Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dinda Zannuba Arifah
Abstrak :
Indonesia merupakan negara yang terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dam Lempeng Pasifik. Kondisi ini membuat Indonesia menjadi wilayah yang rawan terjadi bencana terutama yang disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik yang dapat menimbulkan tumbukan antar lempeng, salah satunya tsunami. Kejadian tsunami beberapa kali tercatat terjadi Indonesia. Tsunami yang terjadi dalam skala besar dan menimbulkan kerugian, baik kerusakan lingkungan ataupun korban jiwa. Untuk itu, perencanaan evakuasi dibutuhkan untuk meminimalisir jumlah korban jiwa saat tsunami terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ancaman bahaya tsunami di Teluk Ciletuh dan menganalisis perencanaan evakuasi di wilayah tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pemodelan spasial yang terbagi menjadi pemodelan inundasi tsunami,distribusi penduduk, dan estimasi waktu tempuh evakuasi. Hasil dari penelitian ini bahwa potensi bahaya tsunami di Desa Ciwaru terdapat di dua dusun dengan luas mencapai 104,63 Ha. Sebanyak 590 jiwa penduduk terpapar dapat melakukan evakuasi dalam rentang waktu 0 – 15 menit. Pemilihan jalur evakuasi dengan waktu tempuh tercepat dibutuhkan agar penduduk dapat sampai di titik kumpul evakuasi yang telah ditentukan sebelum tsunami datang. Tersedianya akses jalan yang memadai di dusun tersebut memudahkan penduduk yang berada di wilayah terpapar tsunami untuk menjangkau titik kumpul evakuasi yang telah ditentukan
Indonesia is a country located at the meeting of three tectonic plates namely the Eurasian Plate, the Indo-Australian Plate, and the Pacific Plate. This condition makes Indonesia a disaster-prone region, especially caused by the movement of tectonic plates that can cause collisions between plates, one of which is the tsunami. Several tsunami events were recorded in Indonesia. Tsunamis occur on a large scale and cause losses, both environmental damage, and fatalities. Therefore, evacuation planning is needed to minimize the number of fatalities when a tsunami occurs. This study aims to find out the potential threat of tsunami hazard in Ciletuh Bay and analyze evacuation planning in the region. The method used in this research is the spatial modeling method which is divided into tsunami inundation modeling, population distribution, and estimated evacuation travel time. The result of this study is that the potential tsunami hazard in Ciwaru Village is found in two hamlets with an area of 104.63 ha. A total of 590 exposed residents can evacuate within 0-15 minutes. The selection of evacuation routes with the fastest travel time is needed so that residents can reach the designated evacuation collection point before the tsunami arrives. The availability of adequate road access in the hamlet makes it easier for residents in tsunami-exposed areas to reach evacuation gathering points
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira
Abstrak :
Kecamatan Palabuhanratu merupakan wilayah yang rawan terhadap bencana gempabumi dan tsunami sehingga perlu adanya upaya-upaya mitigasi bencana gempabumi dan tsunami. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jalur evakuasi efektif di Kecamatan Palabuhanratu. Untuk mendapatkan hasil tersebut dilakukan analisis bahaya tsunami menggunakan pemodelan tsunami dengan perangkat lunak COMCOT berdasarkan skenario terburuk potensi momen magnitudo 8,8 untuk Megathrust segmen Selat Sunda - Banten, melakukan analisis penduduk terdampak bahaya tsunami menggunakan data People in Pixel, melakukan analisis jalur evakuasi dan wilayah jangkauan tempat evakuasi menggunakan metode Network Analysis pada perangkat lunak SIG, serta mensintesa kepadatan jalur di Kecamatan Palabuhanratu menggunakan simulai agent-based model pada aplikasi Netlogo 6.3.0. Hasil analisis bahaya tsunami diketahui bahwa terdapat 5 desa yang terkena dampak tsunami dengan ketinggian maksimum tsunami mencapai 18,3 meter, waktu tiba gelombang tsunami tercepat 21 menit, dan jarak tsunami terjauh di daratan (inundasi) mencapai 1735 m. Estimasi penduduk yang terdampak tsunami tingkat bahaya tinggi sebesar 86,8 %, tingkat bahaya sedang 6,8 % dan tingkat bahaya rendah 6,5 % dari total penduduk yang terdampak bahaya tsunami. Penelitian ini berhasil menentukan 54 jalur evakuasi pada 4 desa di Kecamatan Palabuhanratu dengan mempertimbangkan kondisi jalan yang ada dan diketahui bahwa lokasi tempat evakuasi existing tidak dapat menjangkau seluruh area bahaya tsunami. Hasil dari simulasi berbasis agen pada Desa Citepus, Kelurahan Palabuhanratu dan Desa Jayanti memiliki tingkat kepadatan relatif tinggi pada saat proses evakuasi. Persentase penduduk selamat yang relatif tinggi membuktikan bahwa jalur evakuasi yang ditentukan pada penelitian ini sudah efektif. ......Palabuhanratu Sub-district is an area that is prone to earthquakes and tsunamis, so