Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mufroni Faizal Rizha
"Perkembangan industri forwarder dari hari ke hari terus meningkat, dimana bisnis utamanya adalah untuk memberikan jasa impor (pengiriman barang dari luar negeri ke dalam negeri) dan ekspor (pengiriman barang dari dalam negeri ke luar negeri). Perusahaan forwarder dituntut untuk dapat memenuhi keinginan pelanggan yaitu mencapai tingkat quality service yang tinggi dan mampu bersaing dalam pasar yang kompetitif. Seperti diketahui, produk tidak saja terdiri dari komponen - komponen fisik penyusunnya, namun lebih merupakan kumpulan dari banyak atribut yang dipilih menjadi faktor penentu bagi konsumen dalam memilih produk impornya. Atribut - atribut tersebut meliputi jenis komoditi, harga, transhipment, lokasi kedatangan, jenis kargo dan proses customs clearance. Kondisi tersebut mengharuskan forwarder untuk segera menganalisis produknya yang terdiri dari beberapa kombinasi atribut agar tetap mampu bersaing dan disukai oleh konsumen.
Analisa conjoint merupakan metode yang mempunyai keunggulan untuk mendapatkan kombinasi atribut terbaik melalui data kuantitatif berdasarkan tingkat kegunaan (utility) dan kepentingan relatif (relatif importance). Analisa tersebut dapat digunakan untuk membantu menyeleksi atribut untuk memperoleh kombinasi ideal dari suatu produk yang ditawarkan. Penelitian ini bersifat baru, karena teknik conjoint belum banyak dilakukan untuk industri forwarder. Penelitian ini berguna untuk memberikan gambaran kepada importir di Indonesia dalam memilih produk impor laut beserta kombinasinya.

Business in forwarder industry was always growing high. It's main businesses are import and export services. Forwarder companies need to fullfill customer requirements to reach high customer quality services level. To ensure that the services of product are still in market. Forwarder companies also must have high competitive advantage in the market. The product it self not only physical components, but combination of several attributes as key factors. Many attributes are type of commodity, price, transhipment, lead time, arrival vesel, type of cargo and customs clearance process. With these conditions forwarder needs to analyze their products to maintain their competitive advantage.
Conjoint analysis is a method that have strong point to provide products combination of attributes based on quantitative data on utility levels and relative importance levels. The application of conjoint analysis is quite new in the forwarder industry. The result of attributes combination brings indonesia's importer better picture to choose import products before customs clearance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26352
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hendratmoko
"Knowledge to knowledge competition akan menjadi isu utama persaingan bisnis dewasa ini dan masa mendatang . Hal ini juga membawa tantangan tersendiri bagi PT. Internusa yang bergerak di sektor jasa pengurusan transportasi domestik dan internasional. Salah satu cara yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan pengembangan pengetahuan di perusahaan, sehingga diharapkan dapat menghasilkan layanan - layanan yang inovatif dan berdaya saing.
Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah faktor - faktor apa saja yang mempengaruhi proses pengembangan pengetahuan dan bagaimana proses pengembangan pengetahuan tersebut berlangsung pada PT. Internusa, khususnya pada cabang Jakarta, Bandung dan Cikarang. Sedang tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi proses pengembangan pengetahuan dan mengetahui bagaimana proses pengembangan pengetahuan tersebut berlangsung pada PT. Internusa, khususnya pada cabang Jakarta, Bandung dan Cikarang.
Dengan menggunakan analisis regresi dan pengamatan lapangan secara kualitatif diperoleh hasil bahwa visi dan otonomi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap proses pengembangan pengetahuan pada PT. Internusa, khususnya pada cabang Jakarta, Bandung dan Cikarang. Sedangkan tingkat persaingan, informasi dan keragamaman pengetahuan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap proses pengembangan pengetahuan. Sementara itu, proses pengembangan pengetahuan belum berlangsung dengan baik, karena system thinking, shared vision, mental modeL personal mastery dan team learning belum berjalan secara optimal pada PT. Intemusa khususnya pada cabang J akarta, Bandung dan Cikarang.
