Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Sahala David
"Indonesia merupakan negara kaya akan sumber daya alam. Salah satunya adalah kekayaan bahan tambang. Untuk mengolah mineral tambang dilakukan proses separasi. Proses separasi dilakukan dengan menggunakan gelembung. Proses ini sering disebut dengan proses flotasi. Untuk mengetahui proses flotasi diperlukan penelitian karakterisktik gelembung melingkupi besar gelembung, time history, frekuensi, kecepatan terminal, dan trajectory gelembung. Penambahan reagent berupa reagent jenis collector. Variasi yang diberikan adalah variasi reagent dan flow rate. Hasil menunjukkan bahwa besar gelembung bervariasi mulai dari 1,5 mm – 1,8 mm, kecepatan gelembung mulai dari 26 cm/dtk – 36 cm/dtk. Penambahan reagent menyebabkan penurunan terminal velocity.

Indonesia knows as a rich country full of natural resources. One of them is mining. In mineral processing, usefull material separated from unsefull material using separation process. Bubble is used in separation process. This process known as flotation process. Bubble‘s characteristic is investigated to know about better flotation process. Bubble‘s characteristic involves bubble size, time history, frequency, terminal velocity and bubble trajectory. Collector reagent type used in this research. Variation applied in this research is reagent and flow rate. Result show bubble size varies start from 1,5 mm – 1,8 mm, bubble velocity start from 26 cm/s – 36 cm/s. Reagent addition cause bubble terminal velocity decrease."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55901
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Antonio Nathan Bulangan
"Gelembung merupakan suatu wujud dari fluida dua fase yang memiliki fenomena yang menarik untuk diketahui dan diteliti.Keunikan dari dinamika dari gelembung ini dapat memberikan dampak yang baik untuk berbagai industry, salah satunya industry pertambangan. Proses flotasi yang memanfaatkan gelembung sebagai pemisah material berharga dan tidak berharga digunakan dalam industry material. Untuk mendapatkan efisiensi serta proses flotasi yang baik, studi mengenai eksperimen dinamika gelembung dilaksanakan. Dinamika gelembung tidak hanya berbicara tentang pergerakan gelembung, tetapi juga mengenai bagaimana gelembung terbentuk. Proses gelembung terbentuk atau bubble generation merupakan proses evolusi diameter gelembung dari gelembung belum terbentuk hingga gelembung terlepas dari suatu bubble generator yang terbentuk dari pompa udara. Dalam studi ini, gelembung yang diteliti bersifat kecil atau small-bubble yang keluar dari satu nozzle atau single nozzle. Gelembung yang diteliti akan memperlihatkan fenomena bagaimana dinamika diameter yang terbentuk, gaya-gaya yang bekerja pada gelembung selama pembentukannya, karakteristik bentuk gelembung selama proses evolusi, dan perubahan sudut kontak antara gelembung dengan nozzle. Tidak hanya itu, variasi flow-rate yang masuk serta media larutan untuk gelembung mengalir juga menjadi eksperimen untuk mengetahui perubahan karakteristik gelembung tersebut. Sifat-sifat tersebut kemudian dikaitkan bahkan dipelajari sehingga proses flotasi.

Bubble is fluid form from two phases which has remarkable phenomenon for experiment process. The unique bubble dynamic has good effect for industries, namely mineral industry. Flotation process using bubble as separating mineral valuable and non-valuable is used in material industry. For achieving decent process and efficient of flotation, study for bubble dynamic must be taken place. Bubble dynamic is not only its trajectory and movement, but also about its generation. Bubble generation process is bubble diameter evolution from its initial shape which is none into big diameter until bubble is attached from its bubble generator from air pump. In this case, bubble is researched in small size or small bubble out from single nozzle. Bubble will show its phenomenon about process of diameter evolution, forces actiong on bubble on its generation, characteristic of its shape, and contact angle between bubble and nozzle. Variation of air flow-rate and fluid media for bubble streaming becomes additional study to know more about bubble characteristic. In addition, those characterics and results will be learned more to know its effect for flotation optimation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56175
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Setiawan
"Penggabungan metode Flotasi dan Filtrasi dapat menjadi metode alternatif yang efektif untuk mengolah limbah cair yang mengandung logam berat seperti besi, tembaga dan nikel. Partikel-partikel yang tak dapat dipisahkan oleh proses Flotasi dapat dipisahkan melalui proses Filtrasi. Begitu juga dengan masalah fouling membrane pada proses Filtrasi dapat diatasi dengan adanya diffuser berupa pengaliran campuran udara dan ozon di sekitar membran yang berasal dari proses Flotasi.
