Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 259 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arief Wardono
Abstrak :
Tujuan utama penulisan skripsi ini adalah mencari dan menganalisa distribusi frekuensi iklan yang optimal, sehingga suatu iklan dikatakan efektif dan besarnya pemborosan biaya yang dikeluarkan bila frekuensi dari penayangan iklan tersebut dikatakan tidak efektif. Data yang diambil merupakan data sekunder yang didapat dari PT Survey Research Indonesia dan PT Matari Advertising. Hasil penelitian adalah; range frekuensi efektif skedul iklan Vicee adalah 3 < n < 11, jumlah tayangan tidak efektif 40 kali dan pemborosan Biaya Rp. 81.400.000, selanjutnya berturut Hemaviton 5 5, n 15, O, Rp.O; Xon-Cee, 3 n < 9, 59 kali, Rp. 127.000.000; Caxon F 4 < n < 11, 21, Rp. 79.000.000; Enervon C 4 n 12, 11 kali, Rp.41.000.000; Redoxon 13 < n < 49, 1 kali, Rp. 2.400.000; Supertin 3 n 7, 7 kali, Rp. 16.780.000.; Vitacimin, 5 < n < 18, 30 kali, Rp. 68.940.000. Teori ini mampu menjawab jumlah frekuensi yang efektif secara lebih objektif. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk aplikasi di Indonesia.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18731
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eri Irawan
Abstrak :
Spektrum frekuensi radio merupakan sumber daya terbatas yang strategis sehingga pengelolaannya dikuasai negara untuk kepentingan dan kemakmuran rakyat berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 tahun 1999 Tentang Telekomunikasi. Dalam rangka menjaga optimalisasi pemanfaatan frekuensi, terkadang pemanfaatan frekuensi radio perlu dilakukan perubahan peruntukannya yang dikenal dengan realokasi frekuensi radio. Dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif berupa studi kepustakaan yaitu meneliti dokumen berupa literatur, buku-buku, peraturan-peraturan serta data-data terkait, dan juga melakukan wawancara dengan narasumber. Penelitian ini berusaha untuk menjawab pertanyaan Bagaimanakah Tinjauan Ketentuan Hukum Telekomunikasi dan best practice di dunia Internasional mengatur terkait BHP frekuensi radio dan realokasi frekuensi radio dan bagaimana menurut Hukum Telekomunikasi dan best practice di dunia mengenai pemanfaatan BHP spektrum frekuensi radio sebagai insentif bagi proses realokasi frekuensi radio? dan bagaimanakah efektifitas regulasi yang berlaku saat ini terhadap efektifitas proses realokasi frekuensi radio dan konsep solusi yang dapat ditawarkan untuk meningkatkan efisiensi dan optimalisasi proses realokasi frekuensi radio. Berdasarkan kepada kajian, regulasi eksisting terkait proses realokasi frekuensi radio belum optimal dalam mendukung proses realokasi frekuensi radio,sehingga diusulkan suatu mekanisme serta pemberian insentif dari BHP frekuensi radio agar hasil realokasi frekuensi dapat segera dirasakan oleh masyarakat berupa penetrasi layanan.
Radio frequency spectrum is a strategic and finite resource that controlled by the state for the benefit and prosperity of the people by the Law No. 36 Year 1999 on Telecommunication. In order to maintain the optimum use of radio frequency spectrum, sometimes it is necessary to perform the spectrum reallocation to change the spectrum usage. By using a normative juridical literature study that examined the documents in the form of literatures, books, rules and related data, and also conduct interviews with sources. This study seeks to answer the question on how legal provisions in the Telecommunications and international best practice organize related matters about spectrum fee and radio frequency spectrum reallocation? How the Law of Telecommunications and the World best practice in using the spectrum fee as an incentive for radio frequency spectrum reallocation? And, how is the effectiveness of current regulation for radio frequency spectrum reallocation processes and concepts that could offer solutions to improve the efficiency and optimization of the radio frequency spectrum reallocation process. Based on the assessment, the existing regulations related to radio frequency reallocation process is not optimal to support radio frequency spectrum reallocation process, thus proposed a mechanism as well as the provision of incentives from spectrum fee so that the result of radio frequency spectrum reallocation could be immediately reached to the community in the form of penetration.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
T35866
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Pada skripsi ini dilakukan rancang bangun suatu pesintesa frekuensi dengan pengendali komputer. Pesintesa frekuensi ini mempunyai jangkauan frekuensi dari 4 MHz sampai dengan 21 MHz. Realisasinya didasarkan pada prinsip kerja PLL yang menjamin kestabilan sistem ini. Komputer digunakan sebagai alat bantu dalam menentukan konstanta pembagi terprogram. Selain untuk menentukan frekuensi keluaran secara cepat, juga untuk mengatasi keterbatasan pembagi terprogram jika diinginkan suatu spasi kanal yang kecil dengan jangkauan frekuensi keluaran yang lebar. Antar muka komputer dirancang dengan memanfaatkan LSI 8255A sebagi peralatan I/O paralel. Uji coba sistem dilakukan dengan mengamati frekuensi dan spektrum keluarannya, dan analisa sistem dilakukan. berdasarkan pada hasil uji coba. Dari hasil perhitunsan dipProleh harga koefisien korelasi r = 1, yang memperli`atkan kelinieran alat ini, Kestabilan alat ini ditunjukkan dengan harga ketidakpastian relatif sebesar 6,4 . 10- 7 untuk frekuensi keluaran rata-rata 4.000.174 HZ, dan keakuratan alat ditunjukkan dengan kesalahan relatif sebesar 0,00456% untuk frekuensi keluaran 21 MHz. Hasil pengamatan spektrum keluaran memperlihatkan bahwa sinyal keluaran merupakan gelombang persegi. Frekuensi keluaran. 21 MHz mempunyai 4 frekuensi sisi dan frekuensi keluaran. 4 MHz mempunyai 2 frekuensi sisi.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38733
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Hendratno Hery W.
Abstrak :
ABSTRAK
Perusahaan penerbangan dewasa ini menghadapi persaingan yang semakin ketat. Dengan adanya deregulasi di bidang penerbangan, trend yield yang cenderung menurun, menambah tingkat persaingan untuk bekerja dengan lebih efisien lagi. Perusahaan penerbangan yang tidak dapat bekerja dengan efisien akan tertinggal dalam percaturan industri penerbangan.

