Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rudan, Gina Amaro
New York: Simon and Schuster, 2011
158.1 RUD p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fisk, Peter
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2009
650 FIS b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fani Atmanti
Yogyakarta: [s.n], 2020
305.906 FAN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniawati Azizah
Abstrak :
Learning mathematic is one of the subject which has important role in increasing science and technology.The researcher apply genius learning strategy.
Padang panjang: Dinas pendidikan Kota Padangpanjang, 2014
370 JGR 11: 1 ( 2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Margareth Wilson
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini merupakan sebuah penelitian yang berada dalam ruang lingkup Estetika. Teori estetika yang menjadi landasan teori dalam penelitian ini adalah estetika Immanuel Kant. Objek kajian dalam penelitian ini merujuk pada salah satu konsep yang terdapat dalam teori estetika Kant, yaitu konsep Genius. Dengan menggunakan metode studi kepustakaan deskriptif ndash;analisis, konsep genius akan dijelaskan dan didefinisikan oleh penulis agar para pembaca dapat mengetahui karakteristik apa saja yang terdapat di dalam konsep ini. Setelah genius dijelaskan secara deskriptif, penulis akan masuk ke dalam pembahasan analisis, yaitu implikasi konsep genius di dalam tiga karya seni, diantaranya puisi, musik, dan lukis. Genius memiliki implikasi pada penciptaan karya seni di jamannya, salah satunya adalah aliran Romantik. Dari sini penulis mengharapkan penelitian ini akan menghasilkan sebuah kejelasan tentang apa itu genius dan bagaimana sebuah karya seni dapat disebut sebagai karya seorang genius. Dalam penelitian ini penulis ingin menyatakan tesis yang membuktikan adanya justifikasi sosial yang ditemukan dalam proses menciptakan suatu karya seni pada jaman Romantik, sebagai implikasi kemunculan konsep genius. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan terlebih dahulu perihal deskripsi dan karakteristik konsep genius dari filsuf Immanuel Kant dan menjelaskan implikasinya di dalam tiga contoh karya Romantik yang penulis ambil untuk membuktikan adanya justifikasi sosial yang terikat dalam seni Romantik.
ABSTRACT
This thesis is a study that is within the scope of Aesthetic. Aesthetic theory that became the theoretical basis of this research is the aesthetics of Immanuel Kant. The object of study in this research refers to one of the concepts contained in Kant 39 s aesthetic theory, the concept of Genius. By using the methods of literature study and descriptive analysis, the concept of genius will be explained and defined by the author so that readers may know the characteristics of what is contained in this concept. Once the concept of genius described, the author will get into the discussion of the analysis, the implications of the concept of genius in three works of art, such as poetry, music, and painting. Genius has implications on the creation of works of art at the time, one of them is Romantic. From here the author expect the study will yield a clarity about what genius is, and how a work of art can be described as work of a genius. In this study, the author would like to express the thesis that prove their social justification is found in the process of creating works of art in the Romantic era, as the implications of the emergence of the concept of genius. The purpose of this study is to explain in advance regarding the description and characteristics of the genius concept of the philosopher Immanuel Kant and to explain its implications in three examples of Romantics works which tooks to prove their social justification bound in Romanesque art.
2017
S68771
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albertus Harsawibawa
Abstrak :
Tesis ini berusaha untuk mendapatkan pemahaman yang utuh dan mendalam atas pemikiran Estetika Kant. Oleh sebab itu ia harus berbicara tentang latar belakang pemikiran Estetika Kant yang meliputi pemikiran urnurn Kant di dalam filsafat kritisnya, dan juga Sejarah Estetika pra-Kant. Dengan menggunakan filsafat kritisnya sebagai latar belakang, maka pemikiran Estetika Kant dipandang sebagai usaha untuk menjembatani "jurang" antara "keniscayaan alam" -- hasil pemikiran Critique of Pure Reason, dan "kebebasan" -- hasil Critique of Practical Reason. Jadi, keindah.an analog dengan keniscyaan alam, dan sublim analog dengan kebebasan. Sedangkan seni dan genius nienunjukkan analogi kerjasama antara alam dan kebebasan dalam menghasilkan suatu bal. Dengan menggunakan Sejarah Estetika sebagai latar belakang, pemikiran Estetika Kant menjadi kulminasi dari permasalahan-permasalahan Estetika pra-Kant, terutama permasalahan Estetika yang dimunculkan oleh para filsuf