there is a need for earthquake and tsunami mitigation efforts. This study aims to obtain an adequate evacuation route in Palabuhanratu District. To obtain these results, a tsunami hazard analysis was carried out using tsunami modeling with COMCOT software based on the worst scenario possible moment of magnitude 8.8 for the Sunda-Banten Strait Megathrust segment, analyzing the population affected by the tsunami hazard using People in Pixel data, exploring evacuation routes and areas. Coverage of evacuation sites using the Network Analysis method in GIS software and synthesizing the density of lanes in Palabuhanratu District using an agent-based model simulation in the Netlogo 6.3.0 application. The tsunami hazard analysis results found that five villages were affected by the tsunami with a maximum tsunami height of 18.3 meters, the fastest tsunami wave arrival time was 21 minutes, and the farthest distance of a tsunami on land (inundation) reached 1735 m. It is estimated that the population affected by the high-hazard tsunami is 86.8%, the medium hazard level is 6.8%, and the low-hazard level is 6.5% of the total population affected by the tsunami hazard. This research successfully determined 54 evacuation routes in 4 villages in Palabuhanratu District by considering the existing road conditions. It is known that the current evacuation sites cannot reach all tsunami hazard areas. The results of the agent-based simulation in 3 villages, namely Citepus Village, Jayanti Village, and Palabuhanratu Village, had relatively high levels of density during the evacuation process. The relatively high percentage of survivors proves that the evacuation routes determined in this study are effective.
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dzaky Mahfuzh
Abstrak :
Kecamatan Baleendah merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bandung dimana merupakan salah satu wilayah yang memiliki kejadian bencana banjir tertinggi di Indonesia. Sebagai usaha untuk mengurangi dampak dari bencana banjir dibutuhkan adanya upaya mitigasi baik yang dilakukan sebelum terjadinya bencana, saat bencana, bahkan setelah bencana terjadi, salah satunya adalah menentukan lokasi evakuasi banjir. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan lokasi evakuasi banjir yang sesuai. Adanya pemetaan lokasi evakuasi ini sebagai upaya pelaksanaan Tindakan mitigasi sebelum bencana terjadi, sehingga diharapkan dapat membantu masyarakat untuk evakuasi ketika bencana banjir terjadi. Penelitian ini menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) dengan variabel fisik seperti kerawanan banjir, landuse, jarak dari sungai, jarak dari jalan dan jarak dari permukiman. Analisis tersebut menghasilkan 7 lokasi alternatif terbaik sebagai lokasi evakuasi ketika bencana banjir terjadi dari lokasi dengan klasifikasi kelayakan ‘Layak’ dan ‘Sangat Layak’ yang berada di Desa Malakasari, Desa Rancamanyar dan Kelurahan Baleendah dimana sebagian besar lokasi terbaik tersebut berada di Kelurahan Baleendah. ...... Baleendah District is one of the districts in Bandung Regency, one of the areas with the highest incidence of floods in Indonesia. To reduce the impact of flood disasters, it requires a mitigation effort. The mitigation efforts did before a disaster occurs, during a disaster, and even after a disaster occurs. One of which is determining the location of flood evacuation. The mapping of evacuation locations is an effort to implement mitigation measures before a disaster occurs, hoping that it can help the community evacuate when a flood occurs. The study aims to determine a suitable flood evacuation location. This study uses the Simple Additive Weighting (SAW) method with physical variables such as flood hazard, land use, rainfall, distance from rivers, distance from roads, and settlements. The research found seven best alternative locations as evacuation locations when a flood disaster occurred from areas with the feasibility classification of 'Feasible' and 'Very Appropriate' in Malakasari, Rancamanyar, and Baleendah Villages, where most of the best locations were in Baleendah Village.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naser, Arab
Abstrak :
This book provides a new paradigm for evacuation planning strategies and techniques. Recently, evacuation planning and modeling have increasingly attracted interest among researchers as well as government officials. This interest stems from the recent catastrophic hurricanes and weather-related events that occurred in the southeastern United States (Hurricane Katrina and Rita). The evacuation methods that were in place before and during the hurricanes did not work well and resulted in thousands of deaths. This book offers insights into the methods and techniques that allow for implementing mathematical-based, simulation-based, and integrated optimization and simulation-based engineering approaches for evacuation planning.
