Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Subhan Asfari
Abstrak :
Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian oleh Apoteker. Praktik kerja profesi yang dilaksanakan di Apotek Kimia Farma No. 55 Kebayoran Lama ini, bertujuan agar mahasiswa mendapatkan pengalaman nyata dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di apotek. Pekerjaan kefarmasian yang dilakukan di apotek diantaranya; pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai; serta pelayanan farmasi klinis. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai sendiri terdiri dari proses perencanaan; pengadaan; penerimaan; penyimpanan; pengendalian; pemusnahan; serta pencatatan dan pelaporan. Sementara itu, pelayanan farmasi klinis yang dilakukan di apotek terdiri dari: pengkajian resep; dispensing; pelayanan informasi obat; konseling; pelayanan kefarmasian di rumah; pemantauan terapi obat; dan monitoring efek samping obat. Pekerjaan kefarmasian yang telah ditugaskan secara khusus kepada mahasiswa adalah pembuatan leaflet mengenai penyakit dan obat gastritis sebagai sarana pendukung dalam pelayanan informasi obat. Tema gastritis dipilih karena angka kejadian gastritis tinggi; berisiko menimbulkan komplikasi serius; serta banyak diobati secara swamedikasi sedangkan swamedikasi berpotensi menimbulkan banyak kesalahan pengobatan. Materi leaflet berasal dari sumber terpercaya dan terkini, serta telah ditulis dengan bahasa yang mudah dimengerti pasien. Leaflet telah didesain dengan paduan layout, warna, jenis dan ukuran huruf yang tepat, dan telah disisipkan gambar dan ilustrasi untuk menarik minat baca pasien.
Apotek pharmacy is a pharmaceutical service facility where the pharmaceutical work is done by pharmacists. The internship that held at Apotek Kimia Farma No. 55 Kebayoran Lama, intended to make the students to get real experience in doing the pharmaceutical works in the pharmacy. The pharmaceutical works which had been conducted in pharmacy including management of pharmaceutical preparation and medical devices and clinical pharmacy services. Management of pharmaceutical preparation and medical devices consist of the planning procurement admission storage control removal as well as documentation and reporting process. Meanwhile, clinical pharmacy services at pharmacy consist of the assessment of prescription dispensing drug information service counseling home pharmacy care therapeutic drug monitoring and monitoring of drug side effects. The pharmaceutical working which had been commissioned to the student made leaflets about gastritis disease and its medicine as supporting tool for drug information services. Gastritis had been selected for the topic of leaflet because gastritis has high prevalence may lead to serious complications treated by self medication whereas the self medication potentially induces medication error. The content of the leaflets had been originating from the trusted and the last source, and had been written with diction that easily understood for the patient. Leaflet had been designed with proper layout, color, and font, and had been attached with pictures and illustrations to attract the patient interest.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sintiya Utami
Abstrak :
ABSTRAK
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Praktek Kerja Profesi Apoteker di Puskesmas Kecamatan Kembangan pada Bulan Februari 2016 bertujuan untuk memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian di Puskesmas sesuai dengan ketentuan perundangan dan etika farmasi yang berlaku, dan dalam bidang kesehatan masyarakat, memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku serta wawasan dan pengalaman nyata untuk melakukan praktik profesi dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas, melihat dan mempelajari strategi dan pengembangan praktik profesi Apoteker di Puskesmas, memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktik dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas, mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas di Puskesmas. Pelaksanaan praktek kerja di Puskesmas Kecamatan Kembangan dilakukan selama tiga minggu dengan tugas khusus yaitu pengkajian rancangan pembuatan buku Pelayanan Informasi Obat (PIO).
ABSTRACT
Community Health Centres (PHC) is a health care facility that organizes public health attempt and the attempt of individual health first rate, with more emphasis promotive and preventive attempt, to achieve the degree of public health is the highest in the working area. Profession Internship at Puskesmas Kecamatan Kembangan in West Jakarta on February 2016 aims to understand the role, job, and responsibilities of pharmacist in Puskesmas, gain knowledge, skill, attitude, perception, and real experience in pharmaceutical practices at the health center, find strategic ways to develop the role of pharmacist, have real illustration of any problem that occurred in pharmaceutical practices, and have capability to communicate with other health professionals. The profession internship program runs for 3 weeks in Puskesmas Kecamatan Kembangan with special assignment is study design for a book Drug Information Service.