Pesawat terbang merupakan aset yang paling berharga dari sebuah perusahaan penerbangan. Harganya yang sangat mahal dan perawatannya yang tidak mudah menuntut pengelolaan yang serius dan aset tersebut. Penanganan yang kurang tepat terhadap aset ini akan dapat menyebabkan kerugian yang tidak kecil bagi perusahaan.

Jaringan rute penerbangan merupakan bagian yang sangat vital bagi perusahaan penerbangan karena dari jaringan inilah yang menghasilkan pendapatan, sehingga menuntut penanganan yang serius terutama dalam pemilihan penggunaan jenis pesawat. Penentuan yang kurang tepat dalam suatu jalur penerbangan akan dapat sangat merugikan perusahaan. Banyak variabel yang berpengaruh dalam pemilihan jenis pesawat yang harus diperhatikan untuk melayani suatu rute, sehingga pemilihannya tldaklah selalu mudah. Atas dasar masalah dan variabel-variabel tersebut, maka dalam Karya Akhir ini dlcoba suatu model linear programming yang digunakan untuk memecahkannya.

Fungsi obyektif yang dipilih dalam model ini adalah untuk mendapatkan maksimum keuntungan/profit dan operasi penerbangan service domestik PT Garuda Indonesia. Variabel keputusannya adalah jumlah frekuensi penerbangan per tahun, jenis pesawat yang dipakai, daci jumlah penumpang yang diangkut dart suatu rut t tertentu. Kendala ditentukan oleh keterbatasan jurnlah pesawat, jamlah penuinpang yang harus diangkut dan satu kota asal ke kota tujuan, jumlah armada yang dimiliki, dan utilisasi masing-masing jenis pesawat.

Rute penerbangan yang dipilih untuk model ini adalah rute penerbangan service domestik PT Garuda Indonesia sebagal model awal untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.

