Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Okti Sri Purwanti
"Pengkajian faktor risiko ulkus kaki merupakan peran perawat untuk mencegah terjadi ulkus diabetik atau ulkus berulang. Tujuan penelitian mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan kejadian ulkus kaki. Rancangan penelitian case control, dengan sampel 68 responden DM terdiri 34 pasien ulkus dan 34 pasien tidak ulkus. Hasil multivariat menunjukkan faktor perawatan kaki, neuropati motorik, Peripheral Arterial Disease, pengendalian kadar gula darah, dan gangguan penglihatan berhubungan signifikan dengan kejadian ulkus. Neuropati motorik yang paling mempengaruhi kejadian ulkus kaki. Rekomendasi penelitian ini adalah perlu pendidikan kesehatan & early detection risiko ulkus kaki dan penelitian lanjutan pengaruh penyuluhan pada pasien berisiko dengan kejadian ulkus kaki.

Assessment of risk factors for foot ulcer is the role of nurses to prevent diabetic ulcers or recurrent ulcers. The research aimed to identify factors associated with the incidence of foot ulcers. Case-control study design, recruited 68 respondents diabetic devided into 34 ulcer patients and 34 no ulcer patients. Multivariate results indicated foot care, motor neuropathy, PAD, controlling blood sugar levels, and visual impairment significant associated with the occurrence of ulcers. Motor neuropathy was the most influence incidence of foot ulcers. Recommendations of this study is the need for health education and early detection of its risk foot ulcers and further had explore research effect of counseling for patients at risk with the incidence of foot ulcers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T32540
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sessy Arie Margareth
"Latar Belakang: Indonesia menempati peringkat ke-7 di antara 10 negara dengan jumlah penderita DM terbanyak. Tingginya jumlah penderita DM meningkatkan jumlah komplikasi luka kaki diabetes. Anemia berhubungan dengan luka kaki diabetes, serta menjadi prediktor amputasi dan mortalitas. Pasien anemia tanpa DM mengalami peningkatan ekspresi HIF-1α akibat hipoksia. Akan tetapi, pada pasien luka kaki diabetes tanpa anemia justru memiliki kadar HIF-1α yang rendah. Keadaan hiperglikemia menyebabkan degradasi HIF-1α. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kadar hemoglobin dengan ekspresi HIF-1α pada pasien luka kaki diabetes dengan anemia di RS Dr. Cipto Mangunkusumo.
Metode: Penelitian ini merupakan observasional analitik jenis potong lintang. Data diambil dari seluruh pasien terdiagnosis luka kaki diabetes dengan anemia di RSCM, meliputi kadar hemoglobin, gula darah sewaktu, HbA1c, dan kadar HIF-1α berdasarkan metode ELISA yang diperoleh dari jaringan hasil biopsi. Analisis statistik dilakukan menggunakan SPSS versi 20. Uji korelasi Spearman dilakuan untuk memperoleh nilai koefisien korelasi. Nilai p <0,05 bermakna signifikan.
Hasil: Terdapat 59 subjek luka kaki diabetes dengan anemia di RSCM. Laki-laki sebanyak 30 orang (50,8%) dan mayoritas subjek berusia 40—59 tahun yaitu sebanyak 37 orang (62,7%). Perempuan memiliki median GDS 227,0 mg/dL (IQR: 192) dan HbA1c 8,0 g/dL (IQR: 4,6), lebih besar dibandingkan laki-laki. Sebaliknya, laki-laki memiliki rerata Hb 9,9 g/dL (SB: 2,0) dan median HIF-1α 19,1 pg/mg (IQR: 36,4), lebih besar dibandingkan perempuan. Hanya Hb dan HbA1c yang berhubungan dengan jenis kelamin secara signifikan (p <0,05). Uji korelasi Spearman diperoleh nilai korelasi r = 0,266 (IK95%: -0,14—0,58; p = 0,043).
Simpulan: Didapatkan korelasi positif lemah dan signifikan antara kadar hemoglobin dengan ekspresi HIF-1α pada pasien luka kaki diabetes dengan anemia di RSCM. Keadaan hiperglikemi dapat mendegradasi HIF-1α lebih kuat dibandingkan kemampuan anemia dalam memicu ekspresi HIF-1α.
......Background: Indonesia is ranked 7th out of 10 countries with the most diabetes mellitus patients. The high number of DM patients will increase complications of diabetic foot ulcers. Anemia is associated with diabetic foot ulcers as well as a predictor of amputation and mortality. Anemic patients without diabetes have increased HIF-1α expression due to hypoxia. Meanwhile, diabetic foot ulcer patients without anemia have low levels of HIF-1α. Hyperglycemia causes degradation of HIF-1α. This study aims to determine the association of hemoglobin levels and HIF-1α expression in diabetic foot ulcer patients with anemia at Dr. Cipto Mangunkusumo National Hospital.
