Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yaya Umaya
"Pemberian radiasi bertujuan untuk mengontrol penyebaran sel kanker dan mencegah kerusakan terhadap jaringan normal. Berkas elektron dipilih karena penetrasi radiasinya dapat dikontrol dengan energi tertentu. Penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan distribusi dosis hingga ke paru melalui simulasi perlakuan kanker payudara postmastectomy pada fantom rando dengan berkas elektron 6 MeV menggunakan TLD dan film gafChromic EBT2 untuk lapangan 6x6 cm2, 10x10 cm2 dan 14x14 cm2.
Hasil pengukuran TLD yang dibandingkan dengan kalkulasi TPS menunjukkan perbedaan dosis untuk lapangan 6x6 cm2 sebesar 81,6 cGy pada kedalaman 2,7 cm sedangkan lapangan 10x10 cm2 dan 14x14 cm2 perbedaan maksimum terjadi di kedalaman 2,8 cm berturut-turut 80,36 cGy dan 89,7 cGy. Sedangkan simulasi pengukuran menggunakan film untuk lapangan 6x6 cm2, 10x10 cm2 dan 14x14 cm2 perbedaan maksimum terjadi pada kedalaman 3,3 cm berturut-turut 14,1%, 13,5% dan 22,4 %.
Ketelitian perhitungan dosis dengan terapi elektron sangat kurang disebabkan data inhomogenitas jaringan belum dimasukkan dalam TPS. Dampak dari perbedaan hasil pengukuran PDD paru yang lebih tinggi pada TLD dan film mengakibatkan dosis paru lebih tinggi dari dosis preskripsi dalam perlakuan radioterapi ini yang berarti paru akan menerima overdose.

The aims of radiation are controlling the spread of cancer cells and prevent damage to normal tissue. Electron beam radiation chosen because of penetration can be controlled with a certain energy. This study aimed to determine the dose distribution to the lungs through simulation postmastectomy breast cancer treatment at rando phantom with a 6 MeV electron beam using TLD and gafChromic EBT2 films for field 6x6 cm2, 10x10 cm2 and 14x14 cm2.
TLD measurement results are compared to TPS calculation show the differences dose for 6x6 cm2 field of 81.6 cGy at a depth of 2.7 cm while the field of 10x10 cm2 and 14x14 cm2 maximum difference occurs at a depth of 2.8 cm respectively 80.36 cGy and 89.7 cGy. While simulation measurement used film for 6x6 cm2, 10x10 cm2 and 14x14 cm2 field, the maximum difference 14.1%, 13.5% and 22.4% occurred at a depth of 3.3 cm. Therapeutic dose calculation accuracy is very less due to inhomogenity data have not been included in the TPS network.
The impact of differences in the results of measurements of higher lung PDD at TLD and film result in higher lungs doses of prescription dose in the radiotherapy treatment, which means that the lungs will receive overdose.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T35578
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priska Andini Putri
"Cone Beam CT adalah perangkat citra pemandu yang diintegrasikan pada perangkat LINAC radioterapi. Perangkat tersebut banyak digunakan untuk verikasi posisi pasien dalam tindakan radioterapi. Dalam penelitian ini telah dilakukan untuk estimasi dosis pada daerah kepala, dada, dan pelvis dan untuk evaluasi citra dengan menggunakan perlakuan Cone Beam CT satu putaran penuh. Fantom rando digunakan pada penelitian ini untuk mensimulasikan keadaan yang mendekati sebenarnya dengan kondisi klinis 100 kVp 145 mAs, 110 kVp 262 mAs, dan 125 kVp 680 mAs untuk berturut-turut prosedur perlakuan CBCT kepala, dada, dan pelvis. Dosimeter yang digunakan dalam penelitian ini adalah TLD yang dikalibrasi di PTKMR BATAN dengan kondisi yang sesuai dengan kondisi klinisnya. Fantom Catphan 504 digunakan untuk mengevaluasi citra CBCT dengan menggunakan kondisi klinis protokol pelvis, yaitu dengan energi 125 kV. Hasil estimasi dosis yang diperoleh dari penelitian ini adalah 4.018±0.334 mGy, 4.210±0.428 mGy, dan 12.547±3.046 mGy berturut-turut pada kepala, dada, dan pelvis. Hasil citra dari penelitian ini dievaluasi menggunakan Image J yang menghasilkan nilai densitas material yang ada pada fantom Catphan mendekati nilai acuannya, didapatkan ketebalan slice sebesar 2.153 mm, resolusi uji citranya sebesar 5 lp/cm, dan uji uniformitas pada pusat ROI adalah 34.610±40.999 HU.

