Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Naning Pranoto
Yogyakarta: Gradien Books, 2006
152.4 NAN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Macavinta, Courtney
Jakarta: Prestasi Pustaka, 2005
152.41 MAC j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Helmina Dewi Lestari
Abstrak :
ABSTRAK

Servicescape merupakan salah satu aspek yang berpengaruh terhadap niat konsumen untuk mengunjungi bank. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh servicescape terhadap pleasure-feeling konsumen, pengaruh pleasure-feeling terhadap revisit intention, pengaruh servicescape terhadap perceived service quality, pengaruh perceived service quality terhadap revisit intention, dan pengaruh perceived service quality terhadap pleasure-feeling. Data dalam penelitian ini berasal dari data primer melalui penyebaran kuesioner menggunakan sampel sebanyak 171 responden dan kuesioner menggunakan skala Likert 1-7. Hasil penelitian ini menunjukkan servicescape berpengaruh signifikan terhadap pleasure-feeling, pleasure-feeling berpengaruh signifikan terhadap revisit intention. Servicescape berpengaruh signifikan terhadap perceived service quality. Perceived service quality tidak berpengaruh terhadap revisit Intention. Untuk berpengaruh signifikan terhadap revisit intention, servicescape harus dimediasi oleh pleasure-feeling dan perceived service quality. Perceived service quality berpengaruh signifikan terhadap pleasure-feeling. Penelitian di dalam jurnal terdahulu meneliti hubungan di antara variabel tersebut dan hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan di antara variabel tersebut. Penelitian sebelumnya menggunakan variabel moderasi, namun hasil penelitian terdahulu memiliki kesamaan dengan hasil penelitian ini.


ABSTRACT

Servicescape is one aspect which influences of consumer’s intention to visit the bank. The purpose of this study is to analyze the influence of servicescape to consumer’s pleasure-feeling, influence of pleasure-feeling to revisit intention, influence of servicescape to perceived service quality, influence of perceived service quality to revisit intention, and influence of perceived service quality to pleasure-feeling. Data in this study has been generated from primary source through the questionnaire which has been distributed to 171 respondent and the questionnaire has been using Likert Scale 1-7. The results show that servicescape influences pleasure-feeling significantly, pleasure-feeling influences revisit intention significantly. Servicescape influences perceived service quality significantly. Perceived service quality does not influence revisit intention. To be able influences revisit intention significantly, servicescape should be mediated significantly by pleasure-feeling and perceived service quality. Perceived service quality influences pleasure-feeling significantly. Previous journal study has examined the relationship between these variables and expressed significant relationship between them. Previous study have been using moderated variable, but the results of previous study have no differences with the current study.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56666
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prita Paramitha Rahmayani
Abstrak :
Penghindaran terpaan iklan adalah perilaku yang umum bagi pengguna media, terlebih pada media televisi di era digital ini. Salah satu cara menghadapi masalah ini adalah mempengaruhi afeksi khalayak. Iklan transformasional adalah salah satu jenis konsep iklan yang fokus dalam menghibur khalayak sasarannya karena rendahnya motivasi untuk memproses pesan iklan. Jenis iklan ini umumnya digunakan untuk menciptakan sikap pada merek yang lebih positif dengan cara penggunaan elemen iklan yang menciptakan asosiasi perasaan terhadap merek dan kepribadian merek. Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara terpaan iklan yang menciptakan afeksi terhadap sikap pada merek melalui asosiasi perasaan dan kepribadian merek dengan konsep classical conditioning. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara terpaan iklan dengan penciptaan sikap pada merek memerlukan asosiasi perasaan, sedangkan asosiasi kepribadian merek berkorelasi negatif dengan terpaan iklan sehingga tidak mempengaruhi sikap pada merek secara signifikan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa elemen-elemen iklan transformasional yang dapat menciptakan afeksi positif membuat khalayak menahan perhatiannya dan menciptakan sikap pada merek yang positif. ...... Advertising exposure avoidance is a common behavior of media user, even more on television in this digital era. One of the ways to face this problem is to affecting audience affection. Transformational advertising is one of advertising concept type that focus on entertain the target audience because of low motivation to processing an advertising message. This type of ad is commonly used to create more positive brand attitude by using ad elements that create feeling and brand personality association to brand. This quantitative research aims to analyze the relationship between advertising exposure that create affection to brand attitude by associate feelings and brand personalities with classical conditioning concept. The result of this research shows the relationship between advertising exposure and the creation of brand attitude needs feeling association while brand feeling association has negative correlation with advertising exposure, so it doesn rsquo t affect brand attitude significantly. Based on the result of this study, the elements of transformational advertising can create a positive affection which makes the audience hold their attention and create a positive brand attitude.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Paramita Said
Abstrak :
Penelitian ini ingin menguji peranan kelas sosial dari konsumen lain terhadap teori consumer contamination, power distance konsumen sebagai variabel moderator dan rasa jijik terhadap produk yang telah dicoba oleh konsumen lain sebagai variabel mediator. Power distance diukur dengan skala power distance (Hofstede & Hofstede, 2005; Meirina, 2006). Partisipan diberi skenario mengenai berbelanja produk yang telah dicoba oleh konsumen lain dari kelas sosial tinggi dan rendah. Kemudian partisipan diminta untuk memberikan evaluasi terhadap produk tersebut, seberapa besar intensi membeli, serta menyatakan ada atau tidaknya rasa jijik pada produk tersebut. Penelitian pada 170 partisipan membuktikan bahwa sikap terhadap produk (evaluasi dan intensi membeli) menjadi lebih negatif pada produk yang telah dicoba oleh konsumen lain dari kelas sosial rendah daripada kelas sosial tinggi. Pada power distance tinggi dan rendah, tidak terdapat perbedaan pada evaluasi produk dan intensi membeli produk yang telah dicoba oleh konsumen lain dari kelas sosial rendah maupun tinggi. Rasa jijik ternyata tidak ditimbulkan oleh perbedaan kelas sosial konsumen lain yang telah mencoba produk. Dengan demikian, rasa jijik tidak memperantarai pengaruh antara konsumen lain dari kelas sosial rendah terhadap evaluasi produk dan intensi membeli. ...... The objective of this study was to examine the role of others' social class toward theory of consumer contamination, power distance as moderator variable and disgust on product tried by others as mediator variable. Power distance was measured by power distance scale (Hofstede & Hofstede, 2005; Meirina, 2006). Participants were asked to read scenario about shopping on product tried by others from high social class and low social class. After that, participants were expected to give evaluation, how likely to buy, and the salience of disgust on that product. The result from 170 participants shows that attitude toward product (product evaluation and purchase intention) become more negative if the product had tried by others from low social class than high social class. There is no difference on product evaluation and purchase intention between participants with high and low power distance. Disgust is not elicited by others' social class who had tried on that product. Hence, disgust does not mediate the influence between low social class consumers toward product evaluation and purchase intention.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
658.834 2 SAI p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Agias Fitri
Abstrak :
Merokok merupakan suatu aktivitas yang sudah tidak asing lagi dalam masyarakat kita. Kebiasaan merokok tersebut telah berlangsung sejak lama, yaitu sejak ditemukannya kenikmatan menghisap tembakau di abad lima belas oleh penjelajah Eropa (Sarafino, l998) Semakin lama jumlah perokok menjadi semakin bertambah banyak. Merokok telah memberikan imej-imej yang menarik dan kenikmatan bagi para perokok. Adanya imej kenikmatan yang dapat diperoleh dengan merokok telah mendorong para wanita untuk turut merokok. Kenikmatan merokok menyebabkan wanita perokok sulit melepaskan diri dari kebiasaan merokoknya Banyak wanita yang merasa dirinya berada dalam tekanan terus menerus baik di rumah maupun di tempat kerja Mereka percaya kecemasan, stres, dan perasaan marah serta frustasi dapat diredakan atau dikurangi dengan merokok. Wanita yang telah tergantung