Method: This is a cross-sectional study. Data were taken from all patients diagnosed with diabetic foot ulcers with anemia at the RSCM, including hemoglobin (Hb) levels, blood glucose (BG), HbA1c, and HIF-1α levels based on the ELISA method obtained from tissue biopsies. Statistical analysis was done using SPSS version 20. Spearman correlation test was performed to obtain the coefficient of correlation. P-value <0.05 was significant.
Results: There were 59 subjects with diabetic foot ulcers with anemia in RSCM. It consisted of 30 male (50.8%) and most of subjects were 40-59 years old (37 subjects; 62.7%). Female subjects have a median BG 227.0 mg/dL (IQR: 192) and median HbA1c 8.0 g/dL (IQR: 4.6), it is higher than male. On the other hand, male subjects have a mean Hb 9.9 g/dL (SB: 2.0) and median HIF-1α 19.1 pg/mg (IQR: 36.4), it is larger than female. Only Hb and HbA1c were significantly related to gender (p <0.05). Spearman correlation test obtained a correlation value of r = 0.266 (95%CI: -0.14-0.58; p = 0.043).
Conclusion: We found a weak but significant positive correlation between hemoglobin levels and HIF-1α expression in diabetic foot wound patients with anemia in RSCM. Hyperglycemia can degrade HIF-1α more strongly than anemia's ability to initiate HIF-1α expression. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Kuswandi
"Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi kronis diabetes melitus dan menjadi penyebab amputasi kaki. Infeksi pada ulkus tersebut umumnya disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Salah satu teknik pencegahan amputasi kaki diabetes adalah perawatan ulkus. Berbagai jenis bahan kompres ulkus diabetikum yang telah dikenal selama ini adalah:kompres madu, gula, Iodine, dan NaCl 0,9%. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektifitas bahan kompres ulkus terhadap daya hambat Staphylococcus aureus. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen in vitro menggunakan satu faktor perlakuan yaitu zona hambat bahan kompres terhadap Staphylococcus aureus pada ulkus diabetikum. Enam jenis bahan yang diuji adalah aquadest, gula, Iodine 10%, campuran gula dan Iodine 10 %, madu, dan NaCl 0,9 %. Eksperimen dilakukan sebanyak 10 kali untuk mengetahui rerata luas daya hambatnya selama 24 jam. Sampel diambil dari ulkus diabetikum. Staphylococcus aureus diisolasi dari ulkus tersebut untuk eksperimen dengan berbagai bahan kompres ulkus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zona hambat madu rata-rata sebesar 0,4 mm, gula 3,0 mm, aquadest 0,0 mm, NaCl 0,9% 0,0 mm, Iodine 10% 8,3 mm dan campuran gula-Iodine 6,0 mm. Zona hambat terluas dihasilkan dari uji menggunakkan Iodine 10% (8,3 mm). Sementara campuran gula Iodine 10% menghasilkan zona hambat seluas 6 mm dan gula menghasilkan 3 mm. Penelitian ini merekomendasikan jika ditemukan Staphylococcus aureus maka dilakukan kompres Iodine 10% dengan kasa steril. Penelitian selanjutnya dengan metode in vivo perlu dilakukan untuk mengetahui efektifitas cairan Iodine pada ulkus diabetikum.
Effectivity of Iodine Compress to Blocking Zone of Staphylococcus aureus in Diabetes Ulcers. Diabetic foot ulcers is one of diabetes chronic complications that might lead to leg amputations. Staphylococcus aureus is known as the cause of infection in diabetic foot ulcers. One of techniques to prevent diabetic foot amputations is wound care. Various materials are known to be used to compress diabetic foot ulcers. These include of using honey, sugar, 10% of Iodine and 0.9% of NaCl. This study aimed ttify to identify the effectiveness of various wound care materials to block Staphylococcus aureus. This is an in vitro experiment study to investigate the effetiveness of six wound care materials used to wounds compress: distilled water, sugar, 10% of Iodine, a mixture of sugar and Iodine, honey and 0.9% of NaCl. Experiments were carried out in 10 times to determine the average size of block area in 24 hours. Staphylococcus aureus were isolated and soiled with various wound compressss materialls. The results showed that honey produced 0.4 mm of a blocking zone, 3.0 mm for glucose, 0.0 mm for distilled water, 0.0 mm for 0.9% of NaCl, 8.3 mm for 10% of Iodine, and 6.0 mm for mixed-Iodine Sugar. Ten percents of Iodine produced the widest zone to block Staphylicoccus aureus. This study recommends of apllying a 10% of Iodine compress if there is a positive culture of Staphylococcus aureus. A further in vivo study is a necessity to investigate the effectiveness of Iodine to diabetes foot ulcers."
