Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Najmiah Tullailah
"ABSTRAK
Area X, Cekungan Sumatera Utara merupakan target eksplorasi hidrokarbon dengan mengejar target lapisan dalam sebagai prospek baru. Metode seismik telah dilakukan namun hasilnya masih memiliki ambuigitas dalam menggambarkan bentuk bawah permukaan khususnya lapisan dalam di antaranya keberadaan basement sebagai dasar dari lapisan sedimen di atasnya yang menjadi target eksplorasi. Metode Gaya Berat dan Magnetotellurik dilakukan untuk mengkonfirmasi keberadaan basement yang menjadi dasar intrepretasi pada seismic. Metode Magnetotellurik dilakukan untuk menunjukkan distribusi nilai resistivitas litologi di bawah permukaan, dalam hal ini nilai resistivitas antara basement dan formasi lain di sekitarnya. Berdasarkan hasil inversi 2D dan 3D MT pada lintasan 4 dan 6 menunjukkan adanya kontras resistivitas yaitu zona resistivitas tinggi (Rho=102 - 103 ohm.m) pada bagian SW dari lintasan dan pada kedalaman 6000 meter kebawah yang mengindikasikan lapisan formasi yang lebih tua dan dalam hal ini juga diindikasikan sebagai basement , sedangkan di sebelah NE dari lintasan tersebut tampak litologi yang lebih konduktif (Rho= 1-101 ohm.m) dan berada
bagian atas dari lintasan yang menunjukkan lapisan formasi yang lebih mudah
diindikasikan sebagai lapisan sedimen. Metode Gaya Berat akan menunjukkan distribusi nilai densitas yang diperoleh dari hasil gravity forward modelling. Hasil dari metode gaya berat menunjukkan adanya kontras densitas di bagian sisi kiri dan kanan dari lapangan, dimana berdasarkan peta regional terdapat anomali nilai rendah berkisar 26-42 mGal dan anomaly tinggi berkisar 48-66 mGal. Hasil pemodelan gravity 2D pada lintasan 4 dan 6 menunjukkan keberadaan basement pra-tersier berada pada kedalaman 6000 m kebawah dengan beberapa formasi diatasnya yang terdiri dari formasi pratersier dan formasi yang terbentuk pada tersier. Formasi pada lapisan dalam yang
berpotensi sebagai reservoar yang baik adalah Formasi Tampur yang merupakan batu gamping serta Formasi Parapat yang merupakan batu pasir.

ABSTRACT
Area X, North Sumatra Basin is a target for hydrocarbon exploration by pursuing the inner layer target as a new prospect. Seismic methods have been carried out but the results still have ambiguity in describing subsurface forms, especially the inner layers, including the presence of basements as the base of the sediment layer above which is the target of exploration. The Gravity and Magnetotelluric methods are carried out to confirm the existence of the basement which is the basis of the interpretation of seismic. The Magnetotelluric method is performed to show the distribution of lithological
resistivity values below the surface, in this case the resistivity value between the basement and other formations around it. Based on the results of 2 D and 3D MT inversion on tracks 4 and 6, the contrast resistivity is high resistivity zone (Rho =Rho=102 - 103 ohm.m) on the SW portion of the track and at a depth of 6000 meters down which indicates the older formation layer and in this case also it is indicated as a basement, while in the NE from the track it appears more conductive lithology (Rho= 1-101 ohm.m) and is located at the top of the track which shows the formation layer which is more easily indicated as a sediment layer. The gravity method will show the distribution of density values obtained from the gravity forward modeling. The results of the gravity method show that there is contrast density on the left and right sides of the
field, where based on regional maps there are low value anomalies ranging from 26-42 mGal and high anomalies ranging from 48-66 mGal. The gravity 2D modeling results on tracks 4 and 6 show the existence of a pre-tertiary basement at a depth of 6000 m below with some formations above which consists of pre-tertiary formations and tertiary formation. Formations in the inner layer which have the potential as a good reservoir are the Tampur Formation which are limestone and Parapat Formation."
