Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Sartika
Abstrak :
Perawat penting memiliki kesadaran diri dan perilaku ergonomis dalam mengendalikan bahaya ergonomis dari aktivitas asuhan keperawatan yang dapat menyebabkan Low Back Pain (LBP). Supaya angka keluhan LBP tidak terus meningkat dan memberikan dampak yang lebih buruk, diperlukan upaya pencegahan bahaya ergonomis. Belum adanya pengetahuan atau informasi tentang pendekatan yang mengintegrasikan komponen edukasi, pengingat (reminder) dan umpan balik (feedback) pada penelitian terdahulu, maka diperlukan sebuah penelitian dengan tujuan menciptakan model pencegahan bahaya ergonomis yang mengintegrasikan ketiga komponen tersebut menggunakan aplikasi smartphone untuk meningkatkan kesadaran diri dan perilaku ergonomis perawat. Desain penelitian tahap pertama adalah studi kualitatif dan observasi untuk menghasilkan model awal pencegahan bahaya ergonomis, tahap kedua adalah pengembangan model pencegahan bahaya ergonomis berbasis smartphone, dan tahap ketiga adalah quasi experiment untuk membuktikan pengaruh intervensi model terhadap kesadaran diri dan perilaku ergonomis. Besar sampel pada penelitian tahap ketiga yaitu 60 perawat care provider pada kelompok intervensi dan 59 perawat care provider pada kelompok kontrol. Model pencegahan bahaya ergonomis terdiri dari komponen edukasi, pengingat (reminder) dan umpan balik (feedback) kepala ruangan. Komponen edukasi dilaksanakan dengan pemberian edukasi dan informasi menggunakan media modul edukasi dan aplikasi. Komponen pengingat (reminder) dilaksanakan dengan kegiatan safety briefing dan difasilitasi dengan aplikasi. Komponen umpan balik (feedback) dilaksanakan pada kegiatan supervisi dan difasilitasi dengan aplikasi. Intervensi model pada kelompok intervensi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna proporsi kesadaran diri, pengetahuan, sikap dan tindakan antara sebelum dengan sesudah intervensi (p<0,05). Sedangkan pada kelompok kontrol hanya terdapat perbedaan bermakna proporsi pengetahuan antara sebelum dengan sesudah intervensi (p<0,05). Model ini terbukti dapat meningkatkan kesadaran diri dan perilaku ergonomis perawat. Penerapan model ini dapat menunjang peran dan fungsi manajemen kepala ruangan terutama dalam hal mengingatkan dan memberikan umpan balik kepada perawat untuk dapat meningkatkan kesadaran diri dan perilaku ergonomis dalam memberikan asuhan keperawatan. ......Self-awareness and ergonomic behavior are vital for nurses to manage ergonomic hazards during nursing care activities which can lead to Low Back Pain (LBP). In order to prevent the increasing complaints of LBP and to avoid more severe consequences, preventive efforts for ergonomic hazards are necessary. There was no knowledge or information about approaches that integrate educational, reminder, and feedback components in previous research, therefore research is needed with the aim of creating an ergonomic hazard prevention model that integrates these three components using a smartphone application to increase self-awareness and ergonomic behavior of nurses. The research design for the first phase involved a qualitative study and observations to generate an initial model for preventing ergonomic hazards, the second phase involved the development of a smartphone-based ergonomic hazard prevention model, the third phase was a quasi-experiment to demonstrate the impact of the intervention model on self-awareness and ergonomic behavior. The sample size for the third phase consisted of 60 staff nurses in the intervention group and 59 staff nurses in the control group. The ergonomic hazard prevention model consists of educational components, reminders and feedback from the head nurses. The educational component was implemented by providing education and information using media in the form of educational modules and applications. The reminder component was implemented with a safety briefing activity and facilitated with an application. The feedback component was implemented in supervision activities and facilitated with applications. The intervention model for the intervention group showed significant differences in the proportions of self-awareness, knowledge, attitudes, and actions before and after the intervention (p < 0.05). Meanwhile, in the control group, only a significant difference was found in the proportion of knowledge before and after the intervention (p < 0.05). This model has been proven to enhance self-awareness and ergonomics behavior among staff nurses. The application of this model can support the role and function of head nurses, especially in terms of reminding and providing feedback to staff nurses to improve their self-awareness and ergonomics behavior in providing nursing care.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Dyah Listyarini
