Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arieta Aryanti
"ABSTRAK
Sebagai salah satu alternatif investasi pada instrumen sesuai Syariah, pertumbuhan
reksa dana Syariah telah menunjukkan tren yang sangat positif di banyak negara
termasuk Indonesia. Sejalan dengan roadmap Pasar Modal Syariah 2015-2019,
Otoritas Jasa Keuangan Indonesia (OJK) baru-baru ini mengeluarkan peraturan baru
yang memberikan relaksasi persyaratan sebagai insentif bagi para pelaku industri
reksa dana Syariah, dalam rangka mendorong pertumbuhan reksa dana Syariah di
Indonesia. Tesis ini memberikan analisis perspektif pemangku kepentingan
(stakeholder) sebagai pandangan terhadap potensi pertumbuhan reksa dana Syariah di
Indonesia. Analisa perspektif pemangku kepentingan diturunkan berdasarkan data
yang dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan perwakilan OJK, DSNMUI
dan Manajer Investasi serta survei pasar yang dilakukan untuk manajer investasi
dan investor. Penelitian ini mengeksplorasi faktor pendorong untuk pertumbuhan dan
juga mengeksplorasi atribut kunci dari orientasi pasar reksa dana Syariah. Hasil
analisa menunjukkan respon positif terhadap relaksasi peraturan meskipun masih
mengharapkan insentif lebih lanjut dari aspek regulasi. Potensi permintaan pasar yang
besar dirasakan oleh manajer investasi dan investor, namun struktur pasar saat ini
masih tipis dengan instrumen syariah yang terbatas dan kurangnya literasi investor
menjadikan produk reksa dana syariah berada pada posisi niche yang kemungkinan
telah mencapai kapasitas optimal dalam ukuran kecil. Percepatan potensi
pertumbuhan Reksa Dana Syariah akan tetap menjadi tantangan besar, kecuali faktor
pendorongnya dapat diimplementasikan secara efektif, yaitu a) dukungan pemerintah
untuk mengatur sinergi dan mendorong permintaan & penawaran pasar, b) kerangka
peraturan yang lebih mendukung dan selaras, c) tata kelola Syariah yang baik, d)
pengembangan produk dan instrumen Syariah secara kontinyu, e) peningkatan
kesiapan manajer investasi, f) peningkatan literasi dan kesadaran investor, dan g)
peningkatan teknologi dan infrastruktur. Faktor-faktor pendorong tersebut sebagai
anteseden harus lebih fokus pada atribut kunci orientasi pasar yaitu: i) orientasi pada
keunikan Syariah, ii) orientasi pada daya saing, iii) orientasi pada investasi yang
mendasari, dan iv) orientasi pada literasi dan aksesibilitas, dengan hasil yang
diharapkan atau konsekuensi untuk memperkuat posisi pasar dan pertumbuhan reksa
dana Syariah, dalam hal pangsa pasar, basis investor, dan produk Syariah. Pada
akhirnya, transformasi industri diperlukan agar reksa dana Syariah di Indonesia dapat
tumbuh lebih cepat dari industri reksa dana, dan membawa kontribusi positif bagi
pertumbuhan pasar modal Syariah dan pasar keuangan Syariah secara keseluruhan.

ABSTRACT
As one of the alternative investment in shariah-compliant instruments, the growth of
Islamic mutual funds has shown very positive trend in many countries including
Indonesia. In line with Islamic Capital Market roadmap 2015-2019, Indonesia?s
Financial Services Authority or Otoritas Jasa Keuangan (OJK) has recently issued
new regulation that relaxing the requirements as the incentives for the Islamic mutual
funds industry players, in order to promote the Islamic mutual funds growth in
Indonesia. This thesis provides the analysis of stakeholders? perspective as an insights
for Islamic mutual funds growth potential in Indonesia. The analysis of stakeholders?
