Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Boca Raton: CRC Press, 2009
363.12 DRI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Finney, David
London: Peter Peregrinus, , 1988
621.46 FIN v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dawson, Steve
Singapore: Marshall Cavendish Edition, 2010
388.312 4 DAW a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Eka Puspitasari
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Driver Performance pada pengemudi bus Perum DAMRI Antar Kota Antar Provinsi AKAP Lampung tahun 2017. Variabel yang di teliti adalah faktor individu umur, masa kerja dan tingkat pendidikan , faktor pekerjaan jadwal kerja dan waktu istirahat dan faktor lingkungan sarana prasarana jalan, gangguan selama perjalanan dan kondisi kendaraan .Driver Performance diukur berdasarkan pada 5 indikator dari Driver and Vehicle Standards Agency DVSA yaitu persiapan sebelum perjalanan, kontrol pengemudi, kepatuhan lalu lintas, keselamatan berkendara dan peninjauan peningkatan mengemudi. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kuantitatif observasional dengan menggunakan studi cross sectional melalui penyebaran kuesioner dengan jumlah sampel sebanyak 53 responden dan observasi lapangan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan univariat menggunakan analisis distribusi dan analisis bivariat untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang bermakna secara statistik.Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa Driver Performance responden sebagian besar adalah baik 67,9 . Hasil analisis bivariat menyatakan ada hubungan yang secara statistik bermakna antara driver performance dengan variabel kondisi kendaraan.

This study aims to explain the factors associated with Driver Performance on DAMRI Lampung Intercity bus drivers. Variables in the observation are the individual factors age, years of service and education level , work factors work schedule and rest period and environmental factors road infrastructure, disruption during trip and vehicle conditions . Driver performance are measured based on the 5 indicators of the Driver and Vehicle Standards Agency DVSA of pre trip preparation, driver control, traffic compliance, driving safety and improved driver review. This study was conducted through an observational quantitative approach using cross sectional study through the spreading of questionnaires with the number of samples of 53 respondents and field observation. The data obtained in this study were analyzed by univariate using distribution analysis and bivariate analysis to know whether there was a significant relationship statistically. The result of univariate analysis shows that the Driver Performance of respondent is mostly good 67,9 . The result of bivariate analysis stated that there was a statistically significant relationship between driver performance and vehicle condition."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69010
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Diah Nova Ariani
"Tingginya angka kecelakaan yang berhubungan dengan kelelahan dan ketidakperdulian pengemudi bulk truck Terhadap gejala-gejala kelelahan yang dialami saat mengemudi menjadi alasan penulis pada penelitian ini. Dengan metode penelitian deskripsi analitik dan disain penelitian crosssectional, penulis bertujuan untuk mengetahui tinjauan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kelelahan pada pengemudi bulk truck PT. Buana Centra Swakarsa subkontraktor PT. Holcim Indonesia Tbk Plant Narogong tahun 2009.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui faktor umur mempengaruhi kejadian kelelahan yang dirasakan oleh pengemudi dan proporsi tingkat kelelahan pada pengemudi bulk truck PT. BCS yaitu sebanyak 94 orang (95,9%) mengalami kelelahan tingkat ringan dan 4 orang (4,1%) mengalami kelelahan menengah. Serta diketahui gejala-gejala kelelahan yang sering dialami pengemudi antara lain haus, merasa ingin berbaring, menguap, menjadi mengantuk, menjadi lelah seluruh badan, tidak dapat tekun dalam bekerja, merasa nyeri di pinggang, kaku di bahu, merasa kurang sehat, dan tidak dapat mengontrol sikap.

The reasons of researcher carried out this research are the number of accident related fatigue which decreased and bulk truck drivers didn?t care about their fatigue complaints during driving at road. This research was crosssectional and descriptive study which were used to describe contributing factors for bulk truck driver fatigue BCS company as subcontractor Holcim Indonesia company Narogong Plant 2009.
