Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anggraini
Abstrak :
Kajian tentang femininitas masih relevan dalam kehidupan moderen. Karena konsepsi gender- bermanfaat bag i seseorang untuk menempatkan dirinya sesuai dengan tempatnya dalam kehidupan. Demikian kiranya "ideology? gender dapat bertahan mengatasi derasnya arus kebudayaan moderen yang telah menanamkan pengaruhnya hampir di seluruh belahan bumi. Pendekatan folklor dalam penelitian ini didasari pada pemikiran bahwa folklor adalah Cermin Cara berpikir yang berisikan nilai-nilai dari masyarakat pendukungnya. Bertolak dari konsep Clifford Geertr maka nilai? nilai berada dalam kehidupan seseorang melalui proses belajar secara turun menurun. Pembenaran terhadap nilai-nilai akan menjadi penggerak dalam batin yang mempengaruhi perilaku seseorang sehingga menyebabkannya memiliki kekhususan yang membedakannya dengan orang lain. Karena kebudayaan bersifat universal, melainkan spesifik. Dalam masyarakat Rusia, wanita ibarat motushk Ells yang rela berkorban untuk anak-anaknya yang tak terkira banyaknya. Dalam karya-karya sastra Rusia abad kesembilan belas sifat-sifat feminin ' terlukis dalam diri isteri--isteri setia yaitu pada tokoh Tatyana dan isteri-isteri Dekabris. Studi ini dilakukan terhadap wanita-wanita Rusia yang tinggal di Jakarta yaitu dalam lingkungan budaya yang berbeda. Dengan demikian maka manfaat penelitian adalah Untuk mengetahui sampai sejauh mana sifat budaya masih melekat, sementars suatu etnik telah meninggalkan batas budaya dan geografisnya? Sehubungan dengan ini maka Barth berpendapat bahwa sifat budaya dapat berlanjut, meskipun terjadi pembauran karena adanya status terdikotomi yaitu hubungan yang bersifat saling ketergantungan.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Alifah Tamir
Abstrak :
Tesis ini merupakan hasil pembahasan mengenai perempuan dan monstrositas ibu dalam novel karya Gillian Flynn berjudul Sharp Objects (2006). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan feminisme dengan cara deskriptif analitis. Novel ini menceritakan isu mengenai fenomena dan permasalahan perempuan. Oleh karena itu, penelitian dilakukan dengan menggunakan teori monstrous-feminine Barbara Creed agar memperlihatkan dasar dan akibat dari monstrositas perempuan serta ginokritik Elaine Showalter untuk memperlihatkan dampak monstrositas dari sudut pandang perempuan. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa pelabelan monstrositas pada perempuan sebagai ibu merupakan akibat dari tekanan peran perempuan oleh laki-laki dan Flynn sebagai pengarang perempuan berhasil mengutarakan suara perempuan melalui novel tersebut salah satunya dengan cara memberikan dominasi perempuan dalam cerita lebih banyak dari pada tokoh laki-laki. ......This thesis is a research about women and monstrous mother in Gillian Flynn's novel Sharp Objects (2006). The method in this research is using a feminist approach in analytical descriptive method. This novel tells the issue of women's phenomena and problems. Therefore, the research was conducted using the monstrous-feminine theory of Barbara Creed to show the basis and effects of monstrous feminine and Elaine Showalter's gynocriticism to show the impact of monstrosity from a female perspective. In this research, it was found that the labelling of monstrosity on women as mothers is caused by the pressure of gender role by men and Flynn as a female author succeeded in expressing the voice of women through the novel, one of which was by giving women dominance in the story more than the male characters.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kriswanda Krishnapatria
Abstrak :
[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan memperlihatkan representasi tokoh perempuan dominan dalam alih wahana dari novel ke seri televisi Game of Thrones. Metode deskriptif analisis dengan teori feminisme tentang gender digunakan untuk melihat bagaimana tokoh-tokoh perempuan tersebut merepresentasikan ide perempuan sebagai bentuk perempuan dominan. Dari hasil analisis tampak bahwa seri televisi menggambarkan perempuan-perempuan sebagai tokoh yang lebih mandiri, simpatik dan cerdas dibandingkan novel.
