Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mauldy Rauf Makmur
Abstrak :
ABSTRAK
Banyak permasalahan yang dihadapi oleh industri perbankan di Indonesia khususnya sejak krisis ekonomi yang melanda beberapa tahun lalu, antara lain terletak pada struktur pendapatan bank yang sangat tergantung pada pendapatan bunga (interest income). Kenaikan tingkat suku bunga simpanan sebagai salah satu akibat dari terjadinya krisis ekonomi tidak dapat segera diatasi dengan cara menaikkan suku bunga pinjaman. Hal ini terjadi selain karena adanya ketentuan peninjauan suku bunga secara periodik, juga dampak kenaikan tersebut sangat memberatkan nasabah. Jumlah kredit bermasalah yang semakin banyak menyebabkan tidak seimbangnya pendapatan bunga dengan biaya bunga yang harus ditanggung pihak bank. Dengan net interest margin di satu sisi dan pendapatan di luar bunga yang tidak dapat menutupi selisih tersebut di sisi lain, maka membuat bank mengalami negative spread.

Selain krisis yang terjadi di dalam negeri, pengaruh globalisasi dengan berlakunya AFTA, APEC, dan VVTO yang akan membawa dampak pada perkembangan industri perbankan di Indonesia. Di satu sisi perbankan nasional makin memiliki pelang untuk mengembangkan bisnisnya ke negara lain, namun sebaliknya juga menjadi ancaman masuknya bank-bank asing yang memiliki modal besar, memiliki reputasi internasional dan lebih berpengalaman dalam berbagai kegiatan yang menghasilkan fee based income, maka perbankan nasional harus meningkatkan kinerja dan layanannya agar bisa bersaing dengan para kompetitornya.

Untuk mengatasi masalah tersebut maka bank harus melakukan terobosanterobosan baru dengan merubah struktur pendapatannya secara bertahap dengan menggali potensi untuk meraih pendapatan di luar bunga (fee based income). Pendapatan tersebut diperoleh atas dasar pelayanan yang diperoleh nasabah. Bank yang mampu memberikan kepuasan kepada nasabahnya akan dapat meraih pendapatan yang lebih besar dari berbagai fee yang dikumpulkan.

Pada dasarnya pendapatan fee based didapat dari fee atau charges atas pemberian komitmen dan jasa-jasa bank. Ada berbagai jenis transaksi yang dapat dijadikan surnber pendapatan fee based yang secara garis besar terbagi menjadi 3 kategori yaitu processing, principal transaction, dan advisory. Sedangkan dari ruang lingkup layanannya bisa berupa transaksi domestik dan transaksi internasional. Dari transaksi internasional bank mendapat pendapatan yang lebih bervariasi seperti pendapatan fee/charges, selisih kurs, dan in lieu of exchange.

Tidak semua bank memiliki pengalaman dan kompetensi yang memadai di sektor jasa layanan transaksi internasional, karena selain harus memiliki status bank devisa, diperlukan juga international network yang luas; teknologi yang memadai, produk dan jasa yang tersedia serta reputasi internasional merupakan faktor penting dalam memperoleh kepercayaan internasional.

Bank M sebagai bank terbesar dari segi asset dan s1mpanan yang memiliki jaringan yang luas di dalam dan luar negeri. dengan customer base yang besar. memiliki potensi besar untuk dapat mengembangkan beberapa jenis produk dan jasa perbankan yang berbasiskan pelayanan. Dengan jumlah nasabah yang besar maka pendapatan fee/charges yang akan diperoleh Bank M akan dapat meningkatkan kinerja profibilitas Bank M di luar pendapatan bunga. Selain itu, strategi Bank M untuk menjadi universal bank merupakan landasan yang kuat dalam meraih keberhasilan dalam bisnis internasional. Dengan meningkatnya pendapatan fee based sebagai sumber pendapatan yang lebih sustainable, maka secara bertahap akan mengurangi ketergantungan Bank M dari pendapatan bunga sehingga akan meningkatkan kinerja Bank M dalam menghadapai persaingan yang makin ketat pada masa mendatang.

