Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rokhayati Siringo
Abstrak :
ABSTRAK
Semakin intensifnya penggunaan perangkat elektronik rumah tangga mengakibatkan jumlah sampah elektronik semakin meningkat. Sampah elektronik mengandung material yang berharga dan bahan-bahan berbahaya, sehingga memerlukan pengelolaan yang memadai. Sejak tahun 2017, pemerintah DKI Jakarta memiliki program pengumpulan sampah elektronik domestik. Keberhasilan program ini dipengaruhi oleh perilaku pembuangan sampah elektronik penduduk Jakarta. Studi ini dilakukan dengan tujuan mengkaji intensi masyarakat dalam pengumpulan sampah elektronik secara resmi. Penelitian ini menganalisis hubungan antara pengetahuan tentang sampah elektronik, aksesibilitas terhadap fasilitas, serta intensi pengumpulan sampah elektronik. Penelitian ini dilakukan melalui survey yang melibatkan 272 penduduk Kelurahan Bendungan Hilir, Jakarta sebagai responden. Korelasi antar variabel penelitian dianalisis dengan menggunakan Partial Least Square(PLS). Hasilnya menunjukkan bahwa pengetahuan tentang sampah elektronik memiliki nilai korelasi yang terbesar dengan intense pengumpulan sampah elektronik, dengan koefisien 0,64. Sementara sikap dan dukungan terhadap program, dan aksesibilitas terhadap fasilitas masing-masing memiliki koefisien korelasi sebesar 0,318 dan 0,189. Persepsi terhadap sektor informal memiliki hubungan negatif dengan intensi pengumpulan, dengan koefisien sebesar -0,370. Untuk meningkatkan kinerja program pengelolaan sampah elektronik, diperlukan kebijakan mengenai pengumpulan sampah elektronik dan penyebarluasan informasi tentang program tersebut. Selain itu fasilitas pengumpulan sampah elektronik perlu ditempatkan di lokasi yang dekat dan mudah dijangkau oleh masyarakat.
ABSTRACT
The intensive penetration of households electronic devices results a significant increase in the amount of electronic waste (e-waste). E-waste contains valuable materials and hazardous substances therefore it needs a proper treatment. Since 2017, the Government of Jakarta has a program to collect domestic e-waste. The success of this program depends on residents' behavior in discarding their e-waste. This study analyzed  the relationship of knowledge of e-waste, accessibility to facilities, perceptions of informal sectors, with attitude and support for the collection program and also the collecting intention. This research was conducted through a survey with 272 residents of Bendungan Hilir sub-district as respondents.  This study employed the Partial Least Square (PLS) to analyze the correlation between variables. The results showed that knowledge has the greatest correlation with collecting intention, with a coefficient of 0.64. While attitude and support to the program, and accessibility to facility, have coefficient 0,318 and 0,189, respectively. Perception of informal sectors negatively affects collecting intention, with a coefficient of -0,370. To improve the programs performance, the government needs to enact a regulation regarding e-waste collection and disseminate its collection program. In addition, the facilities should be stationed near the community so it can be access easily.
