Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herry Yulianto Rachmawan
Abstrak :
ABSTRAK
Perkembangan pembangunan di Indonesia dalam beberapa dekade ini sangat pesat, baik di bidang ekonomi, politik, sosial maupun bidang-bidang lainnya. Titik berat pembangunan Indonesia di bidang ekonomi membuat bidang ini lebih menonjol kemajuannya dibandingkan dengan bidang-bidang lainnya. Pesatnya pembangunan di bidang ekonomi ini salah satunya ditandai dengan meningkatnya pembangunan saranasarana fisik diantaranya adalah pembangunan gedung-gedung properti dan pembangunan jaringan-jaringan jalan.

Perkembangan yang pesat di segala bidang apabila tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak yang buruk terhadap lingkungan, disebabkan lingkungan sudah tidak dapat lagi menampung buangan-buangan industri yang dihasilkan oleh aktifitas manusia.

Kesadaran akan perlunya mengelola lingkungan dengan benar ini menyebabkan timbulnya berbagai macam teknologi yang berusaha untuk mengurangi kadar pencemar/polutan yang dikeluarkan oleh aktivitas industri. Hal tersebutlah yang menyebabkan timbulnya teknologi baru aspal emulsi sebagai altematif bahan perkerasan jalan menggantikan teknologi perkerasan jalan menggunakan aspal panas konvensional.

Berbeda dengan aspal panas konvensional yang dalam pengoperas1annya membutuhkan pembakaran, aspal emulsi yang disebut juga aspal dingin, dalam pengoperasiannya tidak perlu dilakukan pembakaran, karena produk ini telah bercampur ( diemulsikan) dengan air, sehingga menyebabkan produk ini menjadi lebih ramah lingkungan/tidak menimbulkan polusi serta mengurangi resiko kecelakaan akibat kebakaran.

Selain keunggulan-keunggulan yang berhubungan dengan lingkungan diatas, aspal emulsi juga mempunyai keunggulan di bidang lainnya terutama dalam hal kepraktisannya dalam pengoperasian. Kepraktisan ini timbul disebabkan tidak diperlukannya pembakaran dan aspal emulsi dapat langsung dicampur dengan aggregat batuan untuk mendapatkan campuran perkerasan jalan yang diinginkan. Kepraktisan penggunaan dan berkurangnya resiko kerusakan lingkungan ini menyebabkan secara keseluruhan biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan perkerasan jalan lebih murah bila menggunakan teknologi aspal emulsi dibandingkan bila menggunakan teknologi aspal konvensional lainnya.

Keunggulan tersebut diatas ditambah dengan performance perkerasan aspal emulsi yang tidak kalah dengan teknologi lainnya, serta semakin meningkatnya penggunaan aspal emulsi di Indonesia menyebabkan adanya peluang untuk membuat suatu pabrik aspal emulsi di Indonesia. Peluang ini perlu untuk dianalisa, apakah memang dapat diwujudkan menjadi suatu bisnis yang menguntungkan. Adapun analisa yang dilakukan adalah analisa mengenai aspek pasar, aspek teknis, aspek keuangan dan juga analisa lingkungan usaha yang melingkupinya.

Dari analisa-analisa yang dil~ tampaknya pendirian pabrik aspal emulsi merupakan peluang bisnis yang patut dipertimbangkan untuk dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai aspek yang ditinjau. Ditinjau dari aspek pasar, terdapat pertumbuhan kebutuhan yang besar dan cenderung untuk terus tumbuh akibat pesatnya pembangunan jaringan jalan dan bangunan-bangunan properti di Indonesia selama ini. Dari aspek teknis, pendirian pabrik yang bersifat mobile ini menguntungkan karena pabrik dapat dipindahkan dengan mudah ke tempat lain dimana terdapat pasar yang membutuhkan dalam jumlah yang besar. Ditinjau aspek keuangannya, semua parameter yang diteliti yaitu NPV, /RR dan Payback Period menunjukkan nilai yang baik. Hal ini disebabkan harga jual di pasaran untuk produk ini cukup tinggi, sedangkan biaya pembuatan dengan teknologi produksi yang dipilih cukup murah. Sedangkan apabila ditinjau dari aspek lingkungan usahanya, tampaknya usaha ini mempunyai lingkungan dengan tingkat persaingan yang tidak terlalu tinggi dan masih dapat diatasi dengan menggunakan strategi pemasaran yang tepat.