Abstrak :
Penyakit hipertensi termasuk masalah besar dan serius, di samping karena prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat. Latihan fisik yang dapat menjadi alternatif terapi untuk menurunkan tekanan darah adalah latihan fisik ergonomis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan fisik ergonomis terhadap penurunan tekanan darah lansia hipertensi dengan metode quasi eksperimen dan desain pre dan post test group design with control group melibatkan sampel 108 lansia. Analisis menggunakan uji wilcoxon dan mann withney. Hasil penelitian didapatkan penurunan tekanan darah setelah dilakukan latihan fisik ergonomis, yaitu rata-rata penurunan sistolik 12,3 mmHg dan rata-rata penurunan diastolik 6,09 mmHg. Perawat komunitas mengaplikasikan latihan fisik ergonomis kepada masyarakat terutama lansia hipertensi untuk menurunkan tekanan darah. ...... Hypertension has become a major and serious health problem in society for its high prevalence and is likely to increase in cases. Moreover, an alternate therapy of physical exercise that can be used to lower blood pressure is ergonomic exercise. This study is aimed to determine the effect of ergonomic exercise for lowering ederly hypertensive blood pressure using quasi-experimental method as well as pre and post test group design with control group involving 108 elderlies as its sample. The analysis used wilcoxon and mann withney. The results of the study shows a decrease in blood pressure after the ergonomic exercise, with an average of 12.3 mmHg systolic decrease and an average of 6.09 mm Hg diastolic decrease. This ergonomic exercise is usually used by community nurses, especially to lower the blood pressure of hypertensive ederly.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36151
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Agma
Abstrak :
ILO menyebutkan bahwa salah satu kategori potensi bahaya pada operator crane adalah bahaya ergonomi dan psikososial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis postur kerja operator crane di PT. XXX cabang Tanjung Priok tahun 2021. Desain penelitian adalah penelitian deskriptif. Hasil penelitian akan dianalisis dengan menggunakan lembar kerja REBA Selanjutnya dianalisis kaitannya dengan keluhan gangguan otot rangka, dan interaksi dengan tempat kerja yang menimbulkan risiko ergonomi. Penelitian ini berfokus hanya pada aktivitas mengoperasikan crane. Penilaian postur kerja dilakukan pada operator crane dengan desain saat ini. kemudian dibuat dua usulan desain kabin crane. Desain ulang dilakukan dalam perangkat lunak Aplikasi SketchUp versi 2018 kemudian dilakukan evaluasi postur kerja sesuai usulan desain kabin crane. Studi ini menunjukkan bahwa intervensi ergonomi di tempat kerja mengurangi potur kerja yang tidak sesuai antara manusia dan mesin serta membuat tempat kerja nyaman untuk bekerja. ......The ILO states that one of the categories of potential hazards to crane operators is ergonomics and psychosocial hazards. This study aims to analyze the work posture of crane operators at PT. XXX Tanjung Priok branch in 2021. The research design is a descriptive study. The results of the study will be analyzed using the REBA worksheet. Furthermore, it will be analyzed in relation to complaints of skeletal muscle disorders, and interactions with the workplace that pose ergonomic risks. This research focuses only on the activity of operating a crane. Assessment of work posture is carried out on the crane operator with the current design, then two crane cabin design proposals are made. The redesign was carried out in the 2018 version of the SketchUp Application software, then an evaluation of the work posture was carried out according to the crane cabin design proposal. This study shows that ergonomics interventions in the workplace reduce the mismatch between humans and machines and also make the workplace comfortable to work.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Prasetyowati
