Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herdhi Hermawan
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan proyeksi permintaan listrik dan pemenuhannya menggunakan energi baru dan terbarukan (EBT) di Sulawesi Selatan. Proyeksi permintaan listrik didapatkan dari model time series berdasarkan data historisnya. Sedangkan penentuan pemenuhan listriknya didasarkan pada tiga skenario, yakni pemenuhannya hanya berasal dari EBT (skenario 1), EBT dan energi konvensional (skenario), dan berdasarkan pemenuhan bauran energy (skenario 3). Dua skenario pertama bertujuaan mendapatkan biaya energi listrik minimum (LCOE), sedangkan skenario 3 untuk mencapai proporsi energi terbarukan dalam bauran energi 23% pada tahun 2025. Hasilnya menunjukkan bahwa dari tahun 2017 sampai 2025 sektor umum menjadi sektor yang paling tinggi kenaikannya secara persentase (78%), sedangkan kenaikan secara nominal yang tertinggi adalah sektor rumah tangga (971 GWh). Secara total, ada penambahan sebesar 2.285 GWh (43%) permintaan listrik di Sulawesi Selatan. EBT yang tersedia di Sulawesi Selatan sudah dapat memenuhi target pemenuhan permintaan listrik dan bauran enegi dengan jenis EBT yang paling optimum adalah Hydropower dengan biaya sebesar USD 168.242.725

ABSTRACT
This study aims to determine electricity demand projections and fulfillment of using new and renewable energy (EBT) in South Sulawesi. Electric demand projection is obtained from the time series model based on historical data. Whereas the determination of electricity fulfillment is based on three scenarios, namely fulfillment only comes from EBT (scenario 1), EBT and conventional energy (scenario), and based on fulfilling the energy mix (scenario 3). The first two scenarios are getting minimum electricity costs (LCOE), while scenario 3 is to reach the proportion of renewable energy in the 23% energy mix in 2025. The results show that from 2017 to 2025 the public sector is the highest percentage increase (78 %), while the highest nominal increase is the household sector (971 GWh). In total, there is an addition of 2,285 GWh (43%) of electricity demand in South Sulawesi. EBT available in South Sulawesi has been able to meet the target of fulfilling electricity demand and the energy mix with the most optimum type of EBT is Hydropower at a cost of USD 168,242,725"
2019
T53452
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nji Raden Poespawati
"Bidang energi baru dan terbarukan mulai dikembangkan pada saat terjadinya krisis minyak bumi pada tahun 1970an di Indonesia, bahkan dunia. Salah satu energi baru dan terbarukan adalah energi yang memanfaatkan energi matahari sebagai sumber energinya. Energi matahari merupakan sumber energi yang tidak terbatas jumlahnya dan pemanfaatannya tidak menimbulkan polusi yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. Pada aktifitas praktik keinsinyuran ini membahas komponen utama dari sistem PLTS, yaitu sel surya yang menggunakan bahan perovskit sebagai bahan aktifnya. Desain dan fabrikasi dari sel surya perovskit dilakukan dengan memvariasikan bahan Hole Transport Material (HTM), Electron Transport Material (ETM) dan elektrodanya. Setelah didapatkan hasil yang optimal, maka dibuat prototipenya. Proyek penelitian untuk aktifitas praktik keinsinyuran ini adalah proyek penelitian yang berlangsung dari tahun anggaran 2018 sampai dengan tahun anggaran 2020, melalui skema hibah Penelitian. Pada laporan praktik keinsinyuran ini akan membahas pelaksanaan proyek-proyek penelitian tersebut dan menganalisis aktifitas praktik keinsinyuran dilihat dari sudut pandang profesionalisme, Kode Etik Insinyur (KEI) dan Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lindungan Lingkungan (K3LL). Luaran penelitian yang dihasilkan dari praktik keinsinyuran adalah 14 (empat belas) artikel ilmiah pada seminar internasional terindeks scopus, 3 (tiga) artikel ilmiah pada jurnal internsional bereputasi dan terindeks scopus, 1 (satu) prototipe sel surya perovskit, 1 (satu) prototipe modul sel surya perovskit, 1 (satu) paten, 2 (dua) dokumentasi hasil uji coba produk skala laboratorium.