2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabillah Amelano
Abstrak :
Apotek adalah suatu sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh Apoteker. Pelayanan Informasi Obat (PIO) adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh apoteker dalam memberikan informasi mengenai obat yang tidak memihak, dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan obat kepada profesi kesehatan lain, pasien atau masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk peran apoteker dalam Pelayanan Informasi Obat, menyusun informasi dengan mengisi lembar Pelayanan Informasi Obat pada pasien dengan resep dokter serta mendesain dan membuat leaflet mengenai “Cara Penggunaan Insulin Pen yang Tepat”. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan Pelayanan Informasi Obat kepada pasien terkait obat pada resep, mengisi lembar Pelayanan Informasi Obat (PIO), menentukan topik dan mendesain informasi obat yang akan dibuat menjadi leaflet. Berdasarkan hasil penelitian, peran apoteker dalam Pelayanan Informasi Obat adalah menjamin terapi obat yang sedang dijalani pasien tepat secara indikasi, tersedianya obat yang paling efektif, paling aman, dan nyaman bagi pasien Lembar Pelayanan Informasi Obat berisi tentang skiring resep mengenai persyaratan administrative, kesesuaian farmasetik, dan pertimbangan klinis serta layanan informasi obat yang diberikan untuk pasien mengenai informasi yang diberikan oleh dokter, informasi yang diberikan oleh apoteker, harapan setelah menggunakan obat, dan informasi pasien tentang apoteker yang berguna untuk mengoptimalkan Pelayanan Informasi Obat. Pembuatan leaflet cara penggunaan insulin dilakukan untuk mengedukasi peserta agar lebih peduli tentang cara penggunaan insulin, jarum suntik, dan penyimpanan yang benar sehingga obat dapat membawa hasil terapi yang optimal bagi masyarakat. ......Pharmacy is a pharmaceutical service facility where pharmacists practice pharmacy. Drug Information Service (PIO) is an activity carried out by pharmacists in providing impartial drug information, evaluated critically and with the best evidence in all aspects of drug use to other health professionals, patients or the public. The purpose of this research is to describe the role of pharmacists in drug information services, compiling information by filling out drug information service sheets for patients with a doctor's prescription and designing and making leaflets on “How to Use an Insulin Pen”. This research was conducted by conducting Drug Information Services to patients regarding prescription drugs, filling out Drug Information Service (PIO) sheets, determining topics and designing drug information to be made into leaflets. Based on the research results, the role of the pharmacist in the Drug Information Service is to ensure that the drug therapy being taken by the patient is right according to indications, the availability of the most effective, safest, and most convenient drugs for the patient. The Drug Information Service Sheet contains prescription screening regarding administrative requirements, pharmaceutical suitability, and clinical considerations as well as drug information services provided to patients regarding information provided by doctors, information provided by pharmacists, expectations after using drugs, and patient information about pharmacists that are useful for optimizing Drug Information Services. Leaflets on how to use insulin are made to educate participants to be more concerned about how to use insulin, syringes and proper storage so that drugs can bring optimal therapeutic results to the community.