2020
T54473
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selma Amyra Ivanza
Abstrak :
Perilaku berkelanjutan merupakan hal yang penting untuk dimiliki mahasiswa yang dipercaya sebagai agen perubahan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kedekatan dengan alam secara konsisten terbukti sebagai prediktor perilaku pro-lingkungan, namun masih sedikit penelitian yang meneliti hubungan kedekatan alam dengan perilaku berkelanjutan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara kedekatan dengan alam dengan perilaku berkelanjutan serta hubungan apa yang terjalin pada kedekatan dengan alam dan perilaku berkelanjutan secara spesifik pada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional dengan target partisipan mahasiswa aktif. Data diperoleh melalui kuesioner yang bersifat daring. . Partisipan yang didapatkan memiliki rentang usia 18 - 27 tahun (M = 20.89, SD = 1.471) dan terdiri atas 35 laki-laki dan 203 perempuan (M = 1.85, SD= 0,355). Penelitian ini menggunakan analisis statistik Pearson Correlation dan regresi linear sederhana. Hasil yang ditemukan pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kedekatan dengan alam dan perilaku berkelanjutan, dimana kedekatan dengan alam secara signifikan dapat memprediksi perilaku berkelanjutan r(238) = , R2 = 0.402, F(1,236) = 158.730, p < 0.01. Implikasi dari penelitian ini sebagai dasar urgensi pendidikan berbasis kepedulian lingkungan untuk meningkatkan kedekatan dengan alam pada individu sehingga harapannya akan meningkatkan perilaku berkelanjutan di Indonesia. ......It is crucial for college students who are believed to be the agents of change to have sustainable behavior. From previous research, it is understood that nature relatedness has consistently been proven to be a predictor of pro-environmental behavior, but there are only a handful of studies that discuss the relationship between nature relatedness and sustainable behavior. Therefore, this study aims to see whether or not there is a relationship between nature relatedness and sustainable behavior, and what kind of relationship exists between both of the variables, specifically in college students. This study applies correlational research design with active college students as the participants. The data were obtained from an online questionnaire. The participants who were obtained had an age range of 18 - 27 years (M = 20.89, SD = 1,471), consisted of 35 males and 203 females (M = 1.85, SD = 0.355). This research utilizes Pearson Correlation statistical analysis and simple linear regression. The results found in this study indicate that there is a positive and significant relationship between nature relatedness and sustainable behavior, where nature relatedness can significantly predict sustainable behavior r(238) = , R2 = 0.402, F(1,236) = 158.730, p < 0.01. The implication of this study is to serve as the basis for the urgency of environmental awareness based education to increase the nature relatedness in individuals in hope that it will increase sustainable behavior in Indonesia.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rokhayati Siringo
Abstrak :

Banyak rumah tangga di perkotaan menggunakan perangkat elektronik. Perangkat tersebut dapat membantu kegiatan mereka dan membuat hidup mereka lebih nyaman. Akibatnya jumlah sampah elektronik semakin meningkat.  Sampah elektronik tersebut mengandung material yang berharga dan bahan-bahan berbahaya, sehingga memerlukan pengelolaan yang memadai. Pengelolaan sampah elektronik yang tidak baik dapat menimbulkan pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan pada manusia. Sejak tahun 2017, pemerintah DKI Jakarta memiliki program pengumpulan sampah elektronik rumah tangga tetapi hasil pengumpulannya masih sedikit. Keberhasilan program pengumpulan ini dipengaruhi oleh perilaku pembuangan sampah elektronik penduduk Jakarta. Studi ini dilakukan untuk mengkaji beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam program resmi pengumpulan sampah elektronik. Penelitian ini menganalisis bagaimana pengetahuan tentang sampah elektronik, aksesibilitas terhadap fasilitas, persepsi tentang sektor informal, serta sikap dan dukungan terhadap program pengumpulan sampah elektronik, berpengaruh pada intensi perilaku pengumpulan sampah elektronik. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Bendungan Hilir, Jakarta.  Sebanyak 290 responden berpartisipsi dalam survey untuk pengambilan data.  Namun hanya 272 yang memberikan jawaban lengkap dalam kuesioner yang diajukan. Data dianalisis dengan menggunakan Partial Least Square (PLS). Hasil analisis menunjukkan bahwa ada tiga faktor yang memiliki pengaruh positif pada intensi pengumpulan sampah elektronik. Pertama, pengetahuan tentang sampah elektronik memiliki pengaruh terbesar, yaitu dengan nilai koefisen sebesar 0,64. Selanjutnya, diikuti oleh sikap dan dukungan terhadap program, dan aksesibilitas terhadap fasilitas dengan koefisien masing-masing sebesar 0,318 dan 0,189. Sebaliknya, persepsi terhadap sektor informal memiliki pengaruh negatif pada intensi perilaku pengumpulan, dengan koefisien sebesar -0,370. Untuk meningkatkan kinerja program pengelolaan sampah elektronik, diperlukan suatu kebijakan khusus mengenai pengumpulan sampah elektronik dan menyebarluaskan informasi tentang program pengumpulan sampah elektronik ke masyarakat. Selain itu desain fasilitas pengumpulan sampah elektronik perlu diperhatikan agar dapat menampung jenis perangkat elektronik kecil rumah tangga, serta ditempatkan di lokasi yang dekat dengan masyarakat sehingga mereka dapat menjangkaunya dengan mudah. 

