwaspadai karena dapat berdampak terhadap operasional maupun kualitas dari informasi yang dihasilkan. Untuk itu perlu adanya evaluasi terhadap kedua sisi perangkat tersebut. Evaluasi yang dilakukan akan diikuti dengan investasi yang memang diperlukan. Salah satu investasi yang dilakukan dapat berupa investasi proyek Downsizing Teknologi Informasi. Downsizing yang dimaksud adalah penggantian teknologi Mini Computer yang telah dimiliki dengan teknologi baru yang berukuran lebih kecil, namun memiliki kemampuan yang lebih baik yaitu teknologi ClientServer. Dengan adanya investasi proyek downsizing, perlu diadakan evaluasi yang dapat menggambarkan manfaat-manfaat yang didapat, baik yang berupa manfaat tangible maupun manfaat intangible serta nilai Return On Investment (ROI) dari investasi tersebut. Tesis ini memfokuskan pada penerapan metodologi Information Economics untuk mengukur nilai ekonomis proyek downsizing. Pada pendekatan keuangan (financial approach) dilakukan dengan mengkuantifikasi manfaat intangible seperti penghematan biaya yang timbul dari terciptanya komunikasi yang efisien dan peningkatan produktivitas para pengguna komputer. Pada pendekatan non keuangan (non financial approach) dilakukan evaluasi seperti keselarasan antara Bussines Objective Perusahaan dan Perencanaan Sistem Informasi Perum Peruri dengan proyek downsizing tersebut. ...... Entering the year of 2000, the use of Information Technology will be faced by a problem of the uncompliance of Information Technology in hardware and software, called as Millenium Bug. This problem has influenced all industries including Printing Industry, which Perum Peruri exists. Therefore, this problem must be anticipated, because it can influence the operational and quality of information that will be produced. For that reason there will be an evaluation in hardware and software. The evaluation will be followed by needed investments. One of these investments is The Downsizing of Technology Information, which replaces the existing (old) Mini Computer Technology with the new smaller Client-Server Technology. With this downsizing there must be an evaluation to describe the benefits, which are Intangible or Tangible Benefits and also Return On Investment (ROI) from that investment. This thesis focuses on the implementation of Information Economics Methodology to measure economics value of The Downsizing Project. In financial approach, quantification of intangible benefits produces among other, reducing of paper expenses on Value Linking with creating an efficient communication and increasing the user productivity on Value Acceleration with using the new ClientServer Technology. In financial approach, evaluation of aligning between Business Objective and Strategic Information System Planning of Perum Peruri with The Downsizing Project.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2000
T40350
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinurat, Elsa Meilola
Abstrak :
Perkembangan global di bidang ekonomi, politik, dan teknologi, menimbulkan ketidakstabilan yang berdampak pada hidup mati organisasi, sehingga organisasi dituntut untuk beradaptasi secara strategis agar mampu bertahan. Salah satu bentuk adaptasi yang strategis adalah melalui teknik downsizing, sebagaimana dilakukan PT. Sucofindo, Persero, perusahaan kelas dunia di bidang inspeksi, supervisi, pengujian dan pengkajian pertama di Indonesia yang merupakan gabungan Pemerintah Indonesia dan perusahaan Swiss (SGS SA). Downsizing pada PT. Sucofindo, Persero terpaksa dilakukan sejak bulan Maret 2002 dengan mengurangi 4318 orang karyawannya menjadi 2700 orang yang dibagi ke dalam 10 SBU beserta sistem support karena kebijakan pemerintah yang merubah sistem monopoli ke sistem pasar yang sangat kompetitif. SBU Industrial & Consumer Product (INCO) sebagai salah satu SBU harus bekerja secara kompetitif, memiliki 395 karyawan dan melakukan inspeksi pada kelompok industri produk consumer product, food product, dan pre-shipment. Paska downsizing, permasalahan baru timbul, selain kondisi keuangan organisasi yang kurang memadai, juga persoalan SDM yang dianggap kurang produktif, kurang kreatif, dan kurang termotivasi mengejar sasaran bisnis. Sistem lama yang diwarnai dengan adanya budaya 'santai' dengan penialan kinerja yang kurang konsisten dan tidak berdasarkan pada merit system masih terlihat. Kondisi ini tentunya menimbulkan stress tersendiri pada karyawan di berbagai level, dari level tertinggi hingga level terendah. Karyawan mengalami "survivor syndrome" berupa "shock', kebencian terhadap manajemen, perhatian pada rekan kerja yang mengalami PHK, merasa bersalah karena tidak di PHK, komunikasi yang terputus (Alexandris, 1996), peningkatan stress, kurang produktif, kurang loyal (Redman & Keithley, 1998), rendahnya moral, penurunan partisipasi psikologis dan keterlibatan dalam mencapai tujuan organisasi, kepahitan, kemarahan, dan frustrasi, serta emosi negatif lainnya (Cascio, 