Abstrak :
Pendahuluan: Data epidemiologi menunjukkan tingginya angka kejadian nyeri punggung bawah non spesifik akibat duduk pada kursi yang tidak sesuai ukuran antropometri tubuh. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh cara penentuan ukuran kursi ergonomis pelajar perempuan SMU. Metode: Penelitian ini menggunakan desain randomized controlled trial mengikutsertakan 80 pelajar perempuan di 3 SMU negeri di Jakarta Pusat. Hasil randomisasi terdapat 40 subjek kelompok kursi ergonomis dan 40 subjek kelompok kontrol. Kelompok kursi ergonomis mendapat kursi baru sesuai dengan antropometri tubuh yaitu kursi kecil, sedang dan besar, sedangkan kelompok kontrol mendapat kursi lama yang selama ini digunakan. Derajat nyeri, perubahan kinematika dan tegangan otot selama 12 minggu. Hasil: Prevalensi nyeri punggung bawah non spesifik sebanyak 68 %. Cara penentuan ukuran kursi ergonomis pelajar perempuan SMU yang menggunakan patokan Minimal 2 Sama. Pasca pemberian kursi ergonomis selama 12 minggu terdapat perbedaan derajat nyeri (VAS), perubahan kinematika (fleksi lutut, plantar fleksi pergelangan kaki) dan tegangan otot para lumbal (algometer, EMG Biofeedback) yang bermakna antara kelompok kursi ergonomis dan kelompok kontrol. (p = 0,000 untuk kelompok kursi ergonomis). Simpulan: Didapatkan cara penentuan ukuran kursi ergonomis pelajar perempuan SMU. Pemberian kursi ergonomis selama 12 minggu dapat menurunkan derajat nyeri, meningkatkan perubahan kinematika fleksi lutut, menurunkan perubahan kinematika pergelangan kaki dan tegangan otot para lumbal. ......Background: Epidemiological evidence showed the higher insidens of non specific low back pain that is caused by sitting on the mismatch chair with junior high school antropometric. Objective: This study objective to obtain determining the size of the ergonomic chair on non specific low back pain in female student of junior high school. Methods: A randomized control trial was conducted on 80 female students of the 3 junior high schools in central of Jakarta. The subject were randomized to the ergonomic group receiving the ergonomic chair are small, medium and large, and the control group receiving the mismatch chair that used in everyday. The number of subjects in the ergonomic group were 40 subjects and the control group 40 subjects. The degree of pain, kinematics altered and para lumbal muscle tension were measured in 12th weeks. Results: The prevalence of the non specific low back pain is 68 %. Determining the size of an ergonomic chair high school female students who use the benchmark of at least 2 equal. After 12 weeks the degree of pain (VAS), kinematics altered (knee flexion, ankle plantar flexion) and para lumbal muscle tension (algometer, EMG Biofeedback) were significantly difference between the ergonomic group and the control group (p = 0,000 for the ergonomic group). Conclusion: This study demonstrates that using of the ergonomic chair for 12 weeks has an effects by reduction of the degree of pain, increasing knee flexion, decreasing ankle plantar flexion and reduction of para lumbal muscle tension.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilda Fauziyyah
Abstrak :
Tingginya jumlah pekerja berdampak pada munculnya masalah kesehatan akibat kerja. Gangguan otot rangka merupakan salah satu penyakit akibat kerja akibat tidak diterapkannya posisi ergonomis. Pengetahuan berperan penting dalam membentuk perilaku ergonomis. Kondisi saat ini menunjukkan banyak pekerja tidak menerapkan posisi ergonomis saat bekerja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan penerapan posisi kerja ergonomis. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelatif potong lintang dengan besar sampel sebanyak 150 pekerja. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan penerapan posisi kerja ergonomis pvalue.