The field of new and renewable energy began to be developed at the time of the oil crisis in the 1970s in Indonesia and even the world. One of the new and renewable energy is energy that utilizes solar energy as its energy source. Solar energy is an unlimited source of energy and its utilization does not cause pollution that can damage environment. In this engineering practice activity, we discuss the main components of the PV mini-grid system, namely solar cells that use perovskite as the active material. The design and fabrication of perovskite solar cells is carried out by varying the Hole Transport Material (HTM), Electron Transport Material (ETM) and the electrodes. After obtaining optimal results, the prototype is made. This research project for engineering practice activities is a research project that runs from the 2018 fiscal year to the 2020 fiscal year, through a Research grant scheme. This engineering practice report will discuss the implementation of these research projects and analyze engineering practice activities from the point of view of professionalism, the Engineer's Code of Ethics (KEI) and Occupational Safety, Health, and Environmental Protection (K3LL). Research outputs resulting from engineering practice are 14 (fourteen) scientific articles at international seminars indexed by Scopus, 3 (three) scientific articles in reputable international journals and indexed by Scopus, 1 (one) prototype of perovskite solar cells, 1 (one) module perovskite solar cells prototype, 1 (one) patent, 2 (two) documentation of the results of laboratory-scale product."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Asti Andzani
"Penggunaan energi Tak Terbarukan cenderung menyebabkan dampak negatif bagi lingkungan akibat Gas Rumah Kaca. Meningkatnya kebutuhan energi di negara-negara berkembang seperti Indonesia yang menggunakan sumber energi Tak Terbarukan sebagai energi primer akan meningkatkan resiko terjadinya perubahan iklim. Hal tersebut terjadi karena peningkatan kebutuhan energi juga beriringan dengan peningkatan Gas Rumah Kaca. Oleh karena itu, kebijakan dan penyusunan regulasi terkait transisi energi menjadi suatu hal yang sangat perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis upaya percepatan transisi Energi Baru dan Terbarukan dalam sudut pandang aspek regulasi instrumen pendanaan. Indonesia belum memiliki peraturan yang mengatur mengenai Energi Baru dan Terbarukan beserta dengan instrumen pendanaannya. Regulasi Instrumen pendanaan tersebut kemudian dibandingkan dengan negara-negara yang telah berhasil melakukan transisi energi atau telah berhasil memanfaatkan Energi Baru dan Terbarukan dalam skala besar yaitu Jerman, India, dan Vietnam. Dengan melihat model pendanaan Energi Baru dan Terbarukan dari ketiga negara tersebut, diharapkan Indonesia dapat melakukan percepatan transisi energi menuju penggunaan Energi Baru dan Terbarukan sebagai salah satu sumber Energi Primer.

The use of non-Renewable Energy tends to cause negative effects on the environment which are caused by Greenhouse Gases. The increasing of energy needs in developing countries such as Indonesia that use non-Renewable Energy sources as primary energy will also increasing the risk of climate change. It happens because the surge of energy demand is side to side with the surge of Greenhouse Gases. Therefore, policy and regulation-making that related to energy transition are needed. This study’s aim is to analyze the effort to promote the acceleration of New and Renewable Energy Transition from the perspective of the funding instrument’s regulation aspect. Indonesia still does not have rules that regulate about New and Renewable Energy and the funding instrument. The rules of the funding instrument later compared with countries that have successfully made energy transitions on a large scale such as Germany, India, and Vietnam. By looking at the model of New and Renewable Energy funding instruments from the three countries, Indonesia is expected to do some effort to promote the acceleration of New and Renewable Energy transition and use New and Renewable Energy sources as primary energy."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widyaningrum Soeparlan