Lengkap +
2019
T51936
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Kusdinar
"Dalam tahapan ekplorasi emas, diperlukan suatu metode yang dapat mendeteksi keberadaan suatu endapan urat – urat kuarsa (vein kuarsa), dimana urat – urat tersebut berasosiasi dengan zona patahan dan zona alterasi. Metode Magnetik adalah salah satu metode Geofisika yang dapat merespon keberadaan suatu zona patahan dan zona alterasi di bawah permukaan, sehingga metode magnetik ini digunakan untuk menduga adanya suatu keberadaan urat – urat kuarsa. Dari hasil data pengukuran dilakukan KOREKSI DIURNAL dan KOREKSI IGRF, kemudian dilakukan UP WARD CONTINUATION untuk men – smoothkan grafik lintasan pengukuran, dan ketika pemodelan menggunakan metode FORWARD MODELLING untuk memperoleh gambaran awal mengenai geometri benda anomali bawah permukaan. Dari hasil pemodelan diketahui yaitu bahwa terdapat 3 lintasan yang diperkirakan berprospek untuk dilakukan pengeboran. Rekomendasi pengeborannya yaitu Lintasan GKD 1 diduga terdapat jalur vein sekitar titik -75 sampai -70 untuk itu rekomendasi titik pengeboran disekitar titik -5 dan 0 dengan kemiringan 450 arah horizontal, Lintasan GKD 2 diduga terdapat jalur vein sekitar titik -75 sampai -50 untuk itu rekomendasi titik pengeboran disekitar antara titik -6 dan -5 serta antara -3 dan -2 dengan kemiringan 450 arah horizontal, Lintasan GKD 3 diduga terdapat 3 jalur vein sekitar titik -100 sampai -75, lalu sekitar titik 0 sampai 50 dan sekitar titik 200 sampai 225, untuk itu rekomendasi titik pengeboran titik bor ditempatkan diantara titik -6 & -3, kemudian titik bor ditempatan diantaranya titik -1 & 4 dan titik bor ditempatkan diantara titik 7 & 12 dengan kemiringan 450 arah horizontal.

In Gold eksploration, need a method where it can be detect the vein of quarz, where that vein is associated with fault and alteration zone. Magnetic method are one of geophysics method where it can give response about the fault and alteration zone in under surface, so this magnetic method are use to know the vein of quarz. From the aqusition data doing the DIURNAL CORRECTION and IGRF CORRECTION, than doing UP WARD CONTINATION to smoothing the profile of magnetic, and than at modelling is use the FORWARD MODELLING to estimate the geometry of anomali in under surface. From the modelling known that from 6 line is just have 3 line prospect to do eksploration. The recomand to drilling is at line GKD 1 have a vein where the location is about point -75 until -70 and for drilling are about point -5 and 0, The recomand to drilling is at line GKD 2 have a vein where the location is about point -75 until -50 and for drilling are about point -6 and -5 and than about point -3 and -2, The recomand to drilling is at line GKD 3 have a vein where the location is about point -100 until -75, 0 and 5, 200 and 225, and for drilling are about point -6 and -3 and than about point -1 and 4, and last is about 7 and 12."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S29291
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Fitriana Walidah
"Besarnya ambiguitas dan kemungkinan dalam pemetaan bawah permukaan merupakan alasan utama dalam pengaplikasian berbagai macam teknik-teknik pemetaan untuk mendapatkan kemungkinan model bawah permukaan terbaik yang paling logis dan bisa digunakan untuk mendekati kondisi yang sebenarnya. Teknik analisa dan Pemodelan data gayaberat pada penelitian ini diaplikasikan untuk memastikan keberadaan struktur terumbu karbonat dari Formasi Kujung yang diidentifikasi sebagai struktur sembulan pada penampang seismik, dan pada penampang MT merupakan high resistivity zone.
Berdasarkan kondisi geologi dan karakteristiknya, struktur karbonat ini diasumsikan akan mempunyai kontras densitas yang sangat baik dengan litologi batuan disekitarnya sehingga hasil pemodelan data gayaberat yang dikorelasikan dengan data-data geofisika lainnya ini, dapat dengan baik untuk digunakan dalam mendekati kondisi bawah permukaan area FW1807 dan dapat mengkonfirmasi keberadaan Kujung carbonates reservoir dalam bentuk terumbu karbonat yang berada pada kedalaman sekitar 2000-3000 m. tepat diatas basement.

The high ambiguity and the probability in subsurface mapping are the main reason for the application of many mapping techniques in order to get the best logical subsurface probability and also to approach the geological condition. Gravity analysis technique and modeling in this study are applied to ensure the presence of carbonate reef from Kujung Formation which is identified as an anticline at seismic section and from MT section as a high resistivity zone.
