Search Result  ::  Save as CSV :: Back

Search Result

Found 11 Document(s) match with the query
cover
Depok : Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
499.221 5 UNG
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Venansia Ajeng Surya Ariyani Pedo
"ABSTRAK
AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menemukan bentuk, jenis fungsi ungkapan fatis dan unsur-unsur yang berperan dalam penggunaan ungkapan fatis untuk mempertahankan percakapan yang digunakan oleh penutur jati Bahasa Inggris ragam Amerika. Dalam penelitian ini, metode yang diterapkan adalah metode kualitatif. Lebih khususnya, sehubungan dengan penelitian di bidang linguistik, maka metode simak diterapkan yang didalamnya meliputi teknik catat. Penelitian ini didasarkan pada teori sintaksis oleh Biber 1999 , teori konteks dari Halliday Hasan 1976 dan teori percakapan dari Carroll 2008 . Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah percakapan yang dilakukan oleh penutur jati Bahasa Inggris ragam Amerika pada acara Tonight Show with Jimmy Fallon dan The Ellen Show. Setelah melakukan analisis terhadap data, hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk ungkapan fatis yang digunakan dalam kedua acara tersebut adalah kata, frase dan klausa dengan jenis fungsi ungkapan fatis adalah untuk mengganti topik dalam percakapan, menanyakan hal lain dalam topik, mengambil alih percakapan, memberikan jeda bagi penutur untuk berpikir, mengganti sub topik, memberikan kesempatan berbicara kepada mitra tutur dan memfokuskan percakapan pada pertanyaan selanjutnya. Di samping itu, unsur yang berperan dalam penggunaan ungkapan fatis untuk mempertahankan percakapan adalah topik dan partisipan. Kata kunci: fatis, penutur jati, pemertahanan percakapan, bentuk fatis, jenis fungsi fatis, unsur dalam penggunaan fatis.

ABSTRACT
Abstract This study aims to figure out the category of phatic utterance, the kinds of function of phatic utterance and the aspects influencing the speaker to use phatic utterance for maintaining conversation. The research applies qualitative method, specifically observation method by using note taking technique. In this study, the researcher uses the syntax theory by Biber 1999 , the context theory by Halliday Hasan 1976 and the conversation theory by Carroll 2008 . The data used is taken from the conversation done by the native speaker of American English in the reality show Tonight Show with Jimmy Fallon and The Ellen Show. Analysing the data, the result shows that the categories of phatic utterance are word, phrase and clause while the kinds of function of phatic utterance are changing the topic, asking other things in one topic, changing sub topic, getting the turn taking, giving a phase for the speaker to think, giving a chance to the other participant to talk and focusing on the next topic. Besides, the aspects influencing the participants to use phatic utterance for maintaining the conversation are topic and participant. Keywords phatic, native speaker, maintaining conversation, phatic category, kinds of fuction of phatic utterance, aspects in phatic uses "
2016
T46610
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jumanto
"Judul penelitian disertasi ini adalah Komunikasi Fatis di Kalangan Penutur Jati Bahasa Inggris. Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk menjelaskan komunikasi fatis di kalangan penutur jati bahasa Inggris, sementara tujuan khususnya adalah untuk menjelaskan fungsi dan bentuk komunikasi fatis di kalangan penutur jati bahasa Inggris serta kaitan keduanya dengan faktor kuasa dan solidaritas di dalam diri petutur, faktor situasi, dan kesantunan berbahasa. Empat tipe petutur yang dilibatkan di dalam penelitian ini adalah superior akrab, superior tidak akrab, subordinat akrab, dan subordinat tidak akrab.
Penelitian disertasi ini bersifat kualitatif, empiris, dan sinkronis, yang bertujuan untuk mencari makna, yaitu untuk melihat komunikasi fatis dari sudut pandang penutur jati bahasa Inggris. Dan tiga ragam bahasa Inggris terbesar di dunia, yaitu bahasa Inggris ragam Amerika, bahasa Inggris ragam Britania, dan bahasa Inggris ragam Australia, diambil sembilan penutur jati yang dilibatkan sebagai informan penelitian. Pemilihan informan dilakukan berdasarkan dialek yang berbeda untuk bahasa Inggris ragam Amerika dan bahasa Inggris ragam Britania, dan berdasarkan teritori yang berbeda untuk bahasa Inggris ragam Australia.