Dari model linear programming yang dlsusun kemudian dicari optimaslnya meriggunakan program komputer UNDO, yang memberikan suatu alternatif pemilihan jenis pesawat terbang dan frekuensi dalam menerbangi suatu rute dengan keuntungan yang paling maksirnal. Hasil komputasi ini kemudian diperbandingkan dengan jadwal yang digunakan sekarang. Dan hasil tersebut terlihat bahwa jenis pesawat yang disarankan relatif sesuai, tetapi jumlah frekuensinya lebih besar dibandingkan dengan yang berlaku saat InI. Tentunya alternatif pemilihan jenis pesawat udara yang dlperoleh dan UNDO harus dipelajari dengan memasukkan unsur pemasaran dan preferensl dan pelanggan sebelum dlputuskan pemakaiannya di lapangan.
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoyo
Abstrak :
ABSTRAK
Kasus DBD secara global maupun nasional terus mengalami peningkatan walaupun terjadi penuruan yang cukup signifikan pada tahun 2017. Penurunan jumlah kasus tersebut tentu tidak terlepas dari adanya berbagai upaya yang telah dilakukan, tetapi kita juga tidak dapat mengesampingkan adanya fakta bahwa siklus trend kasus DBD masih terjadi dalam periode waktu tertentu. Hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa proporsi penggunaan insektisida secara umum dalam mencegah gigitan nyamuk sebesar 12,2 , sedangkan diperkotaan proporsinya lebih tinggi 17,9 dibandingkan dengan pedesaan 6,4 . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan insektisida rumah tangga dengan kejadian penyakit DBD. Penelitian ini adalah studi analitik dengan rancangan kasus kontrol yang dilakukan terhadap 320 sampel yang terdiri atas 80 kasus dan 240 kontrol. Sampel kasus dipilih dengan metode consecutive sampling yang diambil dari laporan kasus DBD dan sampel kontrol dipilih secara acak sederhana yang diambil dari tetangga kasus dalam radius 100 meter. Analisis multivariat dilakukan dengan regresi logistik berganda yang bertujuan untuk menganalisis hubungan penggunaan insektisida rumah tangga dengan kejadian penyakit DBD setelah mengendalikan faktor umur, gender, pendidikan, pekerjaan, kepadatan hunian, kasa nyamuk, PSN, breeding place, dan resting place. penelitian ini dilakukan di Kota Kendari pada bulan Mei ndash; Juni 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis insektisida berhubungan dengan kejadian penyakit DBD dengan nilai OR 0,081 95 CI: 0,03-0,19 dan nilai P 0,000 untuk anti nyamuk bakar, OR 0,36 95 CI: 0,16-0,75 dan nilai P 0,007 untuk anti nyamuk spray, dan OR 0,16 95 CI: 0,06-0,37 dan nilai P 0,000 untuk anti nyamuk lainnya setelah mengendalikan faktor umur, kepadatan hunian, dan breeding place. Kombinasi insektisida berhubungan dengan kejadian penyakit DBD dengan nilai OR 0,17 95 CI: 0,07-0,34 dan nilai P 0,000 untuk 1 jenis anti nyamuk bakar dan OR 0,21 95 CI: 0,10-0,41 dan nilai P 0,000 untuk >1 jenis anti nyamuk setelah mengendalikan faktor umur, pendidikan, PSN dan breeding place. Waktu penggunaan insektisida berhubungan dengan kejadian penyakit DBD dengan nilai OR 0,19 95 CI: 0,08-0,39 dan nilai P 0,000 untuk malam hari dan OR 0,17 95 CI: 0,08-0,37 dan nilai P 0,000 untuk pagi dan sore hari setelah mengendalikan faktor umur, pendidikan, dan breeding place. Frekuensi penggunaan insektisida tidak berhubungan dengan kejadian penyakit DBD setelah berinteraksi dengan gender dan setelah mengendalikan faktor umur, pendidikan, pekerjaan, kasa nyamuk, dan breeding place. Edukasi dapat difokuskan untuk mengurangi kebiasaan menggantung pakaian bekas pakai dan melaksanakan PSN secara rutin. Sasarannya dapat dipersempit pada kelompok usia sekolah.
