Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ibnu Soeprijo
Abstrak :
Tesis ini membahas evaluasi strategi komunikasi PKP INDONESIA dalam menjaring calon anggota legislatif perempuan. Kekuatan dan kendala dalam menjaring calon anggota legislatif perempuan pada pemilu 2009. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Visi dan Misi serta infrastruktur menjadi strategi mendasar bagi PKP INDONESIA, Faktor Meutia Hatta menjadi kekuatan partai ini kemudian Faktor kendala kurang minatnya kaurn perempuan menjadi calon anggota legislatif. Penelitian ini menyarankan bahwa diperlukan kebijakan yang lebih kongkrit, keterbukaan dalam proses penjaringan, dan pendidikan politik khususnya terhadap perempuan yang menjadi calon anggota legislatif agar strategi komunikasi partai politik dapat mencapai hasil yang maksimal. ......This thesis discusses the strategy of evaluation in communication PKP INDONESIA member legislative candidates encompass women. Strengths and potential obstacles in the selectivity of women members in the legislative elections in 2009. The approach of this research is descriptive qualitative research. Results of this research concluded that the Vision and Mission and infrastructure to become a fundamental strategy for PKP INDONESIA, Mrs. Meutia Hatta factor into the strength of this party and then less interest factor constraints of women to become candidates for legislative members. Research suggests that this policy needed a more concrete, crawl in the process of scrutiny, and political education, especially against women who become candidate members of legislative communication strategy so that political parties can achieve maximum results.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33947
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
London: Profile Books Ltd, 2019
310 ECO
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yehezkiel Jefferson
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai praktik Media Relations yang dilakukan oleh publik figur. Subjek dari penelitian ini adalah Olivia Jensen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Data penelitian diperoleh melalui wawancara mendalam dengan beberapa narasumber yang terkait dengan topik ini. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kegiatan Media Relations Olivia Jensen dilaksanakan oleh manajer dari publik figur tersebut. Akan tetapi di sisi lain, selebritis juga menjalin hubungan dengan media melalui pendekatan personal. Menurut para pelaku dunia hiburan seperti publik figur, wartawan, dan publisis, hubungan baik dengan media memiliki pengaruh signifikan dalam membentuk citra selebritis di mata masyarakat.
The focus of this study is to discuss media relations practices for public figure. Subject of this study is Olivia Jensen. Data are collected through in-depth interview with several informants. The result of this study shows that media relation activities of her mostly executed by her manager, but she still communicates with media through personal approach. Based on the point of view from the prople who relates with celebrity`s career, such as public figure, press, and publicist, good relationship with media gives significant effect in building celebrity`s image in the society.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S58310
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moon, Rousamund
Oxford: Clarendon Press, 1998
420.141 MOO f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Qamara
Abstrak :
Kerajaan Majapahit sebagai salah satu kerajaan kuno terbesar di Indonesia dikenal sebagai peradaban yang relatif maju, salah satunya dalam bidang gaya seni arca. Arca-arca Majapahit dikenal memiliki ciri khusus yang mampu menandakan identitasnya, namun hal tersebut sering dijumpai pada arca-arca dewa saja. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana gaya seni pada arca bukan dewa masa Majapahit Koleksi Museum Nasional serta menjelaskan persamaan dan perbedaan gaya seni antara arca-arca tersebut dengan arca dewa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Terdapat 15 arca yang dijadikan data, seluruhnya diklasifikasikan ke dalam tiga kategori figur; yaitu laki-laki, perempuan, dan lain-lain. Berdasarkan penelitian ini, gaya seni arca-arca yang tidak memiliki ciri dan atribut dewa masa Majapahit koleksi Museum Nasional dapat diketahui melalui dua aspek, yaitu ukuran dan atribut. Ukuran arca-arca tersebut adalah chala atau yang mudah dipindahkan, sedangkan dari aspek atribut berupa perhiasan atau busana, terdapat variasi kelengkapan dan jenis tergantung dari kelompok figur arca tersebut. Tidak ada gaya seni atau aturan ikonografi yang mutlak pada arca-arca yang tidak memiliki ciri dan atribut dewa masa Majapahit. ......The Majapahit Empire as one of the biggest ancient kingdoms in Indonesia known as a relatively advance civilization for its time, of which one of the fields is the sculpture art style. The sculptures of Majapahit are known to have distinct character which set their identity, but these traits are only found on the gods sculptures. This research is conducted to find out the characters of the non-god sculptures of Majapahit from the national museum collection and to explain the similarities and differences they have with their god type counterparts.The method used in this research is the descriptive analysis. There are 15 sculptures used as data, they are classified into three categories; male, female, and others. Based on this research, the sculpture that do not have the characteristics and attributes of the gods of the Majapahit era, the National Museum collection can be identified through two aspects; size and attributes. The size of the statues is a chala or other word movable, while from the aspect of attributes in the form of jewelry or clothing, there are variations in completeness and type depending on the group of statues. There are no sculpture or absolute iconographic rules on statues that do not have the characteristics and attributes of the gods of the Majapahit era.