Penelitian disertasi ini menggunakan tiga metode penelitian kualitatif, yaitu wawancara, transkripsi, dan analisis tekstual (Silverman, 2000). Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam (in-depth interview) kepada informan dan teknik eksplorasi. Panduan wawancara atau kuesioner berbentuk formal dan semiterstruktur, yang berisi duabelas fungsi komunikasi fatis. Masing-masing fungsi di dalam kuesioner divariasikan dengan menggunakan prompts, yaitu pertanyaan pendek yang lebih spesifik dan mengarahkan yang digunakan untuk membangun keduabelas fungsi komunikasi fatis tersebut. Persiapan wawancara dilakukan sebelumnya, dan wawancara direkam. Sementara itu, materi dan data dari sumber-sumber tertulis lain basil eksplorasi nantinya dilibatkan di dalam proses triangulasi. Dengan demikian, validitas atau nilai sebenmmya dan reliabilitas atau otentisitas penelitian dapat dijaga.
Analisis tekstual di dalam penelitian disertasi ini dilakukan dengan teknik pengodean, yang terbagi menjadi tiga langkah yaitu pengodean terbuka, pengodean aksial, dan pengodean selektif (Strauss dan Corbin, 1990; Holloway, 1997). Pengodean terbuka digunakan untuk menganalisis basil wawancara dengan masing-masing informan secara terpisah, dan pengodean aksial untuk menyatukan ide-ide dari masing-masing informan untuk membangun kategori besar. Sementara itu, pengodean selektif digunakan untuk menemukan fenomena utama atau kategori inti penelitian, yang berfungsi memadukan dan menghasilkan alur cerita, yaitu duabelas fungsi komunikasi fatis. Setelah proses pengodean selesai, data dianalisis dengan menggunakan metode interpretasi dengan perangkat pengujian asumsi kritis teoretis dan asumsi logis empiris. Literatur atau kepustakaan yang terkait digunakan sebagai konfinnasi atau refutasi. Semua elemen dari teori yang muncul dan ide-ide yang signifikan dari informan dipadukan di dalam sebuah sintesis. Sintesis tersebut berupa deskripsi yang rinci basil penelitian sehingga peneliti lain dapat memeroleh pengetahuan yang cukup untuk melakukan penilaian.
Hasil penelitian disertasi ini menunjukkan bahwa komunikasi fatis di kalangan penutur jati bahasa Inggris digunakan untuk menyatakan duabelas fungsi, yaitu (1) untuk memecahkan kesenyapan, (2) untuk memulai percakapan, (3) untuk melakukan basa-basi, (4) untuk melakukan gosip, (5) untuk menjaga agar percakapan tetap berlangsung, (6) untuk mengungkapkan solidaritas, (7) untuk menciptakan harmoni, (8) untuk menciptakan perasaan nyaman, (9) untuk mengungkapkan empati, (10) untuk mengungkapkan persahabatan, (11) untuk mengungkapkan penghormatan, dan (12) untuk mengungkapkan kesantunan. Fungsi dan bentuk komunikasi fatis di kalangan penutur jati bahasa Inggris dipengaruhi oleh faktor kuasa dan solidaritas yang ada pads petutur yang berbeda dan faktor situasi informal dan formal. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa komunikasi fatis di kalangan penutur jati bahasa Inggris digunakan untuk mengungkapkan kesantunan (memertahankan jarak sosial), untuk mengungkapkan kesantunan dan persahabatan (memerpendek jarak sosial), dan untuk mengungkapkan persahabatan (menghilangkan jarak sosial) kepada petutur yang berbeda-beda dalam hal kuasa dan solidaritas. Komunikasi fatis di kalangan penutur jati bahasa Inggris adalah kesantunan yang bersifat strategis volisional, yaitu merupakan pilihan aktif dari kemauan penutur dan merupakan sistem komunikasi terbuka yang dinamis dengan pertimbangan kepada petutur yang berbeda-beda dalam hal kuasa dan solidaritas.