 


Many households in urban areas use electronic devices.  It helps them doing their cores and makes their life more comfortable.  As a result, the amount of electronic waste (e-waste) has increased significantly. E-waste contains valuable materials as well as hazardous substances therefore it needs a proper treatment. Handling e-waste improperly will cause environmental pollution and health problems. Since 2017, the Government of DKI Jakarta has a program to collect e-waste from the households but the collection rate is low. The result of the collection program depends on residents e-waste disposal behavior. This study aims to examine several underlying factors behind residents participation in the formal e-waste collection program. It analyses how knowledge of e-waste, accessibility to facilities, perceptions of informal sectors, and also attitude and support for the collection program will affect the recycling intention. This research was conducted in Bendungan Hilir sub-district of Central Jakarta. As many as 290 respondents participated in the survey for data collection. However, only 272 participants gave complete responses in the questionnaires. This study employed the Partial Least Square (PLS) to analyze the data. The results showed that three factors have positive relationship with e-waste collecting intention. First, knowledge has the greatest direct effect with a coefficient of 0.64. It then followed by attitude and support to the program, and accessibility to facility, with coefficients value of 0,318 and 0,189, respectively. On the contrary, perception of informal sectors negatively affects collecting intention, with a coefficient of -0,370. To improve the programs performance, the government needs to enact a particular regulation regarding e-waste collection and disseminate the e-waste collection program to the public. In addition, the design of e-waste drop box should be able to accommodate small electronic devices, and the facilities should be stationed near the community so they can access it easily.

 

Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Uiniversitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lalu Muhammad Aby Dujana
Abstrak :
Berkembangnya industri menyebabkan timbulnya dampak negatif pada lingkungan, salah satunya adalah kerusakan alam. Salah satu penyebab dampak negatif tersebut dikarenakan terdapat perilaku yang tidak peduli akan lingkungan seperti pemilahan sampah yang tidak tepat, pengelolaan limbah B3 yang tidak sesuai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan lingkungan, sikap peduli lingkungan, perilaku peduli lingkungan karyawan PT. X, tujuan selanjutnya yaitu menguji hubungan pengetahuan lingkungan, sikap peduli lingkungan, perilaku peduli lingkungan karyawan PT. X, dan untuk mengembangkan strategi peningkatan perilaku peduli lingkungan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode gabungan antara kualitatif dan kuantitatif. Hasil dari penelitian ini ditemukan adanya hubungan yang sangat rendah antara pengetahuan lingkungan, sikap peduli lingkungan, perilaku peduli lingkungan karyawan PT. X. Berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan maka didapatkan strategi untuk peningkatan perilaku peduli lingkungan yaitu meliputi; penetapan perilaku peduli lingkungan yang spesifik, pembuatan infrastruktur, pelaksanaan pelatihan, pelaksanaan program-program lingkungan secara berkelanjutan, program punishment dan reward yang konsisten. ......Industrial development has had detrimental impacts on environmental, including environmental damage. One contributing factor to these negative impacts is the lack of environmental concern, such as improper waste sorting and inadequate hazardous waste management. Therefore, this study aims to determine the levels of environmental knowledge, pro-environmental attitudes, and pro-environmental behavior among employees at PT. X. This study also aims to examine the correlations between these variables and develop strategies to promote pro-environmental behavior. A combination of qualitative and quantitative methods was employed to achieve these objectives. The results showed a significantly weak correlation between environmental knowledge, pro-environmental attitudes, and pro-environmental behavior among PT. X employees. Based on the SWOT analysis, strategies for enhancing pro-environmental behavior include establishing specific pro-environmental behavior, infrastructure development, and implementing training, as well as sustainable environmental, punishment, and reward programs.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alita Hesti Juniani