"Tesis ini relevan dengan kebutuhan energi nasional yang meningkat, Cadangan energi panas bumi Indonesia mencapai 40 persen dari total cadangan dunia tetapi pemanfaatannya masih sangat kecil. Komersialisasi yang maksimal akan tercapai jika didukung oleh faktor kepastian hukum karena proyek panas bumi padat karya dan modal. Tiga butir permasalahan tesis ini adalah (1) aspek-aspek hukum apa saja yang penting dalam komersialisasi panas bumi sebagai sumber energi baru dan terbarukan, (2) apakah Indonesia perlu memiliki undang-undang tersendiri yang mengatur komersialisasi panas bumi, dan (3) apakah perlu suatu badan khusus untuk mengawasi dan mengkoordinasi pelaksanaan komersialisasi panas bumi tersebut di Indonesia. Kerangka teori yang yang digunakan adalah teori materi muatan suatu undang-undang, yang di Indonesia dipelopori oleh Almarhum A. Hamid Attamimi. Metode penelitian yang digunakan adalah interdisipliner sehingga penelitian ini bersifat yuridis sekaligus sosiologis. Penelitian ini diperkuat dengan pendekatan studi perbandingan dengan peraturan kepanasbumian asing. Peraturan asing yang menjadi pembanding tersebut antara lain adalah Geothermal Steam Act of 1970 dan Geothermal Energy Research, Development, and Demonstration Act of 1974 Amerika Serikat. Asumsi yang digunakan adalah bahwa (1) pengembangan panas bumi berkaitan dengan beberapa aspek hukum penting, (2) Indonesia perlu memiliki undang-undang tersendiri yang mengatur komersialisasi panas bumi, dan (3) perlu adanya suatu badan yang bertugas mengawasi dan mengkoordinasi pelaksanaan komersialisasi panas bumi di Indonesia.
Hasil penelitian dalam tesis ini memperkuat asumsi tersebut, dimana komersialisasi panas bumi berkaitan dengan beberapa aspek hukum penting, yaitu pengertian, perizinan, royalti dan perpajakan, pertanahan, wilayah kerja, lingkungan hidup, hak dan kewajiban pemegang izin, akses dan pengawasan, serta pelanggaran dan sanksi. Selain itu peraturan kepanasbumian yang sekarang berlaku ternyata seharusnya menjadi materi muatan undang-undang sehingga Indonesia perlu memiliki undang-undang tersendiri tentang komersialisasi panas bumi. Akhirnya, demi efektifnya komersialisasi panas bumi di tanah air, perlu suatu badan khusus yang mandiri, yang bertugas mengawasi dan mengkoordinasi berbagai peraturan dan pelaksanaan komersialisasi panas bumi."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T16655
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Unggul Wibawa
"buku ini membahas tentang pendekatan praktis pembangkit energi baru dan terbarukan di bagi atas beberapa topik adalh eneri, biomas, biogas, matahari, angin, air."
Malang: Universitas Brawijaya Press, 2017
621.042 UNG p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Shafa Tasya Aulia Putri
"Perkembangan teknologi yang terus-menerus membuat penggunaan energi listrik menjadi hal krusial dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Penggunaan energi listrik yang tiada hentinya membuat sumber energi fosil yang terbatas semakin sedikit. Oleh sebab itu, transisi energi berkelanjutan menjadi isu penting untuk menjaga ketersediaan energi di masa mendatang. Pemerintah Indonesia telah menetapkan taget pencapaian bauran energi nasional sebesar 23% pada tahun 2025 dengan tujuan dapat mempercepat transisi energi berkelanjutan. Bentuk upaya untuk mencapai target bauran nasional adalah dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Penelitian ini membahas mengenai penerapan sistem PLTS atap on-grid tanpa baterai pada gedung pabrik PT. CT untuk mengetahui sistem PLTS atap yang optimal dan potensi penggunaan listrik PLN yang lebih efisien. Sistem PLTS atap dengan sudut kemiringan 11°mampu memproduksi energi sebesar 1969890 kWh/tahun, sedangkan sudut kemiringan 15°hanya dapat memproduksi sebesar 1949709 kWh/tahun. Dalam 25 tahun, sistem PLTS atap dengan sudut kemiringan 11° memiliki potensi penghematan sebesar 34,29%, sedangkan sistem PLTS atap dengan sudut kemiringan 15° memiliki potensi penghematan sebesar 33,94%. Dengan perbedaan modal awal sebesar Rp436.792.000,00 diperoleh payback period dari kedua sistem PLTS atap selama 9 tahun. Berdasarkan beberapa faktor tersebut, sistem PLTS atap on-grid tanpa baterai pada PT.CT yang lebih optimal untuk digunakan adalah sistem PLTS atap dengan sudut kemiringan 11°.