pada rokok cenderung mempercayai bahwa mereka tidak dapat mengatasi hal-hal semacam itu tanpa merokok. (WHO, 1992). Meskipun telah mencoba berhenti merokok, tetapi sering kali usaha tersebut gagal dilakukan Jika sempat berhenti merokok, biasanya mereka akan merokok lagi. Salah satu faktor yang tampaknya mendorong wanita perokok untuk berhenti adalah adanya dampak merokok pada kesehatan. Jika mereka hamil dan terus merokok maka bayinya akan lahir dengan berat badan yang rendah. Selain itu dapat juga terjadi aborsi secara spontan, kematian janin, dan kematian saat lahir. (Kaplan, Salis, & Patterson; 1993). Pengaruh rokok akan terus dirasakan seiring dengan perkembangan anak, terutama saat anak balita. Anak balita mudah mengalami gangguan kesehatan, karena kekebalan tubuhnya belum terbentuk secara sempurna. Asap rokok yang mengandung racun akan membahayakan kesehatan mereka, terutama membuat saluran pernapasannya terganggu (Kaplan, Salis, & Patterson; 1993). Mempunyai anak balita yang sakit karena terlalu banyak menghirup asap rokok akan membuat wanita perokok merasa bersalah. Hal tersebut tampaknya telah menimbulkan konflik. Di satu sisi mereka menyadari merokoknya dapat berdampak buruk pada kesehatan anaknya, tetapi disisi lain mereka sulit berhenti merokok karena telah mengalami ketergantungan. Menurut Whalen (2005), perasaan bersalah terjadi ketika seseorang merasa bertanggung jawab telah melakukan suatu hal yang salah. Ketika seseorang merasa bersalah ia akan merenungkan apa yang telah dilakukannya, mengkritik dirinya sendiri, dan merasa menyesal. Perasaan bersalah yang muncul biasanya akan mengakibatkan bergejolaknya perasaan khawatir, cemas, gelisah, dan tegang (Fischer &, Tangney, 1995). Guna mengatasi perasaan bersalahnya, secara aktif seseorang akan mencari cara agar dapat mengontrol konsekuensi dan tindakannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapat penjelasan mengenai gambaran perasaan bersalah akibat perilaku merokok pada ibu yang memiliki anak balita. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan mengetahui bagaimana terbentuknya perilaku merokok pada ibu perokok yang memiliki anak balita, bagaimana terjadinya perasaan bersalah dan bagaimana mengatasi perasaan bersalah akibat perilaku merokok pada ibu yang memiliki anak balita. Hasil penelitian pada tiga orang ibu perokok yang memiliki anak balita menunjukkan bahwa terbentuknya perilaku merokok karena problem emosional dan sosialisasi. Merokok dilakukan untuk mengatasi emosi negatif yang berhubungan dengan lawan jenis, membantu memperoleh emosi yang positif dan sebagai kebiasaan tanpa adanya motif positif dan negatif lainnya. Terjadinya perasaan bersalah karena subyek menyadari perilaku merokoknya tidak bagus dan akan berdampak buruk pada anaknya. Ketika merasa bersalah mereka menjadi cemas, khawatir, takut, dan mengkritik serta menyalahkan dirinya sendiri. Perasaan bersalah yang dirasakan akan mendorong mereka untuk tidak merokok di dekat anak dan berniat berhenti atau mengurangi merokoknya. Hal tersebut merupakan upaya mereka untuk mengurangi perasaan bersalahnya.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mery Kharismawati
Abstrak :
Tesis ini merupakan penelitian Sosiopsikologi sastra yang membahas empat karya sastra dari Okinawa yang menunjukkan kemunculan rasa bersalah yang muncul dari problematika yang dialami oleh tokoh utama. Hal ini dilatari oleh masalah diskriminasi yang dirasakan oleh warga Okinawa terkait dengan masalah pendudukan asing dan perang. Tesis ini berusaha menemukan pandangan dunia dengan menerapkan teori Struktural Genetik Goldmann dan mengaitkannya dengan rasa bersalah dari tokoh cerita dengan bantuan teori Psikologi. Pandangan dunia pengarang menunjukkan penolakan terhadap perang dan pendudukan asing. Pandangan ini berkaitan dengan posisi Okinawa yang menjadi korban diskriminasi, asimilasi, pertempuran Okinawa, dan pendudukan asing. Terdapat kesadaran ganda, yakni sebagai korban (higaisha) dan sebagai pelaku kejahatan perang (kagaisha), dalam kaitannya dengan posisinya sebagai bagian dari Jepang yang melakukan kejahatan perang di masa Perang Dunia II. Rasa bersalah yang muncul, menurut teori Psikologi, membawa pengarang pada pemikiran tentang perdamaian yang lebih objektif, yang tidak menonjolkan kesadaran sebagai korban yang sewajarnya muncul dari warga Okinawa. ...... This thesis is a socio-psychological literature research discusses four literatures from Okinawa. The stories tells about the guilty feeling emerged from problematic main character. It is based on discrimination felt by the Okinawan people associated with