Dalam karya akhir ini akan dibahas mengenai strategi Bank M dalam upayanya meningkatkan fee based income dari transaksi internasional. Pembahasan difokuskan pada pendapatan fee based dan international remittance khususnya inward remittance dengan membandingkannya dengan beberapa bank pesaing lainnya. Analisa dilakukan pada aspek lingkungan umum, lingkungan industri, dan lingkungan internal perusahaan.

Peranan bank koresponden khususnya bank depositori koresponden sangat besar dalam mendukung bisnis ini mengingat fungsinya sebagai supplier, distributor, dan kasir bagi Bank M.

Dari hasil analisis dapat ditarik kesimpulan yang akan menjadi dasar pengembangan bisnis international remittance Bank M dengan tetap bertumpu pada core competencenya. Untuk itu, dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:

.. Mengembangkan pasar inward remittance dengan memanfaatkan . jaringan cabang dan jaringan bank koresponden yang luas.

.. Memfokuskan target pasar pada TKI yang bekerja di luar negeri yang secara rutin mengirimkan uang kepada keluarganya di Indonesia.

..Mengembangkan dan memperluas kerjasama dengan bank koresponden di luar dan dalam negeri untuk meningkatkan bisnis inward remittance TKI.

.. Mengembangkan produk remittance dan melakukan promosi dengan memanfaatkan jaringan cabang agar dapat tersosialisasikan secara menyeluruh.

.. Melakukan efesiensi biaya dengan mensentralisasl kegiatan back office dalam penanganan operasional rekening vostro pada unit kerja khusus.

