Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rina Efiyanna
Abstrak :
Obesitas pada remaja berdampak pada konsekwensi fisik, psikis dan sosial yang berpengaruh besar terhadap tumbuh kembang dan kualitas individu di masa mendatang. Obesitas pada remaja juga merupakan faktor risiko terjadinya berbagai penyakit metabolik dan degenerative seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes melitus, kanker, osteoarthritis dll. Determinan penyebab terjadinya obesitas pada remaja sangatlah banyak diantaranya yaitu wilayah tempat tinggal, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan ibu, pekerjaan ibu, aktifitas fisik, kebiasaan konsumsi buah dan sayur serta pola kebiasaan makanan yang beresiko misalnya makanan instan, minuman manis, makanan manis, makanan gorengan/berlemak, minuman berenergi dan soft drink/minuman bersoda. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui determinan/ faktor- faktor penyebab terjadinya obesitas remaja di Indonesia Tahun 2018. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional (potong lintang) dan menggunakan data sekunder yang berasal dari data hasil survey riset kesehatan dasar tahun 2018 (Riskesdas 2018) dengan jumlah sampel sebanyak 95779 orang. Pengolahan dan analisis data dengan complex samples menggunakan uji chi square (bivariabel) dan regresi logistik ganda model determinan (multivariabel). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi obesitas remaja di Indonesia Tahun 2018 sebesar 4,5 %. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa terdapat 6 variabel yang secara statistik mempengaruhi kejadian obesitas remaja yaitu umur (p = 0,001), tingkat pendidikan ibu (p = 0,001) , wilayah tempat tinggal (p = 0,001), konsumsi makanan instan (p = 0,040), konsumsi minuman manis (p = 0,001), Konsumsi minuman berenergi (p = 0,006). Hasil uji regresi logistik ganda model determinan menunjukkan bahwa terdapat 4 variabel yang berhubungan secara signifikan dengan kejadian obesitas remaja yaitu wilayah tempat tinggal, umur, tingkat pendidikan ibu dan konsumsi minuman manis. Variabel yang paling dominan secarastatistik mempengaruhi kejadian obesitas remaja yaitu wilayah tempat tinggal dengan nilai OR sebesar 1,5 artinya responden yang tinggal didaerah perkotaan memiliki risiko 1,5 kali lebih tinggi untuk mengalami obesitas dibandingkan dengan responden yang tinggal di pedesaan setelah dikontrol oleh umur, tingkat pendidikan ibu dan konsumsi minuman manis. Edukasi tentang dampak yang disebabkan oleh obesitas pada remaja sangat penting untuk disosialisasikan melalui media sosial yang banyak digemari oleh para remaja diperkotaan seperti melalui youtube maupun Instagram diharapkan dapat mencegah atau menanggulangi kejadian obesitas. ......Adolescent obesity has an impact on physical, psychological, and social consequences, which will have a major impact on the growth and quality of people in the future. Adolescent obesity is also a risk factor for various metabolic and degenerative diseases such as cardiovascular disease, diabetes mellitus, cancer, osteoarthritis, etc. The determinants of the causes of obesity in adolescents are very numerous, including where they live, their age, their gender, mothers level of education, mothers work, physical activity, fruit and vegetable consumption habits and risky eating habits such as instant foods, sweet drinks, sweet foods, fried/fatty foods, energy drinks, and non-alcoholic drinks/non-alcoholic drinks. The aim of this study was to determine factors of adolescent obesity in Indonesia in 2018. Design of this study is a cross-sectional design using secondary data from basic health research survey in 2018 (Riskesdas 2018) recruited 95779 participants, and the complex samples using chi-square test (bivariable) and logistic regression with determinant models (multivariable) was analyzed. The results showed that the prevalence of obesity among adolescents in Indonesia was 4.5% in 2018. Bivariable analyses using chi-square test show that there were 6 variables having relation with the obesity incidence in adolescents, namely age (p = 0.001), mothers educational level (p = 0.001), residential area (p = 0.001), instant food consumption (p = 0.040), sweet drinks consumption (p = 0.001), energy drinks consumption (p = 0.006). The multiple logistic regression test using determinant model showed that there were 4 variables related to obesity incidence in adolescents, namely a place of residence, age, level of education of the mother, and consumption of sweet drinks. Residential areas showed as a dominant factor for increasing obesity while living in urban area are more likely 1,5 times to increase obesity incident among adolescents after controlled age, mother education level, and sweet drinks consumption. Education about the impact caused by obesity in adolescents is important to be socialized through social media which is much favored by urban teenagers such as via YouTube or Instagram is expected to prevent or overcome the incidence of obesity.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Afriani
Abstrak :
Masalah utama yang dihadapi perawat di Indonesia adalah masalah kualitas sumber daya manumur. Sistem jenjang karir merupakan salah satu cara meningkatkan kualitas perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor determinan yang mempengaruhi ekspektasi perawat terhadap penerapan jenjang karir di rumah sakit. Desain penelitian Korelasi Deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah sampel sebanyak 145 perawat dengan teknik simple random sampling. Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square dan Regresi Logistik Berganda. Terdapat hubungan dukungan atasan (p value = 0,000) dan dukungan teman sejawat (p value = 0,030) dengan ekpektasi perawat terhadap penerapan jenjang karir di rumah sakit. Dukungan atasan (OR = 3,806) dan jenis kelamin (OR = 2,278) merupakan faktor yang paling dominan dengan ekspektasi perawat. Penelitian ini merekomendasikan agar pimpinan rumah sakit mendukung sistem jenjang karir dan memotivasi perawat meningkatkan kompetensi melalui sistem jenjang karir sehingga ekspektasi perawat meningkat terhadap manfaat dari sistem ini.
