Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Johnson, Richard T. (Richard Tidball), 1931-
New York: Raven Press , 1982
616.8 JOH v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hening Tirta Kusumawardani
Abstrak :
Latar Belakang : Ensefalitis adalah suatu infeksi cairan otak atau proses peradangan yang melibatkan parenkim otak yang berasosiasi dengan bukti klinis disfungsi otak (Gilroy, 2000). Ensefalitis masih merupakan masalah kesehatan yang serius, sehingga memerlukan diagnosis awal, terapi yang efektif, dan kontrol terhadap penanganannya. Di Indonesia infeksi susunan saraf pusat menduduki urutan ke-10 dari urutan prevalensi penyakit, dengan angka kematian anak ensefalitis berkisar antara 18-40% dengan angka kecacatan berkisar antara 30-50% (Saharso dan Hidayati, 2000). Keterlambatan dan penanganan yang tidak optimal dapat memperparah keadaan sehingga dapat menyebabkan kematian dan kecacatan pada pasien. Penelitian tentang skoring prognosis ensefalitis akut pada pasien anak belum pernah dilakukan. Sehingga penelitian ini akan membuat suatu model prognostik yang akan memprediksi luaran pasien anak dengan ensefalitis. Metode : Penelitian kohort retrospektif dengan data sekunder rekam medis. Data yang terdiri dari beberapa variabel yang dikumpulkan secara retrospektif dari catatan medis pasien. RS di Jawa Tengah, Indonesia. Pengambilan data dilakukan pada bulan Oktober- November 2014. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 299 pasien. Analisis yang dilakukan meliputi analisis univariat, bivariat, dan analisis multivariate cox proportional hazard dengan model matematis yang selanjutnya akan dibuat model skoring. Analisis roctab digunakan untuk menentukan nilai cut-off setiap variabel numerik. Hasil : Variabel kejang, tingkat kesadaran, dan status gizi merupakan faktor protektif outcome, sedangkan variabel peningkatan tekanan intrakranial, kadar elektrolit natrium dan klorida, serta terapi diuretik merupakan faktor resiko untuk terjadinya outcome kematian pada pasien ensefalitis anak.Berdasarkan hasil analisis multivariat skoring didapatkan urutan faktor prognostik yang dominan menyebabkan kematian, yaitu peningkatan tekanan intrakranial (HR = 9.6, skoring 16), hiperklorida (HR = 1.5, skoring 6), terapi diuretik (HR=0.2, skoring 4), status gizi (HR=0.7, skoring 1), frekuensi kejang (HR=0.3, skoring -3), hipernatremia (HR=0.7, skoring -4), dan tingkat kesadaran yang dinilai dengan pediatric coma scale (HR=0.8, skoring -6). Dari hasil multivariat yang telah dilakukan sebelumnya, apabila skor <-108 tidak ada resiko untuk mengalami kematian, skor -54 s/d -39.9 resiko rendah untuk mengalami kematian, skor -40 s/d -24.0 resiko sedang untuk mengalami kematian, dan skor >-25 adalah resiko tinggi untuk mengalami kematian. Kesimpulan : Model skoring prognosis yang telah terbentuk ini mampu memprediksi 81% faktor yang berhubungan dengan prognosis ensefalitis. Apabila dari 100 anak ensefalitis dengan adanya semua variabel pembentuk model skoring maka 73 anak akan di prediksi meninggal dan apabila dari 100 anak ensefalitis tanpa adanya semua variabel tersebut maka 27 anak akan meninggal.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42895
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sintha Yade Grace