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga dengan perilaku peduli lingkungan murid sekolah dasar. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, dengan jenis penelitian deskriptif korelasional, cros-sectional. Sampel sebanyak 65 murid kelas 4 dan 5 SDN 12 Bendungan Hilir. Hasil penelitian ini diketahui 35 responden (53,8%) berperilaku peduli lingkungan, 21 responden (32,3%) berperilaku kurang peduli lingkungan dan 9 responden (13,8%) berperilaku tidak peduli lingkungan. Dari hasil uji hipotesis diketahui terdapat hubungan yang kuat antara pengetahuan dan perilaku peduli lingkungan, dan terdapat hubungan walaupun lemah antara sikap dan perilaku peduli lingkungan, juga antara dukungan keluarga dan perilaku peduli lingkungan. ......The purpose of this study is to determine the correlation between knowledge, attitude and family support with pro-environmental behavior of elementary student. This research use quantitative approach, with descriptive correlational research, and cros-sectional type. Sample in this research consist of 65 students in grade 4 and 5 SDN 12 Bendungan Hilir. Result of this research is 35 respondents (53.8%) have great pro-environmental behavior, 21 respondents (32.3%) have less pro-environmental behavior, and 9 respondents (13.8%) have not proenvironmental behavior. The result from hypothesis testing showed that there is a strong correlation between knowledge and behavior of environmental care, and there is weak correlation between attitudes and pro-environmental behavior, also between family support and pro-environmental behavior
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yorri Violeta Widyayanti
Abstrak :
Perubahan iklim saat ini menuntut perilaku konkret yang berdampak positif pada lingkungan, seperti pro-environmental behavior. Kehadiran pro-environmental behavior juga dibutuhkan dalam lingkup organisasi dan pekerja, karena berpengaruh terhadap efektivitas organisasi. Faktor-faktor beragam memengaruhi pro-environmental behavior, termasuk tingkat extraversion seseorang. Kehadiran pro-environmental behavior juga dapat disebabkan oleh eco-anxiety yang dialami seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peranan eco-anxiety sebagai mediator antara extraversion dengan pro- environmental behavior pada masyarakat Indonesia yang tergolong usia pekerja. Sebanyak 241 warga negara Indonesia yang tergolong usia pekerja, yaitu usia 19–58 tahun, menjadi partisipan dalam penelitian ini. Alat ukur yang digunakan yaitu Ten Item Personality Inventory (TIPI), Hogg Eco-Anxiety Scale (HEAS-13), dan Pro- Environmental Behavior Scale (PEBS-2013). Data pada penelitian ini dianalisis menggunakan teknik analisis mediasi model 4 dari Hayes, dengan menggunakan PROCESS v4.2. Temuan dari penelitian menunjukkan adanya partial mediation, yaitu tingkat extraversion secara langsung dapat memotivasi seseorang untuk memunculkan perilaku yang berdampak positif bagi lingkungan, sebagai pemenuhan norma sosial. Lebih lanjut, eco-anxiety memainkan peran signifikan sebagai mediator dalam hubungan antara extraversion dan pro-environmental behavior. Namun, kehadiran eco-anxiety pada penelitian ini diprediksi menjadi variabel suppressor. Hal ini memberikan implikasi bagi organisasi bahwa eco-anxiety perlu ditanggapi dan difasilitasi secara positif agar dapat menghasilkan dampak yang positif. Penelitian ini memberikan gambaran tentang keterkaitan antara pro-environmental behavior, extraversion, dan eco-anxiety di masyarakat Indonesia usia pekerja yang masih jarang diteliti. Limitasi pada penelitian ini juga dibahas lebih lanjut. ......The current climate change demands concrete behaviors that positively impact the environment, such as pro-environmental behavior. The presence of pro-environmental behavior is also needed in the context of organizations and workers, as it affects organizational effectiveness. Various factors influence pro-environmental behavior, including an individual's level of extraversion. The presence of pro-environmental behavior can also be triggered by a person's eco-anxiety. This study aims to see the role of eco-anxiety as a mediator between extraversion and pro-environmental behavior among Indonesian working-age individuals. A total of 241 Indonesian citizens within the working-age range, from 19 to 58 years old, participated in this research. The measurement tools used were the Ten Item Personality Inventory (TIPI), Hogg Eco- Anxiety Scale (HEAS-13), and Pro-Environmental Behavior Scale (PEBS-2013). The findings of the study showed partial mediation, which that the level of extraversion can directly motivate someone to exhibit environmentally positive behaviors as a fulfillment of social norms. Furthermore, eco-anxiety plays a significant role as a mediator in the relationship between extraversion and pro-environmental behavior. However, the presence of eco-anxiety in this study was predicted to be a suppressor variable. This has implications for organizations that eco-anxiety needs to be addressed and facilitated in a positive way in order to have a positive impact. This study provides an overview of the relationships between extraversion, pro-environmental behavior, and eco-anxiety in the working-age population in Indonesia, a field that has been relatively underexplored. The limitations of this study are also discussed further.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Setiawan
