Search Result  ::  Save as CSV :: Back

Search Result

Found 6 Document(s) match with the query
cover
Ryan Aldiansyah Akbar
"Semakin terbatasnya akses masyarakat terhadap kepemilikan rumah sering dikaitkan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan tingkat modal sosial masyarakat. Penelitian ini mencoba mencari pengaruh kepemilikan rumah terhadap modal sosial masyarakat di Indonesia dalam level rumah tangga. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data olahan hasil survei IFLS-4 dan IFLS-5 yang membentuk data panel rumah tangga di Indonesia. Penelitian ini menemukan adanya kendala endogenitas dan heteroskedasitas dalam model yang diestimasi sehingga dilakukan regresi fixed effect dengan robust menggunakan Instrument Variable. Hasil estimasi dalam penelitian ini menemukan adanya pengaruh signifikan yang terjadi antara kepemilikan rumah terhadap modal sosial. Pengaruh ini bervariasi antara dampak kepemilikan rumah dan modal sosial di rumah tangga yang tinggal di wilayah Jawa dan di luar Jawa maupun di perkotaan dan pedesaan. Selain kepemilikan rumah, ditemukan faktor lain yang berpengaruh lebih signifikan terhadap modal sosial seperti jumlah anggota keluarga, penghasilan bulanan keluarga, dan usia dari kepala keluarga.

The limited access to homeownership is often associated with the decline of social capital. This study tried to find the impact of homeownership on social capital in Indonesia at the household level. The data sources used in this study are IFLS-4 and IFLS-5, which are set as Indonesian households' panel data. This study found endogeneity and heteroscedasticity constraints in the estimated model, so a robust fixed effect regression using an Instrument Variable was taken to solve the problems. The estimation results in this study found the significant effects between homeownership and social capital. These effects varied among several conditions of households. Households in Java and Urban area got more significant impacts on social capital by owning a house. Other factors also significantly influenced social capital, such as the family size, monthly family income, and the age of the family head."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lestari Ambar Kirana
"Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh penggunaan media sosial ibu terhadap kesehatan balita yang diproksi kedalam 3 hal, yaitu: status kesehatan, status pemberian ASI Eksklusif, dan status pemberian imunisasi dasar lengkap. Potensi endogenitas dalam penggunaan media sosial diatasi dengan penggunaan variabel instrumen berupa keberadaan BTS Base Transceiver Station dan kekuatan sinyal. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas Tahun 2015 dan Pendataan Potensi Desa Podes Tahun 2014. Dengan menggunakan regresi biprobit bivariate pobit sebagai metode estimasi, hasil analisis menunjukkan bahwa keberadaan BTS dan sinyal terbukti valid sebagai instrumen untuk media sosial, sementara pengaruh media sosial terhadap kesehatan balita berbeda-beda. Penggunaan media sosial berpengaruh negatif terhadap status kesehatan balita selama seminggu terakhir. Sementara jika pada status eksklusifitas pemberian ASI balita tidak dipengaruhi oleh penggunaan media sosial oleh Ibu, pengaruh positif penggunaan media sosial justru berpengaruh pada status kelengkapan imunisasai dasar balita di Indonesia.

This study aims to explore the effect of mother 39 s social media usage on child health indicators. These indicators are health status, exclusive breastfeeding status, and complete basic immunization status. To account the potential endogenity in social media usage. I used the presence of BTS Base Transceiver Station and signal strength as the instrumental variables. The data used in this study are derived from the National Socioeconomic Survey Susenas of 2015 and Village Potential Data Collection Podes of 2014. Using the biprobit regression bivariate pobit as the estimation method, the analysis results show that the presence of BTS and the proven signals are valid instrument for social media, while the influence of social media on the three children health are various. The use of social media negatively affects the health status of children under five during the past week. Meanwhile, the status of exclusivity of breastfeeding infants is not influenced by the use of social media by Mother. Finnaly, the positive effect of social media found on the status of completeness of basic toddler immunization in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50388
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridhan Adli Faisal
"Pasar saham Indonesia mendapatkan kenaikan jumlah investor sebesar 838% dari tahun 2016 ke tahun 2021. Beberapa peneliti mengatakan bahwa masyarakat akan berpartisipasi di pasar saham ketika literasi keuangan mereka tinggi. Namun, berdasarkan survey yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2019, masyarakat Indonesia yang memiliki literasi keuangan yang baik hanya sebesar 4.92%. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah investor baru yang bergabung di pasar saham memang memiliki literasi keuangan yang baik. Pertanyaan ini akan coba dijawab dengan menggunakan tes empiris yang didapatkan dari kuesioner. Literasi keuangan juga akan dianalisis untuk melihat pengaruhnya terhadap aloaksi aset di saham jika dibandingkan dengan total aset finansial lainnya. Hubungan ini dicoba untuk dilihat menggunakan regresi dengan karakterisitik demografi sebagai kontrol variabel. Variabel instrumental menggunakan dua tahap regresi digunakan untuk mengatasi permasalahan edogenitas yang mungkin muncul. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memahami kondisi saat ini dari investor Indonesia di pasar saham dan dapat membantu semua pemangku kepentingan dalam membuat rencana serta penyesuaian terhadap regulasi dan strategi yang dibutuhkan.