ABSTRACT
This analysis aims to show the representation of dominant female characters in the adaptation from the novel to the television series Game of Thrones. Descriptive analytical method with feminism theory about gender are used to see how the female characters represent the idea of ​​women as a form of dominant women. From the analysis, it appears that the television series depict women as more independent, sympathetic and more intelligent characters than the novel. ;This analysis aims to show the representation of dominant female characters in the adaptation from the novel to the television series Game of Thrones. Descriptive analytical method with feminism theory about gender are used to see how the female characters represent the idea of ​​women as a form of dominant women. From the analysis, it appears that the television series depict women as more independent, sympathetic and more intelligent characters than the novel. ;This analysis aims to show the representation of dominant female characters in the adaptation from the novel to the television series Game of Thrones. Descriptive analytical method with feminism theory about gender are used to see how the female characters represent the idea of ​​women as a form of dominant women. From the analysis, it appears that the television series depict women as more independent, sympathetic and more intelligent characters than the novel. , This analysis aims to show the representation of dominant female characters in the adaptation from the novel to the television series Game of Thrones. Descriptive analytical method with feminism theory about gender are used to see how the female characters represent the idea of ​​women as a form of dominant women. From the analysis, it appears that the television series depict women as more independent, sympathetic and more intelligent characters than the novel. ]
[, ], 2015
T43290
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widjajanti M. Santoso
Abstrak :
ABSTRAK
Disertasi ini memproblematikakan representasi perempuan Indonesia melalui sinetron dengan menggunakan perspektlf feminis sosiologi, dalam konteks situasi sosial pasca Orde Baru sebagai konteks sosiologis signifikansi booming media dalam situasi yang berbeda dari dekade sebelumnya. Proses menggunakan perspektif feminis, disertasi ini juga melihat dialog antara sosiologi sebagai ilmu arus utama dengan feminis yang dianggap partikular. Sebagai upaya menyumbang pada ruang publlk, disertasi ini juga berusaha memperlihatkan implikasi praktis sumbangan feminis terhadap kehidupan ruang publik di Indonesia.
Abstract
After the tumbling down of the New Order, the situation concerning the media in Indonesia is getting freer. The eradication of the Department of Information and the lesser control by the military is used by the media to secure freedom of the press by the legislature and regulation. The media afterward is a booming economic activity which can be seen from the increasing numbers of media whether print, audio or audio visual. The dissertation oontextualises such situation as particular important and significant historical event, because it marks the sequence of social change.
2006
D724
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Depok : Kajian Perempuan Desantara
050 SRI 5 (2003)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Sipahutar, Nurlina Henny M.
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara femininitas-maskulinitas dan konsep diri dengan minat pilihan pekerjaan pada siswi-siswi sekolah menengah tingkat atas. Pemilihan pokok permasalahan dilandasi fakta yang ditemukan peneliti bahwa kebanyakan para wanita bekerja pada pekerjaan-pekerjaan tradisional. Jenis pekerjaan tradisional ini adalah pekerjaan yang didominasi wanita sejak dahulu sampai sekarang, seperti sekretaris, guru, dan perawat. Dominasi ini dipengaruhi oleh peran jenis kelamin yang mengakar di masyarakat. Oleh karena itu, sifat-sifat femininitas-maskulinitas diperkirakan ada hubungannya dengan konsep diri dan minat pilihan pekerjaan pada anak-anak perempuan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Cartwright seperti yang dilaporkan Betas dan