Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Azwar Iskandar
"ABSTRACT
This paper calculates and analyzes the Index of Syariah Financial Inclusion (ISFI) covering three dimensions; the accessibility, the availability and the usage of Islamic banking services. Using the annual data in province level in Indonesia during the period of 2010-2015, this paper found that the Index of Syarial Financial Inclusion is generally low and Bangka Belitung is the most financially inclusive province of Indonesia. Furthermore, the results show that the Index of Syariah Financial Inclusion is positively correlated with the Human Development Index. This conclusion suggests the promotion of Syariah Financial Inclusion to be a policy priority in Indonesia to achieve the central goals of inclusive growth, welfare and economic development. "
Jakarta: Bank Indonesia Institute, 2017
332 BEMP 20:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dipta Fitriatinnisa
"Inklusi keuangan adalah kondisi dimana seluruh pelaku ekonomi memiliki akses yang luas, terjangkau dan bermanfaat terhadap layanan keuangan yang berkualitas, berkelanjutan, dan aman sehingga dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhannya, baik berupa transaksi, pembayaran, tabungan, kredit dan asuransi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan inklusi keuangan dengan kemiskinan dan ketimpangan menggunakan bukti empiris dari 33 provinsi di Indonesia selama periode tahun 2009 – 2019, dengan metode estimasi fixed effects. Untuk mengetahui level inklusi keuangan di masing-masing provinsi, terlebih dahulu akan dilakukan penghitungan Indeks Inklusi Keuangan (IIK) Regional. Hasilnya diperoleh bahwa inklusi keuangan berpengaruh signifikan dalam mengurangi kemiskinan provinsi di Indonesia. Pada saat dilihat dengan ketimpangan, menunjukan bukti adanya hubungan non-linear berbentuk kurva U terbalik. Untuk hasil dekomposisi per dimensi, menunjukan bahwa dimensi akses secara signifikan berpengaruh terhadap pengurangan tingkat kemiskinan di Indonesia dan menunjukan hubungan non-linear berbentuk kurva U terbalik terhadap ketimpangan tanpa dikontrol oleh variabel determinan ketimpangan lainnya. Sedangkan untuk dimensi penggunaan, menunjukan tidak adanya hubungan yang signifikan baik itu terhadap kemiskinan ataupun ketimpangan

Financial inclusion is a condition in which all economic actors have broad, affordable and beneficial access to quality, sustainable and safe financial services that can be used to meet their needs, whether in the form of transactions, payments, savings, credit and insurance. This study aims to see the nexus between financial inclusion, poverty and inequality by looking at empirical evidence from 33 provinces in Indonesia during the period 2009 - 2019, using the fixed effects estimation method. For this purpose, we construct Financial Inclusion Index (FII) in each province, using two dimensions, access dimensions and usage dimensions. The results show that financial inclusion has a significant effect in reducing poverty in Indonesia. On the other side, FII supports for the existence of an inverted U-curve relationship between financial inclusion and inequality. The results of the FII decomposition show that the access dimension has a significant effect on reducing poverty levels in Indonesia and supports for the existence of an inverted U-curve relationship with inequality. However, the usage dimension shows there is no significant relationship, either to poverty or inequality"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Nurhadi Satria
"ABSTRACT
Financial technology or FinTech refers to technology-enabled financial transaction solutions while financial inclusion refers to wider financial access to as-yet-unreached people. Some agencies such as the World Bank state that Fintech and Financial Inclusion have synergistic roles in developing a better economy. Based on Global Findex data of more than 140 countries, this research shows that FinTech and Financial Inclusion are positively correlated and have a causality effect on each other. I used a cross-section regression model adopted from Wang & Guan (2017) using regional Dummy variables   distinguishing OECD, Developing World, and ASEAN countries with 2014 and 2017 data. The findings suggest that the role of Fintech in increasing financial inclusion is the strongest in OECD countries in the examined period. To develop financial inclusion in the countries, the use of Fintech should be pushed up, especially in developing countries like Indonesia.