Sebagai langkah awal dari penggabungan metode tersebut, akan dibandingkan kinerja dari proses Flotasi-Filtrasi dengan proses Flotasi dan proses Filtrasi saja. Proses ini akan berlangsung secara kontinyu. Untuk membandingkan hasil dari proses ini digunakan limbah sintetik besi sebagai limbah standarnya. Data yang akan dibandingkan berupa konsentrasi akhir dari limbah logam. Persentase pemisahan logam yang besar menunjukan kinerja proses yang lebih baik.
Setelah teruji metode penggabungan ini lebih efektif maka akan dicari kondisi optimum prosesnya yaitu berupa laju alir udara. Dengan kondisi optimum tersebut dilakukan proses pemisahan untuk limbah logam besi, tembaga dan nikel dengan variasi konsentrasi untuk setiap logam. Masing-masing logam diolah secara tunggal, tidak dalam bentuk campuran logam. Dengan begitu dapat dilihat efektifitas kinerja proses ini dalam memisahkan limbah logam berat.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa metode Flotasi-Filtrasi lebih baik dibandingkan metode Flotasi atau metode Filtrasi saja. Persentase pemisahan metode Flotasi-Filtrasi, Flotasi dan Filtrasi sebesar 94,736 %; 87,92 % dan 88,106 % . Laju alir udara optimum dari proses ini yaitu pada saat lajunya sebesar 100 L/jam. Dan efektifitas pemisahan logam besi, tembaga dan nikel dicapai pada saat konsentrasinya sebesar 100 mg/L untuk logam Fe dan 50 mg/L untuk logam Cu dan Ni.

The merging between the Flotation method with Filtration method can be the alternative method which treats the liquid waste'which contains heavy metal such as iron, copper, and nickel'effectively. Some particles cannot be separated on Flotation process. Instead, they can be separated by using the Filtration process. So do with the fouling membrane problems. They can handled with the existence of diffuser which using the flow of mixture air and ozone on the surround of the membrane that comes from Flotation.
For the first step, the performance of the Flotation-Filtration method will be compared with Flotation-only method and Filtration-only method'those methods will occurs continuously. To compare the results of these processes, iron synthetic waste is used as standard waste. The comparison data is the last concentration of the metal waste. The bigger percentage of separation of metal, the better performance of the process.
After being tested, the merging method is proven more effective than the others. Therefore, the optimum processes condition'i.e. air flow rate'will be searched. With this optimum condition, the separation process for heavy metal waste'such as iron, copper, and nickel'with the concentration variation for each metal. Each metal will be treated as singular metal'not as a mixture. Therefore, the affectivity of the process performance to separate heavy metal waste can be seen.
The result of this research shows that the Flotation-Filtration method is better than the Flotation-only method and Filtration-only method. The percentages of separations using the Flotation-Filtration, Flotation-only, and Filtration-only are 94,736 %; 87,92 %; and 88,106 %, respectively. The optimum air flow rate is 100 Littre per Hour, with the affectivity of the separation is 100 mg/L for Fe and 50 mg/L for Cu and Ni.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49824
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Edzwald, James K.