The high number of workers has an impact on the emergence of health problems due to work. Work related musculoskeletal disorder is one of the occupational diseases caused by the absence of ergonomic position. Knowledge of ergonomics position has a n important roles to formed the ergonomics behaviour. Current conditions showed that many workers do not apply ergonomic positions while working. The aim of study was to determine the correlation of knowledge level with practice of ergonomic work position. This study used descriptive correlational, crossectional approach with a large sample of 150 workers. The result of study showed that there was a significant correlation between knowledge with the practice of ergonomic working position value.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67338
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abbas Zavey Nurdin
Abstrak :
ABSTRAK Latar Belakang: Prevalensi dan Insidensi kecelakaan kerja dan penyakit berhubungan pekerjaan sangat tinggi sehingga meningkatkan biaya kesehatan. Salah satu program BPJS Ketenagakerjaan adalah program kembali bekerja yang dipengaruhi oleh motivasi intrinsik pekerja. Salah satu instrumen yang dapat menilai hal tersebut adalah kuesioner Intrinsic Motivation Inventory (IMI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kuesioner IMI untuk Indonesia Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang yang diawali dengan translasi dan penyesuaian budaya terhadap kuesioner IMI dengan teknik translate back translate oleh penerjemah tersumpah. Pengambilan sampel secara consecutive sampling sebanyak 72 responden yang merupakan pekerja yang ingin kembali kerja. Hasil pengisian data dilakukan uji validasi dan reliabilitas dengan reliability analysis. Hasil: Didapatkan kuesioner Intrinsic Motivation Inventory-Return to Work (IMIRTW) yang sesuai untuk Indonesia dengan 36 pernyataan yang memiliki nilai Cronbach?s alpha 0,837 serta Corrected item total correlation lebih dari 0,3. Kuesioner IMI-RTW yang valid bisa digunakan menilai motivasi intrinsik berdasarkan subskala minat atau kesenangan, kompetensi yang dirasakan, upaya atau kepentingan, tekanan, pilihan yang dirasakan, nilai dan keterkaitan.
ABSTRACT Background: The prevalence and incidence of work accidents and work related diseases is high and its steadily increasing healthcare costs. One of BPJS?s program is return to work which will be influenced by intrinsic motivation of the worker. One of the instruments that can be used to assess it is the Intrinsic Motivation Inventory (IMI) questionnaire. The aims of this study are to determine the validity and reliability of the IMI questionnaire for Indonesia. Methode: This study used cross sectional design and started with translation and cultural adjustment of IMI questionnaire with translate back translate technique performed by a sworn translator. Total sample selected using consecutive sampling were 72 workers who want to return to work. Result of data collection, was used to test the validity and reliability using reliability analysis. Results: A valid Intrinsic Motivation Inventory-Return to Work (IMI-RTW) Questionnaire could be obtained for Indonesia with 36 statements that have Cronbach's alpha value 0.837 and Corrected item total correlation more than 0.3. This IMI-RTW questionnaire can be used to assess intrinsic motivation of worker based on interest and enjoyment, perceived competence, effort or importance, pressure or tension, value or usefulness and relatedness subscale. Conclusion: Intrinsic Motivation Inventory-Return to Work (IMI-RTW) questionnaire obtained are valid and reliable for Indonesia.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prastiwa Ageng Pratama
Abstrak :
