Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anneke Samuel
"Kelelahan kerja adalah masalah yang umum terjadi di bidang industri yang dapat disebabkan oleh aktivitas fisik dan mental. Kelelahan kerja merupakan salah satu masalah  dalam industri pertambangan di mana industri ini menuntut pekerja dapat bekerja dengan aman. Sekitar 32% pekerja di seluruh dunia mengalami kelelahan terkait pekerjaan,  penelitian lainnya pada perawat rumah sakit di  Indonesia menunjukkan bahwa 54,1% mengalami kelelahan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara roster kerja, shift kerja, beban kerja dengan kelelahan pada pekerja fasilitas kesehatan industri pertambangan. Survei dilakukan untuk mengukur kelelahan dan beban kerja. Peserta direkrut dengan consecutive sampling. Kuesioner National Agency and Space Administration Task Load Index (NASA-TLX) dan Swedish Occupational Fatigue Inventory (SOFI) versi Indonesia digunakan untuk menilai beban kerja dan kelelahan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS. Variabel independen yang diteliti adalah beban kerja, roster kerja dan shift kerja dan variabel dependen yang diuji adalah kelelahan. Penelitian ini melibatkan 97 responden dari fasilitas kesehatan di industri pertambangan. Analisis multivariat  regresi logistik untuk menilai faktor-faktor yang berhubungan terutama beban kerja dan kelelahan. Analisis multivariat menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara beban kerja dengan kelelahan, di mana beban kerja tinggi dan sangat tinggi memiliki risiko 32 kali lebih besar untuk mengalami kelelahan (aOR=32,40, nilai p <0,001, CI 6,61-158,68 dan R2 0,508).

Occupational fatigue is common in industries that are usually caused by prolonged periods of both physical and mental activity without adequate rest for recovery.  Fatigue is a significant concern in mining industry due to high-risk job in this sector that demanding workers can work safely. About 32% of workers worldwide experience work-related fatigues and another study of hospital nurses in Indonesia showed that 54.1% experienced work fatigue. This study aimed to determine the relationship between work roster, shift work, workload and fatigue in mining industry health facility workers. A survey was used to measure fatigue and workload. Participants were recruited with consecutive sampling. National Agency and Space Administration Task Load Index (NASA-TLX) and Swedish Occupational Fatigue Inventory (SOFI) Indonesian version questionnaire were applied to assess workload and fatigue, respectively. Data analysis was carried out using SPSS. The independent variables tested were workload, work roster and shift work and dependent variables tested were fatigue. The study involved 97 respondents from the healthcare facilities in mining industry. Multivariate and logistic regression analysis of the data assessed the associations factors especially workload and fatigue.   Multivariate analysis showed a significant relationship between workload and fatigue, where high and very high workloads had a 32 times greater risk of fatigue (aOR=32.40, p-value<0.001, CI 6.61-158.68 and R2 0.508)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Sekartina
"ABSTRAK
Sistem Informasi Manajemen Kesehatan merupakan sarana untuk merubah data menjadi suatu informasi Kesehatan. Informasi ini dibutuhkan oleh pimpinan dalam pengambilan keputusan pada saat melaksanakan langkah-langkah fungsi manajemen. Untuk itu diperlukan kemampuan manajemen pimpinan yang terdiri dari pengetahuan dan ketrampilan dalam melaksanakan proses itu, dengan menggunakan informasi yang tersedia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan manajemen pimpinan dengan pelaksanaan SINK tahun 1987-1988 pada Fasyankes ABRI di Jakarta.
Fasyankes ABRI merupakan Fasilitas Pelayanan Kesehatan milik ABRI yang melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar. Fasyankes merupakan unsur terdepan dalam pembinaan kesehatan masyarakat ABRI. Kemampuan manajemen pimpinan terdiri dari ; Ketrampilan konsep, pengetahuan 7 pelayanan kesehatan pokok, ketrampilan manusiawi dan pengetahuan ketrampilan administrasi. Sedangkan pelaksanaan SIMK dilihat dari : Penggunaan informasi dalam manajemen, pengetahuan petugas SIMK dan keadaan di Ruang data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar Fasyankes ABRI mempunyai mutu pelaksanaan SINK yang kurang ( 40,6% ). Mutu yang kurang ini terutama disebabkan mutu penilaian di ruang data yang sebagian besar kurang yaitu 89,2% .