.. Mengembangkan teknologi informasi dan sistim aplikasi untuk mendukung pelayanan dan mengurangi human error.
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rubby Harijono
Abstrak :
Sejak krisis melanda Indonesia, sektor perbankan tak lagi terlampau mengandalkan income yang berasal dari interest spread karena negative spread yang pemah dialami, juga penyaluran kredit yang sudah tidak agresif akibat trauma kredit macet. Untuk itu bank harus mencari surnber pendapatan alternatif, dan sektor fee based saat ini mulai menjadi primadona pendongkrak income perbankan. Ada beberapa alasan yang akan memotivasi bank untuk menggiatkan pendapatan fee basednya, antara lain:
Fee income merupakan cara untuk rneningkatkan daya saing
Meningkatkan diversifikasi peridapatan bank
Memberl jaIan untuk mendapatkan pendapatan yang lebih stabil
Relatif tidak memerlukan modal/penghimpunan dana yang besar. Selain krisis dalam negerl, perlu diperhatikan juga pengaruh liberalisasi pasar gobaI, dengan berlakunya AFTA, APEC dan WTO yang akan membawa dampak pada perkembangan industri perbankan di Indonesia. Dl satu sisi, perbankan nasional makin memiliki peluang untuk mengembangkan bisnisnya ke mancanegara, namun sebaliknya juga menghadapl ancaman masuknya bank-bank asing yang memiliki modal besar, memiliki reputasi internasional dan lebih berpengalaman dalam berbagal kegiatan yang menghasilkan fee based income maka perbankan nasional harus meningkatkan kinerja dan layanan agar bisa menguasai pasar domestik. Pada prinsipnya fee based income merupakan sumber pendapatan bank selain pendapatan kredit dan sekuritas, yang umumnya berupa fee/komisi atau charges yang diperoleh dari pemberian komitmen dan Jasa-jasa. Ada berbagal jenis transaksl yang dapat dljadlkan sumber fee based income, yang secara garis besar terbagi menjadi 3 kategorl, yaltu : processIng, principal transactin dan advisory. Sedangkan dari sisi llngkup layanannya bisa berupa transaksl domestik dan transaksl internaslonal (lintas negara atau valuta). Dari transaksi internasional, dapat dlperoleh Jenis Pendapatan yang Iebih bervariasi dibanding transaksi domestik, antara lain:
Pendapatan provisi/komisi dan charges
Pendapatan selisih kurs
Pendapatan in lieu of exchange Tidak semua bank memiliki pengalaman dan kompetensi yang memadai di sektor jasa layanan transaksi internasional, selain harus berupa bank devisa, juga diperlukan international network yang luas, teknologi komunikasi, kelengkapan produk dan jasa yang tersedia serta reputasi internasional sebagai faktor penting dalam transaksi yang berhubungan dengan Letter of Credit (L/C), karena L/C merupakan jaminan bank yang erat terkait dengan faktor trust dan risk. Di Indonesia Bank X termasuk bank papan atas yang memiliki aset dan customer base yang besar. Keunggulan Bank X terutama pada jumlah cabang dan ATM yang banyak dan tersebar di seluruh Indonesia. Sejalan dengan misinya sebagai the biggest payment settlement agency, dengan jaringan cabang yang on-line dan features layanan ATM yang Iengkap, Bank X cukup mendominasi transaksi domestic paymen.t Sedangkan untuk transaksi intemasonal, Bank X telah banyak mempunyai pengalaman, jaringan bank koresponden dan reputasi internaslonal cukup luas selain juga memiliki produk dan jasa yang cukup variatif. Namun demikian performance Bank X untuk transaksi internasional khususnya trade finance tidakiah sebagus market share domestiknya. Dalam karya akhir ini akan dibahas mengenai strategi Bank X dalam meningkatkan fee based income dan transaksi international. Pembahasan difokuskan pada fee based lncomee dari International payment services dan international trade services diluar pendapatan selisih kurs. Analisis dilakukan atas setiap aspek pada lingkungan umum, Iingkungan industri dan lingkungan internal perusahaan. Pendekatan terutama difokuskan pada kondisi dan Strategi Bank X dalam menghasllkan fee based dan transaksl trade servlces dan remittances, termasuk perbandingan tarlf/pricing yang ditawarkan Bank X dibanding beberapa bank pesaing dalam 3 kategori, yaitu bank pemenlntah, bank swasta naslonal dan bank asing. Pemilihan bank koresponden khususnya depository bank juga penting untuk dianalisa mengingat fungsi bank koresponden sebagal supplier, distributor dan kasir bagi Bank X merupakan penunjang utama keberhasilan bisnis internasional. Disamping itu dari transaksl dengan bank koresponden juga menghasilkan pendapatan yang disebut rebate sharing. Dari hasil arialisis dapat ditarik kesimpulan yang akan menjadi acuan atas pengembangan intemational business Bank X dengan tetap bersandar pada core competencnya. Beberapa rekomendasi yang diberikan meliputi:
Perluasan segnien market ke layanan transaksl antar bank, mengingat kebijakan kredit masih tersendat dan potensi Bank X cukup memadai untuk pengembangan jasa outsourcing remittances dan trade services melalui pengembangan produk L/C reissuance atau pnvate labelling.
Perlu adanya tailored service/customizadon berdasarkan prinsip eighty twenty rule atas nasabah korporasi melalul paket produk terpadu, layanan dan tarif khusus, serta bentuk-bentuk layanan lain yang Iebih speslal.
Pengembangan produk TKI remIttance dengan fokus ke negara-negara tujuan TKI. Perlu dllakukan pemasaran langsung oleh cabang-cabang Bank X di daerah kantong-kantong TKI, disamping usaha kerjasama dengan Perusahaan Jasa Tenaga Kerja IndonesIa (PJTKI).
