Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Retno Harfani
"Cadangan minyak bumi yang semakin menipis sementara
meningkatnya permintaan minyak bumi tiap tahun(khususnya untuk
transpotasi) mendorong para ahli mencari sumber energi alternatif yang
bersifat terbarukan, ramah lingkungan, kualitas setara dengan minyak bumi,
dapat diproduksi dalam jumlah besar. Salah satu energi alternatif adalah
biodiesel yang merupakan ester dari asam Iemak rantai panjang yang berasal
dari minyak nabati. Pada penelitian ini dilakukan reaksi esterilikasi-
tranesterilikasi minyak Iimbah margarin menggunakan katalis padatan asam
gamma alumina terfosfat (y- Al2O3 /PO4). Preparasi katalis dilakukan dengan
cara mengimpregnasi gel Al(OH)3 dalam larutan H3PO4 (6% ion PO43' ) yang
diikuti dengan pengeringan dan kalsinasi selanjutnya dianalisa
menggunakan XRD, XRF, dan BET. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa
perlakuan impregnasi terhadap gel Al(OH)3 tidak merubah struktur y-alumina.
Proses impregnasi dengan H3PO4 diharapkan akan menaikkan sisi
keasaman Lewis dan Bronsted. Reaksi esterilikasi-tranesterilikasi
menggunakan 2% katalis; suhu 67°C; pada perbandingan mol minyak-
metanol 1:9 dan 1:18 ;seIama 24 jam berhasil membentuk metil ester yaitu
metil laurat, metil miristat, metil palmitat, dan metil oleat. Produk metil ester
dianalisis dengan GC-IVIS. Hasil kromatogram menunjukkan bahwa metil ester yang terbentuk belum optimal karena suhu yang digunakan untuk
menjalankan reaksi esteritikasi-transesteriiikasi.terlalu rendah yaitu 67°C
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30537
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuartikania
"Kebutuhan akan plastik yang aman bagi makhluk hidup khususnya manusia dan bagi lingkungan semakin mendesak. Perkembangan yang tengah beriangsung adalah dengan memanfaatkan sumber daya alam untuk memperbaiki sifat dari polimer. Zat aditif yang ditambahkan untuk memperbaiki sifat polimer salah satunya adalah pemlastis (plasticizer), yang dapat meningkatkan fleksibilitas dan kemampuan kerja dari plastik. Salah satu yang tengah dikembangkan adalah sumber daya minyak sawit. Sintesis pemlastis berbasis turunan minyak sawit adalah antara lain melalui reaksi esterifikasi asam cleat dengan polietilen glikol 400 dan menggunakan KOH sebagai katalis, menghasilkan polietilen glikol 400 dioleat. Untuk memperoleh kondisi sintesis optimum dilakukan variasi suhu (antara 160 - 220 °C ) dengan katalis (0,1-1 %) selama 6 jam. Kemudian hasil yang diperoleh dikarakterisasi sifat fisika dan kimianya, dan dianalisa dengan menggunakan FT-IR spectroscopy. Kemudian diformulasikan kedalam resin polivinil klorida (PVC) dengan variasi konsentrasi pemlastis (antara 15-60 phr), dan diuji sifat termal (menggunakan DSC) dan sifat mekanik {tensile strength)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aniessa Delima Sari
"Pada umumnya minyak nabati terdiri dari trigliserida asam lemak dan asam lemak bebas. Untuk mengkonversi trigliserida asam lemak pada minyak nabati menjadi senyawa metil ester, dilakukan reaksi transesterifikasi dilakukan reaksi esterifikasi. Pada kesempatan penelitian ini digunakan katalis padatan asam y-Al2O3 dari bahan baku tawas dan -Al2O bekas industri yang diregenerasi (regenerasi katalis) untuk melangsungkan reaksi esterifikasi sedangkan untuk reaksi transesterifikasi, digunakan katalis y-Al2O3/K2CO3 dari bahan baku tawas dan katalis y-Al2Og/K2CO3 yang dibuat dari y-Al2O3 bekas industri yang diregenerasi (regenerasi katalis). Katalis dikarakterisasi menggunakan XRD, XRF, dan BET. Katalis yang telah disintesis digunakan untuk mengkatalisis reaksiesterifikasi/transesterifikasi. Reaksi dilakukan dengan variasi waktu reaksi (1 dan 2 jam), dan suhu reaksi (70 - 90 °C) dengan perbandingan mol minyak dan metanol tetap sebesar diperoleh nilai persen konversi terbaik untuk reaksi esterifikasi (dihitung dengan angka asam) dengan menggunakan katalis y-Al2O3 (regenerasi katalis)sebesar 75%, sedangkan nilai persen konversi terbaik untuk reaksi."