Indonesia Stock Market gained more than 838% of new investors from 2016 to 2021. Some researchers suggest that more people could be participating in the stock market if their financial literacy was high. However, according to a survey conducted by the Indonesia Financial Services Authority in 2019, Indonesians that were well-literate about the stock market were only around 4,92%. This raises questions whether the investors that were participating in the stock market really have a high enough level of financial literacy. This question was attempted to be answered by using an empirical test that was obtained by surveying. Financial literacy was also analyzed to understand its impact on how much of the investors' assets is allocated to the stock market compared to their total financial. This relationship was attempted to be discovered by using a regression analysis with some demographic characteristics used as control variables. Instrumental variables with two stage regression were used to tackle an endogeneity problem that might. This research helps to understand the current condition of investors in the Indonesian Stock Market to help all stakeholders to make plans and adjustments to the regulations and strategies accordingly."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Teresia Karolinda
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsekuensi kawin anak terhadap kemiskinan dan keragaman pengaruh kedua variabel tersebut menurut provinsi. Hal tersebut menarik untuk dilihat mengingat adanya variasi baik tingkat kemiskinan maupun tingkat perkawinan anak antar provinsi di Indonesia. Potensi endogenitas dalam penggunaan kawin anak diatasi dengan menggunakan variabel instrumen lama tahun sekolah, persentase perempuan usia 20-24 tahun yang menikah pada usia anak per provinsi dan kohor kelahiran. Penelitian ini menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2019 dengan unit analisis sebanyak 171.886 individu yang kemudian dianalisis dengan menggunakan metode regresi biprobit (bivariate probit). Hasil analisis menunjukkan bahwa kawin anak merupakan variabel endogen yang dipengaruhi oleh lama tahun sekolah, persentase perempuan usia 20-24 tahun yang menikah pada usia anak di suatu provinsi dan kohor kelahiran. Kawin anak terbukti signifikan memengaruhi peluang perempuan menjadi miskin di seluruh provinsi. Efek kawin anak terhadap meningkatnya peluang miskin ditemukan bervariasi antar provinsi. Peluang jatuh dalam kemiskinan bagi perempuan yang berstatus kawin anak lebih besar pada kohor kelahiran muda dibanding kohor lainnya. Selain itu variabel kontrol seperti jumlah anggota rumah tangga, tempat tinggal di perdesaan, pendidikan suami, status bekerja istri dan status bekerja suami terbukti signifikan memengaruhi kemiskinan.