Temuan penelitian disertasi ini juga menunjukkan bahwa komunikasi fatis di kalangan penutur jati bahasa Inggris sesuai dengan teori komuni fatis dari Malinowski (1923), teori fungsi bahasa ekspresif dan apelatif dari Biihler (1918), teori fungsi bahasa fatis dari Jakobson (1960), dan teori fungsi bahasa interpersonal dari Halliday (1978), Komunikasi fatis di kalangan penutur jati bahasa Inggris juga sejalan dengan teori Jendela Johari (Johari Window) dalam konteks komunikasi dua orang. Komunikasi fatis juga merupakan realitas sosiokultural di dalam masyarakat penutur jati bahasa Inggris yang relatif berbeda dari masyarakat bahasa lainnya dan merupakan bagian dari kompetensi komunikatif yang ada di dalam diri penutur jati bahasa Inggris. Komunikasi fatis di kalangan penutur jati bahasa Inggris adalah sebuah wacana yang terdiri dari teks dan konteks. Teks komunikasi fatis tersebut adalah berbagai ungkapan yang digunakan penutur jati bahasa Inggris untuk memelihara hubungan sosial di kalangan mereka, sementara konteks komunikasi tersebut di antaranya adalah fungsi komunikatif yang berbeda, petutur yang berbeda dalam hal kuasa dan solidaritas, dan situasi yang berbeda. Teks komunikasi fatis di kalangan penutur jati bahasa Inggris diikat oleh konteks dari komunikasi fatis tersebut.

This dissertation research is entitled Phatic Communication among English Native Speakers. In general, this research is aimed at describing phatic communication among English native speakers, while, in particular, it is aimed at describing the functions and forms of phatic communication among English native speakers, and the relation of the functions and forms with the power and solidarity factor in the hearer, situation factor, and linguistic politeness. Four types of hearer are involved in this research, i.e. close superior, not close superior, close subordinate, and not close subordinate.
This dissertation research is qualitative, empirical, and synchronic in nature, the aim of which is to try to seek meaning, i.e. to see phatic communication from the viewpoint of English native speakers. From the three biggest varieties of English in the world, i.e. American English, British English, and Australian English, nine native speakers have been involved as the research informants. The selection of informants is based on the existing different dialects for American English and British English and on different territories for Australian English.
This dissertation research employs three qualitative methods, i.e. interview, transcription, and textual analysis (Silverman, 2000). The data collection for this research is done by an in-depth interview) to the informants and an exploration technique. The questionnaire or interview guide is of the formal and semi-structured type. Each function in the questionnaire is varied by using prompts, Le. shorter, more specific and directing questions to build the proposed twelve functions of phatic communication. The preparation for the interview is done before, and the interview is recorded. Meanwhile, other material and data from other written sources by the exploration technique are later involved in a triangulation process. Thus, the validity or the truth value and the reliability or the authenticity of the research can be maintained.
The textual analysis in this research is done through a coding technique, which is divided into three steps, i.e. open coding, axial coding, and selective coding (Strauss and Corbin, 1990; Holloway, 1997). The open coding is used to analyze the interview transcript of each informant separately, and the axial coding to combine the ideas from each informant to build bigger categories. Meanwhile, the selective coding is to find out the main phenomena or the core categories of the research. These core categories function to unite and create a story line, i.e. the proposed twelve functions of phatic communication. After the coding process, the data are analyzed by using the method of interpretation with the two testing devices, the theoretical, critical assumptions and the empirical, logical assumptions. Related literature is used to confirm or to refute. All emerging elements of the theories and significant ideas from the informants are combined into a synthesis. The synthesis is a thick description on the research findings so that other researchers are equipped with enough knowledge to give judgments.
The results of this dissertation research show that phatic communication among English native speakers is used for twelve functions, i.e. (1) to break the silence, (2) to start a conversation, (3) to make small talk, (4) to make gossip, (5) to keep talking, (6) to express solidarity, (7) to create harmony, (8) to create comfort, (9) to express empathy, (11) to express friendship, and (12) to express politeness. The functions and forms of phatic communication among English native speakers are influenced by the factor of power and solidarity in the four different types of hearer and the factor of informal and formal situations. The research findings also show that phatic communication among English native speakers is used to express politeness only (to maintain social distance), to express politeness and friendship at the same time (to shorten social distance), and to express friendship only (to eliminate social distance) to the four types of hearer different in power and solidarity. Phatic communication among English native speakers is a volitional, strategic politeness, i.e. an active choice from the hearer's will and an open, dynamic communication system with the considerations to the types of hearer different in power and solidarity.