Based on geological condition and geological characterization, the carbonate structure is assumed will have a good density contrast compare with the surrounding lithology. The quality of gravity modeling which is correlate with others geophysical data, can well approach the subsurface condition of "FW1807" and can confirm the presence of Kujung carbonat reservoir in the form of carbonate reef at depth between 2000-3000 m. just above the basement.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S42925
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistio Handono
"Area penelitian merupakan struktur pengembangan pada bagian timur struktur "Sulis" dengan luas area sekitar 3 km2 dan merupakan kompartemenisasi batupasir. Perbedaan batas minyak air pada sumur-sumur existing mengindikasikan adanya perbedaan facies dan lingkungan pengendapan dari batu pasir. Terbatasnya jumlah sumur produksi serta data geologi pada area penelitian ini yang dapat memperkirakan penyebaran hidrokarbon secara lateral dan perubahan facies batupasir dapat menyebabkan suatu potensi kegagalan dalam memperoleh kandungan hidrokarbon pada pemboran sumur-sumur pengembangan di struktur "Sulis" ini.
Tesis ini membahas metode analisa untuk dapat memperkirakan zona penyebaran hidrokarbon serta perkiraan jenis kandungannya. Perkiraan dari sebaran zona hidrokarbon adalah berdasarkan analisa dari kontras perubahan nilai poisson's ratio yang tinggi serta adanya respon anomali seismik pada area penelitian. Nilai poisson's ratio pada kisaran 0.1-0.2 diperkirakan merupakan jenis kandungan gas dan kisaran 0.2 - 0.3 merupakan jenis kandungan minyak.
Data-data yang digunakan berupa data seismik 3D prestack gather dari struktur "Sulis", log sonic dan log density sumur acuan X-63 dan diproses menggunakan software Hampson Russell. Analisa AVO ini dilakukan dengan metode forward modelling yang meliputi poses Fluid Replacement Modelling, perhitungan perubahan nilai skala poisson's ratio serta analisa Amplitude Versus Offset.
Hasil analisis yang berupa peta perubahan nilai poisson's ratio serta respon seismik berupa anomaly amplitude telah dapat digunakan untuk mengidentifikasi zona penyebaran hidrokarbon pada area penelitian di struktur "Sulis".

The area of study is development structure at the east of "Sulis" structure with 3km2 of wide. This area consist of sandstone compartement with variation of deposition environment. The diference of oil water contact at the existing wells were indicated different of sandstone facies and deposition environment. The limitation of production wells and geology data to estimate lateral hydrocarbon distribution and sandstone facies in this area will be a failure risk potential in drilling wells development at "Sulis" structure.
The topic of this thesis is discussed about the methode analysis to predict about the distribution and type of hydrocarbon. The estimation of hydrocarbon distribution zone is base on high contrast of poisson's ratio changed and seismic anomali respons in the area study. The value of Poisson's ratio in the range 0.1 - 0.2 is estimated of gas type and in range 0.2 - 0.3 is estimated of oil type.
3D seismic prestack gather of "Sulis" structure, sonic and density log of existing X- 63 well was used in processing analysis with Hampson Russell software. The AVO analysis is include forward modelling methode, fluid replacement modelling, scaled poisson's ratio changed and amplitude versus offset.
The analysis result of scaled poisson's ratio changed and amplitude anomalies respons has identified the distribution zones and type of hydrocarbon in area study of "Sulis" structure.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T42876
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Rizki Putra Utama
"Untuk menentukan zona prospek diperlukan beberapa kriteria yaitu struktur yang berasosiasi dengan permeabilitas tinggi, temperatur tinggi dan zona upflow. Berdasarkan peta lineament density serta metode FFD menunjukkan zona yang memiliki densitas tinggi berasosiasi dengan zona depresi yang merupakan struktur utama pada lapangan panasbumi ldquo;Q rdquo; dan munculnya beberapa manifestasi berupa fumarol, dan mata air panas APWO, APWK, APLM dan APBK. Dari diagram ternary Cl - SO4 - HCO3 menunjukkan APWO memiliki tipe steam heated water, APWK memiliki tipe bicarbonate water sedangkan APBK dan APLM memiliki tipe chloride water. Berdasarkan tipe fluida tersebut maka dapat diklasifikasikan bahwa lapangan panasbumi ldquo;Q rdquo; merupakan sistem hidrotermal. Penentuan estimasi temperatur reservoir menggunakan geothermometer silika dan geothermometer gas yang masing - masing berkisar antara 141 C - 212 C dan 250 C. Sehingga manifestasi APWO, FWO-1 dan FWO-2 menunjukkan berada pada zona upflow dan APWK, APBK, APLM berada pada zona outflow.