Dari hasil penelitian tersebut, maka penulis menyarankan agar visi disosialisasikan dengan jelas sehingga dapat dipahami oleh anggota organisasi. Otonomi diberikan secara proporsional dan jelas sehingga karyawan tidak ragu dalam mengambil keputusan dalam pekerjaan terrnasuk melakukan pengembangan pengetahuan. Membangun Organisasi pembelajar untuk mengembangkan kemampuan karyawan termasuk dalam mengembangkan pengetahuan baru."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T2343
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debbie Kemala Sari
"ABSTRAK
Era pasar bebas menuntut kesiapan setiap pelaku pasar untuk responsive,
efektif dan efisien dalam memenuhi permintaan pasar. Proses ini memerlukan
suatu sistem logistic yang dapat memenuhi dimensi waktu, biaya dan kualitas.
Logistik adalah bagian dari supply chain yang menangani arus barang, arus
informasi dan arus uang. Kegiatan logistic ini tidak dapat dipisahkan dari peran
Freight Forwarder di pelabuhan, sehingga perlu dilakukan perbaikan pada proses
logistic di pelabuhan. Metode rekayasa proses pada sistem logistic digunakan
unruk mempersingkat waktu dengan terlebih dahulu melakukan penilaian kinerja
terhadap proses yang terjadi saat ini sebagai dasar perbaikan proses. SCOR
(Supply Chain Operation Reference) Model digunakan untuk melakukan penilaian
kinerja supplu chain pada proses logistic. Selanjutnya digunakan metode Business
Process Reengineering (BPR) dalam konteks supply chain untuk melakukan
perbaikan pada As Is process dan To Be process yang menghasilkan waktu proses
terlama 7 hari menjadi 1 hari berdasarkan hasil KPI analysis, problem/opportunity
analysis, expectation/constraint analysis dan experiences/communication.

ABSTRACT
In the current free trade era, all of the actors involved are required to
responsive, effective and efficient in fulfilling the demand of the market. In
fulfilling the demand of the market, there has to be a logistic system that covers
all of the three dimensions of time, cost and quality. Logistic is a part of supply
chain that handles the flow of goods, information and money. Seaport Freight
Forwarding is considered to be one of very important factors in logistics.
Therefore, the logistic activities in seaport have to be reengineered in order to
reach an optimal logistic system. The method of reengineering process in logistic
system was implemented, first by performance assessment to the current process,
which was then used as a base of the reengineering process. This performance
assessment utilized the SCOR (Supply Chain Operation Reference) Model in
assessing performance in the logistic process. The Business Process
Reengineering (BPR) method was then used in the context of supply chain in
reengineering the AS IS Process and To Be Process, which according to the
results of the KPI analysis, Problem/opportunity analysis, expectation/constraint
analysis and expert experiences/communication, were able to shorten yhe longest
process from a 7-days process to a 1-day process."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42810
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Surya
"Evaluasi Terhadap Akuntabilitas Dekonsentrasi pada Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Tesis ini membahas perlakuan Pajak Pertambahan Nilai atas jasa freight forwarding pada PT BBTI. Secara umum, jasa freight forwarding dibagi empat segmen yaitu jasa pengurusan transportasi murni (JPT), jasa kepabeanan, jasa trucking dan pergudangan. Dalam prakteknya, perusahaan freight forwarding atau forwarder (PT BBTI) bekerjasama dengan pihak ketiga. Pihak ketiga tersebut antara lain perusahaan pengangkutan (transportasi darat, laut dan udara), perusahaan bongkar muat, dan perusahaan pelayanan peti kemas. Forwarder disebut sebagai pihak yang mewakili pemilik barang dalam mengurus pengiriman barangnya maupun kewajiban pabeannya dalam rangka ekspor atau impor. Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai maupun peraturan pelaksananya belum mengatur secara khusus mengenai perlakuan Pajak Pertambahan Nilai atas jasa freight forwarding sehingga forwarder masih kesulitan dalam menghitung Dasar Pengenaan Pajaknya. Permasalahan yang timbul adalah bagaimana menghitung Dasar Pengenaan Pajak atas jasa freight forwarding sehingga Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut forwarder ke konsumen/pemilik barang sudah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Begitu juga dengan jasa lain yang dilakukan diluar dari bisnis utamanya. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa forwarder belum sepenuhnya memahami perlakuan Pajak Pertambahan Nilai atas bisnisnya. Hasil penelitian menyarankan agar forwarder mengirimkan surat atau bertanya langsung ke Direktorat Jenderal Pajak untuk menjawab permasalahan yang ada dan agar Direktorat Jenderal Pajak dapat membuat peraturan perpajakan mengenai jasa freight forwarding yang dapat memberikan kepastian kepada para forwarder.

