Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Danang Dwi Herwanto
"Saat ini, kompetisi telekomunikasi di Indonesia telah memasuki era konvergensi, di mana para operator telekomunikasi saling berlomba dalam membangun suatu infrastrukutur jaringan yang terintegrasi untuk memberikan kualitas layanan yang lebih baik kepada masyarakat dengan biaya operasional seefisien mungkin, sekaligus mempersiapkan infrastruktur jaringan ke era Next Generation Network. PT Indosat sebagai pemain lama dalam industri telekomunikasi Indonesia telah melakukan migrasi terhadap infrastruktur jaringannya yang sebelumnya terpisah-pisah ke dalam satu jaringan backbone berbasiskan IP/MPLS. Migrasi ke Single IP/MPLS Backbone pada PT Indosat dilatarbelakangi karena adanya kerugian dari penggunaan infrastruktur jaringan yang belum terkonsolidasi dan adanya tujuan untuk mendapatkan manfaat-manfaat dari penggunaan jaringan backbone tunggal. Melalui Proyek Akhir ini akan dilakukan analisis terhadap strategi migrasi yang diterapkan dan evaluasi terhadap pencapaian tujuan migrasi PT Indosat. Analisis ini berdasarkan pada informasi yang didapat dari studi terhadap dokumen migrasi Indosat dan wawancara langsung dengan stakeholder yang terlibat dalam proses migrasi. Pembelajaran yang bisa didapat dari migrasi pada PT Indosat adalah bahwa perlu dilakukan persiapan yang matang dan analisis yang mendalam terhadap keadaan existing sebelum dilakukan migrasi untuk meminimalkan resiko kegagalan pada saat migrasi. Migrasi ke Single IP/MPLS Backbone ini banyak memberikan manfaat bagi PT Indosat dan pelanggannya yang semuanya akan diulas pada bagian akhir dari Proyek Akhir ini.

Nowadays, telecommunications in Indonesia have entered the convergence era, when telecommunications operators compete to develop an integrated network infrastructure, in order to provide better quality of service to their customers. The convergence can reduce operational expanses, as well as preparing the telecommunication operator to be Next Generation Network (NGN) ready. PT Indosat, Tbk, as an old player in Indonesia telecommunications industry, has migrated its previous three IP/MPLS networks to a single IP/MPLS backbone. Migration to Single IP/MPLS Backbone in PT Indosat was triggered by loss of network infrastructure usage, which had not been consolidated. In addition, PT Indosat needs to gain more benefits from the usage of single network backbone. Analysis on PT Indosat migration strategies, and evaluation of the migration achievement have been done in this Final Project. Both of them have been conducted by literature studies, observation, and interviews with the stakeholder involved in migration. The lesson learnt from the migration at PT Indosat is a necessity of longer preparation and deeper analysis to the existing network. Those processes must been accomplished before initializing the migration. It can minimize failure risks during the migration. It gives many benefits for PT Indosat and its customers, as further discussed completely in this Final Project."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Next Generation Network (NGN) merupakan hal yang paling menarik perhatian dunia telekomunikasi saat ini. Pengembangan NGN bertujuan untuk menyedialcan suatu jaringan yang terbuka dan mampu memberikan layanan yang terintegrasi. NGN akan dibangun dan dikembangkan untuk mendukung seluruh layanan yang sudah ada maupun layanan-layanan bam yang dikembangkan dari Iayanan yang telah ada atau mumi bam karena adanya teknologi dan desakan pasar.
NGN tersusun atas blok-blok kerja, dimana setiap blok memiliki penegmbangan yang terbuka lebar, namun juga harus dapat dikomunikasikan dengan pengembangan blok lainnya. Untuk pensinyalan multimedia digunakan I-1.323 atau SIP. Untuk pengendalian digunakan standar bersama yaitu H248 atau MEGACO.
Transportasi data hams dioptimasi sesuai dengan jenis trafik yang digunakan dan Salah satu yang digunakan adalah teknologi MPLS. Layanan dan apiikasi dikembangkan dengan standar seperti J AIN dan Parlay/OSA.
Pada skripsi ini dilakulcan pembahasan mengenai konsep NGN, layanan NGN baik karakteristik dan arsitekturnya, serta bagaimana implementasi NGN di Indonesia dimana teknologi soliswitch dapat diharapkan menjadi jawaban bagi strategi evolusi PSTN -yang lconvensional menuju ke jaringan masa depan berbasis paket dalam konsep NGN"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S40043
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Dwiharsanto R.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T24941
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Sekar Asih
"Rekonfigurasi jaringan distribusi dan instalasi distributed generation DG dengan tujuan mengurangi rugi-rugi daya aktif saluran dan memperbaiki profil tegangan sistem IEEE 33 bus telah disimulasikan pada skripsi ini. Rekonfigurasi jaringan diselesaikan dengan algoritma Binary Particle Swarm Optimization pada MATLAB dan penentuan lokasi dan kapasitas DG diselesaikan dengan analisis aliran daya pada ETAP. Rugi-rugi daya aktif setelah rekonfigurasi berkurang sebesar 33,357 dari sebelumnya 208,4 kW menjadi 138,9 kW dan tegangan minimum sistem meningkat dari 0,9107 pu menjadi 0,9423 pu. Penginstalasian DG pada lokasi yang tepat dan besar kapasitas yang tepat dapat mengurangi rugi-rugi daya aktif saluran dan memperbaiki tegangan sistem.
Berdasarkan hasil simulasi, lokasi terbaik pemasangan satu DG adalah pada bus 30 dengan kapasitas DG sebesar 1250 kW. Lokasi terbaik pemasangan dua DG adalah pada bus 30 dengan kapasitas DG sebesar 1250 kW dan pada bus 8 dengan kapasitas DG sebesar 900 kW. Lokasi terbaik pemasangan tiga DG adalah pada bus 30 dengan kapasitas DG sebesar 1250 kW, bus 8 dengan kapasitas DG sebesar 900 kW, dan bus 24 dengan kapasitas sebesar 950 kW. Setelah sistem direkonfigurasi dan diinstalasi tiga DG diperoleh rugi-rugi daya aktif terendah yaitu 20,7 kW dan tegangan minimum terbaik yaitu 0,9820 pu.

Distribution network reconfiguration and distributed generation DG installation for reducing power losses and improving voltage profile on IEEE 33 bus system have been simulated in this thesis. Network reconfiguration simulated using Binary Particle Swarm Optimization algoritm in MATLAB and placement and sizing DG simulated using power flow analysis in ETAP. After reconfiguration, power losses decreased by 33,357 from 208,4 kW to 138,9 kW and minimum system voltage increased from 0,9107 pu to 0,9423 pu. DG installation at the right place and right capacity can reduce power losses and improve system voltage.
Based on simulation, the best location for installing one DG is at bus 30 with capacity of 1250 kW. The best location for installing two DG is at bus 30 with capacity of 1250 kW and at bus 8 with capacity of 900 kW. The best location for installing three DG is at bus 30 with capacity of 1250 kW, at bus 8 with capacity of 900 kW, and at bus 24 with capacity of 950 kW. After configuring the system and installing DG with number of DG is three at the system, the lowest power losses obtained is 20.7 kW and the best minimum voltage obtained is 0.9820 pu.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library