Hasil dari inversi 3D MT memperlihatkan sebaran resistivitas rendah < 10 ohm-m memiliki ketebalan 1000 m sampai 1500 m yang diduga sebagai clay cap, sebaran zona resistivitas tinggi > 100 ohm-m terlihat berbentuk updome pada kedalaman -500 sampai -4000 m yang diduga sebagai heat source. Dari hasil proses upward continuation dan reduce to pole, nilai magnetik yang berkisar -250 nT sampai -350 nT berada di bawah manifestasi FWO-01, FWO-02, APWO dan daerah dimana alterasi tersingkap. Sehingga dapat disimpulkan bahwa area yang memiliki densitas tinggi berkorelasi dengan sebaran resistivitas yang bernilai 10 ohm-m dan daerah yang memiliki nilai anomali magnetik rendah -250 nT sampai -200 nT dimana mengindikasikan zona reservoir berasosiasi dengan batas bawah clay cap atau BOC.

To determine the prospek area in geothermal field, must have the structure associated with high permeability, high temperature and upflow zone. Based on the map of lineament density and the FFD method shows a high density zone associated with the depression zone which is the main structure of the filed Q and the emergence of several manifestations of fumaroles and hot springs APWO, APWK, APLM and APBK. From the ternary diagram Cl SO4 HCO3 shows that APWO has steam heated water type, APWK has bicarbonate water type while APBK and APLM are chloride water type. Based on the obtained geochemical manifestations the geothermal system is a hydrothermal system. Prediction of reservoir temperature using silica geothermometer and gas geothermometer each ranging between 141 C 212 C and 250 C. So the manifestations of APWO, FWO 1 and FWO 2 indicate that they are in the upflow zone and APWK, APBK, APLM are in outflow zone.
The result of 3D MT inversion shows low resistivity 100 ohm m appears to be an updome at depths of 500 to 4000 m suspected as heat source. From the upward continuation and reduce to pole results, magnetic values ranging from 250 nT to 350 nT are under the manifestations of FWO 01, FWO 02, APWO and the areas where alteration is exposed. It can be concluded that areas with high densities are correlated with 10 ohm m resistivity distributions and regions having low magnetic anomaly values 250 nT to 200 nT which indicate the reservoir zone associated with the lower limit of clay cap or BOC.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T49100
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Januardi
"ABSTRAK
Efek atenuasi gelombang seismik dapat dihilangkan dengan menentukan faktor Q dari setiap lapisan medium yang dilalui gelombang seismik. Kemudian, estimasi nilai Q digunakan dalam fungsi inverse Q filter untuk meningkatkan resolusi data seismik. Selain itu, nilai Q lapisan dapat digunakan sebagai atribut seismik untuk menentukan litologi dari lapisan yang dtinjau dan juga mengidentifikasi keberadaan hidrokarbon. Dalam panelitian ini, metode trace matching digunakan untuk memperkirakan nilai Q dari setiap lapisan yang diamati pada lapangan ldquo;AJ rdquo;. Pertama, kita membangun permodelan kedepan dari data gather sintetik berdasarkan data log sumur dari di lapangan ldquo;AJ rdquo;. Data sintetik ini kemudian akan dibandingkan dengan data CDP gather riil dari lapangan ldquo;AJ rdquo; yang telah dilakukan operasi inverse Q filter dengan nilai masukan Q konstan yang berbeda ndash; beda. Dari perbandingan ini, akan diamati apakah ada kemiripan pada trace seismik di zona target antara data sintetis dan riil untuk setiap masukan nilai Q konstan, dan kemudian kita tentukan posisi kemiripan tersebut pada kedalaman berapa. Dari hasil observasi, diketahui bahwa estimasi nilai Q pada zona target adalah 71 pada level waktu 1 ndash; 1,2s dan 53 pada level waktu 1,2 ndash; 1,4s. Selanjutnya, variasi nilai Q diterapkan dalam pemrosesan inverse Q filter untuk menghilangkan efek atenuasi pada data Post-Stack Time Migration PSTM . Untuk memvalidasi hasil dari proses ini, kita korelasikan trace seismik dari data seismik PSTM dengan trace sintetik yang dibangun dari log sonik dan densitas di sumur AJ-17. Sebagai hasil akhir, kita peroleh data seismik resolusi tinggi yang optimal dengan nilai korelasi maksimum sebesar 0,722 72,2 . Sedangkan, data seismik PSTM sebelum proses inverse Q filter hanya memiliki nilai korelasi maksimum sebesar 0,35 35.