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Rahmansyah Putra Pratama
Abstrak :
Menurut UU Nomor 36 Tahun 2009, obat adalah suatu bahan, campuran bahan, atau produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi dan menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan, serta kontrasepsi untuk manusia. Salah satu bentuk obat yang umum digunakan yaitu tablet. Salah satu cara penggunaan obat, dalam hal ini cara penggunaan tablet yang seringkali disalahgunakan pasien yaitu membelah tablet. Praktik ini umum dilakukan oleh pasien dengan beberapa alasan, yaitu untuk mengatasi kesulitan menelan obat, mengatur dosis, ataupun untuk melakukan penghematan. Praktik membelah tablet yang tidak tepat dapat menyebabkan kerusakan zat aktif, dosis yang tidak seragam, penurunan efektivitas obat, atau menyebabkan efek toksik yang mempengaruhi keselamatan pasien. Untuk mencegah hal tersebut, maka edukasi kepada pasien adalah hal yang diperlukan. Salah satu wujud pemberian edukasi kesehatan, khususnya edukasi mengenai obat-obatan yang dilakukan oleh apoteker yaitu Pelayanan Informasi Obat (PIO). Laporan ini menjelaskan kegiatan PIO yang dilakukan terhadap pasien rawat jalan di ruang tunggu pelayanan resep Puskesmas Kecamatan Palmerah. Kegiatan PIO yang dilakukan yaitu pembuatan leaflet, pemaparan materi secara tatap muka, dan pembuatan video edukasi yang kemudian dipublikasikan di media sosial. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi dalam rangka meningkatkan pengetahuan serta pemahaman masyarakat dalam menggunakan tablet dengan benar. ......According to Indonesian Law Number 36 of 2009, medicine is a substance, mixture of materials, or biological products used to affect and investigate physiological systems or pathological conditions in the framework of establishing a diagnosis, prevention, cure, recovery, health improvement, and contraception for humans. One form of drug that is commonly used is tablets. One way of using tablets that is often misused by patients is splitting the tablet. This practice is commonly carried out by patients for several reasons, namely to overcome difficulties in swallowing drugs, adjust doses, or make savings. The practice of splitting tablets improperly can cause damage to the active substance, non-uniform dosage, decrease the effectiveness of the drug, or cause toxic effects that affect patient safety. To prevent this, patient education is necessary. One form of providing health education, especially education regarding medicines carried out by pharmacists, is the Drug Information Service (PIO). This report describes the PIO activities carried out on outpatients in the waiting room for prescription services at the Palmerah District Health Center. The PIO activities carried out include making leaflets, presenting material face-to- face, and making educational videos which are then published on social media. This activity aims to provide education to increase public knowledge and understanding of using tablets properly.
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Kurnia Azzahra
Abstrak :
Pelayanan Kefarmasian adalah pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien terkait sediaan farmasi dengan tujuan untuk memperoleh hasil yang pasti guna meningkatkan kualitas hidup pasien. Pelaksanaan pelayanan kefarmasian dapat dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan, salah satunya adalah Puskesmas. Pelayanan farmasi klinik merupakan salah satu pelaksanaan pelayanan kefarmasian yaitu suatu pelayanan langsung yang diberikan oleh Apoteker kepada pasien terkait dengan sediaan farmasi untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Salah satu pelayanan farmasi klinik adalah Pelayanan Informasi Obat (PIO) yaitu berupa penyuluhan. Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan memberikan informasi terkait obat secara akurat, jelas dan terkini kepada pasien yang dilakukan oleh Apoteker. Pelayanan Informasi Obat (PIO) yang dilakukan pada tugas khusus ini yaitu penyuluhan terkait perbedaan obat paten dan obat generik. Generik pada pasien rawat jalan di Puskesmas Kecamatan Palmerah. Tujuan dari penyuluhan ini yaitu untuk memberikan informasi dan edukasi serta diharapkan agar pasien tidak lagi ragu mengonsumsi obat generik karena harganya yang murah. Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah yaitu menjelaskan materi tentang perbedaan obat paten dan obat generik lalu membagikan leaflet yang berisi tentang informasi singkat mengenai obat paten dan obat generik. Berdasarkan penyuluhan tentang Perbedaan Obat Paten dan Obat Generik yang telah dilakukan, kegiatan penyuluhan ini mendapat respon yang cukup baik dari pasien dan pasien dapat memahami perbedaan antara obat paten dan obat generik. ......Pharmaceutical care are direct and responsible services to patients related to pharmaceutical dosage form with the aim of obtaining definite results to improve the quality of life of patients. The implementation of pharmaceutical care can be carried out in health service facilities, on of which is a public health center. Clinical pharmaceutical service is one of the implementation of pharmaceutical care, which is a direct service provided by pharmacists to patients related to pharmaceutical dosage formtoimprovethequalityofpatient’slife.Oneoftheclinicalpharmaceuticalservice is Drug Information Service (PIO), which is in the form of counseling. Drug Information Service (PIO) is an acitivity to provide accurate, clear and up-to-date drug related information to patients carried out by pharmacist. The drug information service (PIO) carried out on this task is counseling related to the difference between patent drugs and generic drugs to outpatients at Puskesmas Kecamatan Palmerah. The aim of this counseling is to provide information and education and it is hoped that patients will no longer hesitate to take generic drugs because of their low price. Counseling activities are carried out by the lecture method, namely explaining material about the differences between patent drugs and generic drugs and then distributing leaflets containing brief information about patent drugs and generic drugs. Based on counseling on the differences between patent drugs and generic drugs that have been carried out, this counseling activity received a fairly good response from patients and the patients can understand the difference between patent drugs and generic drugs.