Fitzgerald (1987), bahwa anak-anak perempuan yang memiliki skor maskulinitas tinggi ternyata sangat berminat pada hal-hal yang bersifat matematis dan sains. Mereka memiliki rasa percaya diri yang tinggi pada kemampuannya sendiri sehingga mereka berani dan yakin untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang non-tradisional. Sedangkan anak-anak perempuan yang skor femininitasnya tinggi, menilai diri mereka tidak mampu dan tidak pantas melakukan pekerjaan yang biasa didominasi oleh pria. Hal ini menggiring minat mereka pada pekerjaan-pekerjaan yang tradisional saja. Penelitian ini dilakukan di Jakarta, tahun 1994, pada sebuah sekolah menengah tingkat atas. Subyek penelitian adalah seluruh siswi kelas tiga dari keempat jurusan. Diperoleh 190 orang subyek penelitian. Alat pengumpul data pada penelitian ini memakai kuesioner, skala femininitas-maskulinitas, skala konsep diri dan inventarisasi minat RMIB U-90 versi wanita_ Kuesioner digunakan sebagai data kontrol, dibuat di bawah bimbingan dosen pembimbing. Skala femininitas-maskulinitas untuk mengetahui ada tidaknya serta tinggi rendahnya aspek feminin-maskulin pada individu. Skala ini adalah adaptasi dari Bem's Sex Role Inventory (1984). Skala konsep diri digunakan untuk mengetahui tinggi rendahnya konsep diri pada individu. Skala ini adalah adaptasi dari skala yang disusun oleh William H. Fitts (1964). Sedang inventarisasi minat dibentuk Rothwell-Miller Interest Blank Revisi U-90, digunakan untuk mengetahui minat pekerjaan pada individu. Inventarisasi minat ini juga adalah hasil adaptasi yaitu dari Rothwell-Miller Interest Blank. Metode analisis data menggunakan korelasi koefisien phi untuk melihat ada tidaknya hubungan antara femininitas-maskulinitas dengan minat pilihan pekerjaan. Korelasi point :biserial digunakan untuk - melihat ada tidaknya hubungah, tinggi rendahnya konsep diri dengan pilihan pekerjaan yang tradisional-non tradisional, sedang analisis varian s digunakan untuk melihat perbedaan konsep diri antara mereka yang feminin-maskulin dan androgini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara femininitas-maskulinitas dengan minat pilihan pekerjaan tidak terbukti secara signifikan pada penelitian ini. Demikian pula hubungan antara tinggi rendahnya konsep diri dengan pilihan pekerjaan tradisional-non tradisional tidak terbukti secara siginifikan. Dalam penelitian ini juga tidak terdapat perbedaan konsep diri antara mereka yang feminin-maskulin-androgini. Dengan demikian, dari penelitian ini diperoleh informasi bahwa semua subyek penelitian berkeinginan untuk bekerja. Keinginan ini dipengaruhi oleh banyak hal seperti kebutuhan ekonomi, menjauhi kejenuhan rumah tangga, kepuasan diri atau tekanan masyarakat. Mungkin juga sebagai tempat sementara sebelum mereka menikah dan disibukkan oleh urusan rumah tangga. Jenis pekerjaan tradisional juga masih kental mewarnai pilihan pekerjaan Para subyek penelitian. Namun hal ini tidak menggambarkan hubungan yang siginifikan antara femininitas maskulinitas - androgini dengan pilihan pekerjaan tradisional-non tradisional, juga tidak menggambarkan hubungan yang signifikan antara tinggi rendahnya konsep diri dengan pilihan pekerjaan tradisional-non tradisional. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, akhirnya peneliti mengajukan beberapa saran yang berguna untuk mengarahkan dan mempersiapkan anak-anak perempuan untuk terjun ke dunia kerja, antara lain untuk bimbingan dan konseling. Untuk pengguna tenaga kerja hendaknya menginformasikan peluang atau kesempatan kerja yang ada. Untuk sekolah atau guru bidang studi perlu memberi wawasan yang luas mengenai dunia kerja. Untuk orang tua, hendaknya tidak mengkotak-kotakkan anaknya berdasarkan jenis kelamin dan untuk media massa hendaknya memperbanyak informasi pekerjaan-pekerjaan non tradisional dan memperkenalkan lebih banyak wanita karir yang berkecimpung dalam pekerjaan non tradisional. Dengan demikian, diharapkan tumbuh image baru atau tokoh idola baru pada remaja putri, sehingga memperbanyak alternatif pilihan pekerjaan pada mereka.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Azizi
Abstrak :
ABSTRAK

