Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 48 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Marilin Diah Astuti
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan: Kepuasan pelayanan persalinan menjadi salah faktor keberhasilan pelayanan dan indikator pelayanan persalinan yang bermutu. Di Indonesia dalam pelayanan kesehatan terdiri dari tiga tingkatan fasilitas kesehatan yang mempunyai jenis pelayanan dan fasilitas yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kepuasan ibu terhadap pelayanan persalinan di tiga tingkat fasilitas kesehatan dan faktor yang memengaruhinya. Metode: desain penelitian deskriptif analitik crossectional dengan jumlah responden 151 ibu postpartum. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner karakteristik ibu, Childbirth Expectation Questionnaire CEQ versi bahasa Indonesia, kuesioner dukungan sosial yang merupakan modifikasi dari postpartum support system dan family coping questionnaire versi bahasa Indonesia, dan The Satisfaction with intrapartum car versi bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan pada proporsi kepuasan pelayanan persalinan di tiga tingkat fasilitas kesehatan p value > 0,05 . Mayoritas responden menyatakan puas dengan pelayanan persalinan di tiga tingkat fasilitas kesehatan. Faktor yang paling memengaruhi kepuasan pelayanan persalinan di fasilitas kesehatan tingkat I adalah harapan persalinan OR 49,15 . Faktor yang paling memengaruhi kepuasan pelayanan persalinan di fasilitas kesehatan tingkat II dan III adalah dukungan sosial OR 16,55 dan 56,20 . Kesimpulan penelitian : mayoritas responden di ketiga tingkat fasilitas kesehatan menyatakan mempunyai kepuasan pelayanan persalinan yang tinggi, yaitu pada subskala perawatan interpersonal dan memiliki kepuasan yang rendah pada subskala informasi dan pengambilan keputusan.
ABSTRACT
Satisfaction of intrapartum care become one of success factor of service and indicator of delivery service quality. In Indonesia, health care consists of three levels of health facilities that have different types of services and facilities. This study aims to identify maternal satisfaction with delivery services at three levels of health facilities and the factors that influence them. A crossectional analytic descriptive research design with the number of respondents 151 postpartum mothers. The instrument used was the mother characteristic questionnaire, Childbirth Expectation Questionnaire CEQ , a social support questionnaire that was a modification of the postpartum support system and the family coping questionnaire, and The Satisfaction with intrapartum care. The results of this study indicate that there is no difference in the pattern of satisfaction of itrapartum care at three levels of health facilities p value 0,05 . The majority of respondents expressed satisfaction with delivery services at three levels of health facilities. The most influencing factor of satisfaction of delivery service in health facility of level I is expectation of labor OR 49,15 . The factors that most influence the satisfaction of delivery service in health facility of level II and III are social support OR 16,55 dan 56,20 .
2018
T50868
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elda Nazriati
Abstrak :
Salah satu indikator kualitas fasilitas kesehatan tingkat primer (FKTP) adalah rendahnya rujukan nonspesialistik. Rujukan nonspesialistik adalah rujukan dari 144 penyakit yang seharusnya dapat diatur di FKTP. Kenyataannya, masih banyak kasus nonspesialistik yang dirujuk ke fasilitas kesehatan sekunder. Penelitian deskriptif dengan metode campuran kuantitatif dan kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui pola dan penyebab kasus penyakit nonspesialistik yang dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat sekunder di Kota Pekanbaru. Gambaran kasus penyakit nonspesialistik dikumpulkan dari data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Kota Pekanbaru periode Desember 2014 - April 2015, sedangkan faktor penyebab rujukan diperoleh dari focus group discussion yang diikuti oleh 40 dokter berdasarkan jenis FKTP. Penelitian ini menampilkan 20 kasus nonspesialistik yang paling sering dirujuk, di antaranya hipertensi esensial, miopia ringan, dan diabetes melitus. Penyebab rujukan kasus penyakit nonspesialistik antara lain kesalahan kode serta terbatasnya fasilitas, sumber daya manusia, manajemen pelayanan, dan kompetensi dokter. Semua faktor keterbatasan tersebut perlu diantisipasi agar upaya rujukan dapat diminimalkan

One of primary healthcare facility quality indicators is the low non-specialistic referral. Non-specialistic referral is referral of 144 diseases that should be arranged in primary healthcare facilities. In fact, there are many non-specialist cases referred to secondary health care facilities. This descriptive study using quantitative and qualitative method aimed to determine patterns and causes of non-specialist diseases referred to secondary primary health care in Pekanbaru City. Depiction of non-specialistic disease cases was collected from data of the state health insurance scheme in Pekanbaru City on December 2014 - April 2015 period, meanwhile causes of referral were obtained from focus group discussion participated by 40 doctors based on types of primary healthcare facilities. This study showed 20 non-specialistic cases oftenly referred including essential hypertension, mild myopia and diabetes mellitus. Causes of non-specialistic disease referrals were code error as well as limited facilities, human resources, service management and competence of doctors. Such limitations need to be anticipated in order to minimalize act of referrals.