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, ], 2009
S30467
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Britsanti Dewi Hernawati
"Sukrosa ester merupakan suatu senyawa ester karbohidrat yang telah
memiliki beragam kegunaan, baik itu sebagai surfaktan hingga menjadi produk
pangan yang bersifat rendah kalori. Senyawa sukrosa ester ini merupakan produk
oleokimia yang telah banyak disintesis secara reaksi organik konvensional. Pada
reaksi konvensional tersebut terdapat keterbatasan, seperti adanya kondisi reaksi
temperatur yang cukup ekstrim. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya degradasi
bahan baku ataupun dapat dihasilkannya berbagai produk sampingan lainnya.
Oleh karena itu, pada penelitian ini digunakan lipase sebagai biokatalisator pada
reaksi esterifikasi antara asam lemak minyak kelapa sawit dengan sukrosa untuk
mensintesis senyawa sukrosa ester. Pada penelitian ini dilakukan isolasi lipase
ekstrak kasar dari bakteri Pseudomonas aeruginosa, serta penentuan karakteristik
enzim tersebut dan penerapannya sebagai biokatalisator pada reaksi esterifikasi
asam lemak minyak sawit dengan sukrosa. Hasil yang diperoleh, yaitu nilai
aktivitas katalitik lipase sebesar 16, 4307 umol/ menit mg Substrat pada kondisi
optimum pH 7 dengan temperatur reaksi 30oC, dengan aktivitas spesifik 55,1468
U/ mg protein. Lipase hasil isolasi tersebut belum dapat berperan sebagai
biokatalisator reaksi esterifikasi, karena terlalu kecilnya nilai aktivitas lipase
ekstrak kasar yang dihasilkan."
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, ], 2010
S30710
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ghozali
"Plasticizer (pelentur plastik) konvensional seperti Dioctyl Phthalate (DOP) mulai dihindari penggunaannya, karena berpotensi memberikan efek negatif pada kesehatan manusia. Produk pelentur plastik jenis ester dari turunan minyak sawit memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan pelentur plastic konvensional dari minyak bumi seperti DOP. Pelentur plastik turunan minyak sawit adalah pelentur non toxic, yang juga berfungsi sebagai lubricant pada campuran aditif Polyvinyl Chlorida (PVC). Proses pembuatan pelentur plastik dari asam lemak komponen minyak sawit telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir. Senyawa ester yang dikembangkan sebagai bahan pelentur plastik adalah jenis monoester dan diester dimana gugus fungsional ester tersebut memiliki struktur kimia yang serupa dengan DOP seperti Isopropil Oleat (IPO) dan Isobutil Oleat (IBO).
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi optimum proses pembuatan Isobutil Oleat. Isobutil Oleat disintesis melalui reaksi esterifikasi antara asam oleat dengan isobutanol dengan menggunakan asam sulfat pekat sebagai katalis. Penentuan kondisi optimum proses IBO dilakukan dengan memvariasikan temperatur pada 60°C, 80°C dan 100°C. Setelah didapatkan temperatur optimum, dilanjutkan dengan variasi penggunaan katalis yaitu 1%, 2%, 3% dan 4%. Kemudian dilanjutkan variasi perbandingan reaktan, dengan perbandingan mol isobutanol : asam oleat sebesar 1:1, 2:1, dan 3:1.
Produk optimum yang telah diperoleh dikarakterisasi dengan melakukan analisis bilangan asam, bilangan ester, analisis gugus fungsi dengan FTIR dan puncak proton denganH-NMR. Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kondisi optimum untuk proses pembuatan IBO pada reaksi esterifikasi antara Isobutanol dengan Asam Oleat adalah pada temperatur 100_C dengan jumlah katalis 4% dan perbandingan mol reaktan antara Isobutanol dengan Asam Oleat adalah 2 : 1.

Conventional plasticizer like Dioctyl Phthalate (DOP) start to be avoided, because give negative effect for human healthy. Plasticizer product like ester from palm oil derivated have more good effect from conventional plasticizer from petroleum (DOP). Plasticizer from palm oil is non toxic plasticizer, that also as lubricant are applied in Polyninyl Chloride (PVC). Platicizer from palm oil has been develoved years later. Ester that develoved as plasticizer is monoester and diester where have similar functional group like DOP as Isopropyl Oleate (IPO) and Isobutyl Oleate (IBO).