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran norma personal sebagai faktor inti dari norm activation theory (NAT) dalam memprediksi perilaku pro lingkungan yang belum sepenuhnya dijelaskan secara utuh pada theory of planned behavior (TPB). Pemilahan sampah merupakan kajian khusus tentang perilaku pro lingkungan yang menjadi fokus kajian ini. Ukuran sampel akhir adalah 300 responden dari tiga kota berbeda di Indonesia yaitu Bogor, Depok, dan Jakarta. Teknik purposive sampling dipilih sebagai teknik penarikan sampel dengan kriteria tertentu yang relevan dengan konteks. Pemodelan persamaan struktural digunakan untuk menguji hipotesis dan dilengkapi dengan regresi bertahap untuk mengungkapkan kontribusi masing-masing prediktor dalam model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa norma personal memiliki peran penting dalam menjelaskan perilaku pemilahan sampah melalui integrasi TPB dan NAT. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam bidang pemasaran sosial, melalui implikasi manajerial dan kontribusi teoritis. ...... This research aims to analyze the personal norms role as a core factor of norm activation theory (NAT) in predicting pro-environmental behavior that not completely well explained by the theory of planned behavior (TPB). Waste sorting is a particular study in pro-environmental behavior that becomes the focus of this study. The final sample size is 300 respondents from three different cities in Indonesia, namely Bogor, Depok, and Jakarta. Purposive sampling was chosen as the sampling technique with certain specific criteria relevant to the context.  Structural equation modeling was used to test the hypotheses and completed with stepwise regression to reveal each predictors contribution to the model. The results show that personal norm has an important role in explaining waste sorting behavior by integrating TPB and NAT. This research provides an essential contribution in the social marketing field through the managerial implication and the theoretical contribution.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Ekasari
Abstrak :
ABSTRAK
Perilaku peduli lingkungan merupakan salah satu aktivitas umat manusia untuk mencapai sustainability keberlanjutan . Untuk mendorong orang melakukannya, diperlukan kontribusi disiplin ilmu pemasaran, khususnya pemasaran sosial. Melalui pemberian informasi menggunakan iklan sosial diharapkan terjadi respons positif dari khalayak sasaran untuk mau melakukan perilaku peduli lingkungan. Penelitian ini menguji pengaruh iklan sosial terhadap respons konsumen, yaitu sikap dan intensi melakukan perilaku peduli lingkungan. bagian.Hasil penelitian membuktikan iklan menggunakan tingkat abstraksi norma konkrit digabung dengan pembingkaian pesan menggunakan tiga orientasi nilai ekologis biospheric, egoistic dan altruistic memperoleh respons lebih positif dibanding jika pesan menampilkan norma abstrak. Temuan lain menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan orientasi nilai ekologis egoistic dan altruistic terhadap respons akan iklan sosial berbingkai konkrit-egoistic dan konkrit-altruistic, baik sikap mengenai iklan maupun intensi melakukan perilaku peduli lingkungan.
ABSTRACT
Pro environmental behavior is one of human activities to achieve sustainability. In order to encourage people to do so, it needs contribution of marketing discipline, especially social marketing. By using social advertising, it is expected that the target audience are willing to do pro environmental behavior. This research examined the effect of social advertising on consumer responses, which are attitude towards the advertisement and intention to do pro environmental behavior.The result indicated that the level of concrete norm abstraction combined with message framing using three ecological value orientation biospheric, egoistic and altruistic gained a more positive response than the use of abstract norm. The result also showed thate there is no significant differences in ecological value orientation egoistic and altruistic on responses toward social advertising using concrete egoistic and concrete altruistic message framing.