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sunardi
Abstrak :
Kotamadya Padang adalah merupakan salah satu Daerah Tingkat II yang terdapat di Propinsi Sumatera Barat, dimana fungsi kepemimpinan kesehatan tokoh masyarakat masih perlu mendapat perhatian, dalam rangka pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan fungsi kepemimpinan tokoh masyarakat dalam menghadapi kemandirian daerah tingkat II Kotamadya Padang sesuai dengan tuntutan Undang-Undang nomor 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah, hal ini disebabkan saran dan prasarana kesehatan masyarakat yang ada belum berfungsi sebagaimana yang diharapkan dan cenderung menurun. Unit analisis adalah tokoh masyarakat yang selama ini telah ikut berpartisipasi dan berperan serta dalam meningkaikan pencapaian program kesehatan yang bertempat tinggal di daerah tingkat II Kotamadya Padang. Metode pendekatan yang digunakan adalah study kuantitatif dengan jenis penelitian cross sectional, untuk melihat gambaran fungsi kepemimpinan kesehatan tokoh masyarakat di Kotamadya Padang, dan faktor-faktor yang berhubungan dengan fungsi kepemimpinan kesehatan. Hasil penelitian menunjukan gambaran fungsi kepemimpinan kesehatan tokoh masyarakat masih kurang berfungsi dengan baik sebanyak 57,1%. Kemudian dari 8 (delapan) faktor yang penulis rancang mempunyai hubungan dengan fungsi kepemimpinan kesehatan yaitu: Persepsi tokoh masyarakat terhadap pembinaan puskesmas melalui pelatihan, persepsi tokoh masyarakat terhadap pembinaan puskesmas melalui forum informal, umur responden, jenis kelamin responden, tingkat pendidikan, status perkawinan, jenis pekerjaan dan jabatan responden dengan fungsi kepemimpinan kesehatan. Empat diantaranya terbukti ada hubungan dengan fungsi kepemimpinan kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Terbukti ada hubungan antara persepsi tokoh masyarakat terhadap pembinaan puskesmas melalui forum informal dengan fungsi kepemimpinan kesehatan (Nilai P 0,001).
2. Terbukti ada hubungan antara jenis kelamin tokoh masyarakat dengan fungsi kepemimpinan kesehatan (Nilai P 0,002).
3. Terbukti ada hubungan antara tingkat pendidikan tokoh masyarakat dengan fungsi kepemimpinan kesehatan (Nilai P 0,026).
4. Terbukti ada hubungan antara jabatan tokoh masyarakat dengan fungsi kepemimpinan kesehatan (Nilai P 0,0005). Informasi ini masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, untuk mengoptimalkan pencapaian program di daerah tingkat II Kotamadya Padang, sehingga dapat memberi dampak yang terbaik. Oleh sebab itu pertemuan yang bersifat informal masih perlu ditingkatkan mengingat tokoh masyarakat akan lebih berpartisispasi bila diikutsertakan dalam pengambilan keputusan dibidang kesehatan. ...... Factors having relation with health leadership function of public figures at Second Level Region of Padang Municipality, West Sumatra Province, Years 2000Municipality of Padang lied on one of Second Level Regions at West Sumatra Province in which health leadership function of public figures still having attention, within framework of empowering large public by increasing of leadership functions of public figures in facing the autonomous of Second Level Region of Padang Municipality by virtue of Laws Number 22 Year 1999 on autonomous of region, it is caused the structure and infra structure of public health had not been functioned yet as wished and trend to down. The analysis unit is public figures, currently, they had played role and participated to increase health program target residing at Second Level Region of Padang Municipality. Approach method to be used is quantitative study by cross sectional research in order to know the indication of health leadership function of public figures at Padang Municipality and other factors having relation with health leadership function. Research result had indicated that health leadership function of public figures had not functioned in good is 57.1%. Then, from eight (8) factors the author design it has relation with building of center for public health (Puskesmas) through training, perception of public figures against Puskesmas building through informal forum, respondents gender, educational strata, marital status, occupational variety, and respondents title with health leadership function. Four of them had been proven having relation with health leadership function as follows :
1. Having relation among public figures and Puskesmas building through informal forum by health leadership function (P value is 0.001).