This research to get optimum condition at synthesis of Isobutyl Oleate. Isobutyl Oleate was synthesized via esterification between Isobutyl Alcohol and Oleic Acid by using sulfuric acid as catalyst. Determination the optimum process of isobutyl oleate do with variated temperature at 60°C, 80°C and 100°C. And than variated catalyst volume 1%, 2%, 3% and 4%. And than variated reactan with mol comparison between isobutyl alcohol : oleic acid are 1:1, 2:1 and 3:1.
The obtained product was characterized by acid value, ester value, functional group analysis by FTIR and proton peak analysis by H-NMR. From this research, the optimum process condition of isobutyl oleate showed by highest conversion of acid value that is 95.23% with the temperature 100_C, volume of catalyst was 4% and mol comparison between isobutyl alcohol and oleic acid was 2:1.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52268
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Ferera
"Glukosa merupakan monosakarida dengan struktur yang polihidroksi, sehingga glukosa dapat dibuat ester, yaitu bila direaksikan dengan asam vanilat yang memiliki gugus karboksilat. Selain itu, asam vanilat juga memiliki gugus fenolik yang berpotensi sebagai antioksidan. Esterifikasi asam vanilat dan glukosa dilakukan untuk memperbanyak gugus fenolik dan diharapkan memiliki aktivitas antioksidan yang tingggi. Dalam penelitian ini, senyawa ester glukovanilat disintesis dari asam vanilat dan glukosa. Asam vanilat diperoleh dari oksidasi vanili dengan oksidator Ag2O yang terbentuk dari AgNO3 dan NaOH berlebih, dengan rendemen 79,68%. Reaksi esterifikasi ini dilakukan dengan perbandingan mol glukosa: asam vanilat = 1:5,dengan menggunakan katalis H2SO4 sebagai katalis serta DMF sebagai pelarut. Reaksi dilakukan dalam oven gelombang mikro selama 3,5,7, dan 9 menit dengan temperatur yang sama tiap variasi waktu. Penggunaan gelombang mikro dalam sintesis senyawa organik adalah untuk meningkatkan efisiensi waktu reaksi dengan cara mengurangi waktu reaksi dan meningkatkan rendemen produk. Dihasilkan ester glukovanilat dengan rendemen sebesar 40,58% pada waktu 7 menit. Ester glukovanilat diuji aktivitas antioksidannya dengan metode peredaman radikal DPPH, diperoleh nilai IC50 ester glukovanilat sebesar 270,426 ppm."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S30364
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fithri Khairani
"ABSTRAK
Bentonit merupakan tanah liat yang sangat berpotensi sebagai katalis asam padat dalam sintesis organik. Bentonit mempunyai sifat plastis dan koloidal tinggi dengan kandungan utama mineral smektit (monmorillonit) dengan kadar 85 ? 95 % (Grim, 1968 dalam Buchari dan Harsini, 1996). Pada penelitian ini digunakan katalis monmorillonit K10 berpilar Al, dan bentonit lokal K2SD dan K2SD berpilar Al dari laboratorium katalis LIPI Kimia, Serpong dan katalis monmorillonit komersial K10 dalam sintesis sitronelil asetat, sebagai pembanding digunakan asam sulfat pekat dalam reaksi esterifikasi sitronelol dengan asam asetat glasial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dari katalis asam padat yang digunakan dalam sintesis sitronelil asetat serta melakukan identifikasi produk sitronelil asetat yang dihasilkan dari proses esterifikasi sitronelol dengan katalis asam padat. Berdasarkan analisis dengan GCFID konsentrasi sitronelil asetat terbesar dihasilkan oleh esterifikasi sitronelol dengan katalis Al-K10 yaitu 42574,88 ppm. Katalis K10 dan Al-K10 memiliki sisi asam Bronsted dan Lewis yang lebih aktif daripada K2SD dan Al-K2SD dalam sintesis sitronelill
asetat dengan menggunakan katalis asam padat, pilarisasi Al pada K10 dan K2SD berhasil meningkatkan aktivitas katalitik katalis asam padat yang digunakan pada penelitian ini."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hawa