Universitas Riau, Fakultas Kedokteran, Departemen Pendidikan Kedokteran, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wardah
Abstrak :
Kematian ibu merupakan indikator yang penting untuk menggambarkan status kesehatan maternal. Di Indonesia, angka kematian ibu masih relatif tinggi (228/100.000 kelahiran hidup). Tingginya angka kematian ibu terkait dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan saat persalinan masih rendah. Layanan antenatal dapat dijadikan sarana untuk memotivasi ibu hamil agar bersalin di fasilitas kesehatan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan layanan antenatal dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan saat persalinan di Indonesia. Penelitian dilakukan terhadap ibu yang melahirkan anak terakhir dalam kurun waktu 5 tahun (2005-2010) dengan menggunakan data sekunder Riskesdas 2010 dan metode penelitian cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 19.803 responden. Analisis data menggunakan metode regresi logistik ganda (complex samples). Hasil penelitian ini memperlihatkan hubungan yang signifikan antara layanan antenatal dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan saat persalinan. Namun efek layanan antenatal K4 berbeda menurut ekonomi keluarga dan wilayah tempat tinggal setelah dikontrol oleh pendidikan dan paritas. Ibu hamil yang melakukan layanan antenatal K4 pada ekonomi keluarga miskin (kuartil 1) dan keluarga kaya (kuartil 4) memiliki peluang 3 kali lebih besar untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan saat persalinan. Demikian juga dengan wilayah tempat tinggal, pedesaan memiliki peluang 3 kali lebih besar memanfaatkan fasilitas kesehatan saat persalinan dibandingkan ibu hamil yang layanan antenatalnya tidak K4. Untuk meningkatkan pemanfaatan fasilitas kesehatan saat persalinan, motivasi ibu hamil terutama di masyarakat pedesaan ternyata berkaitan dengan keberhasilan pelayanan antental terpadu yang maksimal. ......Maternal death is an indicator of maternal health status in a country. In Indonesia, maternal mortality ratio is relatively high (228 per 100,000 live births). High rate of maternal mortality is often associated with low rate utilization of health facilities during birth delivery. The antenatal services should be used to motivate mothers to deliver their babies in health facilities. The objective of this study is to ekonomic the correlation between use of antenatal services and utilization of health facilities during birth delivery in Indonesia. Sample included mothers who gave birth to their last child during 2005-2010 taken from the Basic Health Research/Riskesdas 2010 data. The Riskesdas used a cross sectional study design with a total sample size of 19.803 respondents. Modelling used a multiple logistic regression method. Findings show significant correlations between use of antenatal services and use of birth delivery facilities. The effect differs according to family economic status and location of residence, after controlling for education level and parity. Pregnant women from lower economic status (quartile one) and better economy (quartile four) were 3 times more likely to use birth delivery facilities. By location of residence, women who lived in rural areas were 3 times more likely to delivery in birth facilities than women who did not reach four times antenatal care. To increase the number of birth delivery in health facilities, the findings showed a positive correlation with successful and complete antenatal care (4 times), especially in rural areas.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31824
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eldora Nadellia Althoofani
Abstrak :