ABSTRAK
Teknologi keuangan atau FinTech mengacu pada solusi transaksi keuangan yang didukung teknologi, sedangkan inklusi keuangan mengacu kepada akses keuangan yang lebih luas untuk orang-orang yang belum terjangkau. Beberapa lembaga seperti Bank Dunia menyatakan bahwa Fintech dan Inklusi Keuangan memiliki peran sinergis dalam mengembangkan ekonomi yang lebih baik. Berdasarkan data Global Findex di lebih dari 140 negara, penelitian ini menunjukkan bahwa FinTech dan Inklusi Keuangan berkorelasi positif dan memiliki efek kausalitas satu sama lain. Saya menggunakan model regresi cross-section yang diadopsi dari Wang & Guan (2017) menggunakan variabel Dummy regional yang membedakan negara-negara OECD, Dunia Berkembang, dan ASEAN dengan data 2014 dan 2017. Temuan menunjukkan bahwa peran Fintech dalam meningkatkan inklusi keuangan adalah yang terkuat di negara-negara OECD pada periode yang diperiksa. Untuk mengembangkan inklusi keuangan di negara-negara, penggunaan Fintech harus didorong, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cham, Switzerland: Palgrave Macmillan, 2017
332.3 FIN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriansyah
"ABSTRAK
Kabupaten Aceh Tamiang bertipikal kawasan perdesaan, mengacu pada 213 jumlah desa tanpa satu pun entitas desa berstatus kelurahan. Rasio daerah tertinggal dan penduduk miskin yang relatif tinggi dibanding kabupaten/kota lainnya di Provinsi Aceh serta beberapa kasus penyimpangan dana desa yang terungkap, cukup menjadi alasan untuk segera menginisiasi Project Desa Digital pada kabupaten ini. Proyek tersebut, memanfaatkan potensi elektronikfikasi/digitalisasi pembayaran yang dapat diaplikasikan dalam tata kelola dana desa dan memfasilitasi akses layanan keuangan formal pada desa tertinggal yang diharapkan dapat menjadi solusi persoalan penyimpangan dana desa dan inklusivitas keuangan pada desa tertinggal. Setiap program yang berjalan hampir pasti memerlukan sinergitas seluruh unsur yang terlibat guna mendapatkan hasil yang maksimal. Terkait implementasi program di desanya, aparatur desa dituntut memiliki level pemikiran sinergis dan kesamaan persepsi dengan seluruh unsur yang terlibat terkait program, hal yang lebih mudah dicapai jika disertai kemampuan literasi optimal terhadap keuangan, digital dan kemampuan kognitif dan non kognitif lainnya terkait program secara esensial. Penelitian terhadap literasi dimaksud pada 60 aparatur desa di Kabupaten Aceh Tamiang menggunakan metode survey. Instrumen atau alat ukur yang digunakan, mengadopsi materi survey lapangan/penelitian pendahuluan LPEM FEB UI terkait perkembangan inklusi keuangan (akses, penggunaan dan kualitas) melalui Program Layanan Keuangan Digital dan Lakupandai di Aceh dan NTB - Desember 2016 dan Januari 2017, instrumen atau alat ukur literasi keuangan dan keuangan inklusif oleh OECD/IENF - 2015, financial inclusion index oleh World Bank - 2014 dan a global measure of digital and ICT literacy skills oleh UNESCO - 2016 yang dimodifikasi berdasarkan pertimbangan spesifikasi dan relevansi konteks penelitian. Hasil penelitian menemukan : (1) 53,34 % respondens memiliki kemampuan literasi yang kurang atau buruk, semeentara secara rata-rata, nilai literasi respondens berada pada kategori kurang; (2) Buruknya nilai rata-rata komponen literasi keuangan digital/non tunai aparatur desa menjadi penyebab nilai rata-rata literasi aparatur desa berada pada kategori kurang, meski komponen literasi keuangan dan komponen literasi digital bernilai rata-rata cukup; (3) Dari 5 (lima) variabel independent penelitian, yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, masa tugas/kerja dan aksesibilitas, hanya faktor usia, tingkat pendidikan dan aksesibilitas yang memiliki pengaruh signifikan terhadap literasi aparatur desa.