The main problem faced by nurses in Indonesia is a nursing quality. Nursing Clinical Ladder System (CLS) is one way to improve the quality of nurses in providing nursing care. This study is aimed to identify determinant factors affecting nurses? expectations towards the implementation of nursing clinical ladder system. This research using cross sectional descriptive correlation and simple random sampling technique, and has involved 145 nurses. Data were analyzed by Chi-Square test and Multiple Logistic Regression. There is found a significant relationships between leader?s support (p= 0,000) and colleagues? support (p= 0,030) and the nurses' expectations towards the implementation of CLS. The leader support (OR= 3,806) and the gender factor (OR=2,278) are the dominant factors of nurses? expectation. It is recommended that hospital leaders support CLS and motivate nurses to improve their competence through this system so that CLP will increase the nurses? expectation to the benefits of CLS.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T44614
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsul Ma`arif
Abstrak :
Stunting merupakan masalah serius, dampak nyata adalah menurunnya kualitas generasi muda di masa datang baik secara fisik maupun motorik yang mana akan berpengaruh pada perekonomian negara. Program stunting di Indonesia masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dengan target penurunan dari (30,8%) 2018 menjadi (14%) 2024. Tujuan penelitian ini mengetahui faktor determinan stunting pada batita usia 12-36 bulan di kecamatan tamansari, kabupaten Bogor, Indonesia. Desain studi cross-sectional dari data primer dengan jumlah sampel 500 batita usia 12-36 bulan. Analisis faktor determinan stunting pada penelitian ini menggunakan analisis multivariat cox regresi dan besar pengaruh dinyatakan dalam prevalensi rasio (PR) dengan confident interval (CI) 95%. Penelitian kami menunjukkan prevalensi stunting pada batita usia 12-36 bulan di Tamansari sebesar 39.2%. Hasil uji Multivariat menunjukkan faktor determinan stunting di Tamansari yaitu riwayat pemberian ASI (PR=1.32), diare (PR= 1.40), asupan energi (PR=1.35), pendidikan ibu (PR=1.54) dan usia ibu (PR=1.44). Hasil penelitian menyarankan bahwa pihak Puskesmas dan Dinas Kesehatan dapat mencegah stunting dengan meningkatkan cakupan asi eksklusif, pola hidup bersih dan sehat serta meningkatkan asupan energi dan protein seperti telur, tahu dan tempe. Bagi Dinas Pendidikan, meningkatkan pendidikan ibu dengan kejar paket A-C, dan bagi BKKBN bersama Kantor Urusan Agama setempat meningkatkan usia pernikahan sesuai UU perkawinan yaitu 19 tahun. ......Stunting is a serious problem, the real impact is the decline in the quality of young people in the future both physically and motorically which potentially affect the countrys economy. Stunting programmes in Indonesia are included in the National Medium Term Development Plan with a reduction target of (30.8%) 2018 to (14%) 2024. The purpose of this study is to assess the determinant factor of stunting in toddlers aged 12-36 months in Tamansari, Bogor District, Indonesia. A cross-sectional study design was employed, with primary data from a total sample of 500 toddlers in the District. The analysis of the determinant factor of stunting applied multivariate Cox Regression analysis and the effect is expressed by the prevalence ratio (PR) with a 95% confidence interval (CI). Our study shows that the prevalence of stunting in toddlers aged 12-36 months in Tamansari is 39.2%. The Multivariat analysis test results show factors determinant of stunting in Tamansari such as the history of breast feeding (PR=1.32), diarrhoeal disease (PR=1.40), energi intake (PR=1.35), mothers education (PR=1.54) and mothers age (PR=1.44). The researcher suggest that The Health Center and the Department of Health prevent stunting by apply exclusive breast feeding, healthy lifestyles and increase energy and protein intake such as eggs, tofu and tempe. Department of Education increasing the minimum of mothers education with "kejar paket A-C". National Family Planning Coordinating Agency and Religious Affairs Office increasing the minimum marriage age in accordance with Indonesian marriage law limitations at age of 19 years.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Moranti
Abstrak :
ABSTRAK