New York: [Springer, ], 2012
e20410790
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfikar
Abstrak :
Kebakaran dapat terjadi dimana saja, bahkan di gedung sekolah yang memiliki tingkat risiko bahaya kebakaran yang ringan. Oleh karenanya, perlu dilakukan suatu penelitian terhadap tingkat risiko bahaya kebakaran pada setiap ruangannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi fungsi dan karakteristik ruangan, mengetahui tingkat risiko bahaya kebakaran, kebutuhan fasilitas pencegahan dan penanggulangan kebakaran serta evakuasi di sekolah PRIBADI. Analisis tingkat risiko bahaya kebakaran ini ditinjau dari fungsi dan karakteristik setiap ruangannya. Fungsi dari ruangan yang terdapat di sekolah PRIBADI dapat dibedakan menjadi 4, yaitu: ruangan kelas umum dan laboratorium, ruangan bukan kelas untuk administrasi dan bukan. Adapun, karakteristik ruangannya ditinjau dari aktivitas ruangan, fasilitas pendukung dan bahan dasarnya, pembatas ruangan dan bahan dasarnya, kapasitas ruangan, prakiraan kerugian material, dan jenis dokumen yang disimpan. Penelitian ini bersifat kualitatif yang membandingkan kondisi di lapangan berdasarkan abservasi dengan peraturan, standar yang berlaku, seperti lampiran no. 31 dan 32 dari keputusan menteri pekerjaan umum no.378/KPTS/1987. Analisis terhadap tingkat risiko bahaya kebakaran dari setiap ruangan di sekolah PRIBADI adalah 33 ruangan kategori ringan, 13 ruangan kategori sedang dan 9 ruangan kategori berat. Berdasarkan tingkat risiko bahaya kebakaran tersebut, maka fasilitas pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang dibutuhkan adalah detektor kebakaran dan alat pemadam api ringan. Detektor rate of rise temperature dengan jenis pneumatic dapat dipasang pada lantai 1, 2, 3, 4 gedung A, dan lantai 3 gedung B yang befungsi mendeteksi kenaikkan temperature. Sedangkan, detektor nyala api jenis ultraungu dapat dipasang pada lantai 1, 2 gedung A dan lantai 1, 3 gedung B yang berfungsi mendeteksi nyala api. Alat pemadam api ringan yang dibutuhkan adalah jenis CO2 dengan volume maksimal 5 kg yang terdapat pada setiap lantai gedung A dan B. Gedung sekolah PRIBADI membutuhkan prosedur dan fasilitas evakuasi untuk dapat menyelamatkan penghuni gedung. Prosedur evakuasi yang dibutuhkan adalah prosedur umum dan jalur evakuasi. Sedangkan, fasilitas minimum evakuasi yang dibutuhkan adalah sumber daya listrik darurat, lampu darurat, bukaan penyelamatan dan penunjuk jalan keluar.
