Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edbert Santoso
Abstrak :
ABSTRAK
Penerapan sistem manajemen yang berhasil dapat memberikan keuntungan internal dan eksternal bagi organisasi atau institusi yang mengadopsinya. Dalam proses implementasi sistem manajemen lingkungan, banyak kriteria yang harus ditentukan agar Sistem tersebut berhasil diimplementasikan.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil pemilihan terbaik dalam menentukan faktor kritis yang mempengaruhi adaptasi sistem manajemen lingkungan ISO 14001.Penelitian ini dilakukan dengan metode AHP dengan penilaian dari 3 orang ahli dalam bidang sistem manajemen lingkungan. Dari 19 kriteria alternatif yang ada, didapatkan bobot terbesar adalah pada Konservasi Energi, Kesiapsiagaan Darurat, Pengolahan Limbah, Komitmen Karyawan, dan Daur Ulang Limbah. Subjek penelitian yang berbeda berpengaruh pada tingkat kepentingan yang didapatkan. ABSTRACT
Conservation, Emergency Preparedness, Waste Treatment, Employee Commitment, and Waste Recycling. The research subject have an absolute factor that could cause a different importance of criteria.
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edbert Santoso
Abstrak :
ABSTRAK
Penerapan sistem manajemen yang berhasil dapat memberikan keuntungan internal dan eksternal bagi organisasi atau institusi yang mengadopsinya. Dalam proses implementasi sistem manajemen lingkungan, banyak kriteria yang harus ditentukan agar Sistem tersebut berhasil diimplementasikan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil pemilihan terbaik dalam menentukan faktor kritis yang mempengaruhi adaptasi sistem manajemen lingkungan ISO 14001. Penelitian ini dilakukan dengan metode AHP dengan penilaian dari 3 orang ahli dalam bidang sistem manajemen lingkungan. Dari 19 kriteria alternatif yang ada, didapatkan bobot terbesar adalah pada Konservasi Energi, Kesiapsiagaan Darurat, Pengolahan Limbah, Komitmen Karyawan, dan Daur Ulang Limbah. Subjek penelitian yang berbeda berpengaruh pada tingkat kepentingan yang didapatkan
ABSTRACT
Implementation of a successful management system can provide internal and external benefits for the organization or institution that adopts it. In the process of implementing the environmental management system, many criteria must be determined for the system to be successfully implemented. This study aims to obtain the best selection results in determining the critical factors that affect the adaptation of ISO 14001 environmental management system. This research was conducted by AHP method with assessment from 3 experts in the field of environmental management system. Of the 19 existing alternative criteria, the biggest weights are on Energy Conservation, Emergency Preparedness, Waste Treatment, Employee Commitment, and Waste Recycling. The research subject have an absolute factor that could cause a different importance of criteria
2017
T47680
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistiandriatmoko
Abstrak :
ABSTRAK Sistem Manajemen Lingkungan (ISO 14001) dirasa perlu diterapkan antara lain karena: a) globalisasi perdagangan dunia menumbuhkan perhatian pada lingkungan global; b) kompetisi perdagangan dunia menimbulkan kebutuhan agar lingkungan tidak menjadi "hambatan non-tarif" (non-tariff barrier); c) tuntutan konsumen akan produk yang ramah lingkungan; d) kesadaran dan kepedulian pelaku industri terhadap pentingnya perlindungan lingkungan dan kesinambungan fungsi lingkungan. Lingkungan yang telah diakui secara internasional. Tujuan utama sistem ini ialah continual improvement, yaitu suatu rangkaian tindakan perbaikan guna mencapai kemajuan yang terus menerus dan berkesinambungan demi tercapainya kinerja manajemen lingkungan yang optimal. PT KRAKATAU STEEL dengan clta-citanya sebagai "industri baja kelas dunia" telah memutuskan untuk mengusahakan akreditasi ISO 14001, dengan tujuan untuk memperoleh peluang pasar yang semakin luas bagi produknya dan memperbaiki kinerja manajemen lingkungannya. Pelaksanaan program akreditasi ISO 14001 di PT KRAKATAU STEEL dikoordinasi oleh Divisi Pengendalian Lingkungan Industri (Divisi PLI) dengan bantuan seorang technical advisor (Dr. Michael Groves) dari PT QUALITEGH PERDANA, Jakarta. Tahap persiapan akreditasi telah dimulai sejak bulan Juni 1996, direncanakan pre-assessment pada bulan Maret 1997, dan main-assessment pada bulan Mei 1997. Sehubungan dengan program akreditasi tersebut, pada kondisi saat ini beberapa hal yang sangat menarik untuk diteliti ialah: a) Sejauhmana Sistem Manajemen Lingkungan yang sudah diterapkan PT KRAKATAU STEEL tersebut telah sesuai dengan standar ISO 14001 seperti diarahkan dalam "General Guidelines on Principles, System and Supporting Techniques" (ISO 14004); b) Kendala apa yang mempengaruhi tercapainya kesesuaian tersebut; c) Manfaat apa yang dapat diperoleh apabila penerapannya telah sesuai dengan standar ISO 14001. Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini ialah: 1. Mengecek sejauhmana kesesuaian Sistem Manajemen Lingkungan yang diterapkan di PT KRAKATAU STEEL dengan standar 1SO 14001. 2. Menelaah kendala yang mempengaruhi pencapaian kesesuaian seperti tersebut pada poin 1 di atas. 3. Menelaah manfaat yang dapat diperoleh apabila Sistem Manajemen Lingkungan yang telah diterapkan PT KRAKATAU STEEL telah sesuai dengan standar ISO 14001. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus mengenai penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 di industri baja terpadu PT KRAKATAU STEEL, dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, Selain metode deskriptif kualitatif, dalam penelitian ini juga digunakan metode kuantitatif, yaitu dengan memberi pembobotan dan persentase untuk menilai hasil penelitian deskriptif kualitatif. Kuantifikasi dilakukan dengan memberi nilai atau jastifikasi menurut proses benchmarking, yaitu proses pengukuran yang sistematis dan berkesinambungan. Proses ini mencakup proses mengukur dan membandingkan secara berkesinambungan antara proses bisnis suatu organisasi dengan proses bisnis organisasi lain yang paling berhasil di seluruh dunia, dengan tujuan mendapatkan informasi bagi upaya perbaikan kinerja organisasi tersebut (Watson, 1996:3). Dalam kaitannya dengan studi ini, maka proses manajemen lingkungan PT KRAKATAU STEEL diukur dan dibandingkan dengan tolok ukur manajemen lingkungan seperti yang disyaratkan dalam General Guidelines (ISO 14004). Dalam penelitian ini ditempuh cara-cara sebagai berikut: 1. Menyusun matrik checklist Sistem Manajemen Lingkungan (Lampiran 1). Pengisian matrik ini dilakukan berdasarkan wawancara dengan anggota Komite ISO 14001 PT KRAKATAU STEEL. 2. Jawaban dalam checklist ini selanjutnya digunakan sebagai pedoman . untuk melakukan observasi lapangan maupun observasi dokumen dengan tujuan mengetahui kesesuaiannya. 3. Hasil observasi lapangan maupun observasi dokumen mengenai kesesuaian tersebut, kemudian dideskripsikan untuk diberi nilai. 4. Terhadap elemen-elemen yang belum sesuai, dilakukan identifikasi mengenai kendala yang mempengaruhi pencapaian kesesuaiannya. 5. Menganalisis manfaat yang dapat diperoleh seandainya elemen yang diterapkan tersebut telah sesuai dengan standar ISO 14001. Adapun pemberian nilai dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 mempunyai lima klausul yang berkedudukan sama pentingnya, sehingga masing-masing klausul diberi bobot dengan nilai maksimum yang sama yaitu 100%. 2. Sesuai dengan EMS - General Guidelines (ISO 14004), dan EMS - Specification with guidance for use (ISO 14001) masing-masing klausul di atas memiliki sejumlah elemen yang harus diperhatikan dalam praktik penerapan Sistem Manajemen Lingkungan. Banyaknya jumlah elemen dalam satu klausul, tergantung pada banyaknya isu yang harus diperhatikan dalam klausul tersebut. 3. Nilai maksimum masing-masing elemen diperoleh dari hasil pembagian nilai maksimum tiap klausul (100%) dengan banyaknya elemen dalam tiap klausul. 4. Masing-masing elemen diberi kisaran nilai dari 0 sampal dengan nilai maksimumnya. Tiap elemen yang dinilai memiliki kedudukan dan kepentingan yang sama. 5. Seberapa besar persentase kesesuaiannya ditentukan melalui cara membandingkan hasil observasi lapangan dan observasi dokumen dengan arahan General guidelines (ISO 14004). Bila kesesuaiannya penuh diberi nilai maksimum, bila kurang dari nilai maksimumnya atau memiliki nilai berkisar antara 0 s/d nilai maksimumnya, maka penerapan elemen tersebut belum sesuai dengan General Guidelines ISO 14004. Gambaran mengenai seberapa jauh Sistem Manajemen Lingkungan yang diterapkan PT KRAKATAU STEEL telah sesuai dengan standar ISO 14001 dapat dilihat pada tabel benchmarking dibawah ini. Dari nilai masing-masing klausul diatas apabila dirata-ratakan, maka didapatkan nilai: 90% + 85% + 80% +100% + 100% = 91% Adapun kendala yang mempengaruhi pencapaian kesesuaian, dan manfaat yang dapat diperoleh apabila penerapan Sistem Manajemen Lingkungan telah sesuai dengan standar ISO 14001, ialah sebagai berikut. 