Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Indriani
"ABSTRAK
Permukiman perajin batik trusmi merupakan salah satu sentra batik di Indonesia dengan skala produksi yang besar. Hampir semua kegiatan produksi dan pemasaran berada dalam satu daerah kecil ini, yaitu Desa Trusmi Kulon. Akibatnya di dalam permukiman ini terjadi kompetisi (ruang) antara kebutuhan hunian dengan kegiatan produksi dan pemasaran.
Penelitian mengenai formasi spasial permukiman perajin batik di Desa Trusmi ini untuk mengungungkap pola bermukim yang terjadi dan mengapa terjadi bentuk ruang seperti yang terjadi dalam Desa Trusmi. Metode yang digunakan untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah dengan mengungkap kegiatan kerja, karya, dan aksi yang menghasilkan reproduksi sosial dan ruang di dalam masyarakat dan permukiman perajin batik trusmi.
Dari analisis ditemukan pola bermukim masyarakatnya, yang mirip dengan pola bermukim masyarakat Trusmi pada awal kependudukan desa Trusmi. Pola bermukim yang terjadi pada saat ini adalah akibat dari kegiatan karya mereka dan pola aksi yang terbentuk dalam masyarakatnya. Dari analisis didapatkan bahwa pola bermukim masyarakat Trusmi ini tidak akan cocok lagi pada permukiman ini karena menghabiskan banyak ruang terbuka yang dibutuhkan untuk kegiatan produksi masyarakat perajin.

ABSTRACT
Settlement of batik trusmi handicrafter (permukiman perajin batik trusmi) is one of batik central in Indonesia with large scale of production. The batik production and marketing activities are concentrated mostly in this small area, desa Trusmi Kulon. This causing competition (spatial) between dwelling needs, production and marketing activities.
This research about spatial formation of settlement of batik trusmi handicrafter in desa Trusmi is to express dwelling pattern that happens and why this pattern could be formed. The methods used to answer those questions is with expressing labor, work, and action activities which produce social reproduction and space in society and the settlement.
From analitical thinking, dwelling pattern nowadays founded that looks like dwelling pattern in the first time desa Trusmi dwelled. The dwelling pattern happens nowadays is caused by their labor activities and action pattern formed in dwellers. From analytic thinking, caught that this dwelling pattern is no longer fit to this settlement, because it will consume almost all open area which is needed by handicrafter?s production activities."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T41168
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dyana Wiranti Nabilah Izzaturrafi
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas fenomena makerspace sebagai respon dari kebutuhan ruang experiential learning untuk pemberdayaan manusia. Dua jenis makerspace yang menjadi studi kasus yaitu Indoestri Makerspace dan makerspace bengkel. Pembahasan mencakup gambaran umum tentang makerspace, rangkaian aktivitas experiential learning di dalam makerspace, susunan ruang pembentuknya secara mikro dan makro, serta pengaruhnya terhadap kegiatan belajar. Kesimpulannya merupakan hasil dari perbandingan kedua jenis makerspace; keduanya memiliki perbedaan, persamaan, kekurangan dan kelebihan masing-masing, namun sangat berpotensi menjadi respon arsitektur yang baik untuk kegiatan experiential learning. Bila experiential learning di Indoestri Makerspace menerapkan sistem instruktur-partisipan yang berbiaya, experiential learning di bengkel terjadi sebagai bagian dari aktivitas bekerja, sehingga bisa mencakup orang dari berbagai kalangan ekonomi. Formasi spasial yang ada dikemas dalam program study, production, display

ABSTRAK
This study discusses makerspace phenomenon in response to the need of space for experiential learning for human empowerment. Two types of makerspace that became the case studies are Indoestri Makerspace and workshop. The discussion includes a general description of makerspace, experiential learning activity sequences in makerspace, spatial arrangement of its constituent micro and macro, and its influence on learning activities. The conclusion is the result of comparison between the two types of makerspace; both have differences, similarities, advantages and disadvantages, but can potentially become proper architectural response for experiential learning activities. If experiential learning in Indoestri Makerspace implement systems instructor-participant cost, experiential learning in workshop occurs as part of the work, so it can include people from all walks of economy The spatial formation is delivered in three categories of study, production, and display, represented into a space that is flexible, adaptive, supportive and full of resources."
2016
S63136
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library