Pengembangan interrnationaI network melalui bank-bank koresponden yang dapat menghasilkan bisnis dan memberikan rebate yang menguntungkan.
Pengernbangan teknologl dan media transaksl terutama untuk meningkatkan bisnis layanan antar bank dengan pengembangan sistern aplikasl on-line pada client bank serta peningkatan features layanan Internet banking untuk memenuhi kebutuhan nasabah pada segmen korporasi.
Efisiensi blaya melalul sentralisasi aktlvltas back office yang low customization, sangat diperiukan untuk menlngkatkan efislerisi dan utliltas agar mencapai cost leaderhip bagi layanan outsourcing transaksl antar bank. Dengan telah selesalnya proses divestasi saham Bank X dan kini ada Investor baru dari luar negerl sebagal mitra strategls pemerlntah, maka dlharapkan akan ada beberapa perbaikan kebijakan terutama credit policy dan perubahan orientasi untuk go international sehlngga dapat makin meningkatkan kinerja Bank X.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T2377
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuana Jatu Nilawati
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar faktor Perilaku Konsumen, Persaingan dan Teknologi mempengaruhi fee based income di Bank Syariah Mandiri dengan. Metode analisis yang digunakan adalah regresi berganda dan model crosstabs. Sampel yang diperoleh sebesar 100 responden dengan populasi yang tidak diketahui. Uji KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) Measure of Sampling Adequancy pada kedua factor sebesar 0,712, sedangkan nilai Barlett's Test of Sphericity mempunyai nilai 183.905 dengan nilai signifikasi sebesar 0,000. Hal ini berarti semua faktor-faktor tersebut adalah valid mempengaruhi Fee based income di Bank Syariah Mandiri. Dalam uji validitas kesemua factor yang diuji telah valid dikarenakan nilai R hitting > R tabel 0,444. Uji reliabilitas diperoleh nilai 0,898, diatas 0,6 berarti semua variabel adalah reliable.Berdasarkan hasil tabulasi silang yang menggunakan uji chi square, antara jenis kelamin dan faktor sesuai syariah, return yang tinggi, biaya dan akses memiliki hubungan yang signifikan: antara status dengan produk yang variatif sebesar 0,013 lebih dari 0,05 berarti Ho ditolak, antara dua variabel yang diuji ada hubungan. Hasil dari analisa regrasi berganda didapat hasil R2 sebesar 0.573 yang berarti semua faktor independen yang di ambil peneliti mempengaruhi fee based income di Bank Syariah Mandiri sebesar 57.3%. Dengan hasil bahwa Perilaku konsumen mempengaruhi secara positif terhadap fee based income di Bank Syariah Mandiri, Faktor persaingan berpengaruh negatif terhadap fee based income di Bank Syariah Mandiri sedangkan Faktor Teknologi tidak mempengaruhi fee based income di Bank Syariah Mandiri secara signifikan, dilihat dari persamaan berikut ini : Fee based income = 4.208 + 0.201 Perilaku Konsumen - 0.214 Persaingan + 0.01822 Teknologi
ABSTRACT
The goal of this research is to evaluate Consumer Behavior, Competition and Technology can influence Fee Based Income in Mandiri Syariah Bank Researcher uses double regression and crosstabs method, and researcher used 100 samples with unknown population. KM4 (Kaiser-Meyser-Olkin) test Measure of Sampling Adequacy is 0.712 and value of Barlet's Test of Sphericity is 183.905 with 0.000 significant value. It means that all factors are valid to influence Fee Based Income in Mandiri Syariah Bank At validity test, all tested factors are valid, because of the value of R counting > R table = 0.444. Reability test is 0.898 and more than 0.6 means all variable are reliable. Based on crossed tabulation value using chi square test between gender and Syariah method system factor. High return, cost and access have significant related between status and various product at 0.013, with is more than 0.05 means Ho regretted and there is a relation between two tested variables. R2 at this research is 0.573 it means all independent factors influenced fee based income at 57.3%.The achievement are in Mandiri Syariah Bank Consumer Behavior influences positively to Fee Based Income, Competition Factor influences negatively to Fee Based Income and Technology factor has no influence to Fee Based Income significantly, based on this equation bellows : Fee based income = 4.208 + 0.201 of consumer behavior - 0.214 of competition + (27.100) (11.043) (-11.055) 0.01822 of technology (0.689)
2007
T20687
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yani Adiyoso
Abstrak :
ABSTRAK
Pendapatan lainnya dari bank sebagai intermediaries dapat dikategorikan sebagai pendapat non-bunga (non interest income) atau dapat dikenal juga sebagai fee based income. Pendapat non-bunga atau fee based income cukup dikenal di dunia perbankan disebabkan adanya pendapatan lain dari bank yang dapat menambah keuntungan bagi bank. Namun dalam hal ini, bank dengan kategori kepemilikan bank pemerintah memiliki kecenderungan yang berbeda dalam hal meningkatkan pendapatan non-bunga terhadap bank yang memiliki kategori kepemilikannya BPD, swasta nasional, swasta campuran maupun asing. Pengaruh kategori kepemilikan suatu bank terhadap pendapatan non-bunga (non interest income) atau fee based income serta risiko yang akan dihadapi kemudian dianalisis lebih lanjut menggunakan metode penelitian regresi dengan mempergunakan data panel. Varibel yang dianalisis merupakan kategori kepemilikan bank, fee based income dan varibel-varibel penunjang lainnya. Berdasarkan uji yang telah dilaksanakan, maka hasil penelitian secara empiris menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara kategori kepemilikan bank terhadap diversifikasi pendapatan yang diperoleh dari non bunga (fee based income).