2. Having relation among gender of public figures and health leadership function (P value is 0.002).
3. Having relation among educational strata of public figures and health leadership function (P value is 0.026).
4. Having relation among title of public figures and health leadership &action (P value is 0.0005). Necessarily, this information should be implemented by further research of maximizing program target at Second Level Region of Padang Municipality, hence, it may give the best impact, However, the meeting in informal character should remain be increased in taking account of public figures will more participate if they are involved to make decision of health.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T7729
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiana Setiawan
Abstrak :
Masyarakat di lereng barat gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah, meskipun telah memeluk agama-agama resmi yang diakui pemerintah, namun masih tetap melaksanakan upacara-upacara tradisional yang dipusatkan di tempat-tempat yang dianggap keramat, seperti: mata air, punden, dan situs cagar budaya. Upacara-upacara tersebut, yakni: Julungan, Mondosiyo, Dhukutan, dan Dawuhan, Permasalahan yang diangkat dalam tulisan ini adalah: (1) Hal-hal apakah yang mendasari masyarakat masih melaksanakan upacara-upacara tradisional tersebut, meskipun dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama yang mereka peluk? (2) Apakah penyelenggaraan upacara-upcara tradisional tersebut memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat? Tujuan dari tulisan ini adalah mengetahui aspek-aspek yang mendasari masyarakat tetap melaksanakan upacara tradisional yang telah diwariskan secara turun-temurun dan mengetahui manfaat yang dirasakan masyarakat dari penyelenggaraan upacara-upcara tradisional tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan upcara-upacara tradisional tersebut bukan ditujukan kepada makhluk-makhluk gaib yang menguasai tempat-tempat keramat, melainkan sebagai wujud interaksi antara masyarakat dengan lingkungan alam sekitarnya. Penyelenggaraan upacara tradisional juga tidak terlepas dari keberadaan tokoh-tokoh mitos yang menguasai tempat-tempat keramat. Tokoh-tokoh mitos tersebut diperlukan keberadaannya untuk memberikan makna terhadap penyelenggaraan upacara tradisional tersebut. Sesaji-sesaji yang digunakan sebagai persembahan adalah bentuk komunikasi nonverbal anatara masyarakat dengan lingkungan alam sekitarnya. Masyarakat merasakan manfaat dengan memperoleh hasil bumi dan kebutuhan air yang berlimpah
Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, 2017
959 PATRA 18:3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Berhitu, F.E.
Abstrak :
Perwakilan Kecamatan Majalaya adalah bagian dari kecamatan Karawang Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dimana fungsi kepemimpinan kesehatan tokoh masyarakat masih perlu ditingkatkan. Infra struktur kesehatan masyarakat belum berfungsi sebagaimana yang diharapkan dan cenderung menurun. Unit analisa adalah semua tokoh masyarakat desa dan ke-Lurahan seperwakilan kecamatan Majalaya. Metode pendekatan yang digunakan adalah studi kwantitatif dengan jenis penelitian cross sectional, untuk mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan fungsi kepemimpinan kesehatan. Analisa statistic dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukan bahwa dua faktor persepsi, dua faktor predisposing dan satu faktor enabiing berhubungan dengan fungsi kepemimpinan kesehatan. Lima hipotesa minor yang berhubungan dengan fungsi kepemimpinan kesehatan secara bermakna adalah sebagai berikut :
1. Semakin baik persepsi tokoh masyarakat terhadap pembinaan puskesmas melalui pelatihan, semakin baik fungsi kepemimpinan kesehatannya p = 0,03568.
2. Semakin baik persepsi tokoh masyarakat terhadap pembinaan puskesmas melalui forum informal, semakin baik fungsi kepemimpinan kesehatannya p = 0,00111