This study aims to analyze child marriage on poverty and the diversity of the effects of these two variables by province. This is interesting to see given considering the variation in both the poverty rate and child marriage rate between provinces in Indonesia. The potential for endogeneity in the use of child marriage is overcome by using the instrument variables for years of the schooling, percentage of women aged 20-24 years who are married under 18 years old in a province and the birth cohort. This study uses data from National Socio Economic Survey (Susenas) 2019 as many as 171,886 individuals which are then analyzed using the bivariate probit regression method. The results show that child marriage is an endogenous variable that is influenced by years of schooling, percentage of women aged 20-24 years who are married under 18 years old in a province and the birth cohort. Child marriage has been shown to significantly affect women's chances of becoming poor in all provinces. The effect of child marriage on increasing poverty was found to vary between provinces. The probability of falling into poverty for women with child-married status is greater in the young birth cohort than in the other cohorts. In addition, control variables such as number of household members, residence in rural areas, husband's education, wife's working status and husband's working status have been shown to significantly affect poverty. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Leny Susyanty
"Obesitas merupakan salah satu faktor risiko terjadinya beberapa penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskular, diabetes dan kanker. Penyakit tersebut menimbulkan beban biaya yang sangat besar besar dimasyarakat, terutama karena membutuhkan pengobatan jangka panjang. Akan tetapi, selain faktor obesitas, ada faktor-faktor lain yang dapat berhubungan dengan risiko terjadinya beberapa penyakit kronis dan peningkatan pemanfaatan pelayanan kesehatan, faktor-faktor tersebut dapat diamati ataupun tidak dapat diamati secara langsung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan obesitas terhadap risiko terjadinya penyakit kronis dan pemanfaatan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan.
Metode: Penelitian ini dilakukan dengan melihat sifat endogenitas dari obesitas dan keadaan penyakit kronis pada responden dalam hubungannya dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Responden dalam penelitian ini adalah individu yang berusia >18 tahun dan tidak dalam keadaan hamil. Jumlah responden total sebanyak 602.012 orang. Probit model digunakan untuk estimasi faktor risiko obesitas dan penyakit kronis, sementara untuk estimasi pemanfaatan pelayanan kesehatan digunakan Generalized Method of Moment (GMM) sebagai model terpilih.
Hasil: Hasil estimasi dengan metode GMM menunjukan bahwa penyakit kronis berhubungan positif dengan frekuensi rawat jalan dan lama hari rawat inap di fasilitas kesehatan dengan koefisien estimasi berturut-turut 1,1062 dan 2,4075 dan P value < 0,01. Sementara hasil estimasi dengan menggunakan metode GMM juga menunjukkan bahwa obesitas berhubungan negatif dengan frekuensi rawat jalan dan lama hari rawat inap dengan koefisien estimasi berturut-turut -0,8502 dan -0,5031 dengan P value < 0,01.
Kesimpulan: Walaupun obesitas merupakan faktor risiko terjadinya penyakit kronis, namun estimasi pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh orang yang obes menunjukkan hubungan yang negatif. Sementara orang dengan penyakit kronis menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan dengan pemanfaatan pelayanan. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran orang obes di Indonesia terhadap risiko terjadinya penyakit kronis masih rendah. Selain adanya penyakit kronis, faktor sosial ekonomi terutama adanya jaminan kesehatan masih dominan dalam hubungannya dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Obesity is a risk factor of chronic disease such as cardiovascular diseases, diabetic and cancer. The chronic disease medication need an expensive cost especially for health services revisited and hospitalization of patient. However, besides obesity factor there is other dissimilar factors which can be a risk factor of chronic condition and health services cost. A chronic conditions can be influenced by both observed (e.g., lifestyle behaviours such as smoking, eating and drinking) and unobserved factors (e.g., unobserved genetic, hormonal and biochemical factors). The objective of this study is to examine the cause and consequenses of obesity on chronic condition and health service utilization.
Method: This research conducted by considering endogenity of obesity and chronic diseases on health service utilization estimated. Respondent in this research are individual more than 18 year old and not in pregnancy condition. Totally 602.012 respondent. Probit model used to estimate risk factor of obesity and chronic conditions, whereas Generalized Method of Moment model used as a chosen model to estimated health service utilization.
Result: Estimated result by GMM method showed that chronis conditions have a positive correlated with health service revisited and length of stay in health facility with coefficient 1.1062 and 2.4075 respectively and P Value < 0.01. Health services utilization estimated by GMM method also indicated that obesity have a negative correlated with health service revisited and length of stay in health facility with coefficient - 0,8502 and - 0,5031 respectively and P Value < 0.01.
Conclusion: Eventhough obesity know as a risk factor of chronic diseases, but health services utilization by obese persons show a negative impact. While persons with chronic conditions has a significant positif relation on health service utilization. It shows that awereness of obese persons on chronic disease risk is still low. Besides the existence of chronic disease condition, socioeconomic factor especially ownership of health insurance still be a dominant relationship on health service utilization.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31360
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Widodo
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan ASEAN-5 membentuk integrasi moneter berdasarkan dua pendekatan dalam teori Optimum Currency Area OCA : indeks OCA dan endogenitas kriteria OCA. Hasil indeks OCA menunjukkan ASEAN secara keseluruhan baru memenuhi dua dari empat kriteria OCA yang digunakan. Singapura, Malaysia, dan Thailand dinilai layak membentuk integrasi moneter, sedangkan Indonesia menjadi yang paling tidak layak. Untuk hasil endogenitas kriteria OCA didapati bahwa peningkatan intensitas perdagangan, integrasi keuangan, dan kesamaan sektor produksi akan meningkatkan kesimetrisan guncangan moneter di ASEAN-5, tetapi tidak untuk guncangan penawaran dan guncangan permintaan. Dengan demikian, ASEAN-5 dinilai masih belum layak membentuk integrasi moneter.

ABSTRACT
This study aims to analyze the feasibility of ASEAN 5 in forming monetary integration based on two Optimum Currency Area OCA theory applications OCA index and endogeneity of OCA criteria. OCA index result shows that ASEAN 5 as a whole only complies two of four OCA criteria being used. Singapore, Malaysia, and Thailand are proper in forming monetary integration, whereas Indonesia has become the most improper one. From endogeneity of OCA criteria, it is found that the increasing of trade intensity, financial integration, and similarity of production sector will promote the symmetry of monetary shocks in ASEAN 5, but not for supply shocks and demand shocks. Thereby, ASEAN 5 is assessed not feasible enough in forming monetary integration."
2017
S69792
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library