Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Etnis Jawa, Batak, dan Minang memiliki perbedaan sistem
kekerabatan. Hal ini menjadi kendala dalam interaksi antar ketiga
etnis tersebut. Salah satu interaksi yang dapat terjadi adalah
perkawinan antaretnis. Setiap individu dapat memiliki persepsi
mengenai perkawinan antaretnis, yang terbentuk dan stereotip,
yang kemudian akan membentuk prasangka. Penelitian ini ingin
mengetahui hubungan antara prasangka dengan persepsi
mengenai perkawinan antaretnis.
Responden penelitian berjumlah 159 orang Jawa dewasa
muda. Alat pengumpul data berupa kuesioner untuk mengukur
prasangka dan persepsi mengenai perkawinan antaretnis.
Hasil penelitian manunjukkan, gambaran prasangka etnis
Jawa terhadap etnis Batak dan Minang adalah sama. Sabagian
basar subjek memiliki derajat prasangka sedang. Subjek yang
memiliki derajat prasangka rendah lebih banyak dan pada subjek
yang memiliki derajat prasangka tinggi. Gambaran persepsi etnis
Jawa mengenai perkawinan terhadap kedua etnis juga sama.
Sebagian besar subjek memiliki persepsi sedang, dan subjek yang
memiliki persepsi positif lebih banyak daripada subjek yang
memiliki persepsi negatif.
Hasil penelitian juga menunjukkan hubungan yang
signifikan antara prasangka etnis Jawa dengan persepsi
perkawinan antaretnis dengan arah positif, baik terhadap etnis
Batak (r=0,377) maupun etnis Minang (r=0,-431). Hal lain yang
ditemukan, dan sisi penguasaan bahasa Jawa, kelompok subjek
yang aktif barbahasa Jawa lebih berpersepsi negatif mengenai
perkawinan terhadap etnis Batak daripada kalompok subjek yang
pasif berbahasa Jawa."
Jurnal Psikologi Sosial, Vol.12 (No.3) Mei 2006: 193-202, 2006
JPS-12-3-2006-193
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Omta
"Beragam penelitian yang mengkaji keterkaitan antara etnisitas dengan ranah entrepreneurship lebih banyak berfokus pada pemanfaatan modal sosial dalam bentuk networks, norms dan trust. Pemanfaatan modal sosial yang dilakukan oleh kelompok etnis tersebut diwujudkan melalui upaya membangun jejaring dengan pihak pemerintah dalam rangka membuka akses terhadap resources, ritual keagamaan dan adat dalam seni, sistem kasbon, habitus, dan etos kerja. Tanpa tendensi untuk meminggirkan gagasan pemanfaatan modal sosial dalam ranah ekonomi, penelitian ini bermaksud untuk berfokus pada pemanfaatan social closure dalam ranah perdagangan buku di Terminal Senen. Social closure merupakan salah satu dari konsep penting milik Weber yang dikembangkan oleh beberapa tokoh Neo Weberian dalam menjelaskan keterkaitan kelompok etnis dalam ranah ekonomi yang banyak menekankan pada upaya exercise power atau exclusion. Hal tersebut sejalan dengan konteks Terminal Senen yang memang didominasi oleh kelompok etnis Batak sejak puluhan tahun lalu. Penelitian ini berargumen bahwa social closure merupakan salah satu strategi bertahan yang dimanfaatkan oleh kelompok etnis Batak dalam konteks perdagangan buku di Terminal Senen. Selain itu, penelitian ini juga membahas opportunity structures dan group characteristics yang memiliki keterkaitan dengan ethnic strategies. Penelitian ini berlangsung dengan metode kualitatif yang menggunakan teknik pengumpulan data lapangan seperti sesi wawancara mendalam dan observasi. Berdasarkan metode penelitian tersebut, ditemukan bahwa social closure sebagai strategi bertahan diwujudkan dalam bentuk monopoli izin usaha kios dan pasokan buku, sponsorship and patronage (transmisi pengetahuan, skills dan exercise power), dan pemanfaatan jejaring informal melalui paguyuban pedagang buku Senen dan relasi yang didasarkan pada kesamaan kelompok etnis.
......Various studies examining the relationship between ethnicity and the entrepreneurship sphere have focused more on exercising social capital in networks, norms, and trusts. The use of social capital by these ethnic groups is realized through efforts to build networks with the government to open access to resources, religious and customary rituals in art, habitus, and work ethic. Without a tendency to marginalize the idea of using social capital in the economic realm, this study intends to focus on exercising social closures in the book trading field of Senen Terminal. Social closure is one of Weber's concepts that explains the relationship of ethnic groups in the economic sphere that emphasizes the exercise of power and exclusion. This context is consistent with Terminal Senen's situation, which is already dominated by the Batak ethnic group for decades. This study argues that the Batak ethnic group exercises social closure to survive in the book trade of Senen Terminal. Besides, this study also discusses opportunity structures and group characteristics that are related to ethnic strategies. This research using a qualitative method using field data collection techniques such as in-depth interview sessions and observations. Based on that method, this research found that social closure as a strategy, manifested in the form of monopoly of business licenses, sponsorship and patronage (transmission of knowledge, skills, and exercise power), and informal networks through the Senen bookseller association and relationships based on similar ethnic groups."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Human statue in the ancient graves at Tanah Batakis a symbol of ancestor. Stance is associated with cult and repellent function of disaster. Making a simple style human statues or often called "primitive" describes the continuity of culture or tradition of megalithic. Simple style of the displayed image illustrates the high art of making statues associated with the objectives related to the old region of Batak ethnic. The exstence of the human statues that can be also be viewed as a from of local wisdom in maintaining the original elements of Batak society."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover