Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aldriana Amanda Shafira
Abstrak :
Depresi dan Excessive Daytime Sleepiness merupakan suatu fenomena yang sering kali terjadi pada populasi mahasiswa. Banyak dampak negatif yang muncul dari kejadian depresi dan EDS pada mahasiswa. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi hubungan Depresi dengan Kejadian Excessive Daytime Sleepiness pada Mahasiswa di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan teknik Quota Sampling dan pendekatan Convenience Sampling. Penelitian ini melibatkan 442 mahasiswa di Kota Depok. Data dianalisis dengan menggunakan Chi-Square untuk mengetahui hubungan yang bermakna antara Depresi dan EDS (OR = 2,00; p = 0,000). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang mengalami Depresi sebanyak 184 mahasiswa (41,6%) dan mahasiswa yang mengalami EDS sebanyak 208 mahasiswa (47%). Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan mahasiswa dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap kebutuhan tidurnya dan instansi pendidikan keperawatan diharapkan dapat membentuk strategi khusus untuk melakukan penyelenggaraan evaluasi kesehatan mental dan promosi kebutuhan tidur yang efektif untuk menekan dan mencegah terjadinya EDS dan depresi. ......Depression and Excessive Daytime Sleepiness is a phenomenon that often occurs in the student population. Many negative impacts arise from the incidence of depression and EDS in students. This study aims to identify the relationship between depression and the incidence of Excessive Daytime Sleepiness in college students in Depok City. This study used a cross sectional design with Quota Sampling technique and Convenience Sampling approach. This study involved 442 students in Depok City. Data were analyzed using Chi-Square to determine the meaningful relationship between Depression and EDS (OR = 2,00; p = 0,000). The results showed that students who experienced Depression were 184 students (41.6%) and students who experienced EDS were 208 students (47%). Based on the results of the study, researchers suggest that students can increase awareness of their sleep needs and nursing education institutions are expected to form a special strategy for organizing mental health evaluations and promoting effective sleep needs to reduce and prevent the occurrence of EDS and depression.
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismi Adhanisa Hamdani
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan: Menentukan prevalensi excessive daytime sleepiness (EDS) pada pasien dengan epilepsi dan faktor-faktor yang berhubungan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Metode: Studi potong lintang deskriptif ini menggunakan kuesioner Epworth Sleepiness Scale (ESS) pada pasien epilepsi yang diambil secara konsekutif di poliklinik neurologi RSCM, pada bulan Oktober-November 2015. Faktor-faktor yang dianalisis meliputi usia, jenis kelamin, jenis bangkitan, sindrom epilepsi, etiologi epilepsi, frekuensi bangkitan, bangkitan nokturnal, risiko Obstructive Sleep Apnea (OSA), depresi mayor, gangguan cemas menyeluruh, obat anti epilepsi, dan potensial resistensi obat. EDS ditentukan jika skor ESS > 10. Risiko OSA ditetapkan dengan kuesioner STOP-Bang; depresi mayor ditentukan dengan kuesioner Neurological Disorders Depression Inventory for Epilepsy (NDDI-E) versi Indonesia; gangguan cemas menyeluruh ditentukan dengan kuesioner Mini International Neuropsychiatric Interview for International Classification of Diseases-10 (MINI ICD-10). Hasil: Diantara 93 pasien epilepsi, prevalensi EDS adalah sebanyak 32.3%; wanita lebih banyak dari pria. Faktor-faktor yang berhubungan secara signifikan dengan EDS adalah usia kurang dari 35 tahun, frekuensi bangkitan dalam 1 tahun lebih dari sama dengan 8 kali, depresi mayor, dan potensial resisten obat. Dari analisis multivariat, terdapat 2 faktor independen yang berhubungan dengan EDS yaitu depresi mayor dan potensial resisten obat. Kesimpulan: EDS umum dijumpai pada pasien epilepsi dengan prevalensi 32.3%. Depresi mayor dan potensial resistensi obat merupakan faktor yang berhubungan dengan EDS pada pasien epilepsi ABSTRACT
Purpose: To determine the prevalence of excessive daytime sleepiness (EDS) in epilepsy patients and its related factors at Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta, Indonesia. Materials and Method: This cross-sectional descriptive study using Epworth Sleepiness Scale (ESS) questionnaire to identify EDS in epilepsy patients visited our neurology clinic during October-November 2015 consecutively. Related factors that had been analyzed were age, sex, seizure type, epilepsy syndrome, etiology, seizure frequency, nocturnal seizures, risk of Obstructive Sleep Apnea (OSA), major depression, general anxiety disorder, anti epileptic drug, and potentially drug resistant epilepsy (DRE). EDS was determined if ESS score > 10. Risk of OSA was assessed by STOP-Bang questionnaire; major depression was assessed by Neurological Disorders Depression Inventory for Epilepsy (NDDI-E) Indonesian version; general anxiety disorder was assessed by Mini International Neuropsychiatric Interview for International Classification of Diseases-10 (MINI ICD-10). Data analysis was done using SPSS 17.0. Results: Among 93 subjects, prevalence of EDS was 32.3%; female was more common than male. Related factors that significantly influenced to EDS were age < 35 years old, seizure frequency within 1 year >8 times, major depression and potentially DRE. From multivariate analysis, there were 2 independent factors that related to EDS that were major depression and potentially DRE. Conclusions: EDS is common in epilepsy patients (32.3%). Major depression and potentially DRE were related factors of EDS in epilepsy patients. ;Purpose: To determine the prevalence of excessive daytime sleepiness (EDS) in epilepsy patients and its related factors at Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta, Indonesia. Materials and Method: This cross-sectional descriptive study using Epworth Sleepiness Scale (ESS) questionnaire to identify EDS in epilepsy patients visited our neurology clinic during October-November 2015 consecutively. Related factors that had been analyzed were age, sex, seizure type, epilepsy syndrome, etiology, seizure frequency, nocturnal seizures, risk of Obstructive Sleep Apnea (OSA), major depression, general anxiety disorder, anti epileptic drug, and potentially drug resistant epilepsy (DRE). EDS was determined if ESS score > 10. Risk of OSA was assessed by STOP-Bang questionnaire; major depression was assessed by Neurological Disorders Depression Inventory for Epilepsy (NDDI-E) Indonesian version; general anxiety disorder was assessed by Mini International Neuropsychiatric Interview for International Classification of Diseases-10 (MINI ICD-10). Data analysis was done using SPSS 17.0. Results: Among 93 subjects, prevalence of EDS was 32.3%; female was more common than male. Related factors that significantly influenced to EDS were age < 35 years old, seizure frequency within 1 year >8 times, major depression and potentially DRE. From multivariate analysis, there were 2 independent factors that related to EDS that were major depression and potentially DRE. Conclusions: EDS is common in epilepsy patients (32.3%). Major depression and potentially DRE were related factors of EDS in epilepsy patients.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Desta Bambangsafira
Abstrak :
Kejadian Excessive Daytime Sleepiness (EDS) merupakan gejala yang timbul dari kecenderungan untuk merasakan kantuk yang berlebihan pada periode terjaga. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kejadian EDS dengan kualitas tidur pada mahasiswa baru di rumpun ilmu kesehatan. Desain penelitian ini adalah dengan pendekatan potong lintang menggunakan sampel mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia sebesar 107 responden yang dipilih dengan teknik proportional stratified random sampling. Kejadian EDS diukur menggunakan kuesioner Epworth Slepiness Scale (ESS), sedangkan kualitas tidur diukur menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kejadian EDS dan kualitas tidur yang buruk cukup tinggi terjadi pada mahasiswa. Sebanyak 52 orang (48,6 %) mengalami EDS dan sebanyak 80 orang (74,8 %) memiliki kualitas tidur yang buruk. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan (p = 0,617 : x2= 0,249) antara kejadian Excessive Daytime Sleepiness dan kualitas tidur. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait faktor ? faktor yang dapat memengaruhi kejadian EDS dan kualitas tidur. Selain itu, upaya promotif dan preventif dapat dilakukan untuk mencegah masalah kesehatan akibat kualitas tidur yang buru. ...... Excessive Daytime Sleepiness (EDS) is a symptom that arises from the tendency to feel excessive sleepiness during the awake period. This study aimed to identify the relationship between excessive daytime sleepiness and sleep quality among first year students at faculty of health sciences. This study used cross sectional design, involving 107 samples of students from the faculty of health science at University of Indonesia. Samples were selected by proportional stratified random sampling. EDS was measured by using Epworth Sleepiness Scale (ESS) while sleep quality was measured by using Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). The results shows that the prevalence of EDS and poor sleep quality is high enough among college students. A total of 52 people (48.6%) experienced EDS and as many as 80 people (74.8%) had poor sleep quality. The result showed that there was no significant relationship (p = 0,617 : x2= 0,249) between excessive daytime sleepiness and sleep quality. This study recommended health promotion as a preventive effort to reduce the number of EDS and to increase students sleep quality. In addition, further studies are required to identify factors affecting sleep quality or contributing to the incidence of EDS.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S65633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggie Puspita Maharani
Abstrak :
Berbagai masalah tidur seperti Insomnia dan Excessive Daytime Sleepiness kerap ditemui di populasi mahasiswa dengan prevalensi yang tinggi. Terjadinya Insomnia kerap memunculkan peristiwa Excessive Daytime Sleepiness yang memicu penurunan performa akademik dan dampak krusial lainnya bagi mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Insomnia dengan Excessive Daytime Sleepiness pada Mahasiswa S1 Reguler Universitas Indonesia. Sampel penelitian ini berjumlah 348 mahasiswa dengan teknik Proportional Sampling dan pendekatan Convenience Sampling. Desain penelitian ini berupa deskriptif korelasional, pendekatan kuantitatif, dan rancangan cross-sectional. Penelitian ini menggunakan instrumen Epworth Sleepiness Scale (ESS) dan Insomnia Severity Index (ISI). Hasil penelitian melalui Uji Korelasi Pearson ditemukan tingginya angka Insomnia dan EDS serta ditemukannya hubungan kedua variabel tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan Insomnia dengan Excessive Daytime Sleepiness pada Mahasiswa S1 Reguler Universitas Indonesia (nilai p < 0,001; α=0.05). Berdasarkan hasil penelitian, peneliti merekomendasikan mahasiswa meningkatkan awareness terkait pemenuhan kebutuhan tidurnya. Peneliti juga menyarankan evaluasi pemenuhan kebutuhan tersebut melalui pembimbing akademik dan regulasi terkait kesediaan waktu dan tempat napping untuk mahasiswa oleh institusi pendidikan. ......Sleep problems such as Insomnia and Excessive Daytime Sleepiness are common in the college student population with a high prevalence. The occurrence of Insomnia often leads to Excessive Daytime Sleepiness which triggers a decrease in academic performance and other crucial impacts on college students. This study aims to determine the relationship between Insomnia and Excessive Daytime Sleepiness in Regular Undergraduate Students at Universitas Indonesia. The sample of this study was 348 college students using The Proportional Sampling technique and The Convenience Sampling approach. The research design is a correlational descriptive, quantitative approach, and cross-sectional design. This study used the Epworth Sleepiness Scale (ESS) and Insomnia Severity Index (ISI) instruments. The results of the study through the Pearson Correlation Test found high rates of Insomnia and EDS and found a relationship between the two variables. Thus it can be concluded that there is a relationship between Insomnia and Excessive Daytime Sleepiness in Regular Undergraduate Students at Universitas Indonesia (p value <0.001; α=0.05). Based on the research results, researcher recommend that college students increase awareness regarding meeting their sleep needs. Researcher also suggest evaluating the fulfillment of these needs through academic supervisors and regulations regarding the availability of time and place for napping for college students by institutions.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwik Antaroza
Abstrak :
Kualitas tidur yang buruk dapat memengaruhi kejadian Excessive Daytime Sleepiness. Kejadian EDS merupakan kantuk yang berlebihan pada siang hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya hubungan hubungan antara kualitas tidur dan kejadian Excessive Daytime Sleepiness pada perawat. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain analitik korelasional cross sectional menggunakan sampel perawat yang bekerja di salah satu rumah sakit di Kota Depok sebanyak 174 responden. Responden dipilih menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi, yaitu perawat yang melaksanakan dinas kerja shift. Kualitas tidur diukur dengan instrumen Pittburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan kejadian EDS diukur menggunakan instrumen Epworth Sleepiness Scale (ESS). Uji hipotesis menggunakan uji Chi-Square menunjukkan bahwa prevalensi kualitas tidur yang buruk cukup tinggi terjadi pada perawat dan prevalensi yang cukup rendah pada perawat yang mengalami kejadian EDS. Sebanyak 98 perawat (56,3%) memiliki kualitas tidur yang buruk dan 24 perawat (13,8%) mengalami EDS. Sebanyak 13,4% perawat yang mengendarai kendaraan sendiri mengalami kejadian EDS. Terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dan kejadian EDS (p = 0,015). Perawat yang kualitas tidurnya buruk sebanyak 3,4 kali untuk mengalami EDS (95%CI 1,2; 9,6; OR = 3,4). Terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan gadget dan kejadian EDS (OR = 6,2; p = 0,05). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka perlunya dilakukan manajemen untuk mengatasi kualitas tidur yang buruk dan meningkatkan kualitas tidur perawat yang sudah baik serta menangani masalah atau gangguan tidur dengan mengoptimalkan kesejahteraan perawat sehingga tidak mengalami kejadian EDS yang berisiko terhadap kecelakaan saat berkendara. ......Poor sleep quality can affect the incidence of Excessive Daytime Sleepiness. EDS is excessive sleepiness during the day. This study aims to identify the relationship between sleep quality and the incidence of Excessive Daytime Sleepiness in nurses. This study is a quantitative study with a cross sectional correlational analytic design using a sample of nurses working in one of the hospitals in Depok City as many as 174 respondents. Respondents were selected using purposive sampling technique with inclusion criteria, namely nurses who carry out shift work services. Sleep quality was measured using the Pittburgh Sleep Quality Index (PSQI) instrument and the incidence of EDS was measured using the Epworth Sleepiness Scale (ESS) instrument. Hypothesis testing using the Chi-Square test showed that the prevalence of poor sleep quality was quite high among nurses and a fairly low prevalence among nurses who experienced EDS events. A total of 98 nurses (56.3%) had poor sleep quality and 24 nurses (13.8%) experienced EDS. A total of 13.4% of nurses who drove their own vehicles experienced EDS. There is a significant relationship between sleep quality and the incidence of EDS (p = 0.015). Nurses with poor sleep quality were 3.4 times more likely to experience EDS (95%CI (95%CI 1,2; 9,6; OR = 3.4). There is a significant relationship between gadget use and the incidence of EDS (OR = 6.2; p = 0.05). Based on the results of this study, it is necessary to carry out management to overcome poor sleep quality and improve the quality of sleep of nurses who are already good and deal with problems or sleep disorders by optimizing the welfare of nurses so that they do not experience EDS events that are at risk of driving accidents.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desta Bambangsafira
Abstrak :
ABSTRAK
Kejadian Excessive Daytime Sleepiness (EDS) merupakan gejala yang timbul dari kecenderungan untuk merasakan kantuk yang berlebihan pada periode terjaga. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kejadian EDS dengan kualitas tidur pada mahasiswa baru di rumpun ilmu kesehatan. Desain penelitian ini adalah dengan pendekatan potong lintang menggunakan sampel mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan sebesar 107 responden yang dipilih dengan teknik proportional stratified random sampling. Kejadian EDS diukur menggunakan kuesioner Epworth Sleepiness Scale (ESS), sedangkan kualitas tidur diukur menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kejadian EDS dan kualitas tidur yang buruk cukup tinggi terjadi pada mahasiswa. Sebanyak 52 orang (48,6%) mengalami EDS dan sebanyak 80 orang (74,8%) memiliki kualitas tidur yang buruk. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan (p= 0,617 : x2= 0,249) antara kejadian Excessive Daytime Sleepiness dan kualitas tidur, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait faktor-faktor yang dapat memengaruhi kejadian EDS dan kualitas tidur. Selain itu, upaya promotif dan preventif dapat dilakukan untuk mencegah masalah kesehatan akibat kualitas tidur yang buruk.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
610 JKI 20:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Desta Bambangsafira
Abstrak :
Kejadian Excessive Daytime Sleepiness (EDS) merupakan gejala yang timbul dari kecenderungan untuk merasakan kantuk yang berlebihan pada periode terjaga. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kejadian EDS dengan kualitas tidur pada mahasiswa baru di rumpun ilmu kesehatan. Desain penelitian ini adalah dengan pendekatan potong lintang menggunakan sampel mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan sebesar 107 responden yang dipilih dengan teknik proportional stratified random sampling. Kejadian EDS diukur menggunakan kuesioner Epworth Sleepiness Scale (ESS), sedangkan kualitas tidur diukur menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kejadian EDS dan kualitas tidur yang buruk cukup tinggi terjadi pada mahasiswa. Sebanyak 52 orang (48,6%) mengalami EDS dan sebanyak 80 orang (74,8%) memiliki kualitas tidur yang buruk. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan (p= 0,617 : x2= 0,249) antara kejadian Excessive Daytime Sleepiness dan kualitas tidur, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait faktor-faktor yang dapat memengaruhi kejadian EDS dan kualitas tidur. Selain itu, upaya promotif dan preventif dapat dilakukan untuk mencegah masalah kesehatan akibat kualitas tidur yang buruk. ...... Excessive Daytime Sleepiness (EDS) is a symptom that arises from the tendency to feel excessive sleepiness during the awake period. This study aimed to identify the relationship between excessive daytime sleepiness and sleep quality among first year students at faculty of health sciences. This study used cross sectional design, involving 107 samples of students from the faculty of health science at University of Indonesia. Samples were selected by proportional stratified random sampling. EDS was measured by using Epworth Sleepiness Scale (ESS) while sleep quality was measured by using Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). The results shows that the prevalence of EDS and poor sleep quality is high enough among college students. A total of 52 people (48.6%) experienced EDS and as many as 80 people (74.8%) had poor sleep quality.The result showed that there was no significant relationship (p= 0.617 : x2= 0.249) between excessive daytime sleepiness and sleep quality, so further studies are required to identify factors affecting sleep quality or contributing to the incidence of EDS. This study recommended health promotion as a preventive effort to reduce the number of EDS and to increase students sleep quality.
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2017
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Radistrya Sekaranti Brahmanti
Abstrak :
Pendahuluan Excessive daytime sleepiness / EDS sering dikaitkan dengan penurunan performa kerja dan fatigue pada penerbang sipil. Namun, rekomendasi aeromedis untuk evaluasi EDS saat ini untuk lebih dikaitkan dengan kecurigaan apnea tidur obstruktif / OSA. Dewasa ini, sudah banyak penelitian yang menemukan hubungan antara obesitas dengan EDS terlepas adanya OSA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara obesitas dengan EDS pada penerbang sipil di Indonesia dan risikonya terkena OSA. Metode Penelitian ini menggunakan disain krosseksional dan dilaksanakan di Balai Kesehatan Penerbangan. Responden diminta mengisi kuesioner, termasuk Epworth Sleepiness Scale untuk mengukur EDS dan STOP-Bang untuk menilai risiko OSA, dilanjutkan dengan pengukuran antropometri berupa indeks masa tubuh dan lingkar pinggang untuk indikator obesitas. Hasil Didapatkan 156 responden dengan hasil prevalensi EDS sebesar 16,7%. Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara obesitas dan EDS (p >0,05), tapi prevalensi EDS lebih tinggi pada responden obese berdasarkan lingkar pinggang dibandingkan indeks masa tubuh (17,8% vs 15,6%). Pada penerbang obese dengan EDS, sebagian besar memiliki risiko rendah OSA (83,3% dan 80%). Kesimpulan Terdapat prevalensi EDS yang meningkat pada penerbang sipil di Indonesia, terutama pada penerbang dengan obesitas sentral. Kejadian EDS tidak dipengaruhi oleh risiko penyakit OSA. ......Introduction Excessive daytime sleepiness / EDS is often associated with decreased work performance and fatigue in civil pilots. However, aeromedical recommendations for evaluation of EDS are associated with suspicion of obstructive sleep apnea/OSA. Currently, many studies have found an association between obesity and EDS regardless of OSA. This study aims to determine whether there is a relationship between obesity and EDS in Indonesian civilian pilots, and its risks to get OSA. Methods This study used a cross-sectional design and was carried out at the Directorate General Civil Aviation Medical. Respondents were asked to fill out questionnaires, including the Epworth Sleepiness Scale to measure EDS and STOP-Bang to assessed the risks to have OSA, followed by anthropometric measurements for body mass index and waist circumference as obesity indicators. Results We obtained 156 respondents with EDS prevalence of 16.7%. There was no significant relationship between obesity and EDS (p > 0.05), but prevalence of EDS was higher in obese respondents based on waist circumference than body mass index (17,8% vs 15,6%). Most obese pilots with EDS had low risk of OSA (83,3% and 80%). Conclusion There was an increase of EDS prevalence among Indonesian civilian pilots, especially in pilots with central obesity. The incidence of EDS was not affected by the risk of OSA.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noviana Tricipta Dewi
Abstrak :
Prevalensi perilaku napping, Excessive Daytime Sleepiness (EDS), dan disfungsi di siang hari tinggi pada mahasiswa, serta berdampak pada kehidupan akademik dan sehari-hari. Penelitian ini meneliti hubungan perilaku napping dengan EDS dan disfungsi di siang hari pada 288 mahasiswa di Universitas Indonesia. Metode kuantitatif digunakan dengan desain cross-sectional. Kuesioner yang digunakan adalah Napping Behavior Questionnaire, Epworth Sleepiness Scale, dan Daytime Feelings and Functioning Scale. Hasil menunjukkan hubungan yang signifikan antara perilaku napping dengan EDS dan disfungsi di siang hari. Sebanyak 72,9% mahasiswa melakukan napping, 69,1% mengalami EDS, dan rerata fungsi di siang hari adalah 16.47. Mahasiswa yang napping mengalami kejadian EDS dan disfungsi di siang hari yang lebih tinggi. Mahasiswa disarankan untuk memperbaiki pola tidur dan mengurangi durasi napping. Perlu dilakukan promosi kesehatan tidur, napping, EDS, dan disfungsi di siang hari di lingkungan kampus. ......The prevalence of napping behavior, Excessive Daytime Sleepiness (EDS), and dysfunction during the day is high among college students, and has an impact on academic and daily life. This study examined the relationship between napping behavior and EDS and daytime dysfunction in 288 students at the University of Indonesia. The quantitative method was used with a cross-sectional design. The questionnaires used are the Napping Behavior Questionnaire, the Epworth Sleepiness Scale, and the Daytime Feelings and Functioning Scale. The results showed a significant relationship between napping behavior and EDS and daytime dysfunction. As many as 72.9% of students did napping, 69.1% experienced EDS, and the average function during the day was 16.47. Students who napped experienced higher incidence of EDS and dysfunction during the day. Students are advised to improve sleep patterns and reduce napping duration. It is necessary to promote sleep health, napping, EDS, and daytime dysfunction in the campus environment.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erinka Harlynadia
Abstrak :
Latar belakang: Dalam dekade terakhir, Excessive Daytime Sleepiness (EDS) semakin dikenal sebagai gangguan tidur dengan gejala rasa kantuk berlebihan pada siang hari dan tidak mampu tetap terjaga selama episode bangun, sehingga dapat tertidur di waktu yang tidak tepat. EDS dapat menurunkan kualitas hidup, produktivitas kerja, keselamatan dan meningkatkan kecelakaan kerja. Penyebab EDS yaitu kurang tidur secara kronik atau sleep deprivation dan kualitas tidur buruk. Faktor risiko terjadinya kualitas tidur buruk ataupun EDS bervariasi, faktor pekerjaan dan faktor diluar pekerjaan. Pemadam kebakaran merupakan populasi yang berisiko mengalami EDS karena sistem kerja dan pola kerjanya. Namun, belum ada data penelitian mengenai EDS dengan populasi pekerja pemadam kebakaran di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan studi yang dapat mengidentifikasi prevalensi EDS pada pemadam kebakaran dan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian EDS tersebut. Metode: Desain penelitian ini yaitu cross sectional. Pengambilan data pada 13 dan 19 Oktober 2023 di Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten X. Jumlah sampel berupa total sampling yaitu 141 orang. Data penelitian berupa data primer yang didapatkan dari hasil wawancara responden dan pengisian kuesioner secara online oleh responden. Kemudian pemeriksaan berat badan dan tinggi badan karyawan yang dilakukan oleh peneliti. Alat ukur yang digunakan untuk kualitas tidur adalah Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) versi Bahasa Indonesia (α Cronbach 0,79) dan untuk menilai EDS adalah Epworth Sleepiness Scale (ESS) versi Bahasa Indonesia (α Cronbach 0,64). Hasil: Kualitas tidur pada pemadam kebakaran di Indonesia adalah 45,5% kualitas tidur buruk. Faktor yang mempengaruhi kualitas tidur buruk yaitu shift kerja (p=<0,001) dan masa kerja (p=0,016). Proporsi jumlah EDS pada pemadam kebakaran di Indonesia adalah 26,9%. Faktor yang berhubungan dengan EDS adalah faktor kualitas tidur (aOR= 2,66; CI 95% 1,09-6,46; p= 0,030) dan shift kerja (aOR= 2,65; CI 95% 1,00-6,99; p= 0,048). Kesimpulan: Terdapat EDS pada pemadam kebakaran di Kabupaten X dengan faktor shift kerja dan kualitas tidur sebagai faktor yang berhubungan secara signifikan. ......Background: In the last decade, excessive daytime sleepiness (EDS) has become increasingly recognized as a sleep disorder with symptoms of excessive sleepiness during the day and inability to stay awake. EDS can reduce quality of life, work productivity, safety, and increase work accidents. The cause of EDS is a chronic lack of sleep and poor sleep quality. Firefighters are a population at risk of EDS because of their work systems and work patterns. However, there is no research data regarding EDS among the firefighter population in Indonesia. Therefore, research is needed that can identify the prevalence of EDS in firefighters and determine the factors associated with the occurrence of EDS. Methods: The design of this research is cross sectional. Data were collected on October 13th and 19th, 2023, at the X District Fire Department. The total sample size was 141 people. This research data is in the form of primary data obtained from interviews with respondents and filling out questionnaires. The measuring instruments were the Epworth Sleepiness Scale (ESS) (Cronbach's α 0.645) for EDS and Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) (Cronbach's α 0.79) for sleep quality. Results: The proportion of EDS among firefighters in Indonesia is 26.9%. Factors associated with EDS were poor sleep quality (aOR= 2,66; CI 95% 1,09-6,46; p= 0,030) and shift work (aOR= 2,65; CI 95% 1,00-6,99; p= 0,048). Conclusion: Poor sleep quality and shift work among firefighters in District X are significantly related factors to EDS.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>