This thesis about the treatment of value added tax on freight forwarding services at PT BBTI. Generally, freight forwarding services divided into four services which pure freight forwarding service, customs brokers, trucking service, and warehouse service. In practice, freight forwarding company or forwarders (PT BBTI) has relationships with cargo companies (via truck, ship, or air carriers), stevedoring companies. Forwarders act as agent of the owner of goods to manage the delivery of his goods to destination and customs duties when doing export or import. The present value added tax regulations do not rule the treatment of value added tax on freight forwarding services specifically so forwarders are still confuse to calculate value added tax base. The main problem is how to calculate value added tax base in order that value added tax put by forwarders to the owners of goods based on taxation regulations. The conclusion of analysis that forwarders do not know to calculate value added tax base at any transactions. The suggestion for forwarders in order to send a letter to Directorate General of Taxation or make a phone call for a solution and for Directorate General of Taxation in order to create a tax regulation about freight forwarding services that will give a certainty for forwarders."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28277
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Raihandinda Suharno
"Binary Integer Linear Programming merupakan salah satu metode dari optimasi berbentuk model program linear dengan dengan seluruh variabel keputusan bernilai 0 atau 1. Model Optimasi ini dapat menenutukan permasalahan perusahaan secara optimal dengan mempertimbangkan kendala yang terdapat di perusahaan, termasuk masalah pengoptimalan waktu penyimpanan barang di gudang perusahaan forwarder logisitik berikat. Pada penelitian ini, perusahaan forwarder logisitik berikat tersebut masih mengalami berbagai macam kendala terutama pada permasalahan inbound-outbound pada gudang, dimana belum memiliki waktu standar penyimpanan barang pada gudang karena periode barang outbound dari customer terkadang tidak menentu. Dan terlebih lagi, perusahaan forwarder logisitik berikat belum memiliki biaya simpan gudang tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan waktu optimal penyimpanan barang selama berada di gudang, mengetahui biaya simpan selama satu hari, dan meminimalkan carrying cost gudang perusahaan. Hasil penelitian ini, memperoleh waktu optimal penyimpanan barang selama berada di gudang untuk setiap customer-nya menunjukkan beragam, mulai dari 4 hari hingga 13 hari dengan biaya simpan per hari adalah Rp 344.694 dan mampu mengurangi carrying cost gudang perusahaan sebesar Rp 46.074.098 atau 100% dari kondisi awal bahkan profit hingga Rp 3.134.098......Binary Integer Linear Programming is one of the optimization methods in the form of a linear programming model with all decision variables worth 0 or 1. This optimization model can determine the company's problems optimally by considering the constraints that exist in the company, including the problem of optimizing the storage time of goods in the company's warehouse of bonded logistics forwarder. In this study, the bonded logistics forwarder company is still experiencing various kinds of obstacles, especially in inbound-outbound problems at the warehouse, which does not yet have a standard time for storing goods in the warehouse because the period of outbound goods from customers is sometimes uncertain. And what's more, the bonded logistics forwarder company does not yet have the storage cost for the warehouse. This study aims to determine the optimal time for storing goods while in the warehouse, knowing the cost of storing for one day, and minimizing the carrying cost of the company's warehouse. The results of this study, obtaining the optimal time for storing goods while in the warehouse for each customer shows a variety, ranging from 4 days to 13 days with a daily storage cost of Rp. 344,694 and able to reduce the company's warehouse carrying cost of Rp. 46,074,098 or 100. % of the initial conditions even profit up to Rp 3,134,098."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gerald Giovanni Raditya Gita
"Pasar alat berat dari China mengalami peningkatan yang sangat besar. Hal ini didukung oleh harga produk yang kompetitif dan kualitas produk yang semakin baik. Perusahaan telah menetapkan strategi untuk meningkatkan pangsa pasar alat berat dalam skala global, dengan memiliki beberapa kantor distribusi di beberapa negara dengan penjualan yang agresif. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan hasil terbaik dalam memilih freight forwarder yang paling cocok untuk setiap negara tujuan dan pelanggan. Metode STEEP-AHP-TOPSIS menekankan batas-batas regional masing-masing negara tujuan dan mengakomodasi preferensi pasar dalam memilih freight forwarder. Studi kasus ini diterapkan pada perusahaan manufaktur multinasional di China. Analisis sosial, teknologi, ekonomi, lingkungan, dan politik (STEEP) digunakan untuk menemukan masalah spesifik yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi pemilihan freight forwarder. Penelitian ini juga menggabungkan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk memperoleh bobot atas kriteria dalam melakukan penilaian freight forwarder dan Technique Order of Preference Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) untuk mendapatkan nilai akhir evaluasi setiap freight forwarder. Penilaian ini juga didasarkan pada Importance Performance Matrix (IPM) dalam memilih freight forwarder. Hasil penelitian ini menempatkan tujuh freight forwarder ekspor alat berat menjadi empat kuadran yang berbeda dan merekomendasikan yang paling cocok untuk negara tujuan.