ABSTRACT
Other income from banks as intermediaries can be categorized as non-interest income (non-interest income) or can be knfown as well as fee-based income. Opinions of non-interest or fee-based income is quite well known in the banking industries as other income of the bank - which can increase profits for the bank. But in this case, banks with government ownership category have different tendencies in terms of increasing the non-interest income rather than the bank ownership category by BPD, national private, national private mix, or foreign private. The effect of bank's ownership categories on non-interest income or well known as fee-based income and also the risks that may arised later, will be analyzed further by using panel data regression research methods. The variables will be analyze in this research are the category of bank ownership, fee-based income and other supporting variables. Based on tests that have been conducted, the results of empirical research shows that there are a significant influenced between the category of bank ownership category to income diversification or quite well known as non interest income (fee based income).
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Hijriatul Rosada
Abstrak :
Penelitian ini menganalisa pengaruh tipe kepemilikan bank terhadap Fee Based Income dan risiko kredit bank di Indonesia periode 2004-2011. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginvestigasi determinan dari Fee Based Income dan dampak Fee Based Income pada risiko kredit Bank Persero, Bank Umum Swasta Nasional (Devisa), dan Bank Asing. Penelitian ini menemukan bahwa kepemilikan bank berpengaruh terhadap Fee Based Income. Dibandingkan dengan Bank Asing, Bank Persero mendapatkan Fee Based Income yang lebih kecil. Bagi Bank Persero dan Bank Asing, Fee Based Income secara signifikan dapat mengurangi risiko kredit yang diukur melalui Loan Loss Provision. Selain itu, penelitian ini memiliki implikasi untuk perubahan profil risiko bank di emerging market country yang fokus pada Fee Based Income. ......The aims of this research is to analyze impact type of ownership on fee based income and credit risk for Indonesian banks over the period 2004?2011. The purpose of this research is to investigate both the determinants of Fee Based Income and the impact of Fee Based Income on credit risk measures for State Bank, Private National Bank (Foreign Exchange) and Foreign Bank. The finding of this research is type of ownership does matter in the pursuit of Fee Based Income. Relative to Foreign Bank, State Bank earn significantly less fee-income. Fee-based income significantly reduces credit risk, measured by loan loss provision variable, for foreign and state bank. Our research has implications for the changes in the risk profile for banks in emerging market country pursuing non-interest revenue sources.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45346
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusalina Dwiwanti
Abstrak :
Perkembangan situasi perekonomian sekarang akibat dampak krisis moneter yang berawal pada tahun 1997. Industri perbankan nasional merupakan salah satu sektor yang paling merasakan dampaknya. Untuk itu pendapatan bank yang semula hanya mengandalkan bunga kredit sebagai tulang punggung penghasilan bank secara berangsur-angsur akan beralih mengandalkan imbalan atau komisi jasa-jasa yang diberikan (fee based income). Kustodian sebagai salah satu pelayanan perbankan yang pendapatannya berasal dari fee dapat menjadi berkembang di Indonesia sejalan dengan semakin berkembangnya pasar modal di Indonesia. Kustodian sebagai salah satu layanan yang diberikan Bank "Z" harus mengidentifikasi posisinya, kekuatan, peluang yang dapat dimanfaatkan untuk bersaing, sehingga dapat memformulasikan strategi pemasaran yang tepat. Dengan menggunakan kerangka perencanaan pemasaran strategik, penelitian diawali dengan mengidentifikasi posisi perusahaan dengan menggunakan GE Matrik, yang penentuan derajat kepentingannya menggunakan metode Proses Hierarki Analitik (PHA). Dengan menentukan perencanaan strategi pemasaran yang selaras dengan strategi yang dipilih. Dari penelitian yang dilakukan, dihasilkan posisi perusahaan berada pada posisi bertahan dan memelihara. Strategi yang tepat adalah penetrasi pasar dan pengembangan pasar. Dengan dilakukannya penelitian ini, maka dapat dilakukan strategi pemasaran yang tepat dan hasilnya akan dapat meningkatkan 'fee based income?.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T1441
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Huda
Abstrak :
ABSTRAK
Sebagai lembaga intermediasi keungan pendapatan utama bank berupa Interest Margin, sedangkan keuntungannya adalah pendapatan dikurangi biaya operasional. Persaingan tingkat bunga mengakibatkan interest income semakin kecil. Hanya bank yang efisien saja yang mampu bersaing dan bertahan.

Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1991 telah menghancurkan industri perbankan. Tingkat bunga meningkat tajam, likuiditas ketat, cost of fund tinggi, kegiatan investasi merosot, bahkan sektor produksi banyak yang terhenti. Pembayaran kredit menjadi macet dan berakhir pada kondisi negative spread. Pada periode tahun 1997-1999 pemerintah telah melakukan tindakan berupa likuidasi 54 bank, Beku Operasi 10 bank, Take Over 11 bank dan rekapitalisasi 9 bank.

Setelah kondisi dapat dikendalikan berangsur-angsur suku bunga SBI turun. Hal ini tidak secara otomatis membuat perekonomian bergairah kembali. Akibatnya perbankan mengalami over liquidity. SBI masih dianggap alternatif investasi yang menarik dan aman dibandingkan dengan alternatif penyaluran kredit. Kelebihan likuiditas ini selain menyimpan ancaman juga terdapat opportunity untuk memanfaatkannya.

Pengalaman pahit selama krisis ekonomi mengharuskan bank untuk menempuh strategi baru. Interest Margin terbukti tidak mampu mengatasi permasalahan yang disebabkan oleh fluktuasi bunga. Perbankan harus menekan sumber penghasilan lain yang lebih stabil. Salah satu alternatif yang ada adalah Fee Base Income (FBI).

Perkembangan teknologi yang pesai telah meningkatkan peranannya dari sekedar pendukung operasional perusahaan menjadi bagian dar strategi perusahaan dalam mencapai tujuan. Manfaat teknologi antara lain menciptakan keunggulan bersaing, meningkatkan produktivitas dan prestasi, menciptakan cara baru dalam mengatur dan mengkoordinir dan mengembangkan usaha baru.

Wilayali Indonesia yang luas dan jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial bagi industri perbankan. Sementara itu perkembangan dunia telekomunikasi dan komputer telah mendorong berkembangnya teknologi informasi. Perkembangan penting lain adalah pemanfaatan satelit sebagai media transmisi apalagi dengan ditemukannya teknologi Very Small Aperture Terminal (VSA T) yang memungkinkan membangun private network yang maxnpu dihubungkan dengan jaringan public. Teknologi satelit sangat cocok diterapkan di Indonesia karena karakteristiknya sesuai dengan topologi wilayah yang terbentang luas dan berupa kepulauan.

Aplikasi perdagangan elektronik (E Commerce) merupakan perkembangan lain yang sangat berpengaruh pada dunia bisnis. Dengan internet transaksi dapat dilakukan tanpa harus membangun jaringan dan aplikasi khusus. Perdagangan elektronik dapat dilakukan dengan cepat dan murah ke seluruh dunia. Satu-satunya masalah adalah security dan transaksi dan data yang dikirimkan.

Tujuan evaluasi ini untuk memperoleh keunggulan bersaing pada industri perbankan dengan penerapan teknologi informasi berbasis komunikasi satelit. Evaluasi dilakukan terhadap dua sisi yaitu perspektif bisnis dan perspektif teknologi. Pilihan investasi dilakukan sebagai alternatif untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas pada industri perbankan. Teknologi informasi dipilih sebagai salah satu alternatif karena dipercaya mampu meningkatkan posisi bersaing bank dimasa yang akan datang. Penerapan teknologi informasi yang memerlukan investasi besar menemukan saat yang tepat dengan ketersediaan dana yang besar dengan bunga yang relatif rendah. Evaluasi dilakukan dengan metode skor. Potensi pelayanan yang dievaluasi berupa pelayanan Online Banking, ATM, POS serta E Commerce.

