Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ginting, Joyce Karina
"Tesis ini membahas mengenai pengalihan objek jaminan fidusia yang belum didaftarkan oleh pihak debitur tanpa sepengetahuan pihak kreditur sebagaimana yang ada dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 1271 K/Pdt/2016. Permasalahan pada tesis ini adalah 1) Legalitas pengalihan objek jaminan fidusia yang belum didaftarkan tanpa persetujuan kreditur; 2) Perlindungan hukum bagi kreditur dalam hal debitur mengalihkan objek jaminan fidusia yang belum didaftarkan tanpa persetujuan kreditur. Metode penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif, dengan menggunakan data sekunder yang dikumpulkan melalui studi literatur. Menggunakan metode pendekatan kualitatif, yang mana menghasilkan bentuk hasil penelitian yaitu deskriptif analitis. Simpulan dari penulisan tesis ini adalah pengalihan objek jaminan fidusia yang belum didaftarkan tanpa persetujuan kreditur merupakan tindakan yang tidak dibenarkan menurut hukum (tidak sah) dan perlindungan hukum bagi kreditur dalam hal debitur mengalihkan objek Jaminan Fidusia yang belum didaftarkan tanpa persetujuan kreditur dapat dikenakan tanggung jawab perdata dan pidana bagi debitur tersebut. Saran dari penulis adalah perusahaan lembaga pembiayaan wajib menaati ketentuan yang termuat dalam Undang-Undang Jaminan Fidusia terkait pelaksanaan perjanjian Jaminan Fidusia, seperti melakukan pendaftaran perjanjian Jaminan Fidusia melalui pembuatan akta Jaminan Fidusia oleh Notaris dan didaftarkan ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia untuk diterbitkan sertifikatnya.

This thesis discusses the transfer of unregistered fiduciary collateral objects by the debtor without the approval of the creditors as contained in the Decision of the Supreme Court Number 1271 K/Pdt/2016. Problems in this thesis are 1) Legality of the transfer of unregistered fiduciary collateral objects without the creditors approval; 2) Legal protection for creditors in the event that the debtor transfers unregistered fiduciary collateral objects without the creditors approval. This research method is a normative juridical study with the nature of descriptive research, using secondary data collected through literature studies. Using a qualitative approach, which produces a form of research results that is descriptive analytical. The conclusion from the writing of this thesis is that the transfer of unregistered fiduciary collateral objects without the creditors approval is an unlawful act. Legal protection for creditors in the event that the debtor transfers the object of the unregistered Fiduciary Guarantee without the creditors approval may be subject to civil and criminal liability for the debtor. The suggestion from the writer is that the financial institution company must obey the provisions contained in Fiduciary Guarantee Law related to the implementation of the Fiduciary Guarantee agreement, such as registering a Fiduciary Guarantee agreement through the making of a Fiduciary Deed by the Notary Public and being registered with the Ministry of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia for its certificate."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
T54876
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Tiarman
"ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan dengan data sekunder
sebagai sumber datanya. Yang menjadi pokok permasalahan yang dibahas adalah
kewenangan pelaksanaan lelang eksekusi secara mandiri atas objek jaminan
fidusia oleh PERUM Pegadaian. Permasalahan tersebut dianalisis dengan
menggunakan pendekatan kualitatif yang disusun secara deskriptif analitis. Lelang
Eksekusi merupakan bentuk dari penegakan hukum (law enforcement) yang
dilakukan oleh negara dalam hal ini oleh Kantor Pengurusan Piutang dan Lelang
Negara (KP2LN), hal ini tegas diatur dalam Vendu Reglement stbl no 189 tahun
1908, Vendu Instructie stbl No 190 tahun 1908 beserta peraturan pelaksana
lainnya yang dikeluarkan olen Menteri Keuangan. Sebagai hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa PERUM Pegadaian memiliki kewenangan untuk melakukan
lelang eksekusi secara mandiri tanpa campur tangan KP2LN berdasarkan
ketentuan lex specialist yang diatur dalam Pandhuis Reglement stbl No 81 Tahun
1928 yang menyatakan bahwa Hoofdt Pandhuisdienst (Direktur Pegadaian)
berhak mengatur sendiri lelang yang dilakukan oleh Pegadaian. Meskipun pada
awalnya ketentuan ini dimaksudkan terbatas untuk objek jaminan gadai yang ada
di PERUM Pegadaian,namun seiring perkembangan bisnis PERUM Pegadaian
juga menyalurkan kredit dengan jaminan fidusia. Terhadap objek jaminan fidusia
inipun PERUM Pegadaian berwenang melelang objek jaminan fidusia tersebut
secara mandiri. Karena previllege yang diberikan Vendu Reglement dan Pandhuis
Reglement adalah bertolak pemberian kewenangan kepada institusi Pegadaian
nya bukan bertumpu khusus pada objek jaminan gadai. Sepanjang anggaran dasar
perusahaan memperbolehkan PERUM Pegadaian melakukan pengikatan jaminan
di luar jaminan gadai maka Pegadaian sah dan berwenang melakukan lelang
secara mandiri.