New York: McGraw-Hill, 2012
363.61 EDZ d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rumsah Rasad
"Telah dilakukan pemeriksaan terhadap 100 sampel debu rumah yang berasal dari daerah Bambu Apus Pamulang, dengan kategori perumahan menengah kebawah. Dengan menggunakan teknik flotasi, telah dapat ditemukan telur Nematoda usus dan kista Protozoadari 478,80 gram debu yang diperiksa. Kista Protozoa yang ditemukan adalah dari E histolytica 17%; E coil 29p; G lamblia 5% dan B hominis 1%. Sedangkan telur Nematoda usus yang ditemukan adalah A lumbricoides 21%; T trichiura 10%; O vermicularis 34% dan cacing tambang 12%.
Dari sampel tersebut ternyata 13% nya ditemukan campuran antara kista Protozoa dan telur nematoda usus. Penelitian ini menunjukkan bahwa bila prevalensi telur Nematoda usus dan kista protozoa tinggi pada sekelompok masyarakat, maka akan ditemukan juga pencemaran lingkungan yang tinggi pula. Debu rumah merupakan sumber infeksi dan reinfeksi terutama bagi anak-anak yang bermain di lantai. Dengan menggunakan teknik flotasi untuk pemeriksaan parasit usus ternyata dapat ditemukan lebih banyak telur Nematoda usus, maupun kista protozoa."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
R.A. Fiska Huzaimah
"Teori agensi menyatakan bahwa manajer sebaiknya menentukan pilihan perpaduan kebijakan dari hutang dan dividen untuk meminimalkan biaya agensi. Dengen meneliti sebanyak 88 perusahaan manufaktur dan jasa yang tecatat di Bursa Efek Jakarta pads periode tahun 1998 sampai 2001, dan dengan menggunakan model persamaan Ordinary Least Square, penelitian ini mencoba menjelaskan hubungan antara kebijakan hutang dan kebijakan dividen dalam sebuah kerangka kerja teori agensi serta menganalisis karakteristik spesifik perusahaan - kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, volatilitas pendapatan, flotation costs, dan ukuran perusahaan - yang secara langsung bersama-sama mempengaruhi kedua variabel tersebut dan mendukung kesimpulan bahwa manajer membuat trade off kebijakan finansial agar dapat mengontrol dan meminimalkan agency costs secara efisien_ Hasil penelitian menunjukkan bahwa volatilitas pendapatan, flotation costs, dan ukuran perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang secara signifikan; kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional merupakan faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan secara signifikan. Temuan panting dalam penelitian ini adalah bahwa kepemilikan manajerial mempengaruhi hutang perusahaan secara positif dan signifikan, yang mengindikasikan bahwa perusahaan di Bursa Efek Jakarta dengan kepemilikan insider tinggi cenderung membiayai proyek-proyek dengan hutang jangka panjang yang lebih banyak. Hal ini memberi bukti bahwa manajemen cenderung mengurangi risiko yang berhubungan dengan portofolio individualnya di perusahaan karena insiders mungkin melakukan hutang untuk memelihara kontrol perusahaan, sehingga secara tidak Iangsung mengurangi agency costs."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T20239
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The flotation of ONP and OMG misture has been done in the laboratory . ONP and OMG was repulped separately at 4% consistency using Na3SiO and H2O2,up to 350 ml CSF ....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sela Viviyani
"Permintaan global untuk tembaga mengalami peningkatan sebesar 10% yaitu 1,9 juta ton (MT) di akhir tahun 2014 jika dibandingkan dengan permintaan pada tahun 2013. Dengan industrialisasi yang pesat, diproyeksikan permintaan tembaga selanjutnya akan meningkat jauh lebih tinggi di luar permintaan saat ini pada tahun 2020 (ICSG 2015). Malakit [Cu2(CO3)(OH)2] adalah mineral tembaga karbonat, atau sering disebut sebagai mineral Copper Carbonate Hydroxide, yang disusun oleh ion logam tembaga dengan anion karbonat dan hidroksida yang berwarna hijau terang atau hijau zamrud. Dalam penelitian ini, dilakukan ekstraksi ion Cu dari mineral malakit (kadar tembaga sebesar 45,9%) dengan metode flotasi menggunakan salisilaldoksim. Semakin bertambah nilai pH maka kadar tembaga semakin meningkat. pH optimal untuk mengekstraksi ion Cu2+ dari mineral malakit dengan metode flotasi adalah pH 10. Flotasi 10 gram mineral malakit menggunakan 10 mL minyak pinus, 20 mL salisilaldoksim 0,1 M dapat mengekstrak 90,07% sehingga jumlah ion Cu2+ yang dapat diekstraksi di dalam penelitian ini adalah 41,38%.