The results showed that 94 person (95,9%) driver suffer light fatigue and about 4 person (4,1%) driver with moderate fatigue. Based on this research, actually age factor can influenced fatigue cases. Beside that, the most of symptoms bulk truck driver fatigue are feel thirsty, want to lie down, give a yawn, become drowsy, feel tired in the whole body, lack of patience, feel pain in the waist, stiff in the shoulders, feel ill and unable to straighten up in posture."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Andiningsari
"Tingginya persaingan antar perusahaan jasa angkutan travel dengan trayek Jakarta-Bandung, berdampak pada kurangnya perhatian perusahaan pada kondisi stamina pengemudi travel. Apabila kondisi ini terus bekerlanjutan akan menimbulkan kelelahan kerja. Berdasarkan fakta yang berkembang, kelelahan yang terjadi pada pengemudi dikarenakan pengemudi kerap bekerja diatas jam kerja yang seharusnya dan tidak mendapat penghasilan yang tetap. Untuk itu melalui penelitian ini penulis bermaksud untuk melihat terjadinya kelelahan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada salah satu perusahaan penyedia jasa angkutan travel yang ada di Jakarta dengan trayek menuju Bandung yaitu PT Batara Titian Kencana (X-Trans). Variabel yang diteliti, diantaranya dari faktor Internal (usia, IMT, kondisi fisik, dan masa kerja), Faktor eksternal (durasi mengemudi dan shift kerja), dan gejala-gejala kelelahan yang diukur berdasarkan Subjective Symptom Test (SST). Penelitian ini bersifat kuantitatif observasional dan menggunakan desain penelitian Cross-Sectional (potong lintang). Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pengemudi X-Trans Jakarta, Tanggerang, dan Bekasi hanya mengalami kelelahan ringan dan hanya faktor kondisi fisik (kesehatan) dan masa kerja yang terdapat perbedaan proporsi dengan terjadinya kelelahan pada pengemudi travel X-Trans Jakarta tahun 2009.

The high competition among the transportation services Travel Company?s route from Jakarta to Bandung, made a lack of impact on the company's attention on the condition of drivers travel stamina. If this condition continues can made fatigue work. Based on the fact, fatigue that occurs because of drivers often work over work hours and that should not get a fixed income. Therefore, it is through this research the author intends to see the occurrence of fatigue and the factors that influence on one of the largest travel service providers who have transport in Jakarta, Bandung route towards the PT Batara Titian Kencana (X-Trans). Variables examined, including the Internal factors (age, BMI, physical condition, and the period of work), external factors (the duration of driving and shift work), and symptoms of fatigue are measured based on the subjective Symptom Test (SST). This research is quantitative observational and research design using a Cross-Sectional. Results of a research show the majority of drivers X-Trans Jakarta, Tanggerang, Bekasi, and only a mild reaction condition and the only physical factors (health) and the work that there are differences in proportion with the occurrence of fatigue on drivers travel X-Trans Jakarta in 2009."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Poppy Dwy Arisandi
"Kelelahan merupakan salah satu penyebab terjadinya kecelakaan pada pengemudi. Pengemudi banyak yang konsumsi minuman berenergi guna mengurangi kelelahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi minuman berenergi terhadap tingkat kelelahan pada pengemudi PT X Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain studi analitik dengan pendekatan cross sectional. Dari 54 pengemudi terdapat 40 pengemudi yang konsumsi minuman berenergi dengan nilai p-value = 0,060 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan kejadian kelelahan dengan pengemudi yang tidak konsumsi minuman berenergi dengan pengemudi yang konsumsi minuman minuman berenergi.

Fatigue is one of the causes of the accident to the driver. Many drivers who consume energy drinks to reduce fatigue. This study aims to determine the effect of the consumption of energy drinks on the driver's fatigue level PT X Jakarta. This study uses an analytical study design with cross sectional approach. Of the 54 drivers there were 40 drivers who consume energy drinks with a p-value = 0.060 indicates that there is no relationship with the driver's fatigue events that do not consume energy drinks with a driver who drinks energy drinks consumption."
Universitas Indonesia, 2016
S61543
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Wijanarko
"Kelelahan pada pengemudi merupakan salah satu faktor penyebab utama terjadinya kecelekaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor risiko pengemudi yaitu usia, IMT, durasi kerja, masa kerja, waktu istirahat, commuting time, shift kerja, dan kuantitas tidur pengemudi truk tangki BBM. Penelitian ini dilakukan pada bulan selama bulan juni di Depot TBBM Plumpang Jakarta. Jumlah sampel dalam penelitian 123 responde. Penelitian bersifat kuantitatif observasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Pengukuran kelelahan menggunakan subjective symptoms test yang bersumber dari Industrial Fatigue Research Committe (IFRC).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 60,1% pengemudi mengalami kelelahan ringan dan 39,8% pengemudi mengalami kelelahan sedang. Gejala kelelahan yang paling sering dialami oleh responden adalah merasa haus sebanyak 90,1%. Hasil perhitungan statistik chi- square tidak menunjukkan adanya faktor-faktor risiko yang memiliki hubungan bermakna, namun hasil uji t dan uji korelasi menunjukkan secara signifikan bahwa durasi mengemudi dan masa kerja memiliki hubungan positif dengan skor kelelahan.