perspective is derived based on the data gathered through the in-depth interview with
OJK, DSN-MUI and Investment manager representatives as well as market survey
conducted to Investment managers and Investors. The research explores the driving
factors for growth and also explore the key attributes of market orientation for Islamic
mutual funds. The analysis indicates the positive response towards the regulatory
relaxation though still expecting further incentives from regulatory aspect. Large
potential market demand is perceived by the investment managers and investors, but
the current market structure is still thin with limited Shariah instruments and lack of
investor literacy that resulting the niche positioning for the Islamic mutual funds
product which likely reach its optimum small size capacity. Accelerating the growth
potential of Islamic mutual funds would remain a great challenge, unless the driving
factors are effectively implemented, i.e. a) government support to orchestrate the
synergy and drive the market demand & supply, b) more supportive and harmonize
regulatory framework, c) good Shariah governance, d) continues development of
Shariah instruments, e) improvement in investment manager readiness, f) significant
improvement of investor literacy and awareness, and g) enhancement of technology
and infrastructure. Those key driving factors as the antecedents should be more
focusing on its market orientation key attributes i.e.: i) orientation on Shariah
uniqueness, ii) orientation on competitiveness, iii) orientation on underlying
investment, and iv) orientation on literacy and accessibility, with the expected
outcomes or consequences to strengthening the Islamic mutual funds market
positioning and growth, in terms of market share, investor base, and Shariah product.
Finally, industry transformation is necessary for Islamic mutual funds in Indonesia to
grow faster than the mutual funds industry, and bring positive contribution for the
growth of Islamic capital market and Islamic financial market overall."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Hafizh Adriansyah
"Lahan merupakan salah satu aspek dari permukaan bumi yang sangat penting bagi kehidupan manusia sehari - hari, dikarenakan fungsi lahan sebagai lokasi dimana terjadinya aktivitas manusia. Tutupan lahan pada dasarnya merupakan aspek - aspek dari lahan yang divisualisasikan dan memiliki karakteristik tertentu. Perubahan tutupan lahan pada umumnya terjadi seiring dengan peningkatan kuantitas dan kualitas dari kebutuhan manusia. Terjadi perubahan ini juga dapat meningkatkan kerawanan bencana yang diakibatkan oleh perubahan karakteristik lahan. Salah satu bencana yang dapat terjadi adalah banjir, dimana bencana banjir dapat diakibatkan oleh kurangnya kemampuan dari lahan dalam menampung air. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan dalam pemanfaatan lahan. Dalam perencanaan pemanfaatan lahan, diperlukan analisis terhadap perubahan tutupan lahan, serta faktor - faktor yang mempengaruhinya dan bagaimana faktor - faktor tersebut dapat menentukan arah perubahan tutupan lahan di masa depan. Cellular Automata-Markov Chain merupakan metode yang tepat untuk analisis menggunakan faktor - faktor tersebut. Cellular Automata merupakan metode untuk mensimulasikan perubahan spasial berdasarkan probabilitas yang ditentukan oleh berbagai faktor, sementara Markov Chain menentukan probabilitas perubahan tersebut terjadi, berdasarkan perubahan yang telah terjadi. Hasil dari simulasi pemodelan spasial ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan pada tutupan lahan terbangun, dan lahan vegetasi pertanian, seiring dengan berkurangnya tutupan lahan vegetasi non-pertanian dan lahan terbuka. Hasil prediksi menunjukkan bahwa lebih dari 50% luas Kecamatan Kaliwungu pada tahun 2034 didominasi oleh tutupan lahan terbangun. Output dari prediksi tutupan lahan ini digunakan sebagai salah satu variabel dalam memprediksi daerah rawan banjir pada Kecamatan Kaliwungu tahun 2034. Hasil prediksi menunjukkan bahwa keseluruhan dari Kecamatan Kaliwungu termasuk kedalam daerah rawan banjir, dengan bagian selatan dari wilayah kecamatan memiliki tingkat kerawanan yang lebih tinggi.