Penelitian ini mengkaji tentang analisis postur pekerja bagian pengelasan pada bengkel kendaraan roda empat di bengkel Deal Workshop. Analisis yang diperhitungkan adalah kondisi posisi kerja pekerja dan ketinggian benda kerja. Objek yang akan diteliti adalah pekerja bagian pengelasan yang melakukan proses pengelasan titik pada bagian rocker panel. Tujuan dari penelitian ini memperoleh posisi kerja saat ini dan mencari posisi kerja yang ergonomis dengan menggunakan vitual environment modelling. Hasil penelitian menunjukkan pose yang ergonomis adalah dengan posisi punggung tidak membengkok ke samping dan hanya membungkuk 15°, dan leher tidak membengkok ke samping. Dengan postur seperti ini didapat nilai RULA adalah 4 dan nilai OWAS adalah 1. ......This study about the analysis of the posture of worker in the welding section in four-wheel vehicle workshop in the Deal Workshop. Analysis that counts is the condition of working condition and height of the workpiece. Object to be examined are the worker who perform welding process of spot welding on the rocker panel. The purpose of this study to obtain the position of the current work and looking for an ergonomic working position by using a virtual environment modelling. The result showed that ergonomic pose with your spine is not bent to the side and bent only 15°, and the neck does not bend to the side. With this posture, RULA obtained values is 4 and OWAS value is 1.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1210
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Permana
Abstrak :
ABSTRAK Permasalhan yang sering dihadapi oleh pilot saaat mengoperasikan instrumen kokpit adalah ketidaksesuaian pelekatan instrumen pada kokpit. Hal ini dapat menghambat kinerja pilot dan berpotensi mengakibatkan kesalahan, baik kesalaahn dalam pengenalan ataupun dalam melakukan tugas. Desain kokpit yang ergonomis akan mendukung aksebilitas dan performa pilot dalam melakukan pekerjaanya. Desain instrumen kokpit pesawat juga harus dibuat dengan berfokus pada pengguna (user-centered design). Tujuanya dari penelitian ini adalah u8ntuk mengevalusa desain instumen kokpit pesawat dari aspek ergonomi untuk mendukung kenyamanan pilot dalam mengoperasikan instrumen kokpit.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pertahanan RI, 2019
355 JIPHAN 5:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Syawal Kamiluddin Saptaputra
Abstrak :
Perawatan Metode Kanguru (PMK) memerlukan pendekatan yang komprehensif di antaranya sarana yang ergonomis untuk memperbaiki postur dan mengurangi risiko keluhan muskuloskeletal. Penelitian ini bertujuan untuk merancang desain sofa ergonomis dan mengetahui efektivitasnya dalam memperbaiki postur dan menurunkan risiko keluhan muskuloskeletal pada ibu yang melakukan PMK. Desain penelitian pada tahap I adalah Research and Development. Pembuatan virtual human dan virtual sofa design menggunakan software Jack Tecnometrix Siemens. Desain Penelitian tahap II adalah pre and post test experimental controlled group design. Pengukuran postur duduk menggunakan Rapid Upper Body Limb Assessment (RULA). Pengukuran keluhan muskuloskeletal menggunakan Nordic Body Map (NBM). Kelompok intervensi adalah ibu yang menggunakan sofa ergonomis PMK sedangkan kelompok kontrol adalah ibu yang menggunakan kursi yang tersedia di rumah sakit. Hasil pengukuran keluhan muskuloskeletal diketahui pada umumnya ibu mengalami keluhan pada berbagai anggota tubuh. Keluhan yang paling banyak antara lain pada bagian bokong (55.1%), pinggul (42%), bahu kanan dan kiri (37.7%), punggung (37.7%), pinggang (36.2%). Berdasarkan uji Mann-Whitney diketahui kelompok kontrol memiliki postur tubuh yang lebih berisiko mengalami keluhan muskuloskeletal dibandingkan kelompok intervensi dengan p value = 0.000. Berdasarkan uji Mc Nemar diketahui bahwa setelah dilakukan intervensi, kelompok kontrol memiliki keluhan muskuloskeletal yang lebih tinggi dibandingkan kelompok intervensi yaitu pada bagian leher atas (p value = 0.000), bahu kiri (p value = 0.008), bahu kanan (p value = 0.002), tengkuk (p value = 0.021), lengan kiri atas (p value = 0.031), dan punggung (p value = 0.031). Desain sofa ergonomis PMK berpotensi menurunkan risiko keluhan muskuloskeletal pada ibu yang melakukan PMK. Postur tubuh kelompok intervensi memiliki risiko lebih rendah mengalami keluhan muskuloskeletal dibandingkan kelompok kontrol. Setelah dilakukan intervensi, kelompok intervensi memiliki keluhan muskuloskeletal yang lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol yaitu pada leher atas, bahu kiri, bahu kanan, tengkuk, lengan kiri atas, dan punggung. Rumah sakit diharapkan dapat menyediakan fasilitas kursi yang ergonomis untuk menunjang PMK