ABSTRACT
Attenuation effect of seismic wave can be eliminated by determining the Q factor from every medium layer was passed through by seismic wave. Then, the estimated Q value is used in inverse Q filter function to enhance seismic data resolution. In addition, the Q value of medium layer can be used as seismic attribute to define the lithology of observed strata also identifying the presence of hydrocarbon. In this paper, trace matching method is used to estimate Q value from every observed layer in ldquo AJ rdquo field. First, we build a forward model of synthetic seismic gather based on well log data of ldquo AJ rdquo field. This synthetic data will then be compared with real CDP gather data of ldquo AJ rdquo field that has been done an inverse Q filter operation with different input constant Q values. From this comparison, it will be observed whether there is a match to the seismic traces in the target zone between synthetic and real data for every input constant Q value, and then determine the position of the match at which depth. From the observation result, it is known that the estimated Q value at target zone are 71 at time level 1 ndash 1,2s and 53 at time level 1,2 ndash 1,4s. Finally, the Q value variation is applied in inverse Q filter processing to eliminated attenuation effect in Post Stack Time Migration PSTM data. To validate the result from this process, we correlate seismic trace from PSTM seismic data with synthetic trace built from sonic and density log in well AJ 17. As a final result, we obtained an optimal higher resolution seismic data with maximum correlation value of 0.722 72.2 , while the PSTM seismic data before inverse Q filter applied only have maximum correlation value of 0.35 35 ."
Lengkap +
2018
T51227
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arsandha Violetta Putri Santosa
"West Timor, Nusa Tenggara Timur merupakan area dengan kompleksitas tektonik yang tinggi sebagai hasil dari proses kolisi Benua Australia dan Busur Pulau Banda. Sehingga perlu dilakukan pemodelan bawah permukaan untuk melihat bagaimana struktur geologi dan litologi batuan yang dihasilkan walaupun dengan data yang terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola sebaran anomali gravitasi pada peta Complete Bouguer Anomaly (CBA), peta anomali regional, peta anomali residual, struktur geologi sekunder, dan pemodelan bawah permukaan menggunakan metode gravitasi berdasarkan analisis spektrum, analisis First Horizontal Derivative (FHD) dan Second Vertical Derivative (SVD), serta forward modelling 2D. Data yang digunakan berupa data gravitasi satelit TOPEX, data darat GRDC, data geologi, dan penampang seismik yang hanya berada pada area laut. Hasil penelitian ini menunjukkan pola persebaran CBA TOPEX dan GRDC yang sama yaitu anomali tinggi tersebar pada barat hingga utara dan selatan hingga timur area penelitian, sedangkan anomali rendah hingga sedang tersebar pada bagian tengah area penelitian pada bagian Barat Daya hingga Timur Laut. Anomali regional dan residual data TOPEX dan GRDC didapatkan dari analisis spektrum, anomali regional memiliki pola anomali serupa dengan CBA namun lebih smooth sedangkan anomali residual 1 dan 2 memiliki pola anomali berbeda dengan anomali regional dan CBA dikarenakan panjang gelombang yang semakin kecil dan frekuensinya semakin besar menyebabkan anomali gravitasi semakin kompleks pada kedalaman dangkal terutama anomali residual 2 yang sangat dekat dengan permukaan. Peta FHD dan SVD diproses dari peta anomali residual 1 dan 2 dengan filter derivative, hasil slicing dan digitasi lintasan 1 terindikasi 8 struktur geologi sekunder berupa 4 sesar naik dan 4 sesar normal sedangkan pada lintasan 2 terindikasi 5 struktur geologi sekunder berupa 3 sesar naik dan 2 sesar normal. Model bawah permukaan dibuat pada 2 lintasan dari peta CBA dibantu dengan penampang seismik, data geologi, serta hasil analisis FHD dan SVD. Hasil pemodelan 2D Lintasan 1 dengan arah Barat Laut ke Tenggara menunjukkan error sebesar 6.578 memiliki hasil model struktur yang kompleks dan terbagi atas 6 lapisan berdasarkan umur yaitu lapisan batuan Permian berdensitas 2.6-3 gr/cm3, batuan Triassic berdensitas 2.4-2.7 gr/cm3, batuan Jurrasic berdensitas 2.2-2.6 gr/cm3, batuan Paleogen berdensitas 2.2-2.4 gr/cm3, Bobonaro Melange berdensitas 2.21 gr/cm3, dan batuan Quarter berdensitas 2.2 gr/cm3. Lintasan 2 dengan arah Barat Daya ke Timur Laut menunjukkan error sebesar 6.392 dan terbagi atas 5 lapisan berdasarkan umur yaitu lapisan batuan Permian, Triassic, Paleogen, Bobonaro Melange, dan Quarter. Kedua lintasan didominasi dengan litologi batugamping, batupasir, dan batulanau.