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shellinna Kurniawati
Abstrak :
Asma merupakan salah satu masalah kesehatan yang ada pada masyarakat hampir di dunia. Menurut data yang didapatkan dari World Health Organization (WHO), pada tahun 2019 terdapat 262 juta pasien di seluruh dunia yang menderita asma, terutama di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Menurut perkiraan WHO, terdapat 455.500 orang meninggal akibat asma pada tahun 2019. Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kefarmasian dimana diselenggarakannya praktik kefarmasian oleh apoteker guna memberikan pelayanan kesehatan, termasuk penyediaan obat yang aman, bermutu, bermanfaat dan terjangkau. Apoteker harus dapat memahami dan menganalisa pengobatan yang diterima oleh pasien akan kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan, masalah terkait obat, masalah farmakoekonomi, dan memberikan edukasi kepada pasien mengenai tahapan terapi farmakologi dan non-farmakologi asma agar kualitas hidup dari pasien pengidap asma dapat meningkat dan menurunkan morbiditasnya. Metode pengkajian resep dilakukan dengan studi literatur dari ketentuan perundang- undangan dan monografi obat. Pengkajian resep dilakukan berdasarkan ketentuan perundang-undangan, meliputi telaah administrasi, kesesuaian farmasetik, dan pertimbangan klinis. Pencatatan informasi penting harus diberikan kepada pasien selama Pemberian Informasi Obat (PIO) atau konseling. Selama bulan Januari 2023, resep untuk indikasi penyakit asma masih belum memenuhi aspek pengkajian resep meliputi administrasi, kesesuaian farmasetik, dan pertimbangan klinis sesuai yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan terutama dalam aspek kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis sehingga informasi dalam resep dinyatakan belum lengkap dan pengobatan yang diberikan belum terjamin keefektifan dan rasionalitasnya. Edukasi yang diberikan untuk pasien asma dapat diberikan berdasarkan terapi farmakologi dan terapi non-farmakologi. Selain itu, juga diperlukan kerjasama yang baik dengan pasien maupun keluarga agar pengobatan dapat tercapai dengan optimal. ......Asthma is one of the health problems that exist in the world. According to data obtained from the World Health Organization (WHO), in 2019 there were 262 million patients worldwide who suffer from asthma, especially in low- and middle-income countries. According to WHO, there are apporximately 455,500 people died from asthma in 2019. Pharmacy provides pharmaceutical service facility where pharmacists provide health services, including the provision of safe, quality, useful and affordable medicines. Pharmacists must be able to understand and analyze the treatment received by patients about the possibility of medication errors, drug-related problems, pharmacoeconomic problems, and provide education to patients regarding the stages of pharmacological and non- pharmacological therapy for asthma so that the quality of life can increase and reduce morbidity. The prescription review method is carried out by literature study of statutory provisions and drug monographs. Prescription review is carried out based on statutory provisions, including administrative review, pharmaceutical suitability, and clinical considerations. A record of important information should be provided to the patient during the Drug Information Administration or counselling. During January 2023, prescriptions for asthma did not meet the aspects of prescription review including administration, pharmaceutical suitability, and clinical considerations as stipulated in laws and regulations, especially in pharmaceutical suitability and clinical considerations because the prescription was declared incomplete and treatment effectiveness and rationality have not been guaranteed. Education for asthma patients can be given based on pharmacological therapy and non-pharmacological therapy. In addition, good cooperation with patients and families is needed for an optimized treatment.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library