sehingga postur duduk menjadi lebih baik dan menurunkan risiko keluhan muskuloskeletal. ......Kangaroo Mother Care (KMC) requires a comprehensive approach, including ergonomic means to improve posture and reduce the risk of musculoskeletal disorders. The aim of study was to design an ergonomic sofa design and determine its effectiveness in improving posture and reducing the risk of musculoskeletal disorders and in mothers who perform KMC. The research design in phase I was Research and Development. Developing virtual human and virtual sofa designs using the Jack Tecnometrix Siemens software. Research Design Phase II research is a pre and post test experimental controlled group design. Measurement of sitting posture using the Rapid Upper Body Limb Assessment (RULA). Measurement of musculoskeletal complaints using the Nordic Body Map (NBM). The intervention group was the mother who used the KMC ergonomic sofa while the control group was the mother who used the existing chair that available at the hospital for KMC. The measurement of musculoskeletal was known in general, mothers experience complaints in various parts of the body. The most common complaints were the buttocks (55.1%), hips (42%), right and left shoulders (37.7%), back (37.7%), waist (36.2%). Based on the Mann-Whitney test, it is known that after intervention the control group has a posture that is more at risk of experiencing musculoskeletal complaints than the intervention group with a p value = 0.000. Based on the Mc Nemar test, it was found that after intervention, the control group had higher musculoskeletal complaints than the intervention group, namely in the upper neck (p value = 0.000), left shoulder (p value = 0.008), right shoulder (p value = 0.002), nape (p value = 0.021), left upper arm (p value = 0.031), and back (p value = 0.031) The design of the KMC ergonomic sofa has the potential to reduce the risk of musculoskeletal complaints among mothers who perform KMC. Posture of the intervention group had a lower risk of experiencing musculoskeletal complaints than the control group. After the intervention, the intervention group had lower musculoskeletal complaints than the control group, namely in the upper neck, left shoulder, right shoulder, nape, upper left arm, and back. Hospitals are expected to be able to provide ergonomic chair facilities to support KMC so that the sitting posture becomes better and reduces the risk of musculoskeletal complaints.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malouna Fellisa
Abstrak :
Penelitian ini membahas penentuan konfigurasi desain tempat kerja yang berupa desain meja kerja dan peralatan manual handling berdasarkan tinjauan ergonomi terhadap postur dan kapasitas beban angkat pekerja pada area material cutting industri mebel. Penelitian dilakukan melalui pembuatan virtual human modelling pada software Jack. Analisis dilakukan menggunakan Posture Evaluation Index (PEI) yang mengintegrasikan metode LBA, OWAS, dan RULA serta NIOSH Lifting. Hasil penelitian berupa konfigurasi desain tempat kerja paling ergonomis terhadap postur pekerja pada area material cutting dan rekomendasi alat bantu manual handling yang mampu memperbaiki penilaian postur pekerja sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya muskuloskeletal disorder pada pekerja serta meningkatkan produktivitas. ......This study discusses the determination of workplace design configuration that is consists of working table and manual handling tool design based on ergonomic assesment to posture and lifting load capacity in material cutting area of furniture industry. The research was done using virtual human modelling in Jack software. The analysis was performed by using Posture Evaluation Index (PEI), which integrates the value of LBA, OWAS, and RULA and using NIOSH Lifting method. The result is ergonomic workplace design configuration to material cutting area workers and recommendation of manual handling tool that can improve posture assessment so that it will reduce the risks that may cause musculoskeletal disorders in workers and also improve productivity.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1202
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>