Selain harus melakukan pembenahan kondisi sejalan dengan pemulihan ekonomi yang mulai terjadi, dalam waktu singkat perbankan juga harus mempersiapkan persaingan yang akan semakin ketat dengan adanya globalisasi. Persaingan global akan ditandai dengan persaingan pelayanan yang cepat, mudah dan murah. Penerapan teknologi informasi pada industri perbankan akan berpengaruh pada wilayah operasi perbankan, pola persaingan dan pendapatan non bunga Fee Based Income (FBI).

Perbankan harus mengidentifikasikan posisinya dalam peta persaingan. Hal ini penting karena perbedaan kondisi akan mempengaruhi pilihan investasi yang sebaiknya dilakukan. Hasil perhitungan ROI untuk perbankan nasional (Infrastrcture) diperoleh: ATM (6.7 %), Pos (9.7 %), On Line Banking (16.8 %) dan ROI gabungan (30.9 %). Sedangkan skor pada masing-masing kategori perusahaan diperoleh urutan investasi yang disarankan (investment, infrastructure, breakthru management) yaitu On Line Banking, ATM, POS dan E-Commerce. Perkecu2lian pada kelompok penisahaan Strategic dengan urutan ATM, On Line Banking, E-Commerce, dan POS.
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T2852
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufan Darmawan
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh fee based income dan non deposit funding terhadap profitabilitas dan risiko umum konvensional di Indonesia. Profitabilitas diukur menggunakan rasio return on asset dan risiko diukur menggunakan Z-score. Penelitian ini menggunakan data panel dan menggunakan metode Generalized Least Square (GLS). Hasil penelitian menunjukan tidak ada pengaruh fee based income dan non deposit funding terhadap profitabilitas. Hasil penelitian ini menunjukan fee based income dan non deposit funding memiliki pengaruh terhadap risiko bank umum konvensional di Indonesia. ...... This study aims to find the impact of fee based income and non deposit funding to conventional bank rsquo s risk and profitability in Indonesia Profitability is measured by return on asset and risk is measured by Z score This study uses panel data and Generalized Least Square as method GLS is used. The result shows that fee based income and non deposit funding has no significant effect to profitability. This results show that there is an effect between fee based income and non deposit funding to Indonesian Conventional Bank risk Key words Fee Based Income Non Deposit Funding Profitability Risk.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S53681
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nessya Callista
Abstrak :
Dengan mempertimbangkan aspek kehati-hatian dan perlindungan konsumen dalam kegiatan pembayaran menggunakan kartu, pada tanggal 6 Januari 2012 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/2/PBI/2012 sebagai perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/11/PBI/2009 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu, yang beberapa diantaranya mengatur tentang syarat kepemilikan kartu kredit serta penetapan suku bunga maksimal kartu kredit di Indonesia. Penerapan peraturan tersebut berlaku bagi semua penerbit kartu kredit di Indonesia, tak terkecuali Bank Mandiri. Dalam penelitian ini, menggunakan metode regresi linier berganda, dianalisis faktor yang mempengaruhi perolehan fee-based income kartu kredit Mandiri. Dari hasil olah data, disimpulkan bahwa penetapan PBI Nomor 14/2/PBI/2012 memiliki dampak signifikan terhadap perolehan fee-based income kartu kredit Bank Mandiri. Nilai koefisien beta yang positif menunjukkan bahwa penetapan peraturan tersebut memberikan kontribusi peningkatan perolehan fee-based income dari bisnis kartu kredit Bank Mandiri. Beberapa variabel lain yang berpengaruh signifikan terhadap bisnis kartu kredit Bank Mandiri adalah suku bunga kartu kredit serta peluncuran kartu kredit co brand. Selain itu, dalam penelitian ini juga disampaikan, implikasi terkait strategi kartu kredit Bank Mandiri terhadap penerapan peraturan tersebut. Salah satunya adalah fokus bisnis kartu kredit sebaiknya tidak hanya difokuskan pada akuisisi kartu baru, melainkan juga pada peningkatan transaksi atau loyalitas kartu existing.