The continuous development of technology makes the use of electricity a crucial part of our daily life. The endless consumption of electricity leads to a decrease in limited fossil energy sources. Therefore, sustainable energy transition becomes an important issue to ensure energy availability in the future. The Indonesian government has set a national energy mix target of 23% by 2025 to accelerate the transition to sustainable energy. One effort to achieve this target is by building a Solar Power Plant. This research discusses the implementation of an on-grid rooftop solar power plant system without batteries in the factory building of PT. CT to determine the optimal rooftop solar power plant system and potential for more efficient use of PLN electricity. The rooftop rooftop solar power plant system with an 11° tilt angle can produce energy of 1969890 kWh per year, while the 15° tilt angle can only produce 1949709 kWh per year. In 25 years, the rooftop solar power plant system with an 11° tilt angle has a potential cost savings of 34.29%, while the system with a 15° tilt angle has a potential cost savings of 33.94%. With a difference in initial capital of IDR436,792,000.00, the payback period for both rooftop solar power plant systems is 9 years. Based on these factors, the more optimal on-grid rooftop solar power plant system without batteries to be used in PT.CT is the system with an 11° tilt angle."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wenty Eka Septia
"Penelitian ini mempertimbangkan upaya penurunan emisi CO2 dari sistem jaringan listrik yang terdiri dari berbagai jenis pembangkit listrik: batubara, gas alam, minyak, dan energi alternatif. Model diformulasikan sebagai programa linier dan diimplementasikan dalam LINGO 10. Model diterapkan dalam cakupan Sistem Interkoneksi Jawa-Bali dan dikembangkan untuk memenuhi target emisi CO2 yang telah ditentukan. Dua strategi mitigasi CO2 yang dipertimbangkan dalam penelitian ini adalah fuel balancing dan fuel switching. Untuk mengurangi emisi CO2 sebesar 26% pada tahun 2021, PLN diperkirakan akan menghasilkan hingga 30% listrik dari sumber energi baru dan terbarukan (EBT) dan biaya ketenagalistrikan diperkirakan akan meningkat menjadi Rp 617,765 per kWh untuk strategi fuel balancing sedangkan untuk strategi fuel switching, PLN harus menghasilkan 29% listrik dari EBT dan biaya ketenagalistrikan diperkirakan menjadi Rp 532,96 per kWh.

This research considers the problem of reducing CO2 emissions from a power grid consisting of a variety of power-generating plants: coal, natural gas, oil, and alternative energy. The problem is formulated as a linear programming and implemented in LINGO 10. The model is applied to Java-Bali Power Generation Interconnected System and was developed for a nation to meet a specified CO2 emission target. Two carbon dioxide mitigation options are considered in this study: fuel balancing and fuel switching. In order to reduce the CO2 emissions by 26% in 2021, PLN has to generate up to 30% of electricity from Renewable Energy (RE) and the cost of electricity (COE) is expected to increase to Rp 617.765 per kWh for fuel balancing option While for fuel switching option, PLN has to generate 29% of electricity from RE and the COE is expected to increase to Rp 532.96 per kWh."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T34922
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widyaningrum Soeparlan
"ABSTRAK
Tesis ini relevan dengan kebutuhan energi nasional yang meningkat. Cadangan energi
panas bumi Indonesia mencapai 40 persen dari total cadangan dunia, tetapi
pemanfaatannya masih sangat kecil. Komersialisasi yang maksimal akan tercapai jika
didukung oleh faktor kepastian hukum, karena proyek panas bumi padat karya dan modal.
Tiga butir permasalahan tesis ini adalah (1) aspek-aspek hukum apa saja yang penting
dalam komersialisasi panas bumi sebagai sumber energi baru dan terbarukan, (2) apakah
Indonesia perlu memiliki undang-undang tersendiri yang mengatur komersialisasi panas
bumi, dan (3) apakah perlu suatu badan khusus untuk mengawasi dan mengkoordinasi
pelaksanaan komersialisasi panas bumi tersebut di Indonesia. Kerangka teori yang yang
digunakan adalah teori materi muatan suatu undang-undang, yang di Indonesia dipelopori
oleh Almarhum A. Hamid Attamimi. Metode penelitian yang digunakan adalah
interdisipliner, sehingga penelitian ini bersifat yuridis sekaligus sosiologis. Penelitian ini
diperkuat dengan pendekatan studi perbandingan dengan peraturan kepanasbumian asing.