......The heavy equipment market in China is experiencing a considerable increase. It is supported by competitive product prices and better product quality. The company has set out strategies to increase the heavy equipment market share globally by having several distribution offices in several countries with aggressive sales. This paper aims to provide the best results in selecting the freight forwarder that is most suitable for each destination country and customer. STEEP-AHP-TOPSIS method emphasizes each destination country's regional boundaries and accommodates market preferences in selecting freight forwarders. The case study is applied to a multinational manufacturing company in China. Social, technical, economic, environmental, and political (STEEP) is used to find specific problems that directly and indirectly affect freight forwarder selection. The study also combined the Analytical Hierarchy Process (AHP) to gain weight on the criteria in conducting the assessment of the freight forwarder and Technique for Order of Preference Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) to obtain the final value of the evaluation of each freight forwarder. The assessment is also based on the Importance Performance Matrix (IPM) in selecting the freight forwarders. This study's results rank seven freight forwarders of heavy equipment exports into four different quadrants and recommend the most suitable one for each destination country.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Hernawan
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas kepuasan perusahaan freight forwarder sebagai salah satu
pengguna jasa terhadap pelayanan di pelabuhan Tanjung Priok, serta
mengidentifikasi atribut-atribut pelayanan di pelabuhan dengan menggunakan
dimensi pelayanan Zeitahml-Parasuraman yaitu dimensi reliability, responsiveness,
assurance, empaty dan tangible. Kemudian didapatkan prioritas pelayanan di
pelabuhan yang harus diperbaiki dengan menggunakan Importance Performance
Analysis (IPA) dan metode Potential Gain in Customer Value (PGCV). Berdasarkan
penelitian ini, didapatkan tujuh atribut prioritas perbaikan yaitu lapangan parkir
untuk truk petikemas, lapangan penumpukan petikemas, pelayanan yang cepat
tanggap,tingkat kerusakan kargo, tata ruang pelabuhan, pelayanan operator bongkar
muat, dan akses jalan.

ABSTRACT
In this study discusses the freight forwarder company?s satisfaction as one of the
service users at Port of Tanjung Priok, and identify the attributes of service at the
port by using the Zeitahml-Parasuraman?s service dimensions are reliability,
responsiveness, assurance, empaty and tangible. And then it gets the priority service
at the port to be fixed by using the Importance Performance Analysis (IPA) and
Potential Gain in Customer Value (PGCV) method. Based on this study, we get
seven attributes with importance to be fixed are the parking lot for truck container,
container stacking area, fast service response, Level of damage to cargo,the port
layout, Stevedoring and cargodoring service, and access roads."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42749
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harmawan Susetiyana
"Loyalitas pelanggan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam sebuah industri baik itu produk maupun jasa. Jika pelanggan sudah loyal pada perusahaan atau organisasi tertentu maka pelanggan akan terus menggunakan produk atau jasa dari perusahaan tersebut. Industri forwarder merupakan salah satu industri yang bergerak di bidang jasa. Forwarder adalah penyedia jasa logistik pihak ketiga (third party logistics) yang melakukan pengiriman barang melalui beberapa mode transportasi yang salah satunya adalah melalui udara atau lebih sering disebut dengan istilah airfreight.