West Timor, East Nusa Tenggara is an area with high tectonic complexity as a result of the collision process of the Australia Continent and the Banda Island Arc. Subsurface modelling is necessary to see how the geological structure and lithology even with limited data. This research was conducted to identify the distribution patterns of gravitational on the Complete Bouguer Anomaly (CBA) maps, regional anomaly maps, residual anomaly maps, secondary geological structures, and subsurface modelling using the gravity method based on spectrum analysis, First Horizontal Derivative (FHD) analysis, Second Vertical Derivative (SVD) analysis, and 2D forward modelling. The data used in this research are the satellite-based gravity data (TOPEX), ground-based gravity data (GRDC), geological data, and seismic sections that are only in the sea area. The result of this research show the same distribution pattern of CBA TOPEX and GRDC, high anomalies are spread from West-North and South-East of the research area, meanwhile the low to moderate anomalies are spread in the middle of the research area from the SW-NW. TOPEX and GRDC regional and residual anomalies obtained from spectrum analysis, regional anomaly has similar pattern to CBA but smoother, meanwhile residual anomaly 1 and 2 have a different pattern from regional anomaly and CBA because the wavelength is getting smaller and the frequency is getting bigger, it causing the gravity anomaly become more complex at shallow depth, especially residual anomaly 2 which is very close to the surface. The FHD and SVD maps are processed from residual anomaly 1 and 2 with derivative filters, the results of slicing and digitizing on Line 1 indicated 8 secondary geological structures in the form of 4 thrust faults and 4 normal faults, meanwhile on Line 2 indicated 5 secondary geological structures in the form of 3 thrust faults and 2 normal faults. The result of the 2D modelling of Line 1 with the NW-SE direction shows an error of 6.578 which results a complex structural model and divided into 6 rock layers based on age with different density, Permian (2.6-3 gr/cm3), Triassic (2.4-2.7 gr/cm3), Jurrasic (2.2-2.6 gr/cm3), Paleogen (2.2-2.4 gr/cm3), Bobonaro Melange (2.21 gr/cm3), and Quartenary (2.2 gr/cm3). Line 2 with a SW-NE direction shows an error of 6.392 and divided into 5 layers based on age Permian, Triassic, Paleogen, Bobonaro Melange, and Quartenary. Both lines are dominated by limestone, sandstone, and siltstone lithology."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifia Syadrina
"Penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua untuk mengidentifikasi patahan sebagai pemicu peristiwa gempa bumi. Hal ini dilakukan sebab wilayah penelitian berfungsi sebagai kawasan infrastruktur pembangunan jalan tol Trans Papua jalur Jayapura - Illiem - Wamena. Salah satu metode geofisika yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi struktur geologi berupa sesar dan patahan adalah metode gravitasi dengan memanfaatkan data gravitasi satelit GGMPlus. Proses identifikasi sesar yang dilakukan dengan metode analisa FHD dan SVD dapat memetakan sebaran patahan di suatu daerah serta karakteristiknya berupa patahan naik atau turun. Dalam penelitian ini, dilakukan juga metode forward modelling 2D untuk mengetahui gambaran lapisan bawah permukaan di daerah penelitian beserta sesar yang berhasil diidentifikasi dari suatu lintasan. Pengolahan dilakukan dengan membuat peta Anomali Bouguer Lengkap (CBA), kemudian dilakukan pemisahan anomali dengan filter polinomial TSA orde 1 dan 2 serta Bandpass Filter, dan dibuat peta FHD serta SVD. Pemisahan anomali gravitasi dilakukan menggunakan filter TSA dan Bandpass untuk melihat keselarasan pola anomali antara satu sama lain sehingga tingkat keakuratannya dapat diketahui. Slicing data diambil pada peta FHD dan SVD yang dikorelasikan dalam bentuk grafik sehingga patahan dan jenisnya mampu diidentifikasi. Ditemukan ada 3 sesar naik dari hasil slicing pada 2 (dua) lintasan berarah barat daya-tenggara di daerah penelitian. Sesar atau patahan ini yang berhasil diidentifikasi kemudian dikorelasikan dengan peta seismisitas gempa di sekitar daerah penelitian, ditemukan bahwa sesar tersebut tidak mengakibatkan gempa bumi yang bersifat destruktif, sehingga proyek jalan tol Trans Papua di sekitar daerah penelitian hanya perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana gempa bumi.