ABSTRACT
The case of DHF globally and nationally continues to increase despite the significant decline in 2017. The decline in the number of cases is certainly not independent of the various efforts that have been done, but we also can not rule out the fact that the dengue trend cycle still occurs in the certain period. The results of Basic Health Research in 2013 shows that the proportion of insecticide use in general in preventing mosquito bites was 12.2 , while urban proportion is higher 17.9 than rural 6.4 . This study aims to determine the relationship of household insecticide use with the incidence of DHF disease. This study was an analytic with case control design that conducted on 320 samples consisting of 80 cases and 240 controls. The case samples were selected by the consecutive sampling method taken from the DHF case report and a simple randomized control sample taken from the neighboring case within 100 meters radius. Multivariate analysis was performed by multiple logistic regression which was aimed to analyze the relationship of household insecticide use with the incidence of DHF after controlling for age, gender, education, occupation, housing density, mosquito net, PSN, breeding place and resting place. This study was conducted in Kendari City in May June 2018. The results showed that the type of insecticide was related to the incidence of DHF with OR 0,081 95 CI 0,03 0,19 and P 0,000 for burn mosquito repellent, OR 0,36 95 CI 0,16 0,75 and P value 0,007 for spray mosquito, and OR 0,16 95 CI 0,06 0,37 and value of P 0,000 for others mosquito repellent after controlling for age, housing density, and breeding place. The combination of insecticides was associated with the incidence of DHF with OR 0.17 95 CI 0.07 0.34 and P 0,000 for 1 type of mosquito repellent and OR 0.21 95 CI 0.10 0.41 and P 0,000 for 1 mosquito repellent after controlling for age, education, PSN and breeding place. The time of insecticide use was related to incidence of DHF with OR 0.19 95 CI 0,08 0,39 and P 0,000 for night use and OR 0.17 95 CI 0,08 0, 37 and P 0,000 for day and night use after controlling for age, education, and breeding place. Frequency of insecticide use is not related to the incidence of DHF after interaction with gender and after controlling for age, education, occupation, mosquito nets, and breeding place. Education can be focused on reducing hanging habits and carrying out PSN on a regular basis. The targets can be focused in the school age group.
2018
T51340
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Sulistyo
Abstrak :
ABSTRAK
Semakin berkembangnya teknologi komunikasi, maka jangkauan frekuensi sistem monitoring semakin luas menuju frekuensi-frekuensi yang lebih tinggi. Indonesia telah mengimplementasikan sistem monitoring radio yang berfungsi untuk menjamin komunikasi bagi pemegang lisensi spektrum legal. Metode penulisan tesis ini adalah dengan menyusun perkerjaan secara sistematis dan terstruktur mulai dari inventarisasi data yang mencakup strategi pengumpulan data sampai dengan melakukan analisis dan penarikan kesimpulan.

Adapun teknis dalam analisis data akan digunakan dengan metode SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats). Analisa SWOT telah menjadi salah satu alat yang berguna dalam dunia industri.

Namun demikian tidak menutup kemungkinan untuk digunakan sebagai aplikasi alat bantu pembuatan keputusan dalam analisis kemampuan yang dimiliki oleh stasiun monitoring.