ABSTRACT
The district of Aceh Tamiang is rural-typical, spinning in 213 villages without a single village resident. The ratio of disadvantaged areas and the relatively poor population of other districts / municipalities in Aceh Province and some cases of village fund irregularities revealed, is reason enough to immediately initiate Digital Village Projects in this district. The project, taking advantage of electronic payment potential / digitization that can be applied in financial governance and access to finance services in underdeveloped villages that may be applicable. Every program that runs almost certainly affects all that is used to achieve maximum results. Regarding the program of organizers in their village, the village apparatus is required to have the same level as the related program, which is easier to do if the optimal literacy capability on financial, digital and other programs. Research on information literacy at 60 village apparatus in Aceh Tamiang using survey method. The tools and measuring tools used, LPEM FEB UI's ongoing survey materials relating to the development of financial inclusion (access, use and quality) through the Digital and Lakupandai Financial Services Program in Aceh and NTB - December 2016 and January 2017, instruments or measuring instruments financial and financial literacy inclusive by OECD / IENF - 2015, World Bank-2014 financial inclusion index and global measurement of digital literacy and ICT skills by UNESCO-2016 which addresses the issues and relevance of the research context. The results of the study found: (1) 53.34% of respondents had less or less literacy ability, meanwhile, on average, the literacy value of respondents was in the less category; (2) The poor value of the average digital / non-bank financial literacy component of the village apparatus is the cause of the average literacy of rural average in the category of less, although the financial literacy component and the ordinary digital literacy component are on average enough; (3) From 5 (five) independent research variables, ie time, gender, education level, years of service and accessibility, only population, education level and accessibility have significant influence on village apparatus literacy."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50493
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriani Nastika Ariati Manu
"ABSTRAK
Kekurangan pasokan merupakan salah satu alasan utama yang menghambat masyarakat untuk menggunakan layanan keuangan formal. Penelitian ini menyelidiki apakah agen perbankan berada jauh dari lokasi cabang bank dan ATM dengan menggunakan data survei Potensi Desa dari 83.931 desa pada tahun 2018. Studi ini menemukan bahwa desa yang memiliki kantor cabang atau ATM lebih mungkin untuk memiliki agen bank, dibandingkan dengan desa tanpa cabang bank atau ATM. Selain itu, desa pada kecamatan yang memiliki minimal satu cabang bank atau ATM lebih cenderung untuk memiliki agen bank dibandingkan dengan desa lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa pelaku ekonomi tertarik menjadi agen perbankan jika lokasinya dekat dengan cabang bank atau ATM karena agen bank sangat membutuhkan keduanya untuk pengelolaan likuiditas harian; atau kemungkinan bank lebih bersedia menunjuk agen di dekat cabang bank dengan mempertimbangkan biaya pemantauan agen. Oleh karena itu, bank disarankan untuk menyediakan minimal satu unit ATM tarik-setor di setiap kecamatan untuk memperluas cakupan layanan agen bank. Studi ini juga menemukan bahwa desa yang terletak di pedesaan dan timur Indonesia yang memiliki listrik, sinyal internet, pengguna telepon seluler, warung kelontong maupun warung sembako, dan koperasi simpan pinjam lebih cenderung memiliki agen bank dibandingkan dengan desa yang tidak memiliki atribut tersebut.

ABSTRACT
There is evidence that supply shortage is one of the main reasons that hinder people from using formal financial services. This study investigates whether the banking agents remotely exist remotely from where the bank branch and ATM exist by using Village Potential survey data of 83.931 villages in 2018. This study found that village with either branch or ATM is more likely to have banking agent, compared to village without branch or ATM, respectively. Besides that, village in a district that has at least one branch or ATM is more likely to have banking agent, compared to others. It indicates that economic agents are interested to be banking agents if their location are near the branch or ATM because banking agents crucially need both of which for daily liquidity management; or banks might be more willing to appoint agents near the bank branches by considering the agent monitoring costs. Therefore, it is recommended for banks to provide at least one unit of withdrawal-deposit ATM for each district (kecamatan) for broadening the coverage of agency banking services. This study also found that village located in rural and eastern of Indonesia with electricity, internet signal, mobile phone user, stall, and saving-credit cooperative is more likely to have banking agents, compared to village without these attributes."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisol Raditya Pratama Putra
"ABSTRACT
Sehubungan dengan tingkat perkembangan pelayanan keuangan pada beberapa negara berkembang, maka tingkat masyarakat yang mampu mengakses lembaga keuangan tersebut harusnya semakin meningkat. Kemudian dengan berjalannya roda perekonomian karena adanya penyaluran kegiatan keuangan terhadap layanan ekonomi itu, maka berbanding lurus dengan pengentasan kemiskinan, namun demikian dalam skripsi ini membahas tentang pengaruh keuangan inklusif terhadap pertumbuhan kemiskinan pada 2 negara asia tenggara, yaitu negara Indonesia dan Thailand. Dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) data yang di ambil dari sumber data World Bank ini berkisar pada kurun waktu 2006-2016. Hasil dari penilitian ini adalah bahwa beberapa variabel yang terdapat pada tulisan ini berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap kemiskinan yang berada pada Thailand dan Indonesia. Pada tulisan ini menunjukan adanya signifikansi pada PDB, jumlah bank, populasi dan inflasi pada kedua negara tersebut.