This research was conducted in Jayapura Regency, Papua Province to identify faults as triggers for earthquakes. This was done because the research area functions as an infrastructure area for the construction of the Trans Papua toll road route Jayapura - Illiem - Wamena. One of the geophysical methods that can be used to identify geological structures in the form of faults and faults is the gravity method by utilizing the GGMPlus satellite gravity data. The fault identification process carried out using the FHD and SVD analysis methods can map the distribution of faults in an area and their characteristics in the form of up or down faults. In this study, the 2D forward modeling method was also used to describe the subsurface layer in the study area and the faults identified from a trajectory. Processing is done by making a Complete Bouguer Anomaly (CBA) map, then separating the anomalies with 1st and 2nd order TSA polynomial filters and Bandpass Filters, and FHD and SVD maps are made. Gravity anomaly separation is carried out using TSA and Bandpass filters to see the alignment of anomaly patterns with each other so that the level of accuracy can be known. Slicing data is taken on FHD and SVD maps which are correlated in graphical form so that faults and their types can be identified. It was found that there were 3 upward faults resulting from slicing on 2 (two) tracks trending southwest-southeast in the study area. These faults or faults which were identified were then correlated with the earthquake seismicity map around the study area, it was found that these faults did not cause destructive earthquakes, so the Trans Papua toll road project around the research area only needs to increase awareness of earthquake disasters."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Annisa
"Sesar Lembang dikategorikan sebagai sesar aktif dengan laju pergerakan 3-4 mm/tahun. Pergerakan sesar aktif dapat memicu terjadinya gempa bumi, yang dapat membahayakan penduduk yang tinggal sekitarnya. Bandung Barat merupakan salah satu daerah yang cukup padat penduduk, karenanya keberadaan Sesar Lembang ini berpotensi menimbulkan suatu bencana. Untuk meminimalisir efek bencana maka dilakukan karakterisasi Sesar Lembang dan identifikasi potensi bahaya Sesar Lembang. Penelitian ini menggunakan data satelit gravitasi (GGMPlus). Proses pengolahan data awal dilakukan dengan menjalankan upward continuation untuk menghasilkan peta CBA menjadi beberapa kedalaman, dan dilakukan proses SVD. Data slicing diambil dari peta SVD. Metode MS-SVD (Multi Scale-Second Vertical Derivative) digunakan untuk mengetahui karakteristik Sesar Lembang. Hasil slicing yang didapatkan terdapat 18 patahan dengan besar dan arah dip yang bervariasi. Selanjutnya dilakukan pemodelan dengan 2D forward yang bertujuan untuk mendapatkan model lapisan bawah permukaan agar kita dapat mengetahui potensi rawan bencana pada daerah penelitian. Dari hasil model bawah permukaan diketahui terdapat empat jenis estimasi batuan penyusun bawah permukan, yaitu tufa pasir dengan estimasi densitas sebesar 1.8 gr/cc, tufa batuapung dengan estimasi densitas 1.85 gr/cc, breksi lava dengan estimasi densitas sebesar 2.68 gr/cc, dan batu gamping massif dengan estimasi densitas sebesar 2.7 gr/cc.