Kontaminasi terhadap sumber air minum dan air bersih dapat diakibatkan oleh kebiasaan buang air besar sembarangan. Pencapaian program STBM pilar 1 stop buang air besar sembarangan di Kabupaten Ciamis saat ini adalah 33 desa dari target 185 desa. Kelurahan Ciamis termasuk pada kelurahan yang belum mampu mewujudkan status kelurahan yang bebas buang air besar sembarangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan perilaku buang air besar di Kelurahan Ciamis dengan variabel independen faktor predisposisi umur, tingkat pendidikan, kondisi sosial ekonomi, pengetahuan dan sikap , faktor pemungkin akses air bersih, kepemilikan jamban dan jarak rumah ke sungai dan faktor penguat peran keluarga, tokoh agama/masyarakat dan aparat desda serta petugas kesehatandan variabel dependen adalah perilaku buang air besar. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional, analisa bivariat menggunakan uji chi square dan analisa multivariat menggunakan regresi logistik. Sampel berjumlah 100 dipilih secara acak. Hasil analisa univariat menunjukkan 59 responden beperilaku buang air besar sembarangan sedangkan 41 respoinden tidak berperilaku buang air besar sembarangan, analisa bivariat menunjukkan variabel yang berhubungan dengan perilaku buang air besar adalah sikap p 0,018, OR 3,02 , kepemilikan jamban p 0,045 OR 2,56 , jaran rumah ke sungai p 0,023 OR 2,81 peran keluarga p 0,043 OR 2,55 dan peran petugas kesehatan p 0,04 OR 2,553 . Analisa multivariat menunjukkan sikap merupakan fator paling dominan p 0,008 dan OR 4,06 . Diperlukan adanya upaya untuk lebih mengoptimalkan penerapan strategi STBM terutama dalam penerbitan regulasi tentang perilaku buang air besar dalam bentuk peraturan daerah, pelaksanaan pemicuan dan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan
ABSTRACT
Contamination of drinking water and clean water sources can be caused by habitual defecation. Achievement of the pillar STBM program 1 stop defecating indiscriminately in Kabupaten Ciamis currently is 33 villages from the target of 185 villages. Kelurahan Ciamis including the village that has not been able to realize the status of urban village free of defecation. This study aims to determine the determinants of defecation behavior in Kelurahan Ciamis with independent variables of predisposing factors age, educational level, socioeconomic condition, knowledge and attitude , enabling factors access to clean water, latrine ownership and distance to the river and strengthening factor family role, religious community figure and apparatus of decree and health officer and dependent variable is defecation behavior.This research is quantitative research with cross sectional design, bivariate analysis using chi square test and multivariate analysis using logistic regression Sample amount is 100 randomly selected.The results of univariate analysis showed 59 respondents beperilaku defecate whereas 41 respoinden not behave defecate carelessly, bivariate analysis shows the variables associated with defecation behavior is the attitude p 0.018, OR 3.02 , the ownership of latrines p 0,045 OR 2,56 , prison n to the river p 0.023 OR 2.81 family roles p 0.043 OR 2.55 and the role of health care workers p 0.04 OR 2,553 . Multivariate analysis shows that attitude is the most dominant fator p 0.008 and OR 4.06 . Efforts are needed to further optimize the implementation of the STBM strategy, especially in the issuance of regulations on defecation behavior in the form of local regulations, the implementation of triggers and capacity building of health personnel.
2018
T51562
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Amelina
Abstrak :
Tesis ini menguji hubungan antara struktur modal dan return saham, yang ditetapkan sebagai variabel laten endogen. serta faktor-faktor determinan apa saja yang mempengaruhi keduanya. Penentuan faktor-faktor determinan tersebut dila1.-ukan secara simultan dengan menggunakan program LISREL dengan sampel sebanyak !6! perusahaan yang terdaf\ar di Bursa Efek Indonesia (BEJ) pada periode 2008. Variabel Iaten eksogen yang digunakan pada penelitian ini adalah growth, size, profitability, asset structure, uniqueness, industry classification, value, dan liquidity. Hasi1 peneHtian menunjukkan bahwa fak:tor determinan dari struktur modal perusahaan adaiab asset slntcture dan size. Sedangkan faktor determinan yang berpengaruh terhadap return saham adalah size, value, liquidity, dan industry classification. Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa struktur modal dan return saham tidak berpengaruh satu sama lain secara signifikan.