Peraturan asing yang menjadi pembanding tersebut antara lain adalah Geothermal Steam
Act o f 1970 dan Geothermal Energy Research, Development, and Demonstration Act of
1974 Amerika Serikat. Asumsi yang digunakan adalah bahwa (1) pengembangan panas
bumi berkaitan dengan beberapa aspek hukum penting, (2) Indonesia perlu memiliki
undang-undang tersendiri yang mengatur komersialisasi panas bumi, dan (3) perlu adanya
suatu badan yang bertugas mengawasi dan mengkoordinasi pelaksanaan komersialisasi
panas bumi di Indonesia. Hasil penelitian dalam tesis ini memperkuat asumsi tersebut,
dimana komersialisasi panas bumi berkaitan dengan beberapa aspek hukum penting, yaitu
pengertian, perizinan, royalti dan perpajakan, pertanahan, wilayah kerja, lingkungan hidup,
hak dan kewajiban pemegang izin, akses dan pengawasan, serta pelanggaran dan sanksi.
Selain itu peraturan kepanasbumian yang sekarang berlaku ternyata seharusnya menjadi
materi muatan undang-undang, sehingga Indonesia perlu memiliki undang-undang
tersendiri tentang komersialisasi panas bumi. Akhirnya, demi efektifnya komersialisasi
panas bumi di tanah air, perlu suatu badan khusus yang mandiri, yang bertugas mengawasi
dan mengkoordinasi berbagai peraturan dan pelaksanaan komersialisasi panas bumi."
2001
T36503
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Otto Anne Noviandri Dian Susanti
"ABSTRAK
Tesis ini membahas implementasi Protokol Kyoto dan kontribusi energi baru
Terbarukan dalam penurunan emisi gas rumah kaca. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui implementasi Protokol Kyoto pasca ratifikasi melalui Undang–Undang
Nomor 17 Tahun 2004, dan mengetahui kebijakan pendorong pemanfaatan energi
baru terbarukan untuk penurunan emisi gas rumah kaca serta kendalanya di
Indonesia. Sehingga diharapkan energi baru terbarukan dapat lebih berkembang, dan
sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca. Penelitian ini mempergunakan metode
penelitian yuridis normatif dalam bentuk preskriptif analisis. Hasil penelitian ini
menyarankan perlunya Pemerintah menyusun suatu kebijakan energi yang
mengedepankan pemanfaatan energi baru terbarukan bukan hanya sebagai alternatif
penyediaan energi sebagai substitusi energi fosil, akan tetapi sebagai penyeimbang,
sehingga dapat lebih kompetitif. Pemerintah juga harus lebih mendorong
pemanfaatan energi baru terbarukan agar tercapai bauran energi yang proporsional
rangka menciptakan pembangunan energi yang berkelanjutan sehingga akan
berdampak kepada penurunan emisi gas rumah kaca.