Kementerian Kesehatan Tasikmalaya, 2013
610 JKI 16:3 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ihsan Taufiq
"Ulkus kaki diabetik adalah komplikasi kronik diabetes melitus yang mengakibatkan kerusakan kulit yang dapat meluas ke tendon, otot, tulang atau persendian. Ulkus kaki, infeksi, neuroarthropati dan penyakit arteri perifer mengakibatkan gangren dan amputasi ekstremitas bagian bawah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh latihan ROM ankle terhadap proses penyembuhan ulkus kaki diabetik di rumah sakit di propinsi Lampung. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen pre post test dengan kelompok kontrol, melibatkan 7 responden kelompok intervensi dan 7 responden kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel dengan non probability consecutive sampling.
Penelitian ini menggunakan t test, diperoleh hasil adanya perbedaan yang signifikan rata-rata skor penyembuhan ulkus kaki diabetik antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah dilakukan latihan ROM ankle (p= 0,001; α = 0,05 ). Demikian juga terbukti tidak ada hubungan antara lama sakit DM (p = 0,656 ; α = 0,05), GDN (p = 0,648 ; α = 0,05), GDPP (p = 0,883 ; α = 0,05) dan infeksi ulkus (p = 1,000; α = 0,05) dengan skor penyembuhan ulkus kaki diabetik.
Peneliti memberikan saran agar latihan ROM ankle dapat diterapkan pada perawatan ulkus kaki diabetik sesuai dengan formula yang ada. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan dengan jenis gerakan yang lain, melibatkan tidak hanya sendi ankle. Selain itu dilakukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih besar.

Diabetic foot ulcer is a chronic complication of diabetes melitus disease resulting in destructruction of skin that can spread to tendons, muscles, bones or joints. Foot ulcers, infections, neuroarthropati and peripheral arterial disease lead to gangrene and amputation of the lower extremities. The purpose of this study was to determine the effect of ankle ROM exercises on the healing of diabetic foot ulcers in the hospital province of Lampung. This study used quasi-experimental design pre-post test with control group. This study recruited 7 respondents intervention group and 7 respondents control group by non probability consecutive sampling.
The t test result showed that there was a significant difference in the mean score of the healing of diabetic foot ulcers between the intervention and control group after ankle ROM exercise (p = 0.001; α = 0.05). There are no relationship among the illness period of DM (p = 0.656; α = 0.05), GDN (p = 0,648 ; α = 0,05), GDPP (p = 0,883 ; α = 0,05) and ulcers infection (p = 1.000; α = 0,05) with a score of healing diabetic foot ulcers.
The researcher suggested that ankle ROM exercises could be applied to the diabetic foot ulcers care in accordance with the existing formula. Further research needs to be done with other types of movement, involving not only the ankle joint, but also other parts of joints. In addition the study should be recruite a larger number of samples.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Syukri
"Ulkus kaki diabetik sebagai komplikasi diabetes melitus merupakan masalah kesehatan masyarakat perkotaan. Salah satu penanganan medis yang dilakukan adalah tindakan pembedahan skin graft. Karya Ilmiah Akhir Ners ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan pasien ulkus kaki diabetik post operasi skin graft di RSUP Fatmawati dengan menerapkan intervensi perawatan luka untuk mencapai penyembuhan luka optimal. Perawatan luka ini dilakukan selama lima hari dengan hasil kondisi graft mengalami vaskularisasi sesuai dengan tahap yang ada, yaitu graft mengalami fase revaskularisasi, pengerutan kulit, dan regenerasi. Pasien dianjurkan untuk mengontrol kadar gula darah untuk membantu penyembuhan luka. Oleh karena itu, perawat diharapkan dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada pasien post operasi skin graft berdasarkan evidence based practice yang ada. Kata kunci: perawatan luka, skin graft, ulkus kaki diabetik.
......
Diabetic foot ulcers as a complication of diabetes mellitus is an urban public health problem. One of the medical treatments is skin graft surgery. This final work of Ners Scientific aims to give description of nursing care of diabetic foot ulcer patient on skin graft surgery at Fatmawati Hospital by applying wound care intervention to achieve optimal wound healing. This wound treatment was performed for five days with the result of graft condition having vascularization according to the existing stage, ie graft experiencing revascularization phase, skin shrinkage, and regeneration. Patients are encouraged to control blood sugar levels to help wound healing. Therefore, nurses are expected to improve the quality of nursing care in post operative skin graft patients based on existing evidence based practice. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library