Dari hasil analisa yang dilakukan dengan menggunakan Uji Goodman - Kruskal serta uji Kolmogorof - Smirnov menunjukkan adanya hubungan antara kemampuan manajemen pimpinan dengan pelaksanaan SMIK. Selain itu telah dibuktikan adanya perbedaan - perbedaan itu cukup bermakna. Penelitian ini menyimpulkan bahwa semakin baik kemampuan manajemen Pimpinan semakin baik pelaksanaan SIMK.
Ketrampilan manusiawi dari pimpinan merupakan f aktor yang paling menentukan keberhasilan dalam langkah -- langkah manajemen sehingga menghasilkan pelaksanaan SIMK yang memadai dan dapat menghasilkan Informasi yang bisa dimanfaatkan.
Disarankan untuk memberikan penataran tentang Peranan informasi dalam manajemen Fasyankes ABRI terhadap pimpinan dan pelaksana kegiatan informasi , sehingga dapat diharapkan perbaikan dalam pelaksanaan SIMK terutama keadaan di Ruang data yang melaksanakan pencatatan, pengumpulan pengolahan dan penyajian data.
Selain itu disarankan pula untuk menyeragamkan nama Fasyankes ABRI menjadi Balai Kesehatan Prajurit ABRI untuk memudahkan langkah-langkah penyempurnaan SIMK di lingkungan ABRI.
"
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Afifah Kurniati
"Salah satu upaya percepatan penurunan AKI yaitu meningkatkan kualitas pelayanan persalinan oleh nakes di fasyankes. Pemanfaatan layanan persalinan di fasyankes dipengaruhi oleh pelayanan antenatal yang diterima oleh ibu hamil. Penelitian ini bertujuan mengetahui efek pelayanan antenatal terhadap pemanfaatan layanan persalinan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan analisis regresi logistik multinomial menggunakan sampel penelitian 15.142 wanita usia subur yang melahirkan anak terakhir lima tahun sebelum survei dan terpilih dalam sampel SDKI 2012.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan layanan persalinan di fasyankes 64,63%. Pemeriksaan fisik umum dan obstetri, risiko terjadinya persalinan di rumah baik dengan penolong persalinan nakes maupun dukun 3,64 kali lebih besar terhadap persalinan di fasyankes pada ibu yang hanya mendapat 1 pemeriksaan dibandingkan ibu yang mendapat 4 pemeriksaan. Pemeriksaan penunjang, risiko terjadinya persalinan di rumah dengan penolong persalinan nakes 1,39 kali lebih besar terhadap persalinan di fasyankes pada ibu yang tidak mendapat pemeriksaan dibandingkan ibu yang mendapat pemeriksaan darah dan urin, serta risiko terjadinya persalinan di rumah dengan dukun 1,25 kali lebih besar pada ibu yang hanya mendapat pemeriksaan darah atau urin dibandingkan dengan ibu yang mendapat kedua pemeriksaan.
Komponen suplemen tablet zat besi dan imunisasi TT, risiko terjadinya persalinan di rumah dengan penolong persalinan nakes 1,92 kali lebih besar terhadap persalinan di fasyankes pada ibu yang tidak mendapat tablet zat besi dan imunisasi TT dibandingkan ibu yang mendapat kedua pemeriksaan. Sedangkan risiko terbesar terjadinya persalinan di rumah dengan penolong persalinan dukun 2,16 kali lebih besar pada ibu yang tidak mendapat tablet zat besi dan imunisasi TT dibandingkan ibu yang mendapat keduanya. Semakin sedikit pemeriksaan yang dilakukan, maka risiko menjadi lebih besar untuk terjadinya persalinan di rumah. Oleh karena itu, sangat perlu untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan agar ibu cenderung melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan, sehingga menekan risiko kematian ibu dan bayi.

One of the efforts to accelerate reduction of MMR by improving the quality of delivery care by skilled birth attendant in health facility. Utilization of delivery care at health facilities is influenced by antenatal care received by the pregnant mother. This study aims to determine the effect of antenatal care on the utilization of delivery care in Indonesia. This study used a cross sectional design with multinomial logistic regression analysis, using 15,142 women aged 15-49 years with a delivery in five years prior to survey selected in the sample IDHS 2012.
The results showed that the utilization of delivery care in health facilities 64.63%. General physical checkup and obstetrics, the risk of delivery in home both with skilled birth attendant and traditional birth attendant more than 3.64 times to deliver in health facility, mothers who only receive one checkup compared to mothers who received 4 checkup. Supporting chekup, the risk of delivery in home with skilled birth attendant were 1.39 times more likely to the delivery in health facility, mother who did not received checkup compared mother who did blood and urine test, as well as the risk of delivery in home with traditional birth attendant were 1.25 times more likely, mothers who only checkup blood or urine test compared with mothers who received 2 checks.