Cone Beam CT is an image guided device which is integrated in radiotherapy LINAC. The device often used to verify the positions of patient in radiotherapy treatment. Dose estimation for three different clinically scan sites (head, thorax, and pelvis) and image evaluation were performed during the research using full circular treatment by Cone Beam CT. Rando phantom was also used in this research to simulate the real condition for clinical scans (100 kVp 145 mAs for head, 110 kVp 262 mAs for thorax, and 125 kVp 680 mAs for pelvis). TLDs were used and calibrated at PTKMR BATAN with the real condition as clinical condition to mesure the dose. For image evaluation were performed using pelvis clinical scan (125 kV) and using Catphan 504 phantom. Results of dose estimation are 4.018±0.334 mGy for head, 4.210±0.428 mGy for thorax, and 12.547±3.046 mGy for pelvis. Results of image evaluation which was using Image J generated the approximate recommendation value of material density on the Catphan Phantom; slice thickness is 2.153 mm, high resolution is 7 lp/cm, and uniformity in center ROI is 34.610±40.999 HU.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54790
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bulan Dwi Aryana
"Audit dosis diperlukan sebagai upaya proteksi radiasi untuk mengetahui kisaran dosis yang digunakan pada pasien (typical value). Bilamana typical value melebihi atau jauh di bawah Diagnostic Reference Level (DRL) nasional, maka diperlukan optimisasi. Studi ini menjabarkan proses audit dosis pada pemeriksaan radiografi lumbal proyeksi AP (anteroposterior) dan lateral di RS Sint Carolus beserta tindaklanjut optimisasinya. Dari hasil audit dosis, diperlukan optimisasi untuk mendapatkan citra terbaik dengan dosis terendah yang dapat dicapai mengikuti prinsip ALARA (as low as reasonably achievable) pada proyeksi AP. Optimisasi dilakukan dengan dua jenis fantom yang mempresentasikan anatomi lumbal AP, yaitu fantom in-house dengan penambahan polymethyl methacrylate (PMMA) setebal 20 cm, dan fantom rando man bagian lumbal. Parameter figure of merit (FOM) dikalkulasi dan digunakan sebagai parameter optimisasi utama. Interpretasi dokter radiolog menjadi parameter lanjutan dalam menilai noise citra. Pada pengukuran menggunakan fantomin-house menghasilkan nilai FOM tertinggi pada penggunaan filter tambahan 2 mm Al pada tegangan 81 kVp, 83 kVp, dan 85 kVp. Dengan tambahan informasi dari dokter spesialis radiologi, faktor eksposi 81 kVp, 28 mAs dengan filter fisik tambahan 2 mm Al dapat direkomendasikan sebagai parameter eksposi radiografi lumbal pasca optimisasi.

Dose audit is necessary as a radiation protection measure to determine the range of doses used in patients (typical value). If the typical value exceeds or is significantly below the national Diagnostic Reference Level (DRL), optimization is required. This study describes the dose audit process for lumbar radiography examinations in the anteroposterior (AP) and lateral projections at Sint Carolus Hospital, along with the follow-up optimization. Based on the dose audit results, optimization is needed to obtain the best image with the lowest achievable dose following the ALARA principle (as low as reasonably achievable) in the AP projection. Optimization is performed using two types of phantoms representing lumbar AP anatomy: an in-house phantom with the addition of 20 cm thick polymethyl methacrylate (PMMA), and a rando phantom for the lumbar region. The figure of merit (FOM) parameter is calculated and used as the primary optimization parameter. Radiologist interpretation serves as a secondary parameter in assessing image noise. Measurements using the in-house phantom resulted in the highest FOM values when using an additional 2 mm Al filter at voltages of 81 kVp, 83 kVp, and 85 kVp. With additional input from the radiology specialist, an exposure factor of 81 kVp, 28 mAs, with an additional 2 mm Al physical filter can be recommended as the lumbar radiography exposure parameter after optimization."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library