In the end of 2014, global demand for copper increased 10% (1,9 million tons) from 2013. In 2020, copper demand has been predicted to increase much higher than recent year as the impact of rapid industrialization (ICSG, 2015). Malakit [Cu2(CO3)(OH)2] is a copper carbonate mineral or copper carbonate hydroxide, which is composed by copper metal ions with carbonate anions and hydroxides in bright green or emerald green color. In this research, flotation method was used to extract copper ions from malakit (copper rate 45,9%) using salicylaldoxim. Increasing the pH value of the levels of copper is increasing. The optimum pH for extracting Cu2+ ion from malakit using flotation method is pH 10. Flotation of 10 grams malakit using 10 mL pine oil, 20 mL salicylaldoxim 0,1 M which can extract 90,07%. So that the amount of Cu2+ ions that can be extracted in this research is 41,38%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Warjito
"Flotation is an
important process in mining industries. This process employs the bubble and
hydrophobic properties of a particle to separate valuable mining particles from
impurities. The most important phenomenon in determining flotation efficiency
is the bubble-particle interaction; therefore, understanding this phenomenon is
very important. The aim of this research is to study the mechanism of
bubble-particle interactions with and without the addition of a collector. The
experimental setup consists of a water container, bubble generator, particle
feeding system, and an image capturing system. The water container is made from
transparent material of a size large enough so that the wall?s effects on
bubbles and particles can be neglected. Air bubbles are generated by a bubble
generator which consists of a small nozzle and programmable syringe pump. A
high speed video camera and halogen lamp backlighting system are used as image
capturing devices. Observation of the images reveals that bubble-particle
interaction follows the stages of bubble-particle collision, particle attached
to the bubble, and particle detached from the bubble. The addition of a
collector to the liquid affects the bubble-particle interactions."
2016
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Ariyani
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan performa mesin flotasi self aerating vs induced air dengan efek penambahan variasi dosis SiBX terhadap recovery Cu dan Au, sehingga dapat dilakukan optimalisasi proses recovery Cu dan Au di PT. X Papua.Penelitian dilakukan dalam skala plant concentrator C1, digunakan tiga jenis variasi dosis SiBX, yaitu 5 g/t, 10 g/t, dan 15 g/t yang diterapkan pada kedua jenis mesin flotasi. Selanjutnya dilakukan pengujian assay mineral dan XRD. Hasil recovery Cu dan Au secara keseluruhan menunjukkan mesin flotasi self aerating mampu mengangkat Cu dan Au lebih efektif daripada mesin flotasi induced air pada semua fraksi ukuran mineral coarse, medium, dan fine. Recovery Cu dan Au dipengaruhi sifat hydrodynamic dari kedua jenis mesin. Efek penambahan variasi dosis SiBX kurang signifikan terhadap recovery Cu dan Au sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

This research had been done to know the performance of self aerating vs induced air flotation machine with variation of SiBX dosage to Cu and Au recovery, so the recovery of Cu and Au at PT. X Papua can be optimized. Three variations of SiBX dosage 5 g T, 10 g T, and 15 g T are used for both flotation machines at flotation circuits.XRD and minerals assay were conducted and show self aerating flotation machine has a higher Cu and Au recovery than induced air flotation machine at all fraction size, coarse, medium, and fine. Hydrodynamic characterization influenced the result of Cu and Au recovery. It was evaluated that the effect of SiBX dosage addition could not be seen clearly, so it is necessary to do next level of research, in order to see the effect of SiBX addition to Cu and Au recovery.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68079
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>