problems of foreign occupation and war. This thesis strives to find world-view by applying the theory of Structural Genetics Goldmann and associate it with the guilt of the main character of the story with the help of psychology theory. By using Genetic Structuralism theory from Lucien Goldmann, we can understand the author’s world view which shows objection to war and foreign (military) occupation .The world-views have a correlation with Okinawan position as a victim of discrimination, assimilation, and foreign (military) occupation, while in the other hand they do have contribution in doing so as a part of Japan military regime, widely known as perpetrator of war crime in the World War 2. The emerging guilty feeling follow the psychology theory, lead the authors to the more objective peace, leaving alone victim consciousness commonly accentuated by Okinawan people.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kharisma Dinda Winafaisal
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu intervensi yang dapat mengatasi kemajuan karyawan (employee advancement) untuk meningkatkan antusiasme karyawan (employee enthusiasm) di PT. HIJ. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengambilan data menggunakan alat ukur kuesioner. Alat ukur yang digunakan merupakan hasil pengembangan dan adaptasi peneliti dari alat ukur yang sudah ada. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah employee enthusiasm (Sirota et. al., 2005) dengan α = 0,852, employee advancement (Khrisnan dan Maheswari, 2011) dengan α = 0,969, dan safety feeling (Soebandono, 2011) dengan α = 0,925. Hasil uji dengan menggunakan teknik regresi berganda terhadap 68 karyawan PT. HIJ menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kemajuan karyawan dan rasa aman terhadap antusiasme karyawan (signifikansi kemajuan karyawan = 0,004 dan signifikansi rasa aman = 0,010, dengan p < 0,005). Koefisien Beta kemajuan karyawan lebih besar dibandingkan dengan koefisien Beta rasa aman. Ditinjau lebih jauh lagi menunjukkan bahwa yang paling mempengaruhi adalah dimensi training and development support. Berdasarkan uji statistik tersebut, maka peneliti merancang rekomendasi program intervensi kemajuan karyawan untuk meningkatkan antusiasme karyawan berupa resosialisasi sistem pelatihan dan pengembangan serta training effective communication. ...... This study aims to develop an intervention to address the problem of employee?s advancement to increase the employee?s enthusiasm at PT. HIJ. The study use a quantitative approach and using a questionnaire for data collection. Measuring instruments was develop from adaptation of existing measurement tools. The questionnaire used in this study is employee enthusiasm (Sirota et. al., 2005) with α = 0.852, employee advancement (Khrisnan and Maheswari, 2011) with α = 0.969, and safety feeling (Soebandono, 2011) with α = 0.925. Test results using multiple regression techniques against 68 employees of PT. HIJ shows that employee advancement and safety feeling have influence to employee enthusiasm (significance of employee advancement = 0.004 and the significance of safety feeling = 0.010, p <0.005). Beta coefficient of employee advancement greater than the beta coefficient of safety feeling. Judging further showed that most influence dimension is training and development support. Based on this statical result, researcher designed a recommendations intervention program employee advancement to increase employee enthusiasm i.e. resocialization training and development system and effective communication training.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42568
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosinta Uli
Abstrak :
ABSTRAK
Nama : Rosinta UliNPM : 1606944072Program Studi : Keselamatan dan Kesehatan KerjaJudul : Studi Intervensi Relaksasi Otot Progresif Dalam MengatasiKelelahan Perawat Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit JiwaJambi Tahun 2018Kelelahan atau fatigue di tempat kerja menjadi topik perhatian dalam bidang kesehatandan psikologi dan mengalami peningkatan jumlah kasus yang signifikan dalam dekadeterakhir. Kelelahan memiliki dampak negatif dalam jangka pendek dan jangka panjang.Dampak jangka pendek misalnya adalah munculnya ketidaknyamanan, berkurangnyakekuatan, dan berkurangnya kontrol motorik. Dampak jangka pendek ini menyebabkanberkurangnya kinerja, produktivitas, kualitas pekerjaan, dan peningkatan insidenkecelakaan dan kesalahan manusia. Dalam dampak jangka panjang, kelelahan yangberkepanjangan dapat menyebabkan absenteisme, gangguan otot rangka, dan kecacatan.Perawat adalah profesi