Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Monica Soesanto
Abstrak :
Pembuatan Aditif Pelumas dari bahan Crude Palm Oil (CPO) memerlukan beberapa tahap reaksi, yaitu transesterifikasi, epoksidasi dan reaksi pembukaan cincin epoksida dengan gliserol. Hasil dari transesterifikasi CPO akan menghasilkan Palm Oil Methyl ester (POME). Reaksi epoksidasi mempakan reaksi pernbukaan ikatan rangkap dalam POME mengggunakan oksidator hidrogen peroksida dan katalis asam formial menjadi gugus epoksida dan air. Gugus epoksida ini kemudian akan direaksikan dengan gliserol yang berlujnan nntuk membuka cincin epoksida dan hidrokarbon jenuh multi gugus fungsi (ester, Hidroksil). Hidrokarbon jenuh multi gugus fungsi inilah yang akan menjadi aditif pelumas. Epoksida memegang peranan panting sebagai intermediet dari pembentukan aditif pelumas dari CPO. Maksud dari intermediet adalah epoksida merupakan produk reaksi epoksidasi tetapi merupakan reaktan bagi reaksi pembnkaan cincin oleh gliserol. Kafcna epoksida bertindak sebagai reaktan dalam reaksi pembukaan cincin dengan glisero, maka perlu diadakan penelilian yang mempelajaxi mengcnai epoksida beserta reaksi epoksidasi. Ada tiga hal mengenai epoksida dan reaksinya yang diteliti dalam penelitian ini. Yang pertama adalah waklu bertahannya kestabilan epoksida sebelum terhidrolisis menjadi dial. (Epoksida mempakan suatu gugus reaktif yang mndah terhidrolisis menjadi diol dalam suasana basa) Kemudian kinetika reaksi epoksidasi yang, dapat berguna untuk mendisain reaktor untuk reaksi epoksidasi pada penelitian berikutnya. Serta kondisi yang dapat menghasilkan epoksida dalam jumlah optimum dengan sejumlah POME tertentu. Kestabilan dan jumlah epoksida akan mempengaruhi jumlah produk reaksi pembentukan cincin epoksida dengan gliscrol. Adapun dari penelitian ini, didapatkan bahwa gugus epoksida yang masih bercampur dengan air hanya akan memiliki waktu kestabilan selama 4 jam sebelum reaksi hidrolisis mulai terjadi. Tetapi waktu kestabilan ini dapat diperpanjang hingga 24 jam dengan cara mengurangi air yang bercampnr dengan gugus epoksida Sedangkan kinetika reaksi epoksidasi yang didapat adalah Dan untuk menghasilkan epoksida dalam jumlah optimum dengan menggunakan 300 ml dibutuhkan suatu reaksi 65°C, hidrogen peroksida 50% sebanyak 85 ml dan katalis asam formiat sebanyak 15 ml.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49505
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maisaroh
Abstrak :
ABSTRAK
Asam 9,10-dihidroksi stearat (DHSA) dengan rumus molekul C18H36O4 adalah salah satu jenis hidroksil asam lemak. Struktur dengan gugus fungsi hidroksil (-OH) dan karboksil (- COOH) menyebabkan DHSA memiliki sifat yang unik untuk berbagai aplikasi. Dalam kosmetik, senyawa tersebut dapat mengubah sifat fasa minyak dan lilin gel membentuk emulsi. Selain itu, DHSA berinteraksi kuat dengan permukaan padat pigmen dan pengisi anorganik yang menyebabkan warna menjadi lebih baik dan adhesi dengan kulit lebih tahan lama. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan DHSA dari asam oleat dan asam performat menggunakan katalis asam padat Amberlite IR-120, melalui tahapan reaksi epoksidasi dan hidroksilasi, produk DHSA yang dihasilkan digunakan dalam formulasi bahan kosmetik. Epoksidasi asam oleat dengan asam performat yang dibentuk secara in situ dilakukan pada perbandingan mol asam oleat : asam format : hidrogen peroksida 50% = 1 : 1 : 2,5. Suhu reaksi 65C, waktu reaksi 120 menit, pengadukan 1200 rpm dan penggunaan katalis Amberlite IR-120 sebesar 1%-b/b (terhadap asam oleat). Hasil yang diperoleh adalah bilangan iod epoksi asam oleat 0,08 g I2/100 g dengan konversi 99,91%, bilangan asam 172,32 mg KOH/g, dan bilangan penyabunan 203,31 mg KOH/g. Tahap hidroksilasi melalui penyabunan menggunakan NaOH diperoleh DHSA dengan gugus hidroksil teramati dengan FTIR pada bilangan gelombang 3333,84 cm-1. DHSA yang berbentuk berupa serbuk berwarna putih dengan titik leleh 80oC, bilangan iod 0, bilangan asam 175,31 mg KOH/g, dan bilangan penyabunan 172,68 mg KOH/g yang memenuhi syarat untuk diproses lebih lanjut sebagai bahan kosmetik.