"Karbonidrat, merupakan senyawa organik yang ditemukan di alam dengan unsur utama penyusunnya karbon, nidrogen, dan oksigen. Salah satu jenis senyawa karbonidrat yang paling sering dijumpai adalan sukrosa. Sukrosa memiliki banyak gugus nidroksil seningga sukrosa dapat membentuk senyawa ester apabila direaksikan dengan senyawa yang memiliki gugus karboksilat Salan satu conton senyawa yang memiliki gugus karboksilat ialan senyawa asam vanilat yang terbentuk dari reaksi oksidasi senyawa vanilin. Pada penelitian ini senyawa ester bernasil disintesis dari sukrosa dan asarn vanilat. Asarn vanilat yang digunakan berasal dari vanilin yang telan dioksidasi olen Ag2O yang terbentuk dari reaksi AgNO3 dengan NaOH yang berlebin Asam vanilat yang dinasilkan pada percobaan seberat 2,8866 g dengan rendemen sebesar 85,89%. Kemudian esteritikasi sukrosa dengan asam vanilat pada percobaan ini sama-sama dilakukan dengan menggunakan DCC dan D|\/IAP sebagai aktivator dan katalis, tetapi keduanya dibuat dengan Cara berbeda. Selain itu jumlan sukrosa dan asam vanilat yang digunakan pada masing-masing reaksi pun berbeda pula. Ester pertama dibuat dengan menggunakan perbandingan mol sukrosa ternadap asam vanilat satu banding delapan, menggunakan D|\/IF sebagai pelarut, serta melalui proses pengadukan 24 jam pada temperatur ruang. Sedangkan ester kedua dibuat dengan menggunakan perbandingan mol sukrosa ternadap asam vanilat satu banding tiga, menggunakan piridin sebagai pelarut, serta melalui proses refluks 24 jam pada temperatur 6O°C. Ftendemen ester yang diperoleh sebesar 9,22% untuk ester pertama dan 15,03% untuk ester kedua. Kedua ester yang diperoleh diuji dengan KLT dan FTIFL"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30440
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari sintesis dari
senyawa oleil monoetanolamida, dengan mengamati variabel-variabel yang
berpengaruh pada pembentukan metil oleat sebagai senyawa antara dan
pembentuk oleil monoetanolamida. Surfaktan oleil monoetanolamida dapat
disintesis melalui dua tahap reaksi yaitu esterifikasi dan amidasi. Reaksi
esterifikasi antara asam oleat dengan metanol pada perbandingan mol asam
oleat dan metanol 1:12, konsentrasi katalis H2SO4 pekat 0,25 % (b/b), suhu
60 ºC, selama 6 jam, menghasilkan metil oleat sebesar 98,58 %. Amidasi
metil oleat dengan monoetanolamina pada perbandingan mol metil oleat dan
monoetanolamina 1:2,5, konsentrasi katalis KOH 0,5 % (b/b), suhu 130 ºC,
selama 3 jam, menghasilkan produk oleil monoetanolamida sebesar 90,91%.
Nilai Critical Micelle Concentration (CMC) surfaktan oleil monoetanolamida
sebesar 0,015 M. Nilai HLB surfaktan oleil monoetanolamida 4,65,
menunjukkan bahwa oleil monoetanolamida termasuk emulsifier tipe w/o
(water in oil)."
Universitas Indonesia, 2007
S30657
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pangabean, Odina Melda K.
"Senyawa ester dapat disintesis dengan cara mereaksikan langsung
suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol. Salah satu senyawa yang termasuk
asam karboksilat adalah asam p-hidroksi benzoat. Asam p-hidroksi benzoat
merupakan senyawa fenolik sangat efektif sebagai antioksidan.
Reaksi esterifikasi membutuhkan energi aktivasi yang tinggi dan
waktu yang lama sehingga dibutuhkan katalis. Katalis yang biasa digunakan
adalah katalis homogen. Namun, katalis homogen menimbulkan masalah dalam
proses pemisahan produk dan tidak ramah lingkungan. Pada penelitian ini
dilakukan reaksi esterifikasi asam p-hidroksi benzoat dengan dua reaktan, etilen
glikol dan gliserol menggunakan dua jenis katalis heterogen asam yaitu y-
Al2O3/SO42 dan y-Al2O3/CIO4. Dimana katalis y-Al2O3/SO4² disintesis dari
scrap aluminium sedangkan katalis y-Al2O3/ClO4 dari hasil regenerasi katalis
bekas y-Al2O3 yang diperoleh dari industri. Pelarut yang digunakan adalah DMSO
dimana suhu reaksi sebesar 100°C. Produk esterifikasi dianalisis menggunakan uji
KLT, HPLC dan FT-IR.
Produk ester yang dihasilkan merupakan campuran antara α, Y-ester
dan ẞ-ester. Pada waktu 24 jam reaksi untuk katalis y-Al2O3/SO4² etilen glikol
menghasilkan % konversi asam terhadap produk ester sebesar 91,12% sedangkan
gliserol 100%. Sedangkan untuk katalis y-Al2O3/ClO4¯ etilen glikol menghasilkan
sebesar 71,13% sedangkan gliserol 100%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S30696
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>