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian penapisan senyawa inhibitor dari Actinomycetes terhadap RNA helikase virus Japanese encephalitis (JE). Penelitian dilakukan selama delapan bulan (Februari--September 2006) di Laboratorium Virologi Molekular, Pusat Penelitian (Puslit) Bioteknologi LIPI, Cibinong. Penelitian bertujuan untuk memperoleh isolat-isolat Actinomycetes indigenos Indonesia penghasil inhibitor terhadap RNA helikase virus JE. Plasmid pET-21 b telah membawa gen NS3 helikase virus JE (pET-21 b/JEV ΔNS3) kemudian ditransformasi ke dalam Escherichia coli BL21 (DE3) pLysS. Jumlah supernatan isolat Actinomycetes yang ditapis sebanyak 1.000 supernatan. Penapisan inhibitor RNA helikase dilakukan dengan uji kolorimetrik ATPase. Hasil penapisan menunjukkan sebanyak 730 isolat memiliki persentase inhibisi berkisar 0,180%--49,891%. Sebanyak 339 isolat menunjukkan efek inhibisi 0,180--9,991%, 210 isolat menunjukkan efek inhibisi 10,035--19,688%, 96 isolat memperlihatkan efek inhibisi 20,011-- 29,667%, 56 isolat memiliki efek inhibisi 30,051--39,863%, dan 29 isolat memiliki efek inhibisi 40,144--49,891%. Persentase inhibisi tertinggi diperoleh dari Actinoplanes sp. 5-849, sedangkan persentase inhibisi terendah diperoleh dari Streptomyces sp. 4-700. Hasil inhibisi negatif terhadap RNA helikase virus JE ditunjukkan oleh 270 isolat. Inhibitor yang dihasilkan oleh isolat Actinomycetes indigenos Indonesia mampu menghambat RNA helikase virus JE dengan penghambatan hidrolisis ATP menjadi ADP dan Pi (fosfat inorganik).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S31423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aghnianditya Kresno Dewantari
Abstrak :
ABSTRAK
Arbovirus (arthropode-borne virus) yang timbul dan timbul kembali telah memengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Infeksi arbovirus terbanyak di Indonesia: dengue, Japanese encephalitis (JE) dan chikungunya (CHIK) menyebabkan kasus luar biasa tiap tahun. Ketersediaan metode deteksi JE dan CHIK sangat terbatas di Indonesia. Pengembangan in-house IgM antibody-capture Enzyme Linked Immunosorbent Assay (MAC ELISA) dengan antigen local terinaktivasi akan meningkatkan deteksi dan pemantauan dengan meningkatkan spesifisitas dan sensitivitas. Antigen diproduksi dalam kultur sel dengan sel BHK-21 dan sel Vero kemudian diinaktivasi dengan gamma-irradiasi dan 0,01% beta-propiolakton. Kinerja Antigen dievaluasi dengan uji MAC ELISA dan titer virus dihitung dengan uji plak. Virus Japanese encephalitis dan chikungunya terinaktivasi pada 20 kGy gamma- irradiasi dan 0,01% BPL. In-house MAC ELISA telah dioptimisasi dengan inkubasi 2 jam. Kit in-house MAC ELISA yang telah dikembangkan berguna untuk deteksi dan pemantauan JE dan Chik dengan fasilitas terbatas.
ABSTRACT
The emerging and re-emerging arthropod-borne viruses (arboviruses) have effected many aspects of human existence. Three major arbovirus infection in Indonesia: dengue, Japanese encephalitis (JE) and chikungunya (CHIK) causes numerous outbreaks each year. However, availability of detection methods for JE and CHIK are very limited in Indonesia. Development of in-house IgM antibody-capture Enzyme Linked Immunosorbent Assay (MAC ELISA) with inactivated local antigen will improve detection and surveillance capability across Indonesia by increasing its specificity and sensitivity. Antigens were produced in cell culture using BHK-21 cells and Vero cells then inactivated using gamma-irradiation and 0.01% beta-propiolactone (BPL). Antigen performance was evaluated using MAC ELISA and virus titer were calculated using plaque assay. Japanese encephalitis virus and chikungunya virus was inactivated at 20 kGy with 0.01% BPL. Optimized in-house MAC ELISA protocol using these antigen has been developed. Developed in-house MAC ELISA kit will be beneficial for detection and surveillance of JE and CHIK with limited facility.
2016
S65193
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library