Land is one of the most important aspects when it comes to supporting day to day life of people, since it’s basically where the activity that supports day to day life takes place. Land cover is basically aspects of land that can be visualised, and the visual characteristics that cover the surface of the earth, hence the name. Changes in land cover generally happen along with the increase of quality and quantity of people’s needs that have to be fulfilled. Along with these changes, are also changes to the characteristics of the land itself. These changes can cause an increase of vulnerability of an area to disaster, with the most prominent one being flood. One of the main factors of flooding is the inability of land to keep water, which can be caused by the change in characteristics of the land. For these reasons, a plan needs to be made to optimise land use. These plans will need an analysis on land cover change and its factors. Spatial-modelling with Cellular Automata-Markov Chain method is appropriate to apply those factors in this research. Cellular Automata method is used to simulate land cover transitions that might occur, while Markov Chain is used to determine the probability of those transitions, based on the changes that has already happened. The results of prediction shows that there are significant increases on built land cover, and agriculture lands, while there are significant decreases on non-agriculture vegetation lands, and open field land cover. Prediction shows that more than 50% of Kaliwungu Subdistrict area in the year 2034 will be covered by built land cover. The output of this prediction is used to predict flood vulnerable areas of Kaliwungu Subdistrict, in the year 2034. Prediction shows that all of Kaliwungu Subdistrict area is vulnerable to flooding. The pattern of the map shows that southern areas of the subdistrict are more vulnerable to flooding, than any other areas."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arieta Aryanti Permata Lestari
"Sebagai salah satu alternatif investasi pada instrumen sesuai Syariah, pertumbuhan reksa dana Syariah telah menunjukkan tren yang sangat positif di banyak negara termasuk Indonesia. Sejalan dengan roadmap Pasar Modal Syariah 2015-2019, Otoritas Jasa Keuangan Indonesia (OJK) baru-baru ini mengeluarkan peraturan baru yang memberikan relaksasi persyaratan sebagai insentif bagi para pelaku industri reksa dana Syariah, dalam rangka mendorong pertumbuhan reksa dana Syariah di Indonesia. Tesis ini memberikan analisis perspektif pemangku kepentingan (stakeholder) sebagai pandangan terhadap potensi pertumbuhan reksa dana Syariah di Indonesia. Analisa perspektif pemangku kepentingan diturunkan berdasarkan data yang dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan perwakilan OJK, DSN-MUI dan Manajer Investasi serta survei pasar yang dilakukan untuk manajer investasi dan investor. Penelitian ini mengeksplorasi faktor pendorong untuk pertumbuhan dan juga mengeksplorasi atribut kunci dari orientasi pasar reksa dana Syariah. Hasil analisa menunjukkan respon positif terhadap relaksasi peraturan meskipun masih mengharapkan insentif lebih lanjut dari aspek regulasi. Potensi permintaan pasar yang besar dirasakan oleh manajer investasi dan investor, namun struktur pasar saat ini masih tipis dengan instrumen syariah yang terbatas dan kurangnya literasi investor menjadikan produk reksa dana syariah berada pada posisi niche yang kemungkinan telah mencapai kapasitas optimal dalam ukuran kecil. Percepatan potensi pertumbuhan Reksa Dana Syariah akan tetap menjadi tantangan besar, kecuali faktor pendorongnya dapat diimplementasikan secara efektif, yaitu a) dukungan pemerintah untuk mengatur sinergi dan mendorong permintaan & penawaran pasar, b) kerangka peraturan yang lebih mendukung dan selaras, c) tata kelola Syariah yang baik, d) pengembangan produk dan instrumen Syariah secara kontinyu, e) peningkatan kesiapan manajer investasi, f) peningkatan literasi dan kesadaran investor, dan g) peningkatan teknologi dan infrastruktur. Faktor-faktor pendorong tersebut sebagai anteseden harus lebih fokus pada atribut kunci orientasi pasar yaitu: i) orientasi pada keunikan Syariah, ii) orientasi pada daya saing, iii) orientasi pada investasi yang mendasari, dan iv) orientasi pada literasi dan aksesibilitas, dengan hasil yang diharapkan atau konsekuensi untuk memperkuat posisi pasar dan pertumbuhan reksa dana Syariah, dalam hal pangsa pasar, basis investor, dan produk Syariah. Pada akhirnya, transformasi industri diperlukan agar reksa dana Syariah di Indonesia dapat tumbuh lebih cepat dari industri reksa dana, dan membawa kontribusi positif bagi pertumbuhan pasar modal Syariah dan pasar keuangan Syariah secara keseluruhan.