Indonesia merupakan negara dengan angka kematian ibu tertinggi ke-2 di wilayah ASEAN. Persalinan di fasilitas kesehatan dapat mencegah kematian ibu. Berdasarkan data SDKI 2017, sebesar 74% wanita telah bersalin di fasilitas kesehatan, namun masih terdapat disparitas antarwilayah tempat tinggal, dengan persentase persalinan di fasilitas kesehatan sebesar 88% di wilayah perkotaan dan 60% di wilayah pedesaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan saat persalinan di wilayah perkotaan dan pedesaan Indonesia berdasarkan analisis data SDKI 2017. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan sampel wanita usia subur (15 – 49 tahun) yang telah menikah/tinggal bersama dengan pasangan dan melahirkan anak terakhir secara normal dalam kurun waktu 5 tahun sebelum survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan, tingkat pendidikan suami/pasangan, pengetahuan terkait tanda-tanda bahaya saat persalinan, status ekonomi, kepemilikan jaminan kesehatan, kelengkapan kunjungan ANC, dan persiapan persalinan berhubungan signifikan dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan saat persalinan di wilayah perkotaan dan pedesaan Indonesia. Sementara itu, paritas, usia saat melahirkan, pengetahuan terkait tanda-tanda bahaya saat kehamilan, komplikasi persalinan, dan komplikasi kehamilan berhubungan signifikan dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan saat persalinan hanya pada wilayah pedesaan Indonesia. Bentuk intervensi untuk meningkatan cakupan persalinan di fasilitas kesehatan di Indonesia dapat mempertimbangkan faktor-faktor tersebut. ......Indonesia has the 2nd highest MMR in the ASEAN region. Delivery in health facilities can prevent maternal death. Based on 2017 IDHS, 74% of women have given birth in health facilities, but there are still disparities between areas of residence, with the percentage of deliveries in health facilities of 88% in urban areas and 60% in rural areas. This study aims to determine the factors associated with facility-based childbirth in urban and rural areas of Indonesia using 2017 IDHS. This study used a cross-sectional study design with a sample of women of childbearing age (15-49 years) who were married/lived with their partner and gave birth to their last child normally in the 5 years preceding the survey. The results showed that education level, husband/spouse education level, childbirth danger signs knowledge, economic status, health insurance ownership, ANC visits completeness, and delivery preparation were significantly associated with facility-based childbirth in urban and rural areas of Indonesia. Meanwhile, parity, age at delivery, pregnancy danger signs knowledge, pregnancy and delivery complications were significantly related to facility-based childbirth only in rural areas of Indonesia. The form of intervention to increase the coverage of deliveries in health facilities in Indonesia can take these factors into account.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Pramesti Nurlitasari
Abstrak :
Angka Kematian Ibu (AKI) masih menjadi salah satu fokus masalah kesehatan di Indonesia dan merupakan AKI tertinggi di wilayah Asia Tenggara. Upaya penurunan AKI dihadapkan oleh bermacam hambatan terutama pada keterlambatan ibu dalam memanfaatkan pelayanan komplikasi kesehatan maternal. Keterlambatan menjangkau fasilitas kesehatan (faskes) dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti aksesibilitas faskes, sebaran faskes, waktu tempuh dan kondisi jalan menuju faskes, serta hambatan dari segi biaya dan sosial-ekonomi. Jaminan kesehatan merupakan salah satu bentuk upaya dalam mengatasi masalah ketidakmampuan terhadap pembiayaan pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kepemilikan jaminan kesehatan terhadap pemanfaatan bantuan persalinan di fasilitas kesehatan berdasarkan data SUSENAS 2018-2020. Lebih lanjut, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan bagi Pemerintah dalam upaya peningkatan pelayanan persalinan di fasilitas kesehatan. Hasil penelitian disajikan secara kuantitatif dengan memanfaatkan perangkat Microsoft Excel dan SPSS. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepemilikan jaminan kesehatan, umur, tingkat Pendidikan, tipe daerah dan status ekonomi terhadap pemanfaatan pelayanan persalinan. Sedangkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel status bekerja dengan pemanfaatan pelayanan persalinan. Kesimpulan penelitian ini adalah kepemilikan jaminan kesehatan meningkatkan peluang ibu untuk pemanfaatan layanan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan. Dengan adanya perlingdungan finansial terhadap pelayanan kesehatan kemungkinan besar akan meningkatkan pemanfaatan layanan kesehatan bagi ibu dengan status ekonomi miskin yang akan melaksanakan persalinan. Oleh karena itu, sudah seharusnya bagi ibu hamil dan bersalin untuk ditanggung oleh program Jaminan Kesehatan yang bersifat menyeluruh dan mencakup seluruh warga negara. Hasil penelitian menyarankan agar Pemerintah dapat meningkatkan promosi kesehatan menganai pelayanan persalinan melalui berbagai media promosi, mendukung kerjasama antara PSC 119 dengan daerah dalam hal kegawatdaruratan, serta pengadaan perbaikan infrastruktur guna membantu ibu bersalin dan keluarga dalam mengakses fasilitas kesehatan. ......Maternal Mortality Rate (MMR) is still one of the focuses of health problems in Indonesia and is the highest MMR in Southeast Asia. Efforts to reduce MMR are faced with various obstacles, especially the delay of mothers in utilizing maternal health complications services. Delays in reaching health facilities (faskes) can be caused by several factors such as accessibility of health facilities, distribution of health facilities, travel time and road conditions to health facilities, as well as costs and socio-economic barriers. Health insurance is one form of effort in overcoming the problem of inability to finance health services. The purpose of this study was to determine the effect of ownership of health insurance on the utilization of delivery assistance in health facilities based on the 2018-2020 SUSENAS data. Furthermore, the results of this study can be used as material for evaluation and decision making for the Government in an effort to improve delivery services in health facilities. The research results are presented quantitatively by using Microsoft Excel and SPSS tools. This study shows that there is a significant relationship between ownership of health insurance, age, level of education, type of area and economic status on the utilization of maternity services. Meanwhile, there is no significant relationship between working status variables and the utilization of maternity services. The conclusion of this study is that the ownership of health insurance increases the chances of mothers to use delivery services in health care facilities. The existence of financial protection for health services is likely to increase the utilization of health services for mothers with poor economic status who will carry out childbirth. Therefore, it is necessary for pregnant and maternity mothers to be covered by the Health Insurance program which is comprehensive and covers all citizens. The results of the study suggest that the Government can improve health promotion regarding delivery services through various promotional media, support collaboration between PSC 119 and the region in terms of emergencies, and provide infrastructure improvements to assist maternity mothers and families in accessing health facilities.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Redjeki
Abstrak :
Permasalahan yang dihadapi oleh fasilitas kesehatan angkatan laut adalah kurangnya ketersediaan sarana prasarana dan SDM serta belum mempunyai database yang dapat digunakan bersama untuk melaksanakan monitoring terhadap fasilitas kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem monitoring fasilitas kesehatan angkatan laut di Dinas Kesehatan Angkatan Laut. Pengembangan sistem menggunakan Sistem Development Life Cycle (SDLC) dengan pendekatan prototype. Pengumpulan data primer dengan cara wawancara mendalam. Data sekunder berdasarkan telaahan dokumen pencatatan dan pelaporan. Penilaian didalam sistem monitoring dan evaluasi fasilitas kesehatan angkatan laut berdasarkan peraturan Kementrian Kesehatan. Sistem yang dikembangkan dapat memperlihatkan informasi terhadap kemampuan fasilitas kesehatan (rumah sakit dan BK/BP) di bidang pelayanan kesehatan, sarana dan prasarana serta SDM. Penggabungan sistem dilaksanakan dengan cara full migrasi agar dapat melaksanakan sharing data secara langsung. Saran tindak lanjut ialah melaksanakan revisi