Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Arista Sony
Abstrak :
PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai perusahaan yang mapan menghadapi lingkungan yang dinamis ditunjukkan oleh keunggulan kompetitif degeneratif yang ada yang semata-mata bersandar pada keunggulan kompetitif yang ada tetapi kurang dalam mengeksplorasi peluang - tidak menyeimbangkan dalam perilaku mencari peluang dan perilaku mencari keuntungan. Perusahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal dicerminkan oleh lingkungan yang dinamis dan kompetitif yang berubah dalam teknologi, ketidakpastian harga pasar, dan peraturan pemerintah daerah. Kepemimpinan dan budaya wirausaha sebagai faktor internal diperlukan untuk mendorong kemampuan mengeksplorasi peluang dan memanfaatkan peluang ini dalam lingkungan yang dinamis. Faktor lingkungan dan faktor internal adalah sebagai anteseden yang mempengaruhi bagaimana perusahaan mengelola sumber daya secara strategis untuk mempertahankan keunggulan kompetitif. Mengelola sumber daya secara strategis sebagai proses untuk menciptakan nilai-nilai dan keunggulan kompetitif yang membutuhkan proses penataan portofolio sumber daya, menggabungkan kemampuan dan meningkatkan kemampuan memenuhi harapan pelanggan yang saat ini tidak memuaskan diatur oleh perusahaan ini. Strategic Entrepreneurship (SE) dibangun oleh lingkungan yang dinamis dan kompetitif, budaya kewirausahaan, kepemimpinan kewirausahaan, dan mengelola sumber daya secara strategis sebagai sumber daya perusahaan yang seharusnya menciptakan nilai dan mempertahankan keunggulan kompetitif melalui kinerja inovasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh lingkungan yang dinamis dan kompetitif, budaya wirausaha dan kepemimpinan wirausaha terhadap orkestrasi sumber daya yang efektif yang berdampak pada kinerja inovasi perusahaan. Data akan dikumpulkan dengan menggunakan metode survei untuk semua manajer dari tingkat bisnis dan anak perusahaan, kemudian menggunakan analisis Structural Equation Model (SEM) dan metode Partial Least Square (PLS) untuk menguji hipotesis.
PT Pertamina Hulu Energi (PHE) as established firm is facing dynamic environment indicated by degenerative existing competitive advantage which solely leans on existing competitive advantage but less in exploring opportunities–not balancing in opportunity seeking behaviors and advantage seeking behaviors. The firm is effected by internal and external factors. External factors is reflected by the dynamic and competitive environment which are changing in technology, market price uncertainty, and local government rules. Entrepreneurial leadership and culture as internal factors are required to promote capability to exploring opportunities and exploiting these opportunities in dynamic environment. Environment factors and internal factors are antecedents that effected on how the firm to manage resources strategically in order to sustain competitive advantage. Managing resources strategically as the process to create values and competitive advantage requiring the process of structuring the resources portfolio, bundling the capability and leverage the capability meet to expectation of customers which are currently not satisfy orchestrated by this firm. Strategic Entrepreneurship (SE) is constructed by dynamic and competitive environment, entrepreneurial culture, entrepreneurial leadership, and managing resources strategically as resources orchestration of the firm supposed to create values and sustaining competitive advantage via innovation performance. This research has objective to examining effects of dynamic and competitive environment, entrepreneurial culture and entrepreneurial leadership to effective resource orchestration which impact to firm’s innovation performance. The data will be collected by using survey method to all managers from business level and subsidiaries, then using Structural Equation Model (SEM) analysis and Partial Least Square (PLS) method to test the hypothesis.
2019
T52850
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Luhur Prayogo
Abstrak :
Ada dua tempat yang dimaknai wajib dalam hal pemenuhan kebutuhan akan kelangsungan hidup manusia. Tempat pertama dimaknai sebagai ruang dengan kegiatan bertinggal (living) serta dilihat secara keruangan sebagai ruang yang privat. Tempat kedua dimaknai sebagai ruang dengan kegiatan bekerja (working) serta dilihat secara keruangan sebagai ruang yang semi-publik. Kegiatan yang dilakukan di dua tempat wajib tersebut merupakan kegiatan yang sudah pasti dilakukan sesuai dengan fungsi ruangnya. Third place (tempat ketiga) muncul sebagai ruang yang menawarkan wadah untuk kegiatan "lain" diluar dari kegiatan yang pasti dan wajib tersebut. Kegiatan "lain" ini merupakan kesempatan untuk manusia menikmati hubungan sosial sebagai bentuk "release" - melepaskan diri sejenak dari keterikatan (keluarga) dan keharusan (pekerjaan) sebagaimana penyeimbang akan fisik dan psikologis. Kebutuhan akan third place ini memenuhi kebutuhan ruang yang bersifat publik namun privat. Skripsi ini membahas bagaimana masyarakat perkotaan Jakarta sebagaimana gaya hidup masyarakat perkotaan memaknai sebuah tempat sebagai sesuatu yang lain yang menawarkan kemungkinan-kemungkinan lebih terhadap ruang (affordance) dalam bentuk berkegiatan "lain" diluar dari kegiatan wajib yang telah dilakukan rutin. Fenomena munculnya sebuah bar yang diindikasikan sebagai tempat third place ini yang menjadi bahasan pada skripsi kali ini. Kegiatan "lain" yang muncul nantinya berwujud kegiatan tak terduga dan tanpa terencana dengan maksud sebagai sebuah kegiatan "release". Kemungkinan-kemungkinan ini diperlihatkan dengan beragam kegiatan "lain" yang dilakukan sehingga akan muncul keterlibatan interaksi serta tingkatan spasial pengguna ruang dalam sebuah ruang publik-sosial. Dengan munculnya hal tersebut akhirnya akan memberikan makna sebuah ruang menjadi tempat yang "diakui" (established) sebagai sebuah third place oleh masyarakat. ......There are two places shall be interpreted in terms of satisfying the need for human survival. The first place is defined as a space for living activities as well as spatial seen as a private space. The second place is defined as a space for working activity as well as spatial seen as a semi-public space. Activities undertaken in these two places required is an activity that was certainly made in accordance with the spatial functions. Third place (third place) appears as a space that offers 'the other' activities. 'The other' activities is an opportunity for people to enjoy social relations as a form of 'release' - a short break away from the attachment (family) and necessity (work) as a counterweight to be physically and psychologically. Third place is public but also private space. This thesis discusses how urban communities Jakarta as an urban community lifestyle interpret a place as "the other" place that offers more possibilities of the space (affordance) in the form of activism 'other' outside of compulsory activities that have been carried out regularly. The phenomenon of the presence of a bar in Jakarta which is indicated as a third place on this thesis. the other Activities 'other' that present are an unexpected and unplanned for the purpose as an 'release' activity. These possibilities are shown in a variety of 'other' activities will appear involvement levels of spatial interaction and user space in a public-social space. With the advent of these things will give a meaning of the space into the place to be established as a third place by society.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63455
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library