As one of the alternative investment in shariah-compliant instruments, the growth of Islamic mutual funds has shown very positive trend in many countries including Indonesia. In line with Islamic Capital Market roadmap 2015-2019, Indonesia’s Financial Services Authority or Otoritas Jasa Keuangan (OJK) has recently issued new regulation that relaxing the requirements as the incentives for the Islamic mutual funds industry players, in order to promote the Islamic mutual funds growth in Indonesia. This thesis provides the analysis of stakeholders’ perspective as an insights for Islamic mutual funds growth potential in Indonesia. The analysis of stakeholders’ perspective is derived based on the data gathered through the in-depth interview with OJK, DSN-MUI and Investment manager representatives as well as market survey conducted to Investment managers and Investors. The research explores the driving factors for growth and also explore the key attributes of market orientation for Islamic mutual funds. The analysis indicates the positive response towards the regulatory relaxation though still expecting further incentives from regulatory aspect. Large potential market demand is perceived by the investment managers and investors, but the current market structure is still thin with limited Shariah instruments and lack of investor literacy that resulting the niche positioning for the Islamic mutual funds product which likely reach its optimum small size capacity. Accelerating the growth potential of Islamic mutual funds would remain a great challenge, unless the driving factors are effectively implemented, i.e. a) government support to orchestrate the synergy and drive the market demand & supply, b) more supportive and harmonize regulatory framework, c) good Shariah governance, d) continues development of Shariah instruments, e) improvement in investment manager readiness, f) significant improvement of investor literacy and awareness, and g) enhancement of technology and infrastructure. Those key driving factors as the antecedents should be more focusing on its market orientation key attributes i.e.: i) orientation on Shariah uniqueness, ii) orientation on competitiveness, iii) orientation on underlying investment, and iv) orientation on literacy and accessibility, with the expected outcomes or consequences to strengthening the Islamic mutual funds market positioning and growth, in terms of market share, investor base, and Shariah product. Finally, industry transformation is necessary for Islamic mutual funds in Indonesia to grow faster than the mutual funds industry, and bring positive contribution for the growth of Islamic capital market and Islamic financial market overall.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Habib Subagio
"Lahan basah adalah bagian penting yang terintegrasi dengan ekosistem global yang memiliki fungsi penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan seperti mencegah atau mengurangi dampak banjir, menampung air permukaan dan serta menyediakan habitat unik baik flora maupun fauna. Lahan basah perkotaan memberikan jasa ekosistem langsung bagi masyarakat sekaligus mendorong kelangsungan funsi ekologi kota. Upaya pengendalian ruang wilayah kota memerlukan instrumen yang mampu mengintegrasikan variabel lingkungan kompleks yang terdiri dari aspek biofisik, aspek sosial-kultur, dan aspek ekonomi. Perkembangan pemodelan dinamika spasial saat ini masih terkonsentrasi pada penggunaan driving factor biofisik, sementara kompeksitas dinamika alih fungsi lahan perkotaan tentu dipengaruhi oleh faktor pendorong selain biofisik.
Riset ini bertujuan; 1) menganalisis peran dari setiap faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan basah perkotaan berdasarkan hasil pemanfaatan penggalian data (data mining), 2) mengkontruksikan pemanfaatan penggalian data spasial untuk pemodelan dinamika spasial, dan 3) membangun model dinamika spasial untuk memproyeksikan komposisi spasial penggunaan lahan sebagai masukan dalam evaluasi keberlanjutan lahan basah perkotaan.