Dengan dukungan analisa-analisa diatas, dapat disimpulkan bahwa peluang mendirikan pabrik aspal emulsi ini merupakan peluang emas yang dapat diwujudkan dalam suatu tindakan investasi sehingga dapat menjadi suatu bisnis yang menguntungkan.
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulkarnaen Yusuf
Abstrak :
Pembuatan bahan peledak emulsi dilakukan dengan cara mengemulsikan larutan oksidator yang sangat jenuh dengan fuel oil. Didalam percobaan ini digunakan empat (4) macam emulsifier, komposisi emulsifier yang digunakan adalah 3%, 4%, 5%, dan 6% berat. Bahan peledak emulsi yang terbentuk mempunyai harga RWS (Relative Weight Strength), kecepatan detonasi (VOD=Velocity of Detonation), tekanan detonasi (PD) dan berat jenis tertentu. Pengujian dilanjutkan dengan menguji ketahanan simpan bahan peledak emulsi selama delapan bulan terhadap RWS dan VOD untuk masing-masing komposisi diatas. Bahan peledak yang memenuhi syarat harus mempunyai harga RWS lebih besar dari 45%, dengan VOD sebesar 4500 meter/detik dan ketahanan simpan selama satu tahun dengan harga RWS dan VOD yang tetap.
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariyanti Sarwono
Abstrak :
Pembuatan kopolimer (stirena/butil akrilat/metil metakrilat) dilakukan dengan metode polimerisasi emulsi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh variasi inisiator dan teknik polimerisasi terhadap ukuran partikel pada kopolimerisasi emulsi stirena-butil akrilat-metil metakrilat. Inisiator yang digunakan adalah inisiator anorganik dan organik, yaitu ammonium persulfat (APS), hidrogen peroksida (H2O2), ters-butil hidroperoksida (TBHP), serta inisiator redoks (H2O2/asam askorbat). Teknik polimerisasi yang dilakukan adalah teknik batch dan semi kontinu. Kopolimer yang dihasilkan ditentukan kandungan padatan, viskositas, ukuran dan distribusi ukuran partikel, temperatur glass, IR dan berat molekulnya. Hasil kopolimerisasi emulsi bila menggunakan inisiator TBHP dan H2O2 kurang sempurna, oleh karena itu digunakan pasangan inisiator redoks H2O2/asam askorbat. Asam askorbat berfungsi sebagai pemicu dalam pembentukan radikal OH, sehingga polimer emulsi yang dihasilkan lebih sempurna. Semakin banyak inisiator yang ditambahkan, ukuran partikelnya pun akan semakin besar. Ukuran partikel yang dihasilkan akan mempengaruhi sifat-sifat polimer yang dihasilkan. Kata kunci : polimerisasi emulsi, inisiator, surfaktan, teknik polimerisasi.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Weinheim: John Wiley & Sons, 2013
660.29 EMU
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ericko Chandra Utama
2010
T42712
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carroll, Burt Haring, 1896-
New York: John Wiley & Sons, 1980
772.4 CAR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yudha Aulia Syahbani
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S30731
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Pranowo Hadiwardoyo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Noverra Mardhatillah Nizardo
Abstrak :
Ukuran partikel merupakan salah satu faktor yang menentukan sifat polimer emulsi. Polimer emulsi memiliki ukuran partikel antara 10 sampai dengan 1500 nm. Untuk aplikasi coating, dibutuhkan polimer emulsi dengan ukuran partikel yang kecil agar diperoleh hasil coating yang halus, kekuatan adhesi dan ketahanan terhadap air yang baik, serta kestabilan yang cukup lama. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh dari surfaktan natrium dodesil benzena sulfonat (SDBS) rantai lurus dan bercabang serta beberapa teknik polimerisasi emulsi terhadap ukuran partikel pada kopoli(stirena/butil akrilat/metil metakrilat) dengan menggunakan kombinasi surfaktan anionik dan nonionik (nonil fenol, EO10) dan inisiator ammonium persulfat. Hasil pengukuran DSC, solid content, IR, dan berat molekul relatif rata-rata menunjukkan bahwa terbentuk kopoli(stirena/butil akrilat/metil metakrilat). Surfaktan SDBS rantai bercabang menghasilkan ukuran partikel yang lebih kecil dibandingkan surfaktan SDBS rantai lurus tetapi grit yang terbentuk lebih banyak. Teknik batch dapat menghasilkan solid content tertinggi yaitu 38,73% saat menggunakan surfaktan SDBS rantai lurus dan 38,47% saat menggunakan surfaktan SDBS rantai bercabang. Teknik semi kontinyu secara umum menghasilkan viskositas yang tinggi yaitu 168,5 mPas saat menggunakan SDBS rantai lurus dan 128 mPas saat menggunakan SDBS rantai bercabang.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>