2014
D1730
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chesylia Helmi
Abstrak :
Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa persepsi perilaku ramah lingkungan (PRL) dapat memprediksi PRL di masa depan. Hal ini dapat dijelaskan oleh teori behavior spillover, yang menjelaskan bahwa perilaku masa lampau memengaruhi perilaku masa depan. Selain itu, penelitian-penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa PRL dapat ditingkatkan melalui pemberian label. Secara teoritis, ketika individu menerima suatu label, individu tersebut juga menerima ekspektasi untuk berperilaku sesuai dengan label tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh persepsi PRL dan pemberian label terhadap PRL spesifik di masa depan, yaitu perilaku mengurangi penggunaan sedotan plastik. Penelitian ini merupakan studi eksperimen lapangan yang dilakukan di kantin empat fakultas berbeda di Universitas Indonesia. Partisipan merupakan mahasiswa yang direkrut secara aksidental di lokasi penelitian dengan ajakan verbal. Di akhir sesi eksperimen, partisipan menukar kupon minuman gratis di sebuah konter minuman, di mana seorang konfederat yang berpura-pura menjadi penjual minuman mencatat apakah mereka menggunakan sedotan plastik atau tidak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemungkinan individu untuk tidak menggunakan sedotan plastik 74% lebih tinggi apabila individu memersepsikan telah melakukan banyak PRL. Sementara itu, pemberian label “Pejuang Lingkungan” dan interaksinya dengan persepsi PRL tidak memengaruhi penggunaan sedotan plastik individu. ...... Previous studies have shown that perception of past pro-environmental behaviors (PEB) predicts future PEBs. This phenomenon can be explained by behavior spillover theory which explains that past behaviors may predict future behaviors. Moreover, previous studies have also shown that PEB can be increased with labeling. Theoretically, when people receive a label, they also receive the expectation to behave in a way that is consistent with the label. This study aims to see the influence of PEB perception and labeling on a specific future PEB, which is reducing plastic straw usage. This study is a field experiment, which was conducted at the canteen of four different faculties in Universitas Indonesia. Participants are university students which were recruited accidentally at the experiment location. At the end of the experiment session, participants were given a free drink voucher to redeem at a counter, where a confederate pretending to be the seller records participant’s straw usage. The result shows that the probability to not use plastic straw is 74% higher if individuals perceive they have done many pro-environmental behaviors. Meanwhile, labeling participants “Pejuang Lingkungan” and its interaction with pro-environmental behavior perception does not influence individuals’ straw usage.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shaqina Andira Devi Prasetyo
Abstrak :
Kesadaran masyarakat akan krisis iklim dan degradasi lingkungan yang terjadi di berbagai wilayah di dunia terus mengalami peningkatan. Hal itu pun memicu munculnya kecemasan lingkungan (eco-anxiety). Dalam upaya menumpas kecemasan tersebut, individu mulai terdorong untuk berpartisipasi aktif pada perilaku pro-lingkungan dengan mengadaptasi intensi membeli produk ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara tingkat kecemasan lingkungan (eco-anxiety) dengan intensi membeli sabun organik. Partisipan dalam penelitian ini adalah warga negara Indonesia (WNI) yang berada pada rentang usia dewasa muda (20-40 tahun) (N=231). Terdapat dua alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, yakni alat ukur HEAS-13 yang digunakan dalam mengukur variabel kecemasan lingkungan (eco-anxiety) dan alat ukur green purchase intention yang digunakan dalam mengukur intensi membeli produk sabun organik. Dalam meninjau korelasi antara kedua variabel, penelitian ini menggunakan korelasi pearson. Hasil analisis korelasi pearson mendapati bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecemasan lingkungan (eco-anxiety) dan intensi membeli sabun organik r(231) = .428, p <0.01, one-tailed dengan effect size yang tergolong sedang, yakni sebesar r2 = .183 (0.25 > r2 > 0.09). Berdasarkan temuan tersebut, diketahui bahwa semakin tingginya tingkat kecemasan lingkungan (eco-anxiety) maka intensi membeli produk sabun organik pun juga akan mengalami peningkatan. ......Public awareness of the climate crisis and environmental degradation that occurs in various regions of the world continues to increase which triggers the emergence of eco-anxiety. In order to quell these anxieties, people begin to actively participate in pro-environmental action by adapting green purchase intention. This study aims to examine the relationship between the level of eco-anxiety and the intention to purchase organic soap. Participants in this study were Indonesian citizens (WNI) who were in the age range of young adults (20-40 years) (N = 231). There are two measuring instruments used in this study, which are HEAS-13 to measure the environmental anxiety variables (eco-anxiety) and Green Purchase Intention to measure the intention to purchase organic soap. Pearson correlation analaysis were used in this study to examine the relationship between the two variables. The results found that there is a positive and significant relationship between eco-anxiety and the intention to purchase organic soap r(231) = .428, p <0.01, one-tailed with a relatively moderate effect size r2 = .183 (0.25 > r2 > 0.09). Based on these findings, it is known that the higher the level of eco-anxiety, the intention to purchase organic soap will also increase.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>