Sepak bola, sebagai bagian dari olahraga yang populer di masyarakat, pada dasarnya memberikan kesempatan bagi perempuan untuk turut serta berpartisipasi. Akan tetapi, persepsi maskulinitas dalam sepak bola masih mengakar kuat di Indonesia. Kondisi ini tercerminkan melalui dominasi laki-laki ketika membentuk komunitas penggemar sepak bola sehingga keberadaan perempuan seolah terpinggirkan terutama karena jumlah yang tak seimbang antara penggemar laki-laki dan penggemar perempuan. Hal ini yang melatarbelakangi pembentukan komunitas khusus guna mewadahi perempuan penggemar sepak bola. Sementara itu, keberadaan media sosial sebagai wadah komunikasi virtual telah membawa kecenderungan homophily atau memiliki pilihan yang sama. Maka dari itu, banyak bermunculan beragam komunitas perempuan penggemar sepak bola, yang diantaranya adalah @JC_Indonesia (Twitter) dan @babesunitedindo (Instagram). Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis tekstual dan obeservasi untuk mengetahui bagaimana perempuan Indonesia dalam sepak bola dimunculkan dalam media sosial melalui akun @JCI_Indonesia dan @babesunitedindo. Hasil penelitian menunjukkan ada tiga strategi yang digunakan oleh kedua komunitas tersebut dalam mengkonstruksikan identitas gender dalam dominasi maskulinitas dalam budaya penggemar sepak bola. Strategi pertama adalah dengan secara berkala keluar dan masuk ranah laki-laki sebagai bentuk negosiasi atas budaya maskulinitas dalam sepak bola melalui media sosial. Strategi lainnya adalah melalui proses labeling mikro komunitas sebagai pengukuhan identitas feminin dalam sepak bola. Akan tetapi, strategi ketiga menunjukkan adanya ambiguitas identitas maskulin dan feminin ketika komunitas yang dijadikan studi kasus mempermasalahkan ketidakseimbangan relasi kuasa antara klub penggemar laki-laki dan perempuan.


ABSTRACT


It seems that there is no limitation for women to participate in football. Nonetheless, it is still a sport dominated by male players and also male football fans even though in reality, there are a lot of female football fans. Nowadays, social media has been utilized as a virtual communication medium bringing out a homophily tendency or having a same choice. Groupings of football fan communities are based on similarities in accessing information related to their favorite football club. This study analyses two female football fans communities: @JC_Indonesia (Twitter) and @babesunitedindo (Instagram). By utilizing textual analysis and ethnographic methods (interviews and observations), the thesis aims to determine how female football fans construct contesting gender identities in social media. The result reveals that there are three strategies used by both communities in problematizing the constructed gender identity. The first strategy is to enter and exit the masculine arena as a form of negotiation. Another strategy is done through labeling process as these micro communities exemplify their feminine identity as a response to the dominant masculine identity in the football fandom practice. Third, there is an ambiguity in strategically playing with the masculine and feminine identity which is supposed to be problematizing the imbalance power relation between the male and female football fan clubs.

2017
T51977
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firsta Primordiyanti
Abstrak :
Tesis ini mengkaji novel Revolutionary Road karya Richard Yates melalui kerangka gender. Analisis tesis ini akan membahas proses pergulatan rekonstruksi maskulinitas yang ditampilkan oleh tokoh Frank melalui femininitas tokoh April dan relasi para tokoh dalam novel tersebut. Dengan latar masyarakat suburban Amerika tahun 1950an, perekonstruksian maskulinitas Frank mengalami tarik menarik antara konteks sosial yang melatarbelakangi dan representasi para tokohnya. Nilai-nilai budaya suburban yang patriarki dibenturkan dengan sikap April yang mengusung nilai feminitas masyarakat New York yang modern. Hasil akhir dari penelitian ini menunjukkan bahwa melalui sikap April yang dengan cara bunuh diri (mengaborsi kandungannya) mampu merubah konstruksi maskulinitas Frank yang patriarkal di tengah budaya masyarakat suburban yang tradisional.