The focus of this thesis is to examine the relationship between capital structure and stock returns, as two endogenous variables, and find out their determinants as welL Those determinants will be decided simultaneously by using LISREL program with the use of 161 firms listed in Bursa Efek Indonesia (BEl) of year 2008 as sample. Th.is research uses growth, size, profitability, asset structure, uniqueness., industry classification, value, and liquidity as exogenous latent variables. The results show that asset structure and size are the determinants of capita1 structure. While the determinants of stock returns are size, value, liquidity, and industry classification. The results also indicate that capital structure and stock returns have no significant influence on each other.
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T31647
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S8341
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Pratiwi
Abstrak :
Stres kerja merupakan respon tubuh yang disebabkan oleh tekanan pada pekerjaan yang dapat menimbulkan perubahan pada kesehatan fisik dan mental pekerja. Pemadam kebakaran dinilai sebagai pekerjaan yang mengalami tekanan tinggi karena harus bekerja secara cepat dan selalu siaga dalam situasi krisis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan hubungan antara faktor determinan yang meliputi usia, status pernikahan, pendidikan, masa kerja, tipe kepribadian, dan kepercayaan diri dengan stres kerja pada petugas pemadam kebakaran. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner. Sampel pada penelitian ini yaitu seluruh petugas pemadam kebakaran Jakarta Barat Sektor Palmerah dengan melibatkan 56 responden. Uji statistik untuk melihat hubungan antar-variabel menggunakan Uji Korelasi Gamma, Uji Chi Square, dan Uji t Independent. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden mengalami stres tinggi. Hasil uji statistik tidak menunjukkan adanya hubungan antara usia, status pernikahan, pendidikan, masa kerja dan tipe kepribadian dengan stres kerja. Namun terdapat hubungan yang kuat antara kepercayaan diri dengan stres kerja yang bepola negatif, artinya semakin tinggi kepercayaan diri maka semakin rendah stres kerja. Untuk mengurangi stres kerja pada pemadam kebakaran perlu adanya kesadaran untuk mengenali stres dan strategi yang tepat untuk mengendalikan stressor pekerjaan.
Work stress is the bodys response in consequence of stress related work which can cause changes in the worker 39s physical and mental health. Firefighters are rated as high pressure jobs because they have to work quickly and are always alert in crisis situations. The purpose of this study is to explain the relationship between determinant factors that include age, marital status, education, work period, personality type, and confidence with work stress on firefighters. This research use cross sectional design and data collecting tool in the form of questionnaire. The sample in this research is all firefighters of West Jakarta Palmerah Sector involving 56 respondents. Statistical test to see the relationship between variables using Gamma Correlation Test, Chi Square Test, and Independent T Test. The result showed most of respondents experienced high stress. The results of statistical tests did not show any relationship between age, marital status, education, work period and personality type with work stress. However there is a strong relationship between confidence with work stress which is negative pattern, means the higher the confidence the lower the work stress. To reduce work stress on firefighting needs to be aware to recognize stress and the right strategy to control job stressor.Key words work stress, firefighters, determinant factors
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ihsanul Zikri Misra
Abstrak :
Jaminan sosial ketenagakerjaan merupakan instrumen penting untuk menjaga kesejahteraan tenaga kerja. Di Indonesia sendiri hanya ada 23% tenaga kerja yang memilki jamsostek, rendahnya angka ini dapat menjadi ancaman karena tidak terlindunginya tenaga kerja atas risiko-risiko yang dapat mereka hadapi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan sosial ekonomi yang mempengaruhi kepemilikan jaminan sosial ketenagakerjaan di Indonesia. Metode yang digunakan adalah logistik dengan data Susenas 2021 yang diperoleh dari BPS. Hasil penelitian ini menemukan bahwa variabel-variabel, seperti jenis kelamin, lokasi wilayah urban, status kemiskinan, sektor pekerjaan, umur, lokasi tempat tinggal, dan pendidikan terakhir berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan tenaga kerja untuk memiliki jamsostek. ...... Employment social security is an important instrument for maintaining the welfare of the workforce. In Indonesia, only 23% of the workforce owns employment social security. This low number of ownership can be a threat because the workforce is not protected against the risks they may face. Therefore, this study aims to determine the socioeconomic determinants of employment social security ownership in Indonesia. The study used Susenas 2021 data from BPS and analyzed it using logistic/logit regression. The results of this study found that various characteristics of workforce, such as gender, poverty status, employment sector, age, location of residence, urban/rural, and education have a significant effect on the workforce’s decision to have social security.