The findings of the research also show that phatic communication among English native speakers is in line with the theory of phatic communion from Malinowski (1923), the theory of expressive and appeal functions from Buhler (1918), the theory of phatic function from Jakobson (1960), and the theory of interpersonal function from Halliday (1978). Phatic communication among English native speakers is also in line with the theory of Johari Window in the context of person-to-person communication. Phatic communication is also a sociocultural reality in the community of English native speakers, which is relatively different from those in other language communities, and a part of communicative competence in English native speakers. Phatic communication among English native speakers is a discourse consisting of text and context. The text of phatic communication comprises various expressions used by English native speakers to maintain social relationship among them, while the context of the communication is among others different communicative functions, types of hearer different in power and solidarity, and different situations. The text of phatic communication among English native speakers is bound to the context of the phatic communication.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
D611
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Singgih Sugiarto
"Penelitian ini membahas permasalahan mengenai fungsi partikel fatis yang terdapat dalam bahasa Jawa dialek Banyumas di Purbalingga. Data diperoleh dari ujaran yang dihasilkan oleh informan yang merupakan penduduk tetap di daerah Purbalingga. penelitian ini menggunakan analisis sintaksis (distribusi partikel) dan analisis wacana (konteks). Kerangka pikir dalam penelitian ini dilandasi oleh pendapat Kridalaksana (1990: 111-113) yang menjelaskan mengenai pengertian kategori fatis; Hadumod yang dikutip oleh Pattinasarany dalam Sutami (Ed.) (2004: 130-131) dan Weydt yang dikutip oleh Korah dalam Sutami (Ibid: 148), yang membahas mengenai definisi partikel fatis; dan Jakobson yang dikutip oleh Sutami (Ed.), yang membahas mengenai fungsi partikel fatis. Menurut Jakobson, partikel fatis dimungkinkan untuk memulai, mempertahankan, dan mengakhiri perbincangan (Ibid.: 187). Dengan kerangka pikir di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fungsi partikel fatis yang terdapat dalam ujaran yang dihasilkan oleh informan berbahasa jawa dialek Banyumas di Purbalingga. Selain tujuan tersebut, penelitian ini pun diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru kepada pembaca. Diharapkan setelah membaca penelitian ini, pembaca mengetahui bahwa dalam bahasa Jawa dialek Banyumas juga terdapat partikel fatis yang memiliki fungsi tertentu dalam suatu ujaran, seperti halnya partikel fatis bahasa Jawa baku. Penelitian ini menunjukkan bahwa partikel fatis dalam bahasa Jawa dialek Banyumas di Purbalingga memiliki tiga fungsi, yaitu memulai, mempertahankan, dan mengakhiri komunikasi. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S11455
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wanda Anita Handayani
"Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran mengenai perilaku sintaktis kategori fatis dalam bahasa Indonesia, khususnya kategori fatis bahasa Indonesia yang digunakan remaja sebagaimana yang digunakan dalam majalah Gadis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode ini digunakan untuk memberikan gambaran perilaku sintaktis kategori fatis dalam rubrik Miss Gaul dan Kara Zodiak di Majalah Gadis bernomor ganjil tahun 2003. Langkah-langkah penelitian ini dimulai dengan (1) menentukan sumber data, yaitu majalah Gadis; (2) memilih kategori fatis yang dapat menduduki posisi di awal, tengah dan akhir kalimat, yaitu nih, ah, tuh, lha, kok, kan, dan ya yang akan digunakan dalam rubrik Miss Gaul dan Kata Zodiak; (3) mengolah data; (4) menganalisis data; dan (5) menarik simpulan. Hasil analisis sintaksis terhadap kategori fatis nih, ah, tuh, lho, kok, kan, dan ya menunjukkan (1) Kategori fatis tersebut dapat menjadi penegas untuk subjek, predikat, objek, keterangan, dan pelengkap berupa kata atau frase dari berbagai kelas kata dan juga dapat menjadi penegas untuk klausa atau seluruh kalimat. Kategori-kategori fatis yang menduduki posisi di akhir kalimat juga dapat langsung mendampingi sebuah kata atau frase yang merupakan satu-satunya unsur dalam suatu kalimat. Selain itu, kategori-kategori fatis tersebut juga dapat mengikuti atau mendahului suatu ungkapan. Kategori fatis kan, kok, ya, nih dan tuh dapat menjadi padanan dari kata tanya, demonstrative, dan verba dalam ragam nonformal; (2) Posisi kategori fails dalarn