Perlu adanya analisis dan termasuk mencari alternatif pemecahan permasalahan berdasarkan data yang diperoleh dalam rangka penertiban dan pengaturan spektrum frekuensi radio nasional.

Penertiban dan pengaturan spektrum frekuensi harus dilakukan secara sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan.
ABSTRAK
Along with the development of communication technology, the frequency monitoring system range extends to higher radio frequencies. Indonesia has implemented the radio monitoring system which has the function to guarantee the communication for legal spectrum license holder.

The methodology used for this thesis writing is by arranging the tasks systematically and structurally, starting from data inventory, which covers the strategy of data compiling, through the analysing process and drawing conclusion.

The data analysis technique we are going to used is the SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats) methodology. SWOT analysis has become one of the useful techniques in industrial world. However, there is still possibility to be used as supporting decision-making application in analysing the ability possessed by the monitoring station.

Analysis is needed, including finding alternative problem solving based on collected data to control and regulate the national radio frequency. Frequency spectrum arrangement and regulation needs to be performed systematic and accountable.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24763
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Sulistyo
Abstrak :
ABSTRAK
Semakin berkembangnya teknologi komunikasi, maka jangkauan frekuensi sistem monitoring semakin luas menuju frekuensi-frekuensi yang lebih tinggi. Indonesia telah mengimplementasikan sistem monitoring radio yang berfungsi untuk menjamin komunikasi bagi pemegang lisensi spektrum legal. Metode penulisan tesis ini adalah dengan menyusun perkerjaan secara sistematis dan terstruktur mulai dari inventarisasi data yang mencakup strategi pengumpulan data sampai dengan melakukan analisis dan penarikan kesimpulan. Adapun teknis dalam analisis data akan digunakan dengan metode SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats). Analisa SWOT telah menjadi salah satu alat yang berguna dalam dunia industri. Namun demikian tidak menutup kemungkinan untuk digunakan sebagai aplikasi alat bantu pembuatan keputusan dalam analisis kemampuan yang dimiliki oleh stasiun monitoring. Perlu adanya analisis dan termasuk mencari alternatif pemecahan permasalahan berdasarkan data yang diperoleh dalam rangka penertiban dan pengaturan spektrum frekuensi radio nasional. Penertiban dan pengaturan spektrum frekuensi harus dilakukan secara sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan.
2008
T40924
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Arwy Herdiyanto
Abstrak :
ABSTRAK
Dewasa ini telah dilakukan beberapa penelitian bahwa frekuensi antara 2-150 KHz merupakan salah satu fenomena penyimpangan kualitas daya. Menurut penelitian salah satu akibat dari distorsi atau disturbance dari frekuensi 2-150 kHz tersebut yaitu berdampak pada kinerja peralatan rumah tangga yang dimana beberapa diantaranya terjadi malfungsi. Tidak hanya pada peralatan rumah tangga saja, disturbance tersebut juga bisa berdampak pada kWh meter analog maupun digital satu fasa. Pengukuran transaksi energi listrik dengan menggunakan kWh meter selayaknya mempunyai tingkat akurasi yang baik agar tidak ada satupun pihak yang dirugikan akibat adanya kesalahan dalam proses pengukuran. Dalam skripsi ini akan dilakukan pengujian disturbance tersebut terhadap pembacaan di kWh meter analog dan digital satu fasa. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan perangkat lunak MATLAB yang akan membangkitkan disturbance frekuensi tersebut sehingga dapat diketahui efeknya terhadap kinerja kWh meter yang diuji. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terjadi kesalahan error sebesar ± 5 % dalam perhitungan energi kWh di kWh meter analog baik pada pengukuran normal maupun pengukuran yang diberikan.
ABSTRACT