1. Klausul Kebijakan Lingkungan. Kendala: Substansi dari pernyataan Komitmen dan Kebijakan Lingkungan belum dikomunikasikan secara memadai karena belum mendalamnya pemahaman terhadap substansi Sistem Manajemen Lingkungan. Manfaat: Apabila dikomunikasikan secara memadai, diharapkan "jiwa" dari Komitmen dan Kebijakan Lingkungan dapat mengakar, tumbuh dan berkembang menjadi budaya pada setiap karyawan, dan kinerja manajemen Lingkungan di PT KRAKATAU STEEL senantiasa terbangun dan terperbaiki secara berkesinambungan. 2. Klausul Perencanaan. a. Peraturan dan persyaratan terkait. Kendala: Identifikasi peraturan perundang-undangan yang terkait belum sampai pada ketentuan yang berkait langsung dengan kegiatan perusahaan. Manfaat: Apabila diidentifikasi sampai pada bab, pasal, dan ayat yang berkait langsung dengan kegiatan perusahaan, akan memudahkan melakukan evaluasi pentaatannya dan melakukan pelacakannya seandainya terjadi pelanggaran. b. Tujuan dan sasaran lingkungan. Kendala: Masih banyak tujuan dan sasaran lingkungan yang tidak jelas didefinisikannya dan tidak dirumuskan secara kuatitatif. Manfaat: Apabila dirumuskan secara kuantitatif dan jelas didefinisikannya, maka akan memudahkan mengukur progressnya dan mengevaluasi pencapaiannya. 3. Klausul Penerapan dan Pelaksanaan. a. Struktur dan pertanggungan jawab. Kendala: Sebagian besar karyawan masih mempunyai persepsi bahwa permasalahan lingkungan hidup adalah tugas dan tanggung jawab Divisi Pengendalian Lingkungan Industri (Divisi PLI). Manfaat: Apabila persepsi tersebut dihilangkan, maka diharapkan akan tumbuh dan berkembang kepedulian karyawan untuk secara proaktif menyelesaikan permasalahan lingkungan di area kerjanya. b. Pelatihan, penyadaran dan kompetensi. Kendala: Pengingatan dan penegasan kembali pernyataan Komitmen dan Kebijakan Lingkungan belum dinyatakan dalam prosedur. Manfaat: Apabila dinyatakan dalam prosedur, maka diharapkan substansi pernyataan Komitmen dan Kebijakan Lingkungan akan semakin dipahami dan dijiwai, sehingga kesadaran dan kompetensi karyawan terhadap perlindungan lingkungan selalu berkembang semakin mantap. c. Komunikasi. Kendala: Prosedur-prosedur manajemen lingkungan kurang intensif dikomunikasikan. Manfaat: Apabila intensif dikomunikasikan, maka diharapkan penerapan dan pelaksanaan prosedur tersebut akan lebih efisien. d. Dokumentasi Kendala: Tatacara pengendalian pelaksanaan belum diformulasikan dalam prosedur. Manfaat: Apabila dituangkan dalam prosedur, maka pelaksanaan pengendalian akan lebih konsisten. Jadi dapat disimpulkan bahwa sesuai deskripsi diatas, menunjukkan ada tujuh elemen yang belum sesuai penerapannya atau masih mengalami kendala dalam praktik penerapannya. Padahal apabila kendala tersebut dapat diatasi maka akan dapat diperoleh manfaat daripadanya. Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan di PT KRAKATAU STEEL 91% secara formal telah sesuai dengan standar ISO 14001. Nilai 91% ini bukan merupakan gambaran bahwa kualitas lingkungan di PT KRAKATAU STEEL telah baik, juga bukan merupakan jaminan bahwa manajemen lingkungan PT KRAKATAU STEEL telah baik. Apabila ingin mengetahui seberapa jauh praktik penerapan Sistem Manajemen Lingkungan telah berhasil memperbaiki kualitas lingkungan, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan topik 'Evaluasi atau Audit Sistem Manajemen Lingkungan". Sampai saat penelitian ini selesai dilakukan, program manajemen lingkungan baru rampung ditetapkan sebagai sistem dan dalam praktiknya belum terlaksana seluruhnya, sehingga seberapa jauh penrapaian program-program tersebut juga belum dapat diketahui.