1993; Mckinley et al., 1995; Noer 1993, dalam Sahdev, Vinicombe, & Tyson, 1999). Hal ini oleh Noer (1993) dalam Sahdev, Vinicombe, & Tyson, 1999) dilihat sebagai pelanggaran terhadap kontrak psikologis yang menimbulkan emosi negatif, dan menurut Sahdev, Vinicombe, & Tyson (1999), emosi negatif ini adalah wujud dari ketidakpercayaanyang tinggi terhadap motif dan tindakan manajemen. Hal ini berpotensi mempengaruhi penurunan komitmen organisasi karyawan yang tidak di PHK. Komitmen sendiri merupakan keadaan sejauh mana seseorang memiliki keinginan yang besar untuk bertahan menjadi anggota dari suatu organisasi, serta keinginan untuk melakukan tingkat usaha yang tinggi bagi organisasi dan juga memiliki keyakinan dan menerima nilai-nilai serta tujuan dari organisasi tersebut (Mowday, Porter & Steers, 1982, dalam Nam, 1995). Komitmen organisasi ini secara teoritis terdiri 4 pendekatan, salah satunya adalah pendekatan multi dimensi dari Meyer & Allen (1997) yang melihat adanya 3 dimensi dalam komitmen organisasi, yakni affective, continuance, dan normative commitment. Affective commitment merupakan kedekatan emosi seseorang terhadap organisasi. Continuance commitment sebagai kedekatan kognitif seseorang yang dilandasi oleh penilaian terhadap besarnya cost apabila pindah ke organisasi lain dan normative commitment adalah perasaan keharusan seseorang bertindak sesuai dengan norma lingkungannya. Ketiga dimensi komitmen organisasi memiliki sejumlah faktor yang mempengaruhi (anteseden). Anteseden affective commitment adalah hal-hal yang dapat mempengaruhi penilaian seseorang terhadap harga dirinya. Anteseden continuance commitment adalah segala sesuatu dianggap mempengaruhi keuntungan/kerugian sebagai konsekuensi dari keanggotaan organisasi: Anteseden normative commitment adalah penilaian terhadap hal-hal yang perlu dilakukan sebagai tindakan balas budi, seperti sosialisasi dan kontrak psikologis. Beranjak pada anteseden yang berpotensi menurunkan komitmen organisasi pada kasus downsizing, intervensi dapat dilakukan dengan melakukan tindakan yang dapat membantu pencapaian tujuan organisasi. Menurut Gomez-Melia & Cardy (1995), pengaruh yang ditimbulkan karyawan terhadap pencapaian tujuan organisasi tersebut adalah dengan melakukan pemberdayaan karyawan. Usaha ini secara teoritis dan praktis dianggap efeklif mengatasi persoalan akibat downsizing. Pemberdayaan karyawan menjadi sangat panting karena menurut Clutterbuck (1993), dapat menyebabkan peningkatan kecepatan perubahan, lingkungan yang tidak stabil, kecepatan respon yang kompetitif dan peningkatan tuntutan pelanggan yang membutuhkan kecepatan dan fleksbililas respon yang tidak sesuai dengan model fungsi organisasi jaman dulu yang berdasarkan perintah dan kontrol. Menurut Thomas & Velthouse (1990) dan Spreitzel (1995; 1996), pemberdayaan karyawan dilihat sebagai motivasi intrinsik, yang dimanifestasikan menjadi 4 kognisi yang menggambarkan orientasi individu terhadap pekerjaannya. Pemberdayaan memungkinkan seseorang mendapatkan motivasi dan kepuasan dengan memberi kontribusi yang berarti melalui ke dimensinya (impact, competence, meaningfulness, dan self-determination). Kontribusi ini dapat dilakukan melalui lingkungan dan struktur organisasi yang kondusif seperti peningkatan pengetahuan dan keahlian, keikutsertaannya dalam pemberian otoritas untuk mengambil keputusan, serta tanggung jawab pribadi untuk menentukan cara kerja yang ingin dilakukan. Berdasarkan hubungan antara komitmen organisasi dan pemberdayaan karyawan, hasil penelitian pada PT. Sucofindo menunjukkan tidak adanya korelasi antara kedua variabel. Tinjauan korelasi pada setiap dimensi-dimensinya hanya menunjukkan sedikit hubungan yang ternyata tergolong lemah. Hubungan yang signifikan ditemukan pada variabel komitmen organisasi dan dimensi impact pada variabel pemberdayaan karyawan. Selain itu, juga ditemukan hubungan signifikan pada dimensi continuance commitment terhadap dimensi impact, serta dimensi self-determination. Namun demikian, hal yang positif adalah bahwa karyawan masih memiliki keterikatan terhadap organisasi di atas rata-rata pada semua dimensi-dimensinya. Di sisi lain, karyawan juga memiliki motivasi internal di atas rata-rata pada semua dimensinya. dengan bekerja, karyawan memperoleh internal reward yang mampu memberikan rasa kepuasan bahwa hidupnya berarti, berharga, berpengaruh, meningkat dalam hal kemampuan, yang mendorong karyawan untuk mau melakukan pekerjaannya dengan lebih baik. Mengacu pada hasil ini tampak bahwa karyawan masih memiliki potensi untuk produktif, namun masih membutuhkan arahan dan dukungan, Dalam hal ini visi dan misi yang selaras tergabung dalam sistem penilaian kinerja yang terintegrasi dengan sistem kompensasi dan benefit, promosi, dan lain-lain, merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam beradaptasi.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T12194
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library