For component of iron tablet supplement and TT immunization, the risk of delivery in home with skilled birth attendant were 1.92 times more likely to delivery in health facility, women who did not receive iron tableet and TT immunization compared to mothers who received both. While the greatest risk of birth at home with traditional birth attendant was 2.16 times more likely mothers who did not receive iron tablet and TT immunization than mothers who received both. Lack of checkup, the risk increase for delivery in home. Therefore, it is very important to promote about the importance of pregnancy checkup so that mothers tend to delivery in health facilities, thus reducing the risk of maternal and infant deaths.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikrotul Ulya
"Tesis ini membahas kemampuan mahasiswa Fakultas Psikologi UAngka penemuan kasus menurut Global tuberculosis Report 2016 sebesar 77 dan dikawasan Asia Tenggara sebesar 46,5 . Sedangkan di Indonesia mengalami titik stagnan dalam 5tahun terakhir di kisaran 32 - 33 kasus. Angka penemuan kasus TBC di Kota Depok tahun2016 baru tercapai 58 dari target cakupan. Sedangkan di Kota Bekasi, cakupannya sebesar62 . Sejak tahun 2014 dengan menggunakan strategi PPM Public Private Mix di Kota Depokmelibatkan fasyankes Fasilitas Pelayanan Kesehatan swasta dalam penanganan TBCmenggunakan metode DOTS Directly Observed Treatment Shortcourse. Saat ini, dari 4 RSswasta yang sudah bekerja sama menjangkau 18,7 kasus TBC di seluruh Kota Depok.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas biaya penerapan strategi DOTS di RumahSakit swasta Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi ekonomi dengan denganmetode kohort retrospektif. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Oktober ndash; April 2018dengan melakukan study comparative antara 3 alternatif Cost Effectiveness Analysis, yaitu Puskesmas yang menggunakan DOTS, RS DOTS dan RS Tanpa DOTS. Peneliti melakukanpenghitungan microcosting dari perspektif societal/masyarakat dengan menghitung biaya yangdikeluarkan oleh pasien dan provider pelayanan kesehatan. Output yang dipakai untuk mengukurpenanganan TBC adalah angka pengobatan lengkap Success Rate . Estimasi biaya berdasarkantarif Rumah Sakit, harga pasar, serta wawancara dari petugas RS.Hasil penelitian dari 36 sampel per kelompok menunjukkan bahwa Success Rate dipuskesmas 86,1 , RS dengan DOTS sebesar 77.78 sedangkan yang non DOTS sebesar 63.89 . Penambahan biaya provider di puskesmas dan RS DOTS meningkatkan success rate. Biayasocietal penatalaksanaan TBC di puskesmas 42 dari biaya di RS swasta. Dari perhitunganACER Average Cost Effectiveness Ratio didapatkan bahwa RS yang melaksanakan strategiDOTS lebih cost effective, dengan nilai ACER di Puskesmas adalah Rp 1.948.284, RS DOTS Rp3.989.576 dan RS tanpa DOTS sebesar Rp 5.390.323. Untuk menaikkan 1 angka kesuksesanpengobatan membutuhkan biaya Rp 10.084.572 dengan melakukan intervensi program DOTS keRS Swasta. Analisis bivariat menyatakan bahwa terdapat perbedaan bermakna efektivitas biayaperspektif societal pada pengobatan TBC di puskesmas, RS dengan DOTS, dan RS tanpa DOTS.