ABSTRACT
This research used library research which secondary data as its data resources.
The main discussion point is PERUM Pegadaian Authority on Fiducia collateral object.
This research is analyzed by description methode. Auction is a government law
enforcement which is operated by Kantor Pengurusan Piutang dan Lelang Negara
(KP2LN), strictly regulated in Vendu Reglement staablaad No 189 Year 1908., Vendu
Instructie Stbl no 190 Year 1908 and Ministry of Finance regulations. This study result
showed that PERUM Pegadaian has the Independent Executionary Auction Authority
outside KP2LN intervention based on Lex specialist which stated in Pandhuist Reglement
stbl No 81 1928 that Pegadaian President Director has the right to arrange Pegadaian
auction independently. Though on its first application this regulation limited to its pawn
collateral only, due to its business development PERUM Pegadaian provide fiduaciary
loan services for public, this causes Pegadaian has the authority to do an Independent
Auction Excecution. Due to its privilege given by Vendu Reglement and Pandhuis
Reglement, Perum Pegadaian authority is not only on its collateral pawn object. As long
as the statute institution allowed PERUM Pegadaian to charge collateral outside its pawn
business, Pegadaian legally has the Independent Auction Excecution Authority."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2008
T36680
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Priskila Widyananda
"Selain dikenal dalam lembaga jaminan gadai, bentuk jaminan dengan benda bergerak juga dikenal dan diakui dalam lembaga jaminan fidusia yang mengenai aturannya ditentukan di dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, dimana salah satu objek jaminan yang dapat dibebankan dengan fidusia adalah barang-barang persediaan. Jaminan fidusia dirasa tepat diberlakukan karena kebutuhan akan adanya suatu bentuk jaminan utang yang objeknya masih tergolong benda bergerak tetapi tanpa menyerahkan kekuasaan atas benda tersebut, yang beralih adalah hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan sedangkan benda tetap dalam penguasaan pemilik benda. Kemudian timbul permasalahan apabila pemberi jaminan fidusia dengan objek jaminan berupa barang persediaan yang mudah beralih dan beralih wujud sehingga menurut sifatnya tidak lagi dapat dikatakan sebagai benda bergerak yang dapat dijaminkan dengan fidusia. Seperti kapal laut, dimana sifat kebendaan dari kapal laut ketika telah didaftarkan, akan menjadi benda tidak bergerak, oleh karenanya dibebankan dengan hipotik. Sehingga pemberi jaminan memiliki kewajiban untuk memberikan bentuk jaminan yang baru kepada Kreditur yang merupakan penerima jaminan.

Apart from being known in the pledge guarantee institution, a form of guarantee with movable objects is also known and recognized in the fiduciary guarantee institution of which the rules are stipulated in Law Number 42 of 1999 concerning Fiduciary Guarantees, where one of the guarantee objects that can be imposed with a fiduciary is inventory items. Fiduciary guarantees are deemed appropriate because of the need for a form of debt guarantee where the object is still classified as a movable object but without transferring power over the object, therefore, what is transferred is the ownership right of an object on the basis of trust while the object remains in the control of the object owner. In that case, a problem arises if the fiduciary guarantor with the collateral object is in the form of inventory items that can easily switch and change form so that by their nature they can no longer be said to be movable objects that can be guaranteed by fiduciary. For example: a ship, where the material nature of a ship when it has been registered will become an immovable object, therefore it shall be imposed with mortgage. In the end, the guarantor has an obligation to provide a new form of guarantee to the creditor as the recipient of the guarantee."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library