ABSTRACT The Implementation Of Environmental Management System Iso 14001 In PT. Krakatau Steel Integrated Steel IndustryThe Environmental Management System ISO 14001 needs to be implemented becauseof the followingreasons: a) Worldtrade globalizationraised attentions to global environmental issues; b) World trade competition to raises the needs to present environment becoming a ?non tariff barrier"; c) Consumers demand for environmental friendly products; d) Rising awareness and concern of industrialists towards the importance of environmental protection and the maintenance of sustainable environmental function. ISO 14001 is one of Environmental Management System models which is internationally accredited. The main purpose of this system is "continual improvement", consisting of a series of improved action to achieve continuous and sustainable improvement for reaching optimal environmental management. PT KRAKATAU STEEL in reaching its goal as "world class steel industry" has decided to obtain ISO 14001 accreditation for the purpose of obtaining larger market opportunity and improved environmental management performance. The implementation of ISO 14001 accreditation programmed in PT KRAKATAU STEEL is coordinated by the Industrial Environment Controlling Division, with assistance of a technical advisor (Dr. Michael Groves) of PT QUALITECH PERDANA, Jakarta. The preparatory stage of this programmed has started in June 1996, followed by pre-assessment in March 1997 and continued with the main-assessment in May 1997. Related to the accreditation programmed. at present, it is very interesting to study: a) How far is the Environmental Management System applied by PT KRAKATAU STEEL in accordance with the ISO 14001 standard as directed in "General guideline on principles, system, and supporting techniques (ISO 14004); b) What are the obstacles influencing its achievements; c) What are the advantages if its implementation is in accordance with ISO 14001 standard. Based on the above points, the objectives of this study is as follows: 1. to identify to what extent the Environmental Management System currently implemented by PT KRAKATAU STEEL, is in accordance with ISO 14001 standard; 2. to study what obstacles are influencing the achievement of the standard adjustment; 3. to study what advantages can be gained if the Environmental Management System is implemented by PT KRAKATAU STEEL follows ISO 14001 standards. This study constitutes a case study focusing on the implementation of ISO 14001 Environmental Management System in PT KRAKATAU STEEL integrated steel industry, using descriptive and qualitative methodology. In addition to the method, this study also uses the quantitative method by giving weightings and percentage measurements to evaluate its results. Quantification is used by providing values based on benchmarking process, i.e. a systematic and continuous measuring process, which covers measuring and comparing processes with successful business organizations in the world. Its purpose is to obtain information's on the performance work of the organization (Watson, 1996:3). In this study, the process of environmental management in PT KRAKATAU STEEL is measured and compared with environmental management criteria as stipulated in the General guidelines (ISO 14004). The stages of this study are as follows: 1. Arrange the checklist matrices of Environmental Management System (Appendix 1). This matrices are used to access whether the elements of Environmental Management of ISO 14001 standards have been implemented in PT KRAKATAU STEEL. The content of this matrices is given based on interviews with Committee members of ISO 14001 of PT KRAKATAU STEEL. 2. The results of this checklist are used as guideline to conduct field and document observation in order to access its compliance. 3. Its compliance will be described and provided with values. 4. For elements that deviate the identification of obstacles are carried out accordingly. 5. Analyse the advantages the gains that can be obtain if the elements implemented are in accordance with 1SO 14001 standards. Methods ways of assessment or justification are as follows: 1. The ISO 14001 Environmental Management System has five clauses; that's having equal significant status. to each clause which is provided with the maximum value of 100%. 2. Based on Environmental Management System - General Guidelines on Principles, System and Supporting Techniques (ISO 14004) and Environmental Management System - Specification with Guidance for Use (ISO 14001), each of the above clause has several elements that should be considered in implementing Environmental Management System. The number of elements in each clause depends on the issues that should be considered in that clause. 3. The maximum value for each element is obtained by dividing the result of maximum value of each clause (100%) the number of elements of the respective clause. 