3. Wanita memiliki fungsi kepemimpinan kesehatan yang lebih baik dibanding pria, p = 0,00674
4. Semakin tinggi pendidikan tokoh masyarakat semakin baik fungsi kepemimpinan kesehatannya, p = 0,04621.
5. Kepala desa dan sekretaris desa atau kelurahan memiliki kepemimpinan kesehatan yang lebih baik dibanding jabatan tokoh masyarakat lainnya p = 0,00231. Kurangnya informasi kesehatan yang terarah dan belum dimanfaatkannya forum formal sesuai ketentuan yang berlaku, memberi dampak yang kurang menguntungkan. Oleh sebab itu pelatihan yang terarah dan memanfaatkan forum formal di pedesaan adalah yang terbaik. ...... The Factors Effecting Leadership Function of Health Public Figure at the Representative Sub-District Majalaya Karawang West Java 1994The Representative sub-district Majalaya is a part of sub-district Karawang, Autonomous Adminstrative Region I of West Java Provincial, where the function of health public figure still needs to improve, public health infrastructure has not functioned yet as it is expected and indicated declined. Analysis unit is the entire villages and kelurahan public figures of the whole sub-district Majalaya representative. The method of approach applied is quantitative study under cross-sectional type of research, to learn the factors related to health leadership functions. Statistic analysis by means of chi square test. The result of research indicated that two perception factors, two predisposing factors and one enabling factor effected the improvement of health leadership function. Five minor hypothesis significantly relating to health leadership function are as follows:
1. Getting higher the toma perception toward the training, the leadership function is getting better. P = 0,03568.
2. Getting higher the toma perception toward informal forum, the leadership function is getting better. P = 0,00111.
3. Women has better health leadership function than men. P = 0,00674
4. Getting higher toma's education is, the leadership function is getting better. P = 0,04621.
5. The head of village and the village's secretary has a better health leadership function compared with other toma's functions. P = 0.00231. Lack of guided health information and the unused formal forum in line with the applicable stipulation has a negative impact. Therefore, the guided training and the use of formal forum is the best way.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samperuru, Maria A.
Abstrak :
Dalam rangka menyadari dan memahami pentingnya keberadaan suatu keluarga sebagai pemberi pengaruh yang mendalam bagi kepribadian seseorang dan sebagai pendidik utama, perlu disadari bahwa kesatuan dan peranan dari kedua orang tua akan memberikan perasaan aman dan terlindung bagi anak. Perasaan aman dan terlindung ini sangai diperlukan anak dalam bertumbuh dan berkembang. Dengan demikian baik ayah maupun ibu sangat berperan dalam mewujudkan perasaan dan suasana aman bagi anak, atau dengan perkataan lain ayah dan ibu sama-sama mempunyai peranan yang besar bagi perkembangan anak. Namun sejauh ini yang lebih banyak menjadi topik penelitian adalah keteriibatan dan peranan ibu bagi perkembangan anak. Keterlibatan dan peranan ayah sangat sedikit sekali disinggung walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa peranan ayah sangat penting. Karena itu peneliti tertarik untuk menelitinya khususnya mengenai konsep ayah yang diinginkan anak. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang konsep orang tua, khususnya dari sudut pandang anak. Disamping melihat konsep ayah yang diinginkan anak, peneliti juga tertarik untuk meiihat apakah ada perbedaan konsep ayah yang diinginkan antara anak laki-laki dengan anak perempuan, karena Fitzgeratd dalam teorinya mengatakan bahwa ayah mempunyai harapan dan perlakuan yang berbeda terhadap anak laki-laki dan anak perempuan mereka. Penelitian ini dilakukan pada 81 subyek dengan menggunakan incidental sampling. Instrumen yang digunakan berupa hasil mengarang dan hasil menggambar anak usia 8-9 tahun tentang konsep ayah yang mereka inginkan. Kegiatan menggambar itu sendini hanya merupakan media untuk mempermudah anak dalam mengungkapkan pemikiran melalui mengarang. Hasil utama penelitian ini memberikan ciri-ciri yang dikelompokkan berdasarkan aspek kepribadian dan aspek peran. Juga ditemukan bahwa tidak ada perbedaan konsep ayah yang dinginkan anak Iaki-laki dengan anak perempuan. Hasil yang tidak sesuai dengan tinjauan teoritis ini menurut peneliti disebabkan oleh adanya penerapan konsep androgini oleh ayah terhadap anak. Untuk penelitian lebih lanjut, peneliti menyarankan untuk melihat perbedaan konsep ayah yang dinginkan dengan konsep ibu yang diinginkan anak. Penelitian ini juga dapat diterapkan pada sampel dengan usia lebih muda, dapat juga membah metodenya yaitu dengan menggunakan teknik Q-sort dengan memakai hasil gambar-gambar anak tentang ayah yang diinginkan. Selain itu, peneliti juga menyarankan melakukan penelitian yang melihat konsep-konsep anggoia keluarga lainnya, misalnya adik atau kakak, sehingga benar-benar diperoleh gambaran yang utuh tentang hubungan dalam keluarga.
1998
S2640
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>