ABSTRACT
9,10-dihydroxy stearic acid (DHSA) with molecular formula C18H36O4 is one of hydroxyl fatty acids. Structure with hydroxyl functional groups (-OH) and carboxyl (-COOH) cause DHSA has unique properties for various applications. In cosmetics, these compounds can alter the nature of the oil phase and wax emulsion gel form. Additionally, DHSA interact strongly with solid surface pigments and inorganic fillers which causes the color to be better and adhesion to the skin more durable. This research aims to produce DHSA of oleic acid and Performat acid using solid acid catalysts Amberlite IR-120, through the stages of epoxidation and hydroxylation reaction, product DHSA used in cosmetic formulations. Epoxidation of oleic acid with Performat acid formed in situ carried out at a mole ratio of oleic reaction time of 120 minutes, stirring speed 1200 rpm and the use of catalysts Amberlite IR-120 by 1% -b / b (against oleic acid). The results obtained are iodine value of epoxy oleic acid 0.08 g I2/100 g with 99.91% conversion, acid value 172.32 mg KOH/g, and the saponification 203.31 mg KOH/g. Phase hydroxylation through saponification using NaOH obtained DHSA with hydroxyl groups observed by FTIR at wave number 3333.84 cm-1. DHSA shaped in the form of a white powder with a melting point of 80°C, 0 iodine value, acid value 175.31 mg KOH/g, and the saponification 172.68 mg KOH/g were eligible for further processing as a cosmetic ingredient.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T43354
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zafira Shafar
Abstrak :
Ester beberapa asam lemak dengan asam risinoleat epoksida telah berhasil disintesis pada penelitian ini. Proses epoksidasi asam risinoleat dilakukan dengan asam format dan hidrogen peroksida yang membentuk asam performat secara in situ, menghasilkan penurunan angka iodium sebesar 6,47 mg/g. Proses esterifikasi dilakukan pada beberapa asam lemak yaitu asam laurat atau asam dekanoat dengan asam risinoleat epoksida menggunakan katalis ZnCl2. Rasio molar asam risinoleat epoksida dan asam lemak yang digunakan adalah 3:1. Identifikasi dengan KLT menunjukkan nilai Rf untuk ester asam laurat dengan asam risinoleat epoksida sebesar 0,64. Sedangkan nilai Rf untuk ester asam dekanoat dengan asam risinoleat epoksida sebesar 0,62. Karakterisasi dengan FTIR menunjukkan adanya pita serapan pada vibrasi ulur OH, C=O ester, dan C-O ester. Uji emulsifier menunjukkan kestabilan emulsi yang cukup baik pada pengamatan hingga 24 jam, dengan tipe emulsi water in oil (w/o). Selain itu, dilakukan analisis potensi produk ester beberapa asam lemak dengan asam risinoleat epoksida sebagai senyawa antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. ......In this research, some esters of fatty acids with epoxide ricinoleic acid have been successfully synthesized. The epoxidation process of ricinoleic acid is carried out with formic acid and hydrogen peroxide which produces the in situ performic acid, resulting a decrease in iodine number of 6.47 mg/g. The esterification process was carried out on several fatty acids namely lauric acid and decanoic acid with epoxide ricinoleic acid using ZnCl2 as catalyst. The molar ratio of epoxide ricinoleic acid and fatty acid used is 3: 1. Identification with TLC shows the Rf value for lauric acid esters with epoxide ricinoleic acid of 0.64. While the Rf value for decanoic acid esters with epoxide ricinoleic acid is 0.62. Characterization with FTIR showed the presence of absorption bands on stretching OH, C=O ester, and C-O ester vibrations. Emulsifier test shows the stability of the emulsion is quite good at observations up to 24 hours, with the type of water in oil emulsion (w/o). In addition, an analysis of the antibacterial potential of several fatty acid ester products with epoxide ricinoleic acid against Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis was carried out.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library