4. Each element is given a value range of zero up to the maximum value and each measured element has the same position and interest. 5. The compliance percentage is determined by comparing the results of field and document observation based on the General Guidelines (ISO 14004). If the adjustment is fully reached, it obtains a maximum value, and if the adjustment is not reached it means that it does not conform with the General Guidelines ISO 14004. The illustration of Environmental Management System implemented by PT KRAKATAU STEEL which is accordance with the ISO 14001 standard can be seen at the following benchmarking table: Based on the values, the average value is calculated as follows: 90% + 85% + 80% + 100% + 100%=91% The obstacles and advantages that influence the ISO 14001 standard compliance are as follows: 1. The Environmental Policy clause. Obstacles: The substance of environmental commitment and policy is not adequately communicated, due to lack of complete knowledge concern of the substance of Environmental Management System. Advantaqes: if adequately communicated, it is expected that the "moral duty" of environmental commitment and policy will be deeply rooted, grow and develop as a way of life of each employee, environmental management in PT KRAKATAU STEEL will be established and improved continuously. 2. The clause of Planning. a. Legal and other requirements. Obstacles: Identification of legal and other requirements do not specifics details that has direct correlation to the company activity. Advantages: If identification could be specified to the chapter, article and clause, it would be easier to assess compliance and to conduct investigations should any violation occur. b. Environmental objectives and targets. Obstacle: There are still many objectives and targets that are not clearly defined and quantitatively formulated. Advantages; If the objectives and target are formulated quantitatively and defined clearly; it would be easier to measure its progress and evaluate its achievement. 3. The Implementation and Operation. a. Structure and responsibility. Obstacles: Some of the employees have still the perception that "environmental issues" are basically the duty and responsibility of the Industrial Environment Control Division. Advantages: If such perception could be minimised, it can be expected that .the employees is concern could grow and develop to enable them proactively solve the environmental issues in their working area. b. Training, awareness and competence. Obstacles: Reminders and reiterations of environmental commitment and policy statement are not yet stipulated in procedures. Advantages: If it is contained in the procedures, the substance of environment commitment and policy will be understood and inspiring, so that the awareness and competency of the employees towards the environmental will always be improved. c. Communication. Obstacles: -Procedures of environmental management are not yet intensively communicated. Advantages: If it is intensively communicated, implementation and operation of the procedures will be more efficient. d. Documentation. Obstacles: The control operation procedure are not yet formulated in the handbook.Advantages: If it is included in the handbook, the implementation of operation control will be more consistent. It can be concluded that based on the above description, there are seven obstacles which are not settled or constraints in the implementation of Environmental Management System in PT KRAKATAU STEEL. If these obstacles can be overcome, it will improve the quality of Environmental Management System. The implementation of Environmental Management System in PT KRAKATAU STEEL achieves for 91 % is the standards as set in ISO 14001. This value (91%) does not mean that environmental quality at PT KRAKATAU STEEL can be categorized as already good. It does also not assure that environmental management of PT KRAKATAU STEEL can be categorised as good. To measure how far the implementation of Environmental Management System is successful in improving the quality of the environment, it is necessary to conduct a follow-up study focussing on the "evaluation of the Environmental Management Systems auditing". Until this study is completed, the evaluation of the Environmental Management System can only be limited to the compliance of its system which is the focus of this study to ISO 14001 guidelines. E. Literature: 30 (1988-1996).