Fire can be happen anywhere, even at school which have a low risk } of fire risk rating. Therefore, a fire risk analysis is important to determine fire risk rate at school. Analysis about fire risk rating will be observed based on room characteristic and utilities. The objective of this research are to identify room characteristic and utilities, to determine based on room utility, risk fire rank every rooms, need analysis requirement of fire protection and prevention facility, also evacuation procedure for PRIBADI boarding school. PRIBADI boarding school has four different type room functions, there are: general class, laboratory class, administration and addition room. The room characteristic was observed based on room activity, equipments and base material, divider and base material, room capacity, loss property calculation and type of document at room. This research is qualitative study, based on comparative analysis between the existing conditions with a current Indonesia regulation. The Indonesia regulation was based on appendices number 31St and 32nd attached to Keputusan Menteri Pekerjaan Umum no.378/KPTS/1987. Results from fire risk analysis suggested that every room at PRIBADI boarding school are 33 room have high risk, 13 room medium risk and 9 room low risk_ Based on this fire risk analysis, the fire protection and prevention required in this facility are fire detector and fire extinguisher. Fire detector rate of rise temperature type with pneumatic system can be use on 1st, 2"d, 3rd, and 4th floor in building A, also on 3rd floor in building B with the function to detect rise temperature. Flame detector of ultraviolet can be use on 1St, and 2"d floor in building A, also on 15t, and 3"d in building B with the function to detect ignition. Type of fire extinguisher that PRIBADI boarding school needed is carbon dioxide with 5 kg volume in every floor. Indeed, PRIBADI boarding school needs a procedure and facility of evacuation; this would include the evacuation procedure and evacuation route. Other requirements of minimum facility are emergency power, emergency lamp, emergency exits and exits sign.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19985
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Lyndiani Hudioro
Abstrak :
ABSTRAK
Akta Notaris pada hakikatnya berfungsi untuk mencegah terjadinya permasalahan di kemudian hari. Dengan pelanggaran Notaris dalam pengeluaran akta kuasa menjual dan akta perjanjian pengosongan tanpa adanya akta pengikatan jual beli mengakibatkan akta hanya memiliki kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan. Akta yang tidak dibuat sesuai prosedur telah kehilangan kekuatannya sebagai alat bukti yang sempurna. Oleh karena itu bentuk pertangungjawaban Notaris adalah dengan pengenaan sanksi administratif. Disamping itu Notaris juga dapat dikenakan sanksi keperdataan berupa penggantian biaya, ganti rugi dan bunga apabila Notaris terbukti bersalah di hadapan pengadilan. Kesimpulan diatas penulis tarik berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif.
ABSTRACT
Essentially deed serves to prevent problems in the future. With the infringements in releasing the power of attorney for sale and the power evacuation agreement without binding sale and purchase deed resulted in deeds only has probative force as an under hand agreement. Deeds that is not made according to the procedures has lost its power as a perfect evidence. Therefore Notary is responsible for administrative sanctions. Besides, Notary may also be subject to civil sanctions such as replacement costs, damages and interest, if Notary proven guilty in court. This conclusion is based on research conducted using qualitative methods.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T39039
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
T. Brenda Chandrawati
Abstrak :
Hujan deras di suatu daerah tertentu dapat mengakibatkan banjir di daerah tersebut. Banjir merupakan peristiwa tergenangnya air di suatu daerah akibat peningkatan volume air. Akibat tingginya air yang tergenang dan bahaya lainnya, korban banjir perlu berpindah ke suatu lokasi evakuasi. Untuk menuju ke lokasi evakuasi yang telah disediakan, para korban harus melintas di jalan yang aman. Pencarian rute evakuasi yang aman adalah masalah penting untuk menyelamatkan korban banjir sehingga mereka dapat mencapai pusat evakuasi dengan selamat. Pencarian rute evakuasi terkait dengan obstacle di jalan yang akan dilintasi. Jalan yang licin, tingginya genangan air di jalan, sungai yang terletak dekat dengan jalan yang akan dilalui korban banjir, drainase saluran air dan kerentanan korban menjadi pertimbangan dalam memilih rute untuk menuju ke lokasi evakuasi. Terdapat beberapa permasalahan pada pemilihan rute yang aman yaitu: (1) bagaimana memperhitungkan obstacle di jalan yang akan dilewati (2) bagaimana memilih prioritas rute yang akan dilewati dengan adanya obstacle yang ditemui. Solusi yang diusulkan untuk menangani permasalahan yang dihadapi adalah (1) memperhitungkan obstacle jalan dengan memberikan bobot obstacle. Metode pembobotan kriteria Analytical Hierarchy Process (AHP) dan logika fuzzy digunakan untuk memperhitungkan nilai bobot obstacle (2) permasalahan pemilihan prioritas rute akan diselesaikan dengan menggunakan metode Multi-Criteria Decision Making (MCDM), yaitu Analytical Hierarchy Process (AHP), Fuzzy Analytical Hierarchy Process (Fuzzy AHP) dan Hibrid AHP Weight Aggregated Sum Product Assessment berbasis logika Fuzzy (WASPAS-F) dan integrasi logika Fuzzy pada algoritma firefly (FuFA). Prioritas rute untuk evakuasi korban banjir yang dicari dengan menggunakan metode yang diusulkan dalam penelitian ini merupakan rute optimal karena memiliki nilai bobot terkecil. Prioritas rute yang dicari dengan metode AHP memberikan rekomendasi rute yang sama dengan pencarian rute dengan metode Fuzzy AHP. Besaran nilai bobot rute yang dihasilkan antara kedua metode berbeda. Pada pencarian prioritas rute dengan pengembangan metode Hibrid Fuzzy AHP WASPAS-F memberikan rekomendasi prioritas rute yang sama dengan metode AHP dan Fuzzy AHP. Tahap terakhir adalah pencarian prioritas rute dengan integrasi logika fuzzy pada algoritma firefly (FuFA). Hasil simulasi menunjukkan bahwa integrasi logika fuzzy pada algoritma firefly mampu memberikan rekomendasi prioritas rute yang memiliki bobot obstacle yang kecil dan jumlah path yang sedikit. ......Heavy rain in a particular area can cause flooding in that area. Flooding is an event where water is inundated in an area due to an increase in the volume of water. Due to high standing water and other hazards, flood victims need to move to an evacuation location. To get to the evacuation location that has been provided, the victims must pass on a safe road. Searching for safe evacuation routes is an important issue to save flood victims from reaching evacuation centres safely. Search for evacuation routes has related to obstacles on the road to be crossed. Slippery roads, high puddles of water on the streets, rivers located close to the streets that flood victims will pass, drainage of waterways, and victims' vulnerability are considered in choosing a route to get to the evacuation location. There are several problems in choosing a safe route: (1) how to take into account the obstacles on the road (2) how to choose the priority route to be traversed with the obstacles encountered. The proposed solutions to the problems encountered are (1) calculating the road barriers to be solved by giving the obstacles weights. The Analytical Hierarchy Process (AHP) criterion weighting method and fuzzy logic are used to calculate the weight of the obstacle (2) the route priority selection problem will be solved using the Multi-Criteria Decision Making (MCDM) method, namely the Analytical Hierarchy Process (AHP). Fuzzy Analytical Hierarchy Process (Fuzzy AHP) and Weight Aggregated Sum Product Assessment based on Fuzzy logic (WASPAS-F) and Fuzzy Logic Integration in Firefly Algorithm has been implemented in the research The priority route for the evacuation of flood victims sought using the method proposed in this study is the optimal route because it has the smallest weight value. The route priority searched by the AHP method provides the same route recommendations as the route search using the Fuzzy AHP method. The magnitude of the resulting route weight value between the two methods is different. In the route priority search with the Hybrid Fuzzy AHP method development, WASPAS-F provides the same route priority recommendations as to the AHP and Fuzzy AHP methods. The last stage is route priority search with fuzzy logic integration in the firefly algorithm (FuFA). The simulation results show that the integration of fuzzy logic in the firefly algorithm can provide recommendations for route priorities with a small obstacle weight and a small number of paths.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Ramdani
Abstrak :
Pemodelan tentang watermist sebagai suatu pengendali asap dan pengurangan panas pada refuge floor dilakukan pada suatu model kompartemen berukuran 60 cm x 60 cm x 120 cm menggunakan penskalaan 1:10 dengan ukuran ruangan sebenarnya. Tinggi kompartemen tersebut dibagi menjadi 3 bagian sehingga masing-masing bagian memiliki tinggi 40 cm, di mana bagian pertama adalah lantai yang terbakar, bagian kedua adalah refuge floor dan bagian ketiga merupakan lantai biasa. Refuge floor secara umum adalah lokasi di sebuah bangunan yang dirancang untuk menampung penghuni selama kebakaran berlangsung jika evakuasi keluar bangunan berkemungkinan tidak aman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh sistem tirai kabut air terhadap obskurasi asap dan distribusi temperatur dalam kebakaran kompartemen. Penggunaan sistem kabut tirai air dalam penelitian ini tidak memadamkan api secara langsung dengan menyemprotkan kabut air ke dalam nyala api akan tetapi hanya sebagai tirai air yang ditempatkan jauh dari sumber api. Sumber kebakaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa stick es krim (cribs). Dalam penelitian ini dibahas tentang pengaruh penggunaan kabut air dalam suatu kebakaran kompartemen seperti: perbandingan nilai optical density asap dan temperatur ruangan. Variasi data dilakukan dengan pengukuran nilai optical density asap dan temperatur ruangan sebelum dan sesudah pengaktifan kabut air. ......Modeling on water mist systems as a controller of smoke and reduction of heat in fires performed on a refuge floor model with the size of compartment is 60 cm x 60 cm x 400 cm with scaling 1: 10 with actual size room. High compartment is divided into 3 sections so that each section has a height of 40 cm, where the first part is the burning floor, the second part is the refuge floor and the third part is an ordinary floor. Generally refuge floor is a location in a building designed to hold occupants during a fires if evacuation is not likely to exit the building safely. This study aims to determine the extent of influence of water mist curtain system to the density of smoke and temperature distribution in compartment fire. The application of water mist system in this study does not directly extinguish the fire by spraying water mist into the flame but only as a water curtain which is placed away from sources of ignition. Fire source used in this study is ice cream sticks (cribs). Comparison of smoke optical density and the room temperature will be conducted to determine the effectiveness of water mist curtains. Variation data was done by measuring the optical density of smoke and the room temperature before and after application of water mist system. Experimental data will produce a graph density of smoke and distribution of temperature compartement on conditions with and without activation of water mist curtains.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55252