Metode yang dipakai adalah pemodelan dinamika spasial dengan mengintegrasikan model markov, model cellular automata, dan model driving factor yang dihasilkan dari analisis spasial multitemporal dan pemanfaatan penggalian data spasial. Riset menggunakan 17 data driving factor yang dikategorikan dalam 3 varibel yaitu biofisik, sosio kultur dan ekonomi. Riset mengadopsi 8 driving factor biofisik yang digunakan dalam riset-riset sebelumnya, semnetara itu hasil kontruksi penggalian data spasial menambahkan 9 driving factor yang mewakili variabel sosio-kultur dan variabel ekonomi. Peran dari variabel sosio-kultur dan variabel ekonomi secara mayoritas lebih besar dalam mempengaruhi dinamika spasial alih fungsi lahan basah perkotaan.
Hasil riset menunjukkan bahwa keberlangsungan lahan basah perkotaan wilayah riset masih dapat terus terjaga pada seluruh skenario model dengan tren luas lahan basah yang terus menurun. Skenario optimal merupakan pilihan terbaik dengan komposisi spasial yang rasional dan menunjukkan indikator penilaian lingkungan yang memiliki resiko paling rendah untuk indikator nilai koefisien limpasan rerata sebesar 0,458 lebih rendah dibandingkan skenario BAU dengan nilai koefisien limpasan rerata sebesar 0,462. Skenario optimal ini memiliki konsekuensi terjadinya fragementasi lahan basah yang lebih tinggi pada lahan basah yang terdapat pada alokasi lahan untuk permukiman dan lahan jasa perdagangan. Number of Patch (NP) pada skenario optimal pada tahun 2016 sebesar 105 meningkat menjadi 198 pada tahun 2034, lebih tinggi dibandingkan dengan skenario BAU yang menunjukkan NP sebesar 33 pada tahun 2016 dan NP sebesar 78 pada tahun 2034.

Wetlands are an important part that is integrated with global ecosystems that have important functions in maintaining environmental balance such as preventing or reducing the effects of flooding, storing surface water and as well as providing unique habitats for both flora and fauna. Urban wetlands provide ecosystem services directly to the community while promoting the sustainability of the city's ecological functions. Efforts to control spatial planning require instruments capable of integrating complex environmental variables consisting of biophysical aspects, socio-cultural aspects, and economic aspects. The development of spatial dynamics modeling is currently still concentrated on the use of biophysical driving factors, while the complexity of urban land use change is certainly influenced by driving factors other than biophysical aspects.
This research aims; 1) analyzing the role of each factor that influences the conversion of urban wetlands based on the results of the utilization of data mining, 2) constructing the utilization of spatial data mining for spatial dynamics modeling, and 3) building spatial dynamics models to project the spatial composition of land use as input in evaluating the sustainability of urban wetlands.
The method used is spatial dynamics modeling by integrating the Markov model, cellular automata model, and driving factor models resulting from multitemporal spatial analysis and the use of spatial data mining. The research uses 17 driving factor data which are categorized into 3 variables namely biophysical, socio-cultural and economic. The research adopted 8 biophysical driving factors used in previous research, while the results of the construction of spatial data mining added 9 driving factors representing sociocultural and economic variables. The role of socio-cultural variables and economic variables is predominantly higher in influencing spatial dynamics over the function of urban wetlands.
The results of the research show that the sustainability of urban wetlands in the research area can still be maintained in all model scenarios with a trend of decreasing area of wetlands. The optimal scenario is the best choice with a rational spatial composition and shows the environmental assessment indicators that have the lowest risk for the average runoff coefficient value of 0.458 lower than the BAU scenario with an average runoff coefficient of 0.462. This optimal scenario has the consequence of higher fragmentation of wetlands in the wetland area contained in the allocation of land for settlements and commercial areas. The number of patches (NP) in the optimal scenario in 2016 was 105 increased to 198 in 2034, higher than the BAU scenario which showed a NP of 33 in 2016 and a NP of 78 in 2034.
"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
D2673
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library