The Lembang Fault is categorized as an active fault with a movement rate of 3-4 mm/year. The movement of active faults can trigger earthquakes, which can endanger the people living in the vicinity. West Bandung is one of the areas that is quite densely populated, therefore the existence of the Lembang Fault’s has the potential to cause a disaster. To minimize the effects of the disaster, the Lembang Fault characterization and identification of the potential hazards of the Lembang Fault were carried out. This study uses satellite gravity data (GGMPlus). The initial data processing is carried out by running upward continuation to produce a CBA into several depths, and the SVD. The slicing is taken from the SVD. The MS-SVD (Multi Scale-Second Vertical Derivative) method is used to determine the characteristics of the Lembang Fault. The slicing obtained are 18 faults with dip varying modeling is carried out forward which aims to obtain a model of the subsurface layer so that we can find out the disaster-prone potential in the research area. From the results of the subsurface model, it is known that there are four types of estimated subsurface rocks, namely sand tuff with an estimated density of 1.8 gr/cc, pumice tuff with an estimated density of 1.85 gr/cc, lava breccia with an estimated density of 2.68 gr/cc, and massive limestone with an estimated density of 2.7 g/cc."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofwatul Fida
"Danau Toba merupakan kaldera yang terbentuk dari tiga kali letusan gunung berapi super, hal ini menjadikannya sebagai kaldera tebesar di Asia Tenggara dengan panjang 100 meter, lebar 30 meter, dan tinggi mencapai 505 meter. Danau Toba memiliki potensi geotermal, hal tersebut ditandai dengan munculnya manifestasi di permukaan berupa mata air panas, fumarol dan steaming ground di daerah Simbolon dan Pusuk Buhit. Hal tersebut mengindikasikan bahwa terdapat magmatic body sebagai sumber panas dari sistem geotermal di sekitar Danau Toba. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran bawah permukaan Danau Toba sehingga dapat menginterpretasi keberadaan magmatic body dan sistem geotermal. Metode yang digunakan adalah metode gravitasi dan magnetotellurik. Hasil penelitian menunjukkan adanya fitur berupa magma chamber dikedalaman 10-40 km dengan diameter sebesar 30x40 km memiliki nilai densitas sebesar 2.5 gr/cc dan resistivitas >100 ohm.m. Ditemukan juga terdapat lapisan toba tuff hasil erupsi kaldera Toba pada kedalaman 0-1 km dengan nilai densitas 2.21 gr/cc. Serta lapisan basement dengan anomali resistivitas rendah (6-10 ohm.m) dan densitas sebesar 2.61 gr/cc. Selain itu, ditemukan adanya clay cap yang berada di bawah titik MT004 pada kedalaman 1.5 km dengan nilai resistivitas rendah (10-20 Ohm.m). Hasil integrasi menunjukkan bahwa magmatic body di bawah Danau Toba berperan sebagai sumber utama dari sistem geotermal yang berada di sekitar Danau Toba. Terdapat aliran uap panas yang mengalir dari magmatic body menuju kedalaman dangkal hingga pada kedalaman sekitar 3 km di bawah titik MT-004 yang merupakan proyeksi dari daerah Pusuk Buhit dan Simbolon. Aliran uap panas ini mengalami penurunan suhu sehingga mendingin dan memadat membentuk plutonik body. Plutonik body inilah yang diduga berperan sebagai heat source dari sistem geotermal di daerah Pusuk Buhit dan Simbolon. Hal tersebut diperkuat dengan data penunjang geokimia berupa plot diagram trilinear SO4-HCO3-Cl yang menampilkan bahwa fluida air panas di Pusuk Buhit dan Simbolon sama-sama terletak pada sudut sulfat yaitu steam heated waters dimana tipe fluida yang terbentuk akibat pemanasan air tanah oleh uap geotermal bukan volcanic waters (pemanasan air tanah oleh magma).

Lake Toba is a caldera formed from three times a super volcanic eruption, this makes it as the largest caldera in Southeast Asia with a length of 100 meters, 30 meters wide, and height reaches 505 meters. Lake Toba has geothermal potential, it is characterized by the presence of manifestations on the surface such as hot springs, fumarol and steaming ground in the Simbolon and Pusuk Buhit area. This indicates that there is a magmatic body as a heat source of a geothermal system around Lake Toba. Therefore this study aims to find out the surface of Lake Toba so that it can interpret the existence of magmatic body and geothermal systems. The method used is the gravity and magnetotellurics method. The results showed a feature in the form of magma chamber in the time of 10-40 km with a diameter of 30x40 km has a density value of 2.5 gr/cc and resistivity >100 ohm.m. There was also a Toba tuff layer the result of the Toba caldera eruption at a depth of 0-1 km with a density value of 2.21 gr/cc. And the basement layer with low resistivity anomalies (6-10 ohm.m) and a density of 2.61 gr/cc. In addition, there was a clay cap which was below the MT004 point at a depth of 1.5 km with a low resistivity value (10-20 ohm.m). Integration results show that the magmatic body under Lake Toba acts as the main source of the geothermal system around Lake Toba. There is a hot vapor flow that flows from Magmatic Body towards a shallow depth to a depth of about 3 km below the MT-004 point which is a projection of the Pusuk Buhit and Simbolon area. This hot vapor stream had temperature decrease, then it cools and covers forming a body plutonic. This Putonik body is suspected of playing a role as a heat source of the geothermal system in the Pusuk Buhit and Simbolon areas. This is reinforced by geochemical supporting data in the form of a SO4-HCO3-CL trilinear diagram plot that displays that hot water fluids in the hull of Buhit and Simbolon are equally lies in the sulfate angle, namely steam heated waters where the type of fluid is formed due to soil water heating by geothermal steam not a volcanic waters (groundwater heating by magma)."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>