ABSTRACT
By considering the aspects of prudential and consumer protection in using a card as a method payment, on January 6, 2012, Bank Indonesia issued PBI No 14/2/PBI/2012 regulation as amendment to the previous regulation PBI No /11/11/PBI/2009 related to the card payment instrument. Bank Indonesia as a regulator in card payment activities regulate the terms of credit card ownership and the maximum credit card rate in Indonesia. The implementation of these rules apply to all credit card issuers in Indonesia, and Bank Mandiri is no exception. In this study, the analysis of factors affecting the acquisition of fee-based income from credit card business in Bank Mandiri is conducted using a multiple linear regression method. From the data processing, it was concluded that the determination of PBI No 14/2/PBI/2012 has a significant impact on the acquisition of fee-based income of the credit card business in Bank Mandiri. The positive value of beta coefficient indicates that the determination of the regulation contributes an increase in the acquisition of fee-based income in credit card business. Some other variables that significantly influence the credit card business in Bank Mandiri are credit card rate and the launch of cobrand card. In addition, this study also presents the implications to the strategy of Bank Mandiri in dealing with the application of these rules. One is the credit card business should not only focus on the acquisition of a new card, but also in improving the transaction of the existing card.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Sri Lindawati
Abstrak :
Masa setelah Pakto 1988, bank jumlahnya semakin banyak sehingga bank berlomba mencari nasabah dengan meningkatkan performance bank dengan melihat peluang yang ada dan melakukan terobosan-terobosan baru serta bertindak proaktif dalam melakukan diversifikasi dan inovasi produk dan jasa. Bank BNI tidak terlepas dari kondisi tersebut dalam memenangkan persaingan yang semakin ketat antar bank dalam mengembangkan bisnis ritelnya selain mempertahankan bisnis korporatnya. Salah satu strategi yang diambil adalah menciptakan produk baru yang diberi nama BNI Phoneplus yang diluncurkan pada tanggal 19 Pebruari 1998. Tujuannya adalah untuk melengkapi produk-produk yang ada dalam meningkatkan pelayanan, meningkatkan penghimpunan dana murah seperti giro dan tabungan, untuk memenuhi tuntutan nasabah khususnya nasabah pada segmen kelas atas yang berpenghasilan tinggi, untuk menunjang efisiensi dan mengurangi tekanan di cabang dan meningkatkan fee based income di BNI Phoneplus. BNI Phoneplus memiliki visi jangka pendek yaitu menjadi yang terbaik dalam layanan phonebanking selain itu visi BNI Phoneplus jangka panjang adalah mengcover 24 % transaksi cabang, karena itu perlu strategi pemasaran yang tepat untuk mengembangkan produk jasa BNI Phoneplus sehingga BNI Phoneplus dapat berkembang dan dapat bersaing. Penulis melakukan penelitian diawali dengan mengidentifikasi posisi BNI Phoneplus dengan alat bantu expert choice yang dapat memetakan posisi bersaingnya dalam analisa GE matrix. Adapun penentuan derajat kepentingannya, penulis ini mengunakan metode Proses Hirarki Analisis (PHA). Setelah mengetahui posisi bersaingnya yaitu pada sel V, maka BNI Phoneplus dapat memilih dan menentukan strategi bersaing yang cocok dengan sumber daya di BNI Phoneplus. Selanjutnya strategi pemasaran direncanakan dan dirumuskan sesuai dengan strategi bersaing yang dipilihnya. Berdasarkan pilihan strategi pemasaran dan posisi bersaingnya maka pilihan strategi yang tepat adalah penetrasi pasar. Dengan demikian program bauran pemasaran jasapun harus sesuai dengan pilihan strategi perusahaan. Saran yang dajukan adalah perlu untuk melakukan penyempurnaan dalam aplikasi menjadi anggota, memperluas area layanan melalui kerjasama dengan pihak telkom, penambahan features dalam layanan produk jasa BNI Phoneplus.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T9301
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>