petunjuk pelaksanaan pencatatan dan pelaporan sesuai peraturan Kementrian Kesehatan. ...... Problems being faced by naval medical facilities are the lack of infrastructure and human resources as well as non-availibility of database which can be used simultaneously in carrying out monitoring of health facility. This research is intended to develop a monitoring system for health facilities in the Department of the Naval Health. The development of systems is using the System Development Life Cycle (SDLC) with a prototype approach. Primary data collection is carried out by the method of in-depth interviews. Secondary data research is done by paper based document recording and reporting. Rating of monitoring and evaluation systems in naval health facilities is subjected to the Ministry of Health regulations. The system being developed is having a capacity of showing the accurate information on the ability of health facilities (hospitals and BK / BP) in area of health care, infrastructures and human resources. Merging of system is carried out by way of full migration as to enable the direct data sharing. Followup suggestion is to revise the recording and reporting implementation guidelines in accordance with Ministry of Health regulations.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43631
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhaniah Suryani
Abstrak :
ABSTRAK Kabupaten Bekasi menurut sensus tahun 1990 dinyatakan mempunyai IMR 93,68 perseribu kelahiran hidup, angka ini lebih tinggi dari IMR Jawa Barat (89,13) perseribu kelahiran hidup dan lebih tinggi dari IMR Nasional (74) perseribu kelahiran hidup. Penelitian merupakan Survei Analitik dengan pendekatan Cross Sectional untuk melihat hubungan antara karakteristik sosiodemografi (umur, pendidikan,pekerjaan, paritas ), pengetahuan dengan pemanfaatan fasilitas pelayanan antenatal. Populasi studi adalah seluruh ibu-ibu hamil dan ibu-ibu balita di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Analisis statistik dengan uji Kai Kuadrat dan uji Odds Ratio. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal adalah faktor pendidikan. yang diajukan perlu dilakukan K I E dengan memasang poster untuk mengingatkan masyarakat cara meningkatkan kesehatan ibu hamil, cara pencegahan penyakit dan bahaya-bahaya bila tidak melakukan perawatan kehamilan, perlu keterlibatan masyarakat yang lebih aktif dengan melibatkan kader-kader untuk memberikan penyuluhan dipabrik/perusahaan/tempat-tempat ibu-ibu bekerja, dan perlu meningkatkan kerjasama lintas sektoral untuk melibatkan lebih aktif PKK untuk memberikan penyuluhan bagi ibu-ibu yang tidak sekolah tentang pelayanan antenatal untuk meningkatkan pengetahuannya.
ABSTRACT Based upon a cencus by 1990, Bekasi country was stated to have 93,68 per mill of Infant Mortality Rate (IMR) of unstill birth, this figures is higher than rate of 1MR at West Java (89,13) per mill of unstill birth and higher than National IMR (74) per mill there of. Research constituted an Analytic Survey by having Cross Sectional approach to find out relationship between sociodemography (age, education, occupation, parity) knowledge and the use of antenatal service facility. The study population object were all pregnancy mothers and mother of under five years old children at Bekasi country, West Java. Statistic analysis was employed with chain quadrate and Odds Ratio test. The result of this research showed that affecting factors against the use of antenatal service is educational factor. The proposes suggestions is to conduct Health of Mother and Child by spreading out posters to remind public how to improve pregnancy mothers health, diseases preventive and risks when the health is not treated well, public involvement is required by involving cadres to provide extension at factory/company/places where most of mothers work, and it is necessary to improve cross-sectoral cooperation to get involve Program at Village level to educate women on various aspects of family welfare more active to provide extension for uneducated mothers regarding antenatal service in improving their knowledge.