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadifa Dewinta Danastri
Abstrak :

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi apakah peningkatan kesadaran mengenai masalah lingkungan telah mendorong organisasi untuk menerapkan sistem manajemen lingkungan dan menggunakan akuntansi manajemen lingkungan (EMA) mendorong inovasi lingkungan, dan meningkatkan kinerja lingkungan perusahaan. Namun demikian, ada sedikit bukti untuk mengkonsolidasi klaim ini dan dengan demikian makalah ini bertujuan untuk menyelidiki masalah ini. PT X adalah salah satu perusahaan baja terbesar di Indonesia. Penelitian ini menggunakan studi kasus dan pendekatan kualitatif dan menggunakan sistem manajemen lingkungan dalam menganalisis masalah penelitian. Penelitian ini juga menguji pentingnya menggunakan akuntansi manajemen lingkungan dalam penerapan sistem manajemen lingkungan dalam perusahaan. Penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun sistem manajemen lingkungan telah dilakukan oleh perusahaan untuk menghindari dampak pencemaran lingkungan (yaitu, dalam bentuk debu besi), namun, perusahaan belum menerapkan Akuntansi Manajemen Lingkungan dan Pelaporan Manajemen Lingkungan (yaitu, dalam bentuk Analisis Biaya & Manfaat) dalam mengatasi masalah. Perusahaan melakukan sistem manajemen lingkungan dengan hukum dan peraturan yang berlaku bukan sebagai bentuk strategi lingkungan dan inovasi untuk keberlangsungan bisnis di masa depan.


This study aims to analyze and evaluate whether increased awareness regarding environmental issues has encouraged organisations to apply environmental management system and use environmental management accounting (EMA) drives environmental innovations, and enhance company’s environmental performance. There is, however, little evidence to consubstantiate this claim and thus this paper aims to investigate the issue. PT X is one of the largest steel company in Indonesia. This research applies case study and qualitative approaches and uses environmental management system in analyzing the research problems. This research also examines the importance of using environmental management accounting in the implementation of environmental management system within the company. This research shows that though environmental management system has been performed by the company to elude the impact of environmental pollution (i.e., in the form of iron dust), however, the company has not implemented Environmental Management Accounting and Environmental Management Reporting (i.e., in the form of Cost & Benefit Analysis) in addressing the problems. The Company undertakes environmental management system by the prevailing laws and regulations not as a form of environmental strategy and innovation for the sustainability of the business in the future.

2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Pinastika
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pengungkapan sukarela emisi gas karbon. Faktor-faktor yang diteliti adalah kepemilikan institusional, kepemilikan asing, direksi asing, sertifikasi EMS ISO 14001 dan social pressure. Penelitian ini menggunakan 555 observasi dari 185 sampel perusahaan publik yang bergerak dalam industri utama dan industri manufaktur di Indonesia selama periode tahun 2013-2015. Penelitian ini menunjukkan bahwa di Indonesia, rata-rata tingkat pengungkapan emisi gas karbon masih tergolong rendah yaitu sebesar 6,82 . Hal tersebut menandakan rendahnya kesadaran dan kepedulian terhadap isu emisi gas karbon di Indonesia. Hasil penelitian juga menemukan bahwa sertifikasi EMS ISO 14001 dan social pressure berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan sukarela emisi gas karbon. Kepemilikan institusional, kepemilikan asing, dan direksi asing tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan sukarela emisi gas karbon.