ABSTRACT
As the level of development of financial services in several developing countries, the level of the community that is able to access these financial institutions should increase. Then with the passage of the economy due to the distribution of financial activities to economic services, it is directly proportional to poverty alleviation, however in this thesis discusses the effects of financial inclusion on poverty growth in 2 Southeast Asian countries, namely Indonesia and Thailand. By using the Ordinary Least Square (OLS) method the data taken from this World Bank data source ranges from 2006 to 2016. The results of this study are that some of the variables contained in this paper have a significant and positive effect on poverty at Thailand and Indonesia. This paper shows the significance of GDP, number of banks, population and inflation in both countries."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cania Adinda
"Penelitian ini menganalisis pengaruh keuangan inklusif dalam pembiayaan UMKM terhadap kontribusi perkembangam UMKM dan pertumbuhan ekonomi lima negara di ASEAN antara tahun 2010 sampai 2019. Dengan menggunakan regresi panel data fixed effect, hasil makalah ini menunjukkan bahwa keuangan inklusif dalam pembiayaan UMKM berpengaruh terhadap perkembangan UMKM dan pertumbuhan ekonomi. Menjadi menarik dalam periode tahun penelitian, ditemukan bahwa pembiayaan UMKM di sektor informal sudah mulai ditinggalkan para pelaku UMKM. Dalam penelitian ini, perubahan perilaku dan ekosistem dalam sektor keuangan dan ekonomi dari era konvensional ke era digital mempermudah peningkatan inklusivitas keuangan di UMKM.
......
This study analyzes the effect of inclusive finance in MSME financing on the contribution of MSME development and economic growth in the five ASEAN countries between 2010 and 2019. Using the fixed effect panel data regression, the results of this paper show that financial inclusion in MSME financing influences MSME development and growth in the economy. Interestingly, in the period of the study, it was found that MSME financing in the informal sector had begun to be abandoned. In this study, changes in behavior and ecosystems in the financial and economic sectors from the conventional era to the digital era made it easier to increase financial inclusiveness at MSMEs."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zelin Nurfadia
"ABSTRAK
Inklusi keuangan dirancang untuk meningkatkan kesempatan dan partisipasi masyarakat miskin dalam lembaga keuangan formal, khsusnya bagi masyarakat miskin dalam lembaga keuangan formal, khususnya bagi masyarakat unbanked. Selain itu, inklusi keuangan merupakan sebab satu strategi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif. tetapi, iklusi keuangan dapat menyebabkan ketidakefektifan pelaksanaan kebijakan moneter. Hal ini dikarenakan inklusi keuangan memengarubi sensitivitas suku bunga sehingga menyebabkan ketidakstabilan pada permintaan uang. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian adalah menganalisis dampak inklusi keuangan terhadap permintaan uang, uang primer (MO), di 36 negara selama periode 2004-2014. Metode yang digunakan adalah Data Panel Dinamis. Hasilnya menunjukkan bahwa inklusi keuangan menyebabkan peningkatan permintaan uang primer (MO) di negara berkembang. inklusi keuangan menyebabkan penurunan permintaan uang primer (MO) di negara berkembang. "
Jakarta: Faculty of Economic and Business UIN Syarif Hidayatullah, 2018
330 SFK 6:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Etty Susilowati
"Abstrak
In order to increase access to formal financial institutions, the Indonesian government has issued various national strategies. However, Indonesia inclusive financial index is still under other ASEAN countries. Therefore, in this study, we investigate the factors that influence financial inclusion in Indonesia. The microdata from global findex 2014 was carried out in this study by using binary logistic regression analysis. The finding indicates that there is a significant positive relationship between individual characteristics, including financial inclusion, constraints to financial inclusion, utilization of financial services motivation, and loan sources. Since the main targets of financial inclusion are the poor, this finding becomes an essential proposition for policies in the banking sector, that besides the factors of gender, age, education, and type of jobs, income is the primary factor that influences access and utilization of financial services. Mainly regarding loans, increased income will increase the opportunities of the poor to getting loans because only high-income groups have collateral in applying for loans."
Jakarta: Faculty of Economics and Business State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah, 2019
330 JETIK 18: 1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>