Disturbance frekuensi. Nowadays some research has been done that the frequency between 2-150 KHz is one of the phenomenon of power quality deviation. According to research, one result of distortion or disturbance of the 2-150 kHz frequency is the impact on the performance of household appliances where some of them became malfunctions. Not only in household appliances, but the disturbance can also affect the function of kWh meter analog or digital single phase. Measurement of electric energy transaction should have a good accuracy so that no party is disadvantaged because of an error measurement. This thesis will be tested the distortion to the readings in single phase of analog and digital kWh meter. The method used in this research is by using MATLAB softwre to generate the frequency disturbance so it can know the effect on the performance of tested kWh meter. The test results show that there is an error of ± 5% in calculating kWh energy in analog kWh meters both in normal measurements and measurements given disturbance frequency.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shrader, Robert L.
Jakarta: Erlangga, 1991
621.38 SHR k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Naldo Sofian
Abstrak :
Escherichia coli (E.coli) merupakan bakteri yang paling sering menyebabkan diare. Kemampuan hidup E.coli sangat mudah dipengaruhi oleh berbagai rangsangan. Akan tetapi, rangsangan bunyi, terutama dalam rentang audiosonik (20-20.000Hz), belum banyak diteliti. Peneliti menduga bahwa efek dari pemaparan frekuensi bunyi audiosonik secara berseling akan menstimulasi viabilitas Escherichia coli. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan sonikator sebagai sumber bunyi. Frekuensi yang digunakan adalah 7 kHz dan 17 kHz selama 10 detik. Setelah itu, jumlah koloni E.coli dihitung dengan metode total plate count setelah sediaan diinkubasi. Untuk menjamin validitas, tiap perlakuan dilakukan dua kali. Penghitungan bakteri dilakukan dengan menggunakan colony counter. Jumlah E.coli yang dihitung adalah E.coli pada pengenceran dengan jumlah 30-300 koloni. Terjadi penurunan viabilitas pada pemaparan frekuensi bunyi dalam rentang audiosonik secara berseling. Penurunan viabilitas tersebut lebih besar pada frekuensi 7 KHz daripada 17 KHz. Rata-rata jumlah E.coli pada kontrol dan pajanan frekuensi 7 kHz dan 17 kHz berturut-turut sebesar 2,84 x 109 koloni, 4,05 x 107 koloni, dan 5,05 x 108 koloni. Jika dibandingkan dengan kontrol, terdapat perbedaan bermakna pada setiap perlakuan [7 kHz (p=0.032); 17 kHz (p=0.023)] dengan uji T berpasangan. Frekuensi bunyi dalam rentang audiosonik secara berseling menurunkan viabilitas E.coli . Penurunan viabilitas lebih besar dialami oleh bakteri pada pajanan dengan frekuensi 7kHz daripada 17 kHz. Dapat disimpulkan bahwa, suara dalam rentang audiosonik secara berseling dapat menurunkan viablitas E.coli. ......Escherichia coli is one of the most common bacteria causing diarrhea. Its life is easily influenced by physical and chemical stimulation. However, sound stimulation, especially in audiosonic range (20-20.000 Hz) alternately, have not been explored much. Researcher hypotesized that it would stimulate E.coli growth. This research is categorized as experimental research by using sonication tools as the sound source. Researcher used frequency on 7 and 17 KHz for 10 seconds By total plate count, the media contain colony of E.coli would be counted for analysis. In order to guarantee the validity, each action would be done twice. Counting would be done only those diluted preparation with 30-300 colonies. E.coli got its viability decreased by audible frequency sound alternately. Average of the E.coli count in control, 7 kHz, and 17 kHz is respectively 2,84 x 109 ; 4,05 x 107; and 5,05 x 108 colonies. Relation between each intervention and control are significant [7 kHz (p=0.032); 17 kHz (p=0.023)] by paired T-test. Audible sound frequency which is given alternately against E.coli would decrease E.coli viability. Its decreasing effect is greater in 7kHz stimulation than 17 kHz. In conclusion, sound in audiosonic range, alternately, may decrease E.coli viability.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>