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Grace Amelda
Abstrak :
Berbagai analisa mengenai proses evakuasi penumpang di kapal telah dilakukan dalam tahun-tahun yang lalu. Terutama setelah dihasilkannya aturan SOLAS II-2/28-1.3 mengenai rancangan escape route yang harus dievaluasi segera pada proses desain kapal. Akan tetapi, untuk menginvestigasi proses evakuasi secara detail, tidak cukup hanya dengan melihat dari geometry, seperti yang digambarkan oleh sistem hidrolik atau aliran. Aspek behavior dan procedural juga harus dimasukkan dalam perhitungan, meskipun tidak ada seorangpun yang akan bisa memprediksi secara tepat apa yang akan terjadi. Ketika kondisi awal kapal, faktor penyebab keadaan darurat di kapal dan aturan human behavior tidak diketahui, tidak mustahil untuk menghitung kuantitas faktor-faktor tersebut. Sekarang, jawaban yang harus ditemukan adalah bagaimana mengkondisikan sedekat mungkin dengan kenyataan dengan metode yang sefleksibel mungkin, tepat dan dapat dipahami. Tentu saja ini menjadi pertanyaan penting dalam memodelkan simulasi evakuasi dari proses yang nyata. Pada skripsi ini, penulis mensimulasikan model secara mikroskopik dengan buildingEXODUS yang mampu menggambarkan setiap karakteristik individu penumpang secara mendetail dan di saat yang sama menggambarkan simulasi yang efisien dan cepat. Aspek behavior dan procedural evakuasi termasuk didalamnya urutan rute, muster station dan embarkation station, berbeda-beda setiap kelompok penumpang. Dengan dua skenario kondisi yang mungkin terjadi saat kapal dalam keadaan darurat seperti kebakaran, menghasilkan taksiran waktu evakuasi. Implementasi dari pemodelan ini adalah salah satu desain kapal ferry ro-ro 500 GT. ......The analysis of passenger evacuation processes onboard passenger ship has attracted increasing interest over the last year, especially after SOLAS regulation II-2/28-1.3 has prescribed. It is required escape route shall be evaluated early in the design process. However, for a thorough investigation of the evacuation performance it is not efficient to look only at the geometry, like hydraulic and flow models do. Behavioral and procedural aspects have also to be taken into account, although one will never be able to predict exactly what will happen. Since knowledge of the initial conditions, influencing factors and lows of human behavior is limited, it doesn't make sense to include factors that cannot be quantified. Now, answer has to be found is how to get as close to reality as necessary and to provide a method as flexible, straightforward and comprehensible as possible. This, of course, is a crucial question in evacuation assessment and modeling of real world processes in general. Writer presents a microscopic simulation model with buildingEXODUS that is capable of representing every passenger's individual characteristic as well as all necessary details and at the same time allows for fast and efficient simulation. The behavior and procedural aspects of evacuation are included route, muster station and embarkation station define sequence of events for deferent group of passenger. With two scenario of possible condition when emergency situations, for example fire, had predicted evacuation time. The implementation of the model is one of 500 GT ferry ro-ro passenger ship' General Arrangement.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S52151
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gai, Wenmei
Abstrak :
This book highlights cutting-edge research into emergency early warning management and decision-making for severe accidents. Using toxic gas leakages as examples, it puts forward new design methods for emergency early warning systems, as well as a systematic description of emergency early warning information communication mechanisms and characteristics of regional evacuation, based on a wide range of theories, including safety engineering, information engineering, communication, behaviorology and others. The book applies a range of methods, such as case analysis, questionnaire interviews, and multi-objective optimization modeling. Drawing on this basis, it subsequently proposes a multi-objective optimization modeling and algorithm for emergency path selection, together with an evacuation risk assessment method. Divided into six chapters prepared by an international team of researchers, the book addresses the design of early warning systems, communication and dissemination mechanisms of early warning information, characteristics of regional evacuation, multi-objective optimization of emergency paths, and evacuation risk assessment. ­­­­­
Singapore: Springer Nature, 2019
e20507631
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>