Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Rome: Food and Agriculture Organization of the United Nations , 1985
338.1 FOO f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wortman, Sterling
Baltimore: Johns Hopkins University Press, 1979
338.19 WOR t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Anjari
Abstrak :
Jutaan manusia di seluruh dunia menggantungkan hidupnya pada sektor perikanan sebagai penyedia sumber makanan yang penting, lapangan kerja, sumber pendapatan dan rekreasi. Bagi Indonesia yang merupakan negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia dengan luas wilayah laut sebesar 5,8 juta km2, perikanan memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Sayangnya, pendayagunaan sektor perikanan terhambat oleh maraknya tindak pidana di bidang perikanan yang terjadi, akibatnya Indonesia mengalami kerugian yang sangat besar. Tindak pidana di bidang perikanan sebenarnya telah menjadi isu yang sangat penting dalam manajemen perikanan dunia, oleh karena itu Food and Agriculture Organization (FAO) mengeluarkan Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF) dengan mandat utama dalam hal penyediaan kerangka pengelolaan bagi pemanfatan sumber daya perikanan yang berkelanjutan baik dalam tatanan global, regional maupun nasional. Sebagai pelaksanaan dari CCRF, FAO mengeluarkan panduan yang dinamakan International Plan of Action (IPOA). Sejalan dengan tuntutan dunia internasional dan kebijakan FAO tersebut, Pemerintah Indonesia berusaha untuk memperbaiki pengelolaan perikanan nasional, termasuk dalam hal penegakan hukum yang selama ini dirasa lemah. Salah satu usaha peningkatan penegakan hukum adalah dengan mengeluarkan Undang - Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. Dalam penegakan hukum melalui sarana penal, penyidik merupakan instansi penegak hukum yang memegang peranan penting untuk menciptakan suatu sistem peradilan pidana terpadu. Dalam pembahasan Rancangan Undang - Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan muncul ide untuk memberikan kewenangan penyidikan kepada satu instansi penyidik (penyidik tunggal) yaitu PPNS Perikanan, namun ide tersebut ditolak oleh Perwira TNI AL dan penyidik POLRI. Pada akhir pembahasan, disepakati suatu kompromi politis untuk memberikan kewenangan penyidikan tindak pidana di bidang perikanan kepada tiga instansi penyidik, yaitu perwira TNI AL, PPNS Perikanan dan penyidik POLRI, kesepakatan tersebut dituangkan dalam Pasal 73 Undang - Undang Nomor 31Tahun 2004. Keberadaan tiga instansi penyidik dengan posisi sejajar dan kewenangan yang sama dalam penyidikan tindak pidana di bidang perikanan memungkinkan terjadinya tumpang tindih penyidikan. Oleh karena itu diperlukan suatu mekanisme koordinasi dalam menjalankan tugas dan wewenang masing - masing penyidik sehingga tercipta suatu mekanisme penyidikan yang akuntabel. Dengan mekanisme koordinasi maka tugas dan wewenang ketiga instansi penyidik tidak tumpang tindih dan justru akan mendorong peningkatan kinerja para penyidik secara umum, dengan demikian tujuan dari Undang - Undang Nomor 31 Tahun 2004 untuk menimalisir tindak pidana di bidang perikanan dapat tercapai.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T16453
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azka Shabrina
Abstrak :
Sebagai salah satu tindakan preventif atas penyebaran penyakit pada produk agrikultur, Food and Agriculture Organization (FAO) mengeluarkan suatu kerangka kerja untuk mengelola risiko biologis di berbagai negara, yang disebut Biosecurity. Salah satu tujuan biosecurity ialah meningkatkan keberlanjutan produksi. Sementara itu di Indonesia, para peternak rakyat terus menghadapi risiko kerugian akibat faktor-faktor internal maupun eksternal. Hasil penelitian ini menemukan bahwa setelah 22 bulan, penerapan kerangka kerja biosecurity mampu meningkatkan produktivitas serta pertumbuhan sehingga berkontribusi positif terhadap laba operasi. ......As one of the actions to prevent the transmission of disease among agricultural products, Food and Agriculture Organization (FAO) issued a framework to manage biological risks in various countries, entitled Biosecurity. One of its purpose is to improve the continuity of production. Meanwhile in Indonesia, individual farmers are constantly faced with the risk of being at loss caused from both internal and external factors. This research found that after 22 months of practice, the application of biosecurity framework had rendered an increase in productivity and growth, which in turn resulted in a positive contribution to the operating profit.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S61844
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library