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Pradianto
Abstrak :
Posyandu merupakan kegiatan dari, oleh dan untuk masyarakat, serta merupakan wadah kegiatan guna pembinaan kelangsungan hidup anak dan pembinaan perkembangan anak. Keberhasilan penyelenggaraan Posyandu dipengaruhi oleh penggunaan Posyandu oleh masyarakat setempat. Sejauh mana pemanfaatan Posyandu serta faktor-faktor apa yang mempengaruhinya masih belum diketahui. Pada kenyataannya cakupan Posyandu di Bogor Barat masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu balita dalam penggunaan Posyandu. Janis penelitian yang dipakai adalah cross sectional dengan pengambilan sampel secara systematic random sampling. Dari 10 faktor yang diteliti, hanya 4 .faktor yang memberikan hasil dalam analisa. Dari uji regresi ganda didapatkan faktor pekerjaan (status bekerja) ibu, persepsi ibu tentang jarak Posyandu, persepsi ibu tentang waktu buka Posyandu, dan persepsi ibu tentang perilaku kader mempunyai pengaruh bermakna terhadap index kunjungan (penggunaan) Posyandu. Sedangkan faktor lainnya yaitu faktor pendidikan ibu, pengetahuan ibu tentang Posyandu, persepsi ibu tentang jenis pelayanan di Posyandu, persepsi ibu tentang perilaku petugas, adanya jaminan kesehatan/ asuransi kesehatan dan pendagatan keluarga tidak mempunyai hubungan dengan index penggunaan Posyandu. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat kelangsungan anak balita dalam mengikuti program penimbangan di Posyandu cukup baik. Ada 4 faktor yang mempunyai pengaruh bermakna terhadap penggunaan Posyandu yaitu pekerjaan ibu, persepsi ibu tentang jarak Posyandu, persepsi ibu tentang waktu buka Posyandu dan persepsi ibu tentang perilaku kader. Dengan demikian intervensi yang disarankan adalah memperbaiki persepsi ibu tentang perilaku kader, menelaah lebih lanjut terhadap persepsi jarak Posyandu dan persepsi ibu tentang waktu buka Posyandu apakah sesuai dengan kenyataan atau tidak. Kemudian membahasnya untuk memperoleh intervensi yang tepat. Akhirnya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku ibu balita dalam penggunaan Posyandu dengan populasi yang berbeda agar dapat ditarik kesimpulan yang lebih tepat.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustika Bayu Martanti
Abstrak :
ABSTRAK
Pertumbuhan kota dan meningkatnya jumlah penduduk harus diimbangi dengan penyediaan fasilitas umum yang mencukupi, begitupun dengan fasilitas kesehatan. Penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan merupakan kewajiban Pemerintah, termasuk Pemerintah Daerah. Pemprov DKI Jakarta sejak tahun 2016 telah membuka RSUD Kecamatan yang merupakan rumah sakit kelas D sebagai lsquo;jembatan rsquo; antara jenjang fasilitas pelayanan primer Puskesmas dengan Rumah Sakit Umum Daerah RSUD Kota agar dapat merespon peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap akses layanan kesehatan sekunder yang lebih merata. Selain menambah jumlah fasilitas kesehatan milik Pemprov DKI Jakarta, berdirinya RSUD Kecamatan membawa perubahan dalam aksesibilitas dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan di Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aksesibilitas geografis dan utilisasi RSUD Kecamatan di Jakarta Timur serta menjelaskan keterkaitan antara aksesibilitas dengan utilisasinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis, dengan dibantu instrumen SIG, dengan menggunakan data sekunder dari masing-masing RSUD. Dari penelitian ini diketahui bahwa hadirnya 3 RSUD Kecamatan di Jakarta Timur secara geografis telah dapat telah dapat menjangkau hampir seluruh wilayah di Jakarta Timur, kecuali sedikit wilayah pada bagian sisi sebelah timur laut kota Jakarta Timur. Hal ini menunjukkan bahwa Pemprov DKI Jakarta telah berhasil memeratakan akses geografis penduduk Jakarta Timur untuk menuju fasilitas pelayanan kesehatan.
ABSTRACT
The city growth and the increased number of population should be balanced with sufficient public facility, as well as health facility. The provision of health facility is an obligation of the government, including regional government. Since 2016, the provincial government of the Special Capital Region of Jakarta has opened District General Hospital, which is a class D hospital, as a lsquo bridge rsquo between primary service facility Public Health or Puskesmas and City General Hospital in order to respond the increase of the community rsquo s need of secondary healthcare service more equally. In addition to increase the number of health facilities owned by the provincial government of the Special Capital Region of Jakarta, the establishment of District General Hospital brings change in the accessibility and utilization of health service facility in Jakarta. The aim of this research is to find out geographical accessibility and utilization of District General Hospital in East Jakarta, as well as to explain the relationship between the accessibility and utilization. This research uses analytical descriptive method, helped by GIS software, using secondary data of each hospital. Based on the research, it can be seen that the establishment of 3 District General Hospitals in East Jakarta geographically has been able to reach almost all areas in East Jakarta, except for a few areas on the northeast side of East Jakarta. It indicates that the provincial government of the Special Capital Region of Jakarta has successfully eased the geographical access of the East Jakarta residents to the health service facility.
2018
T51515
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>