kalimat dapat menentukan jenis suatu kalimat; (3) Pendistribusian kategori fatis nih, tuh, ah, Iho, kan, kok, atau ya tidak dapat dilakukan jika kategori-kategori fatis tersebut memiliki fungsi khusus, seperti sebagai penentu jenis kalimat atau padanan sebuah kata; (4) Kategori fatis nih, tub, ah, !ho, kan, kok atau ya juga tidak dapat saling menggantikan jika kategori fatis tersebut memiliki fungsi khusus, seperti sebagai penentu jenis kalimat atau padanan sebuah kata; (5) Sifat tidak opsional kategori fatis ditentukan berdasarkan fungsi kategori fatis tersebut; (6) Terdapat kategori fatis gabungan dengan struktur berdampingan dan terbagi; (7) Kategori fatis dapat menduduki posisi di tengah dan akhir kalimat, sedangkan interjeksi selalu menduduki posisi di awal kalimat atau klausa. Posisi kategori fatis dan interjeksi tidak dapat dipertukarkan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S11078
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Adhianingsih
"Skripsi ini merupakan salah satu dari sedikit banyak hasil penelitian atas iklan radio berbahasa Indonesia. Penulis dalam melakukan penelitian ini menggunakan pendekatan pragmatik untuk menganalisis tuturan yang dituturkan oleh penuturnya. Di samping itu, penulis juga menganalisis partikel-partikel fatis yang ada di dalam tuturan. Daya ilokusi yang muncul dalam penelitian ini berjumlah empat belas jenis, yaitu memberitahu, berargumentasi, meminta penjelasan, memerintah, meminta, mengusulkan, meminta informasi, memberi nasihat, menjamin, memuji, mengeluh, menyindir, memutuskan, dan membuktikan, sedangkan partikel fatis yang muncul adalah ayo, deh, dong, halo, kan, kok, lho, nah, nih, sih, toh, tuh, dan ya. Salah satu hal yang menarik dari penelitian ini adalah daya ilokusi dan partikel-partikel fatis dapat saling berkombinasi.
Hasil dari penelitian sederhana ini, penulis menemukan pemakain daya ilokusi memberitahu yang lebih dominan dibandingkan dengan memuji dan menjamin. In iterjadi mungkin disebabkan oleh kebudayaan orang Indonesia, umumnya, dan pengkilan khususnya, yang malu menunjukan kelebihan produknya dibandingkan produk lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S11109
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Metta Yunita
"Dalam Bahasa Indonesia dikenal sebuah kelas kata yang disebut kategori fatis. Kategori ini ada yang berupa partikel, kata, dan frase. Namun tidak semua bahasa mengelompokkan kata-kata seperti ini ke dalam sebuah kategori berdasarkan fungsi fatisnya. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah metode untuk menerjemahkan kategori fatis Bahasa Indonesia ke dalam bahasa asing.
Fokus masalah pada karya tulis ini adalah penerjemahan partikel fatis Bahasa Indonesia dalam Bahasa Jepang. Karya tulis ini disusun dengan tujuan agar pengetahuan mengenai kategori fatis dapat bertambah, terutama bagi mereka yang hendak menerjemahkan partikel fatis Bahasa Indonesia ke Bahasa Jepang.

In Indonesian language there is a word class known as phatic category. The category includes particles, words, and phrases form. However, not all of languages in this world classifies this kind of words in a category based on its phatic function. Therefore, we need methods to translate Indonesian phatic category into another language.
Focus on this thesis is translating Indonesian phatic particles into Japanese. By reading this thesis, I hope that we can enrich our knowledge about phatic category, mainly for those who want to translate Indonesian phatic particles into Japanese.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S13617
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rismawati
"Penelitian ini membahas ungkapan fatis dalam bahasa Mandarin. Ungkapan fatis adalah ungkapan yang bertugas untuk memulai, mempertahankan, atau mengakhiri komunikasi antara pembicara dan kawan bicara. Ungkapan fatis memiliki fungsi sosial yang berperan dalam membangun hubungan sosial dan menunjang kelancaran komunikasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan dijelaskan secara deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah ungkapan fatis yang diperoleh dari dialog dalam buku Hanyu Jiaocheng jilid 1 karya Yang Jizhou dkk (1999). Data yang didapat kemudian dianalisis dan diklasifikasikan berdasarkan teori Laver (1975) tentang jenis dan fungsi ungkapan fatis. Hasil analisis menjelaskan klasifikasi jenis dan fungsi ungkapan fatis bahasa Mandarin pada tingkat pemula. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur tentang ungkapan fatis bahasa Mandarin sehingga dapat menjadi referensi bagi pembelajar bahasa Mandarin tingkat pemula dalam memahami makna dan cara menggunakan ungkapan fatis.