yang didominasi oleh wanita dengan karakteristik tuntutanpekerjaan yang tinggi, tingkat stress kerja yang tinggi, dan tingkat kelelahan yangtinggi. Selain itu, perawat bekerja dengan sistem shift pada waktu yang berbeda di sianghari dan di malam hari yang berhubungan dengan masalah pemulihan dari kelelahan.Kelelahan yang terjadi pada perawat dapat mempengaruhi kondisi kesehatan perawat itusendiri dan juga keselamatan pasien yang ditangani. Kelelahan pada perawat dapatmempengaruhi fungsi neurokognitif dan juga kinerja dari perawat. Kelelahan padaperawat dapat menyebabkan kesalahan medis, kemunduran kinerja, penurunanketajaman mental, dan masalah social. Kelelahan dapat diukur baik secara objektifmaupun subjektif. Secara objektif, kelelahan dapat dilihat dari fungsi fisiologis sepertidenyut nadi atau saturasi oksigen. Sedangkan secara subjektif dapat diukur denganmenggunakan kuisioner perasaan subjektif kelelahan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intervensi relaksasi otot progresifdalam mengatasi kelelahan pada perawat di Rumah Sakit Jiwa Jambi. Penelitian inidilakukan pada 42 orang perawat di Instalasi Rawat Inap. Desain penelitian adalah kuasieksperimental dengan rancangan within-subject design with pre-test post-test, di manadalam penelitian ini dilakukan dua perlakuan aktivitas rutin tanpa relaksasi ototprogresif dan dengan relaksasi otot progresif pada satu kelompok subjek yang samapada waktu yang berbeda untuk mengetahui efek langsung dari relaksasi otot progresifterhadap ferkuensi denyut nadi, saturasi oksigen, dan perasaan subjektif kelelahanperawat.Hasil penelitian secara statistik menunjukkan bahwa relaksasi otot progresifmenunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan frekuensi denyut nadi danpenurunan skor perasaan subjektif kelelahan p0,05 .Kata Kunci : Kelelahan Perawat, Relaksasi Otot Progresif, Denyut Nadi, SaturasiOksigen, Perasaan Subjektif Kelelahan
ABSTRACT
Name Rosinta UliNPM 1606944072Study Program Occupational Health and SafetyTitle Intervention Study of The Progressive Muscle Relaxation inOvercoming Nurse Fatigue in Inpatient Ward at Jambi MentalHospital A 2018 Study Fatigue in the workplace became a topic of concern in the field of health andpsychology and experienced a significant increase in the number of cases in the lastdecade. Fatigue has a negative impact in the short term and the long term. Short termimpact for example, emergence of discomfort, decreased strength, and decreased motorcontrol. The impact of short term leads to reduced performance, productivity, quality ofwork, and an increase in the incidence of accidents and human error. In the long term,prolonged fatigue can lead to absenteeism, skeletal muscle disorders, and disability.Nursing is an occupation dominated by women with the characteristics of high jobdemands, high work stress levels, and a high level of fatigue. In addition, nurses workwith shift system at different times during the day and evening that is associated withthe issue of recovery from fatigue. Fatigue that occurs in the nurse can affect the healthcondition of the nurse and also patient safety that handled. Fatigue on nurses caninfluence the function of the neurocognitive and also the performance of the nurses.Fatigue on nurses can lead to medical errors, decreased performance, decreased mentalacuity, and social problems. Fatigue can be measured either objectively or subjectively.Objectively, fatigue can be viewed from physiological functions such as pulse rate oroxygen saturation. Meanwhile, subjectively can be measured by using a subjectivefeeling questionnaire of fatigue.This research aims to know the effectiveness of the interventions of progressive musclerelaxation in overcoming fatigue on nurses at Jambi Mental Hospital. This research wasconducted on 42 nurses in inpatient installation. The study design was quasiexperimentalwith within subject design with pre test post test, which was conducted intwo interventions routine activity without progressive muscle relaxation and withprogressive muscle relaxation in one group of the same subjects at different times toknow the immediate effects of progressive muscle relaxation against pulse rate, oxygensaturation, and subjective feeling of fatigue of nurses.Statistically, the results showed that progressive muscle relaxation showed a significanteffect on decreasing pulse rate and decreasing subjective feeling score of fatigue p 0.05 .Keywords Nurse Fatigue, Progressive Muscle Relaxation, Pulse Rate, OxygenSaturation, Subjective Feeling Fatigue
2018
T51387
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>