Driver fatigue is one of the main cause of road accident. This study aimed to determine the correlation between petroleum truck driver fatigue with the risk factor such as age, BMI (body mass indeks), driving hours, working period, rest time, commuting time, work shift, and sleep hours of petroleum truck drivers. This study was conducted in June 2016 at PT. X Depot TBBM Plumpang Jakarta. Total sample of this study are 123 drivers. This research is based on quantitative observational studies using cross-sectional approach. Measurement of fatigue using subjective symptoms tes based on Industrial Fatigue Research Committe (IFRC).
The results show that 60,1% drivers experienced mild fatigue, while 39,1% drivers experienced medium fatigue. The result of chi-square calculation did not show any statistically significant association between risk factor with driver fatigue, although other statistic test such as t-test and correlation test significantly show that driving hours and working period show positive relation with the fatigue score.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63505
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prihanto Rudiono
"Cerita masalah transportasi di Jakarta adalah cerita tentang kesemrawutan angkutan umum yang sepertinya tidak pernah berakhir. Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa permasalahan itu hanyalah menyangkut ketidakdisiplinan sopir untuk mematuhi peraturan lalu lintas dan rendahnya pelayanan pada penumpang. Salah satu jenis angkutan umum darat yang dianggap sebagai penyebab utama kemacetan lalu lintas adalah sopir mikrolet. Tanpa mau tahu permasalahan yang sebenarnya terjadi, masyarakat enggan untuk mencoba mengerti tentang kesulitan yang sebenarnya dialami oleh sopir mikrolet dan mengapa mereka sampai melakukan pelanggaran lalu-lintas dan tidak melayani penumpang dengan baik. Celakanya, pemerintah pun akhirnya hanya menganggap sopir sebagai obyek yang harus mematuhi peraturan lalu-lintas yang secara dominan diproduksi oleh pemerintah.
Melihat fenomena di atas, tesis ini berusaha untuk menjembatani kesenjangan yang ada. Rendahnya data dan informasi yang berasal dari kehidupan sopir secara mendalam, serta minimnya literatur yang tidak meletakkan sopir sebagai objek yang hanya dianalisis dengan melupakan konteks sesungguhnya dari kehidupan sopir, mendorong penulis untuk mengadakan penelitian mendalam mengenai kehidupan sopir. Penulisan tesis ini akan menggali pertanyaan-pertanyaan seputar kehidupan sopir, baik pada saat ia menjalankan profesinya maupun pada saat sopir menjalani kehidupan sosialnya sebagaimana manusia normal lainnya, agar masyarakat bisa memberikan pemahaman tentang sopir yang berimbang dan mendalam. Untuk lebih memfokuskan pembahasan, penulis akan berusaha mendalami kehidupan sopir mikrolet M-20 Purimas Jaya. Jenis angkutan dan lokasi trayek ini dianggap memiliki beberapa karakter-karakter khas yang sangat menarik untuk diteliti, misalnya waktu trayek mereka bisa mencapai 24 jam, lokasi jalan yang strategis karena melewati Bumi Marinir Cilandak dan Jalan sekitar rumah Presiden, serta struktur organisasi koperasi yang dianggap cukup melindungi kepentingan sopir.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dan metode etnografi sebagai metode yang dianggap terbaik untuk memahami dan menafsirkan "kebudayaan khas" yang diciptakan oleh satu komunitas tertentu. Metode ini juga ditunjang oleh beberapa tinjauan literatur untuk memperkuat kerangka penafsiran atas tindakan budaya masyarakat, serta beberapa data tertulis yang terkait berikut pendataan awal terhadap subyek penelitian untuk mengetahui data dasar/primer.
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, ditemukan beberapa halpokok berkaitan dengan beberapa persoalan penulisan sebagai berikut:
1. Profesi sopir angkutan umum menjadi sangat penting dalam proses penciptaan kamtibcarlantas karena mereka menjadi ujung tombak dari mekanisme yang berjalan. Tidak adanya konsep mass rapid transport (sistem angkutan umum massal) yang terpadu dan sempurna di Jakarta, membuat posisi angkutan umum menjadi sangat signifikan sebagai alternatif utama sarana transportasi. Karena itu, secara umum dapat dikatakan bahwa masyarakat kota Jakarta sangat mendambakan keberadaan sopir yang taat pada peraturan lalu-lintas dan mampu memberikan pelayanan yang optimal pada para penumpang agar sistem transportasi tersebut dapat berjalan dengan baik.