This research discusses phatic expression in Mandarin. Phatic expression is used to start, maintain, or end communication between a speaker and a hearer in a conversation. Phatic expression has social function which serves to establish social relationship and encourage harmonious communication. This research is a qualitative descriptive research. The data source of this research are phatic expressions from the textbook “Hanyu Jiaocheng level 1” by Yang Jizhou et al (1999). The phatic expressions are then analyzed and classified based on Laver’s theory about types and functions of phatic expressions. The results of this research classify and explain the types and functions of Mandarin phatic expressions that are used on beginner level. This research is expected to enrich the literature on Mandarin phatic communication and to provide references for Mandarin learners about phatic expressions on beginner level."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Aufa Washila
"Penelitian ini membahas penerjemahan ungkapan fatis dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Arab. Penerjemahan yang dibahas di sini mencakup padanan ungkapan fatis, pergeseran bentuk dan makna, dan metode penerjemahan yang digunakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pemadanan ungkapan fatis dari bahasa Indonesia ke bahasa Arab, pergeseran bentuk dan makna yang terjadi sehingga pesan yang terdapat dalam BSu bisa diungkapkan sewajar mungkin dalam BSa, dan metode penerjemahan yang diterapkan oleh penerjemah sehingga hasil terjemahannya menjadi dinamis.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Data yang dianalisis diambil dari sebuah Webtoon berjudul Flawless episode 1-10, versi bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Untuk membantu analisis data, teori yang dipakai adalah teori ungkapan fatis secara umum dari Malinowski 1923, teori ungkapan fatis dalam bahasa Indonesia dari Kridalaksana 1994, dan teori ungkapan fatis dalam bahasa Arab dari al-Qinai 2011.
Dari hasil analisis, ditemukan bahwa ungkapan-ungkapan fatis tersebut ada yang tidak diterjemahkan, ada yang diterjemahkan sesuai dengan fungsi fatisnya, ada yang diterjemahkan menjadi bentuk lain, dan ada yang diserap bunyinya. Selain itu, disimpulkan juga bahwa hampir semua penerjemahan pada data menggunakan metode penerjemahan komunikatif.

The focus of this research is the analysis of phatic utterances translation from Indonesian into Arabic. The translation includes the equivalence of phatic utterance, form and translation shift, and the translation method that was used. The aim of this research is to analyse the equivalence of phatic utterances from Indonesian into Arabic, form and translation shift so that the message in source language can be expressed appropriately in target language, and the translation method that was used by the translator so that the result of the translation became dynamic.
The method I use in this research is qualitative descriptive method. The data I use to analyse is a webtoon entitled 'Flawless' episode 1 10, in Indonesian and Arabic version. In order to support the data analysis, I use the theory of phatic communion from Malinowski 1923, theory of Indonesian phatic utterance from Kridalaksana 1994, and theory of Arabic phatic utterance from al Qinai 2011.
From the results of this research, it was found that some of the phatic utterances are not translated, some are translated based on the phatic function, some are translated into other forms, and some are absorbed by the sound. In addition, it is concluded that almost all of the translation utterances uses communicative translation method.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septhany Jayanti
"ABSTRAK
Skripsi ini menganalisis partikel fatis Bahasa Mandarin yang terdapat di dalam acara temu wicara televisi W. -a ft Yule Baifenbai `Seratus Persen Hiburan' episode per tanggal 10 Januari 2009. Analisis ini bertujuan untuk mendapat gambaran mengenai penggunaan partikel fatis dalam Bahasa Mandarin di Taipei, Taiwan, serta membantu pembaca memahami pemakaian partikel fatis dalam Bahasa Mandarin.

Abstract
This thesis analyses phatic particles that employed in Mandarin television talkshow Yule Baifenbai `One Hundred Percent Entertainment' by January 10th 2009. The analysis aimed to collect description of Mandarin phatic particles in Taipei, Taiwan and also to help the reader to understand how to use phatic particles in Mandarin."
2010
S12712
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>