This thesis analyses Richard Yates's novel Revolutionary Road through gender framework. It unfolds the process of reconstruction of Frank's masculinity through the femininity of April and characters relation in the novel. By having suburban America society in 1950a as the cultural and historical background of the novel, Frank's masculinity reconstruction faces polemics which relates social context as its background and representation of characters. Suburban's patriarchy cultures which constructs Frank's masculinity is reconstructed by April's femininity. The final result of this analysis, Frank's masculinity is reconstructed by the suicide action (abortion) of April.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
T27895
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dynda Az Zahra
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis maskulinitas dan femininitas pada tokoh Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, dan Kyoko Shinjo dalam novel Kasha karya Miyuki Miyabe (1992) setelah peristiwa resesi ekonomi Jepang tahun 1990-an. Teori yang digunakan adalah teori maskulinitas dari R. W. Connell (2005), teori feminisme liberal dari Rosemarie Tong (2009), dan teori representasi dari Stuart Hall (1997). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis teks untuk menganalisis data dalam novel berupa dialog dan tuturan pengarang yang berhubungan dengan maskulinitas dan femininitas pada tokoh Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, dan Kyoko Shinjo dan menjelaskan maskulinitas dan femininitas pada ketiga tokoh tersebut menggunakan teori maskulinitas dari R. W. Connell dan teori feminisme liberal dari Rosemarie Tong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa maskulinitas dan femininitas yang dimiliki tokoh Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, dan Kyoko Shinjo merupakan jenis maskulinitas dan femininitas yang berbeda dari maskulinitas dan femininitas hegemonik di Jepang. Tokoh Isaka memiliki maskulinitas yang gemar akan pekerjaan rumah tangga serta menjadi sosok laki-laki yang tidak ragu untuk memperlihatkan emosinya. Sementara itu, femininitas Hisae ditandai dengan menjadi pengusaha perempuan dan pencari nafkah utama bagi keluarganya. Femininitas yang dimiliki Kyoko juga tidak biasa karena Kyoko adalah perempuan kriminal yang membunuh dan mencuri identitas perempuan lain demi mencapai keinginannya. ...... This study aims to analyze masculinity and femininity of Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, and Kyoko Shinjo in Miyuki Miyabe’s Kasha (1992) after the Japan’s lost decade in the 1990s. This study uses R. W. Connell's theory of masculinity (2005), Rosemarie Tong's theory of liberal feminism (2009), and Stuart Hall's theory of representation (1997). The research method used in this study is the text analysis method to analyze the data in the novel in the form of dialogue and author's speech related to masculinity and femininity of Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, and Kyoko Shinjo and explain masculinity and femininity of those characters using R. W. Connell's theory of masculinity and Rosemarie Tong's theory of liberal feminism. The findings of this study are that the masculinity and femininity of Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, and Kyoko Shinjo are different from hegemonic masculinity and emphasized femininity in Japan. Isaka has a masculinity that is fond of household chores and is a man who does not hesitate to show his emotions. Meanwhile, Hisae's femininity is characterized by being a businesswoman and the main breadwinner for her family. In addition, Kyoko's femininity is unusual as she is a criminal woman who kills and steals other women's identities to achieve her desires.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Kusuma Dirayati
Abstrak :
Anime merupakan salah satu bentuk media yang memiliki peran penting dalam menyajikan representasi pada masyarakat. Pada anime Tokyo Mew Mew, kecenderungan sebagai tokoh utama dengan kekuatan super dan tokoh perempuan sebagai hal yang perlu dilindungi telah diputarbalikkan. Anime yang ditujukan pada anak-anak dan remaja ini bertemakan kelompok superhero perempuan yang melawan kejahatan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti dua hal, yaitu Representasi Maskulinitas dan Representasi Femininitas dalam superhero perempuan dalam anime Tokyo Mew Mew. Penulis menggunakan teori Representasi Stuart Hall. Analisis akan dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu dengan memaparkan karakteristik tokoh-tokoh superhero perempuan, relasi kuasa antara tokoh laki-laki dengan tokoh perempuan, serta makna representasi yang ditonjolkan pada anime Tokyo Mew Mew. Hasil penelitian ini adalah adanya temuan nilai-nilai femininitas dan maskulinias pada superhero perempuan pada anime Tokyo Mew Mew. ...... Anime is one form of media that has an important role in presenting a representation in society. In the Tokyo Mew Mew anime, the main character with super powers is the female and the male characters is being protected by the female character. Targeting children and teen agers as audience, this anime has the theme of a female superhero group that fights crime. This study attempts to see the Representation of Masculinity and Representation of Femininity in female superheroes in the Tokyo Mew Mew anime. Using the concept of representation by Stuart Hall, the analysis will becarried out using descriptive methods, describing the characteristics of female superhero figures, the power relations between male figures and female figures, and the meanings of representation highlighted in the Tokyo Mew Mew anime. The results of this study are the findings of feminine and masculine values on female superheroes in the Tokyo Mew Mew anime.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>