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Kresdianto
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang analisis faktor-faktor determinan dari Net Stable Funding Ratio pasca krisis keuangan tahun 2008 pada bank devisa di Indonesia. Rasio modal, laju pertumbuhan dari kredit bersih, rasio pendapatan non bunga, rasio beban operasional per total aset, ukuran bank, dan kepemilikan bank digunakan sebagai faktor-faktor determinan dari NSFR. Penelitian ini menggunakan analisis regresi terhadap data panel model Fixed Effect. Hasil dari penelitian ini adalah faktor determinan laju pertumbuhan dari kredit bersih, rasio pendapatan non bunga, rasio beban operasional per total aset, kepemilikan pemerintah dan ukuran bank memiliki pengaruh terhadap nilai NSFR. ...... The focus of this study is the analysis of the determinant factors of the Net Stable Funding Ratio post financial crisis year 2008 on foreign exchange banks in Indonesia. Capital Ratio, Growth rate of net loans, Non Interest Share, Overhead per Total Asset, Size of bank, and ownership of bank are used as determinant factors of the NSFR. This study uses regression analysis on Fixed Effect panel data models. The result from this study is Growth rate of net loan, Non Interest Share, Overhead per Total Asset, State Owned and size of bank have an effect on the value of NSFR.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyoman Eta Risnawati
Abstrak :
ABSTRAK
Nama: Nyoman Eta RisnawatiProgram Studi: Program Magister Ilmu KeperawatanJudul: Analisis Faktor Determinan yang Berhubungan dengan Perilaku Pasien Stroke dalam Melakukan Pencegahan SekunderPencegahan sekunder stroke merupkan salah satu upaya yang diyakini mampu untuk mencegah terjadinya stroke berulang serta peningkatan angka ketergantungan pasien stroke. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor determinan yang berhubungan dengan perilaku pasien stroke dalam melakukan pencegahan sekunder stroke. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasional pendekatan cross sectional. Sampel terdiri dari 102 pasien stroke yang dipilih dengan teknik consecutive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata perilaku pasien stroke dalam melakukan pencegahan sekunder adalah 56,14 7,466. Perilaku pasien stroke dalam melakukan pencegahan sekunder berhubungan secara signifikan dengan pengetahuan tentang stroke p=0,007 , motivasi dalam melakukan pencegahan sekunder p= 0,0005 , persepsi diri tentang penyakit p=0,001 , efikasi diri responden dalam melakukan aktivitas sehari-hari p=0,0005 , dan kecemasan p=0,0005 . Hasil analisis multivariat menunjukkan faktor yang paling berhubungan dengan perilaku pasien stroke dalam melakukan pencegahan sekunder adalah efikasi diri responden dalam melakukan aktivitas sehari-hari ?=0,876 . Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada perawat dengan mempertimbangkan faktor-faktor determinan tersebut dalam memberikan edukasi kesehatan dan discharge planning kepada pasien. Kata Kunci: faktor determinan, pasien stroke, perilaku pencegahan sekunder
ABSTRACT
Name Nyoman Eta RisnawatiDegree Magister of Nursing ProgrammeTitle The Analysis of Determinant Factor Related with Stroke Patient Behavior in Secondary PreventionSecondary prevention of stroke is proven to be effective in preventing recurrent stroke and reducing the dependency of stroke patients. This study aimed to identify the determinants of the secondary prevention behaviour among stroke patients in Bali. This research is a cross sectional analytic design involved 102 stroke patients. The samples were recruited by applying consecutive sampling technique. The results of this study showed that the mean score of the secondary prevention behaviour among stroke patients in Bali was 56.14 7.466. The secondary prevention behaviors among stroke patients was significantly related to knowledge about stroke p 0,007 , motivation in doing secondary prevention p 0.0005 , self perception about disease p 0,001 , self efficacy in doing daily activity p 0.0005 , and anxiety p 0.0005 . Multivariate analysis, showed that the most dominant factor related to the secondary prevention practices among the stroke patient was the self efficacy in doing daily activities 0,876 . This study recommended nurses to consider determinant factors in providing discharge planning to the patients. Keywords determinants, stroke patients, secondary prevention
Depok: 2018
T49374
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>