Dalam industri airfreight forwarder, loyalitas pelanggan sangatlah penting, karena dalam persaingan di dunia airfreight forwarder jarang di temukan pelanggan yang hanya loyal pada satu perusahaan saja. Pelanggan umumnya berpindah-pindah dari satu perusahaan forwarder ke perusahan forwarder lainnnya. Krisis finansial global yang terjadi saat ini, sedikit banyak juga mempengaruhi jumlah kegiatan ekspor impor yang melibatkan industri forwarder didalamnya. Mempertahankan pelanggan yang sudah ada agar tetap setia tentunya akan menjadi penting sekali bagi pelaku industri forwarder.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan pada industi airfreight forwarder sehingga dapat dijadikan dasar untuk perbaikan demi meningkatkan loyalitas pelanggan.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode structural equation modeling (SEM), dimana diajukan enam konstruk yang dihipotesiskan memiliki pengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Konstruk-konstruk tersebut adalah perceived value, perceived quality, customer satisfaction, trust, customer complaint, dan image. Setelah pengujian dengan bantuan perangkat lunak AMOS, didapat hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konstruk-konstruk tersebut dengan loyalitas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ternyata loyalitas pelanggan dalam industri airfreight forwarder dipengaruhi oleh perceived value, perceived quality, customer satisfaction, trust, customer complaint dan image baik secara langsung maupun tidak langsung.

Customer Loyalty is an important thing in industry both product and services. If customer become loyal to one company or organization then those customer will keep using the company?s product and services. Forwarder is a third party logistics services provider which shipped goods using several transportation mode which one of them is through airfreight.
In airfreight forwarder industry, customer loyalty has also become such an important thing to survive, s ince in airfreight forwarder competition, it has been so rarely found a customer who has a loyalty only to one company. Commonly, customer moved from one to another company. The global financial crisis that currently happen has also impact the export and import activity which involved the forwarder inside. In this kind of situation, keep the existing customer to be loyal would be very important for the forwarder.
This research's aim is to find out the factors that affect customer loyalty in airfreight forwarder industry, this factor will be the basis to do improvement to create customer loyalty.
Structural Equation Modeling (SEM) was used in this research as the tools where there were six construct proposed and hypoteses to have effect to customer loyalty. Those construct are perceived value, perceived quality, customer satisfaction, trust, customer complaint and image. Having tested the model by using AMOS software, the result shows that there are significant relationships between the proposed construct and loyalty. This lead to a conclusion that in fact customer loyalty in airfreight forwarder industry is affected by perceived value, perceived quality, customer satisfaction, trust, customer complaint and image, both directly and indirectly."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26178
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Annisa Dwi Puteri
"Manajemen transportasi memainkan peran penting bagi perusahaan ekspedisi karena mengatur aliran barang dan informasi dari menerima permintaan hingga barang diterima. Tujuan penelitian ini adalah mengurangi keterlambatan pengiriman barang oleh perusahaan ekspedisi yang melebihi durasi kirim. Penelitian ini menghasilkan empat rancangan proses baru dari usulan perbaikan yang dikembangkan dengan metode rekayasa ulang proses bisnis untuk mencapai perbaikan yang signifikan. IDEF0 digunakan untuk memetakan dan menganalisis proses dengan fungsi ICOM. Hasil simulasi dengan Igrafx menunjukkan pengurangan waktu sebesar 32,30 dari 5,3 hari menjadi 3,6 hari sejak pelanggan mengajukan permintaan hingga barang diterima di kota tujuan.
......Transportation management plays an important role for freight forwarder because it ensures the flow of goods and information from shipment order until goods are received by consignee. The objective of this study is to reduce late in shipping goods by freight forwarders. This study resulted in four new process design from proposed dramatic improvement that was developed with BPR method. IDEF0 was used to map and analyze process through ICOM functions. Simulation results with Igrafx showed a decreased time up to 32.30 from 5.3 days to 3.6 days since shipment order is received until goods are received in destination city. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66297
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library