2. Dalam menjalankan profesinya, ternyata sopir lebih banyak dirugikan oleh kondisi-kondisi yang tidak menguntungkan dirinya. Beban yang menghimpit sopir datang dari aspek internal dan eksternal. Secara internal, mereka dihadapkan pada tuntutan pemenuhan kebutuhan rumah tangga dan pribadi yang kurang dapat terpenuhi lewat penghasilan mereka dari menyupir. Sedangkan tekanan eksternal dapat dibagi dua yaitu secara struktural dan personal. Secara struktural mereka dirugikan oleh implementasi kebijakan yang tidak mendukung mereka. Kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah (dari pemerintah pusat sampai pemda), DLLAJ, Kepolisian, dan pihak terminal, melalui penelitian ini terbukti sangat merugikan posisi sopir. Belum lagi tekanan yang berasal dari tindakan-tindakan personal yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu, seperti aksi pungli yang dilakukan oleh calo, timer, petugas terminal, dan pak ogah yang semakin mereduksi penghasilan mereka. Aksi penyelewengan yang dilakukan oleh oknum tertentu seperti pihak kepolisian dan pihak DLLAJ dalam bentuk uang damai, uang jago, dan korupsi, semakin menambah penderitaan para sopir. Tindakan-tindakan tersebut belum lagi ditambah oleh beban-beban setoran yang diberikan oleh pemilik kendaraan serta retribusi dan tambahan beban retribusi yang dilakukan oleh pihak koperasi. Pada akhirnya, semua tekanan itu berimplikasi pada pelayanan sopir terhadap penumpang yang sangat buruk.
3. Untuk mengatasi atau paling tidak menyiasati tekanan-tekanan yang ada, sopir mengembangkan strategi adaptasi yang akhirnya membentuk budaya baru yang khas. Strategi adaptasi tersebut dikembangkan untuk dapat mempertahankan kehidupannya, walaupun pada batas subsistem (paling dasar). Sopir berusaha untuk mengurangi dampak buruk tekanan-tekanan tersebut agar tidak terlalu berpengaruh pada penghasilannya. Selain itu, para sopir berusaha untuk dapat hidup dalam tekanan, dan malah menyiasati agar tekanan tersebut bisa bermanfaat bagi dirinya. Contohnya, tekanan yang dilakukan oleh Pak Ogah dalam bentuk pungli "cepek" setiap saat, dituruti oleh sopir, namun sopir pun berusaha untuk mengambil keuntungan dari pihak pak ogah dengan cara bekerjasama untuk mengawasi polisi saat sopir melanggar peraturan lalu-lintas.
4. Secara internal, sopir mengembangkan strategi menghemat, menghutang dan bersabar untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarga dan pribadinya. Secara eksternal, mereka mengembangkan pola-pola hubungan pertemanan, perantaraan dan patron-klien. Bentuk-bentuk adaptasi yang dilakukan sopir dapat dibagi dalam empat tipe yaitu akomodasi, kerjasama, persaingan dan konflik. Keseluruhan hal tersebut membentuk pola-pola hubungan baru yang khas, yaitu pola hubungan yang didasarkan atas usaha untuk bertahan dari tekanan-tekanan agar dapat tetap memenuhi kebutuhan pribadi dan rumah tangganya. Sejauh ini, jenis pola hubungan konflik berada dalam titik minimal, artinya tekanan-tekanan tersebut dapat diserap ataupun diatasi dengan baik karena tidak terlalu memberatkan kehidupan sopir. Meskipun ada konflik-konflik yang terjadi saat ini, namun ekskalasinya (penyebarannya) serta intensitas konflik tergolong rendah. Hal ini berbeda pada masa-masa awal ketika hubungan yang tercipta lebih menonjolkan sisi konflik akibat tekanan yang dirasakan tidak lagi pada batas toleransi sopir. Artinya keteraturan sosial yang terbentuk berjalan baik, meskipun tidak terlalu sesuai dengan peraturan baku yang sudah digariskan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, implikasi terhadap Polri dalam penciptaan kamtibcarlantas adalah kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyaknya pelanggaran lalu lintas oleh sopir angkutan umum serta rendahnya pelayanan pada penumpang lebih banyak disebabkan oleh faktor-faktor eksternal yang tidak mendukung profesi mereka dan tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, proses penciptaan kamtibcarlantas harus beranjak dari usaha pembebasan sopir dari beban-beban yang menghimpit mereka serta upaya untuk terus meningkatkan kesejahteraan sopir. Hal itu bisa terwujud dengan meninggalkan paradigma lama yang menempatkan sopir hanya sebagai obyek peraturan lalu-lintas, dan beralih pada paradigma baru yang menempatkan sopir sebagai faktor penting untuk menciptakan kamtibcarlantas. Salah satu langkah kongkrit yang dapat diwujudkan adalah dengan menghilangkan peraturan-peraturan yang menjadi beban buat mereka dan menggantikannya dengan peraturan-peraturan baru yang mendukung profesi sopir. Untuk lebih mengefektivitaskan keberhasilan perbaikan nasib sopir, maka segala penyelewengan (KKN) dalam implementasi kebijakan harus ditindak dengan tegas."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T6579
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>