ABSTRACT
The focused of this study is the implementation of Kyoto Protokol with new and
renewable energy contribution for greenhouse gas emission reduction. The research
aims to know the implementation of the Kyoto Protokol post ratification by the Law
Number 17 of 2004, and know the policy driving new and renewable energy
utilization for GHG emission reduction, as well as obstacles in Indonesia. So, that the
new and renewable energy is expected to be more developed in Indonesia, not to
mention reducing greenhouse gas emission. This research is using normative
juridical method in the form of prescriptive analysis. The results of this study suggest
the need for the government to compile an energy policy that emphasizes the use of
new and renewable energy not only as an alternative energy supply as a substitute for
fossil energy, but as a counterweight, so it could be competitive. In addition, the
government should further develop the use of new and renewable energy in order to
achieve a proportionate energy mix to create sustainable energy development that
will have an impact on greenhouse gas emission reduction."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faqih Mualim
"Ibukota Nusantara (IKN), merupakan kota dengan prinsip sebagai kota cerdas (smart city) adalah suatu kawasan yang menerapkan penggunaan sumber energi terbarukan sebagai penopang kebutuhan energi listrik bagi masyarakat yang tinggal di dalamnya. Pada penelitian kali ini, akan dilakukan 1) studi terkait pemilihan konfigurasi pembangkit listrik berbasis energi terbarukan di IKN yang optimum, 2) pengembangan konseptual desain sistem energi berbasis smart grid, 3) analisis siklus hidup ekonomi dari sistem energi terbarukan di IKN, serta 4) analisis pengelolaan tenaga listrik di wilayah IKN. Hasil optimisasi konfigurasi EBT dengan menggunakan HOMER Pro menghasilkan konfigurasi berupa penggunaan PLTS sebesar 12,80 GW; PLTA 800 MW, baterai sebesar 12.008 modul, dan konverter sebesar 4.832 MW. Perancngan desain konseptual smart grid dilakukan dengan membuat konsep desain dari penggunaan smart grid untuk penggunaan listrik berbasis energi terbarukan. Komponen di dalam smart grid terdiri dari komponen pembangkit, kompoenen transmisi dan substation, dan komponen sistem distribusi. Analisis keekonomian didapatkan nilai dari Net Present Cost (NPC) sebesar USD 66,203,478,323, dan nilai LCOE (Levelized cost of Energy) adalah sebesar 0,34 USD/kWh. Untuk mencapai nilai Internal Rate of Return acuan sebesar 8.75%, maka nilai tarif listrik keekonomian yang perlu dikenakan adalah 0,63 USD/kWh, dengan payback period 14 tahun. Analisis skema pengelolaan tenaga listrik dilakukan terhadap skema pengelolaan tenaga listrik dengan opsi pemegang wilayah usaha (wilus) dimiliki oleh Badan Usaha Otorita (BUO) IKN, dan PT. PLN. Dari analisis kedua skema ini, didapatkan skema pemilik wilus oleh BUO IKN memiliki strategi yang lebih baik, karena menghasilkan nilai strategi pencapaian komponen SO (Strength Opportunities) yang lebih besar jika dibandingkan dengan nilai strategi untuk menghilangkan kelemahan dan ancaman, WT (weakness threats). Untuk analisis skema pemilik wilus oleh PLN akan menghasilkan nilai strategi pencapaian komponen SO (Strength Opportunities) yang lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai strategi untuk menghilangkan WT (weakness threats) sehingga akan membutuhkan usaha yang lebih besar.

Ibu Kota Nusantara (IKN), envisioned as a smart city, is a region that implements the use of renewable energy resources to support the electricity needs of its residents. In this study, will conduct 1) a study on the selection of the optimum renewable energy-based power plant configuration in IKN, 2) the development of a conceptual design for a smart grid-based energy system, 3) an economic life cycle analysis of the renewable energy system in IKN, and 4) an analysis of electricity management in the IKN region. The optimization of the renewable energy configuration resulted in a configuration that includes the use of a 12.80 GW solar power plant (PLTS), 800 MW hydropower plant (PLTA), 12,008 battery modules, and a 4,832 MW converter. The conceptual design of the smart grid involves creating a design concept for the use of a smart grid for renewable energy-based electricity usage. The components within the smart grid include generation components, transmission and substation components, and distribution system components. The economic analysis yielded a Net Present Cost (NPC) of USD 66,203,478,323, and a Levelized Cost of Energy (LCOE) of USD 0.34/kWh. To achieve the target Internal Rate of Return (IRR) of 8.75%, the required economic electricity tariff is USD 0.63/kWh, with a payback period of 14 years. The electricity management scheme analysis was conducted on the management schemes with the option of the business area holder (wilayah usaha/wilus) being owned by the Badan Usaha Otorita IKN (BUO) and PT. PLN. From the analysis of these two schemes, it was found that the scheme with BUO IKN as the wilus owner would result in a higher value of the SO (Strength Opportunities) strategy development compared to the value of the WT (Weakness Threats) strategy elimination. For the scheme with PLN as the wilus owner, it would result in a lower value of the SO (Strength Opportunities) strategy component development compared to the value of the WT (Weakness Threats) strategy eliminiation, thus requiring greater effort."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>