ABSTRACT
The objective of this research is to analyze the determinants of carbon emission disclosure. Determinant factors analyzed in this study are institutional ownership, foreign ownership, foreign directors, EMS ISO 14001 certification and social pressure. This study uses 555 observations from 185 samples of public companies in major industries and manufacturing industries in Indonesia during the period 2013 2015. This study shows that in Indonesia, the average rate of carbon emissions disclosure is 6.82 . It is indicates that the awareness about carbon emission issue is still low. The results also found that EMS ISO 14001 certification and social pressure significantly influence the level of voluntary carbon emissions disclosure. Institutional ownership, foreign ownership and foreign director have an insignificant effect on the carbon emission disclosure level.
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herliana Dewi
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang desain penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) berbasis standar ISO 14001 pada sektor jasa laboratorium. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat SUCOFINDO yang akan menerapkan SML. Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah bersifat kualitatif dengan menggunakan metode survei, studi literatur dan observasi lapangan. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih minimnya sektor jasa laboratorium dalam menerapkan dan mendapatkan sertifikat SML ISO 14001. Oleh karena itu perlu desain yang tepat untuk membangun SML di laboratorium. Desain SML yang akan dibangun di Laboratorium Pusat SUCOFINDO yaitu mempertimbangkan masukan dari hasil analisis kendala penerapan dan pemahaman tenaga kerja terkait manfaat sertifikasi SML. Hasil keluaran dari penelitian ini adalah desain integrasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang telah diterapkan terlebih dahulu dengan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) yang akan direncanakan di Laboratorium Pusat SUCOFINDO, desain tersebut dinamakan Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L). Keluaran lainnya dari penelitian ini adalah desain program monitoring dan rencana strategi aplikasi desain SMK3L berbasis SML ISO 14001.

Berdasarkan survei dari karyawan Laboratorium Pusat SUCOFINDO kendala utama penerapan SML adalah 1) kurangnya pengetahuan dan pengalaman di dalam penanganan lingkungan sebesar 59%, 2) belum adanya pelatihan berkaitan dengan SML sebesar 69%, 3) kendala penetapan tugas dan tanggung jawab terhadap setiap personil sebesar 64%. Pemahaman karyawan terkait manfaat utama sertifikasi SML diperoleh 81% menyatakan setuju bahwa penerapan sertifikasi SML mempunyai banyak manfaat. Pemahaman karyawan terhadap manfaat sertifikasi yang paling utama adalah 1) meningkatkan tingkat jaminan terhadap kesehatan dan keselamatan tenaga kerja terkait dampak lingkungan sebesar 93%, 2) memperbaiki proses mutu internal terkait pengelolaan lingkungan sebesar 91%, 3) manfaat yang paling utama adalah sertifikasi SML dapat meningkatkan citra perusahaan sebesar 95%.
ABSTRACT
This thesis discusses about the design implementation of Environmental Management System (EMS) based on ISO 14001 for laboratory services sector . This research was conducted at the SUCOFINDO Central Laboratory which will apply EMS. The research approach is qualitative, conducted using survey methods, literature studies and field observations. This research is motivated by the lack of laboratory services sector in applying and getting the certificate of ISO 14001 EMS. Therefore it is necessary to establish proper design EMS in the laboratory. The design of EMS to be built in the SUCOFINDO Central Laboratory is considering input from the analysis constraints of application and employees understanding related benefits of EMS certification. The output of this research is the integration of design Ocuupational Safety and Health Management System (OHSMS) which has been applied first follow by the Environmental Management System (EMS) which will be planned in SUCOFINDO Central Laboratory, the design called Occupational, Safety, Health and Environment Management System (OHSEMS) . Another output from this research is the design of the monitoring program and strategic plan design application SMK3L based on ISO 14001 EMS.

Based on a survey employees of the SUCOFINDO Central Laboratory, the main obstacle of application EMS are 1) 59% due to lack of knowledge and experience in the handling of the environment, 2) 69% due to lack of training related to the EMS, 3) 64% due to problem in setting tasks and responsibilities of each employees. The employee understanding due to main benefits of EMS certification obtained 81 % agree that the implementation of EMS certification has many benefits. The employee understanding for the main benefits of the certification are 1) increasing level of assurance to the health and safety of workers related to environmental impacts by 93 %, 2) improve the internal quality processes related to environmental management by 91 %, 3) the most important benefits of EMS certification may enhance the image of the company by 95 %.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T39199
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library