According to Global Tuberculosis Report 2016, the number of TB cases 77 andSoutheast Asia cases 46.5. While Indonesia was at a stagnant point in the last 5 years in therange 32 33 of cases. Case Detection Rate 2016 at Depok City only reached 58 of targetcoverage. While at Bekasi, coverage of 62. Since the year 2014 by using strategies of PPM Public Private Mix in the Depok City involves private health service facility to handling TBusing DOTS Directly Observed Treatment Shortcourse . Currently, partnership between DepokHealth District Office with 4 private hospitals can increase 18.7 of TB cases. The aims of thisstudy is to determine cost effectiveness of DOTS strategy implementation in Private Hospital. This research is a study of the economic evaluation with method a retrospective cohortstudy. This research will be conducted in October ndash April 2018 by doing a comparative studybetween 3 alternatives Cost Effectiveness Analysis , i.e. Public Health Care PHC Puskesmas,DOTS and Non DOTS Private Hospitals. Researchers did a microcosting from the perspective ofsocietal by calculating the costs incurred by the patient and health care provider. Outputmeasured by the number of complete treatment Success Rate . Cost estimation based onHospital rates, market prices, and interviews of the officers of hospital.From 36 samples per group shows that the Success Rate at PHCis 86.1 DOTS hospitalof 77.78 and non DOTS hospital of 63.89 . The addition cost providers PHC and DOTShospital increase success rate. The cost of TB treatment in PHC 42 of costs in a privatehospital. ACER Average Cost Effectiveness Ratio is obtained that the hospital which carry outthe strategy of DOTS is more cost effective. ACER in PHC is Rp 1,948,284, DOTS Hospital Rp3,989,576 and Non DOTS Hospital is Rp 5,390,323. To increase 1 success rate of TBtreatment costs Rp 10,084,572 with intervention DOTS programs into a private hospital. Bivariatanalysis stated that cost effectiveness societal perspectives on TB treatment between PHC, DOTS hospital and Non DOTS hospital has a significant difference.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50136
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pingkan Aprilia Widyasari
"Indonesia masih dihantui Angka Kematian Ibu AKI yang relatif tinggi dibandingkan dengan negara-negara Region Asia Tenggara, yaitu 190 per 100.000 kelahiran hidup. AKI dapat direduksi dengan persalinan dengan perawatan yang terampil. Kementerian Kesehatan RI sejak tahun 2015 menetapkan persalinan yang aman adalah persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan nakes di fasilitas pelayanan kesehatan fasyankes. Meskipun cakupan pertolongan persalinan oleh nakes dan persalinan di fasyankes di Indonesia sudah tinggi, tetapi masih terdapat perbedaan cakupan menurut umur ibu, tingkat pendidikan ibu, status ekonomi, wilayah tempat tinggal, dan provinsi.
Untuk memudahkan penghitungan ketidakmerataan kesehatan antar negara dan mengetahui daerah mana yang tertinggal, WHO mengeluarkan aplikasi bernama Health Equity Assessment Toolkit HEAT dan Health Equity Assessment Toolkit HEAT Plus, aplikasi ini mampu mengidentifikasi perbedaan dalam indikator kesehatan antar subkelompok populasi. Peneliti dapat memasukkan data sendiri ke dalam aplikasi HEAT Plus, dalam penelitian ini peneliti menggunakan data SDKI.
Hasil analisis menunjukkan cakupan persalinan oleh nakes dan persalinan di fasyankes meningkat dari tahun 1994-2012. Cakupan tersebut terkonsentrasi pada ibu berumur 25-39 tahun, ibu dengan tingkat pendidikan SMP, ibu dengan kuintil kekayaan terkaya, ibu yang tinggal di daerah perkotaan, dan ibu yang tinggal di wilayah Sumatera dan Jawa. Ukuran ketidakmerataan yang mengalami penurunan tertinggi adalah Population Attributable Risk PAR dan Population Attributable Fraction PAF. Ketidakmerataan cakupan persalinan oleh nakes cenderung mengalami penurunan pada semua dimensi, sedangkan ketidakmerataan cakupan persalinan di fasyankes mengalami peningkatan pada dimensi provinsi.

Indonesia is still haunted by a relatively high Maternal Mortality Rate MMR compared to the Southeast Asian Region countries, which is 190 per 100,000 live births. MMR can be reduced by delivery with skilled care. The Ministry of Health of Indonesia since 2015 established a safe delivery is the delivery done by Skilled Birth Attendants SBA in health service facilities. Although coverage of delivery assistance by SBA and delivery in health service facilities in Indonesia is high, but there are still coverage differences based on age, education level, economic status, residence, and province.
To facilitate the calculation of health inequalities between countries and to know which areas are left behind, WHO issued an application called Health Equity Assessment Toolkit HEAT and Health Equity Assessment Toolkit HEAT Plus, this application is able to identify differences in health indicators among subgroups of the population. Researchers can enter their own data into HEAT Plus application, in this research the researcher use SDKI data.
The results showed that the coverage of delivery by SBA and childbirth in health service facilities increased from 1994 to 2012. The coverage was concentrated in mothers aged 25 39, mothers with secondary and above educational level, mothers with richest quintiles, mothers living in urban areas, and mothers who live in Sumatra and Java. The highest decreasing inequality size is Population Attributable Risk PAR and Population Attributable Fraction PAF. Inequality of delivery coverage by SBA tends to decrease in all dimensions, whereas the inequality of delivery coverage in health service facilities has increased in the provincial dimension.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library