Inggris. Unsur penyatu di dalam pemikiran Estetika Kant itu adalah "judgment". Secara garis besar pokok-pokok permasalahan di dalam pemikiran Estetika Kant dapat dibagi menjadi dua, yaitu: (1) permasalahan keindahan dan sublim, dan (2) permasalahan seni dan genius. Pembahasan permasalahan keindahan dan sublim di.mulai dengan menggunakan sarana judgment of taste, dan judgment of taste itu sendiri diterangkannya dengan menggunakan momen-momen seperti yang terdapat di dalam Critique of Pure Reason. Menurut Kant, terdapat 4 momen judgment of taste, dan mereka disebut "momen-momen keindahan". Keindahan dan sublim merupakan objek-objek yang menghasilkan peristiwa estetis. Keduanya memiliki perbedaan yang mendasar, yaitu: keindahan bersifat sangat teratur, sedangkan sublim bersifat sangat tidak teratur -- sublim kemudian dibedakan menjadi sublim yang matematis dan sublim yang dinamis. Setelah keindahan dan sublim adalah permasalahan seni dan genius. Maksud kedudukan seni dan genius di dalam "Deduksi Aesthetic Judgment" adalah bahwa, pertama-tama, genius di dalam seni menunjukkan peran atau sumbangan alam dalam "peristiwa keindahan" di dalam seni. Kedua, "seni" dalam arti Kantian adalah bukan objek khusus yang hadir di hadapan kita; "seni" dalam arti Kantian adalah semacam "proses", ia adalah suatu "gangguan" di satu atau dua pancaindera kita! "Proses permainan" itu terjadi di dalam dunia supersensible. Hal ini membuktikan keberadaan dunia supersensible. Kembali lagi pada persoalan genius di atas; hanya seorang genius saja yang dapat membuat atau berbuat hal seperti itu.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifia Rahmani
Abstrak :
Manusia sejak awal peradaban telah menyadari adanya eksistensi yang memiliki kekuatan melebihi kemampuannya, bermula dari kekuatan supernatural pada fenomena alam. Dari kesadaran ini lahirlah kepercayaan yang kemudian berkembang dan muncul konsep ketuhanan dan beragama. Melalui kepercayaan, manusia mengenal konsep sakral dan profan dan mengelompokkan dunianya berdasarkan sakral dan profan, termasuk ruang. Penganut kepercayaan melihat ruang sebagai sesuatu yang heterogen, dimana ruang terbagi menjadi ruang sakral yang khusus berdasarkan kepercayaannya, dan ruang profan yang umum. Dalam hal ini, tempat pemujaan dianggap sebagai tempat sakral. Manusia sebagai penganut kepercayaan membutuhkan media untuk mengekspresikan kepercayaan dan berkomunikasi dengan sosok yang dipercayai. Arsitektur dapat menjadi media penghubung dengan sosok kepercayaan, juga sebagai interpretasi identitas penganut kepercayaan. Oleh karena itu penelusuran terhadap identitas dan eksistensi tempat sakral menjadi penting. Penulisan skripsi ini akan mendalami terkait terjadinya tempat sakral pada fenomena alam dan menelaah nilai sakral sebagai identitas tempat sakral. Dengan mengacu pada teori sakral dan profan, juga pemahaman genius loci sebagai identitas ruang, dapat diketahui unsur yang berkontribusi dalam terjadinya tempat sakral. ......Since the beginning of civilization, men have been aware of existences that have power beyond human abilities, beginning from supernatural powers in natural phenomena. From this awareness thus belief came through which then developed and emerged the concept of divinity and religion. Through beliefs, men understand the concept of sacred and profane and classify their world based on what is considered sacred and profane, including space. Religious men see space as heterogeneous, where space is divided into exclusive sacred spaces based on their beliefs, and common profane space. In this case, the place of worship is considered a sacred place. Humans as religious men have the need to express their beliefs and communicate with the believed figures and the divine through some sort of media. Architecture can be the bridging medium to the believed figures and the divine, as well as a belief interpretation of religious men. Therefore researching the identity and existence of sacred places become essential. This study will delve deeper into the happening of sacred places in natural phenomena and explore sacredness as the identity of sacred places. By referring to the theory of sacred and profane, along with the understanding of genius loci as spatial identity, then it is possible to identify the elements that contribute to the creation of sacred places
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Elita Nuraeny
Abstrak :
Karya tulis telah lama menjadi media bagi manusia untuk mengungkapkan imajinasinya. Melalui ruang imajinasi yang dikembangkan begitu intens dan kaya, pembaca dibawa ke dalam interioritas cerita. Namun, di balik interioritas si cerita tersimpan simbol-simbol interioritas sang pengarang. Dengan mengambil tiga contoh karya Edgar Allan Poe, skripsi ini akan membahas tidak hanya interioritas cerita, namun mencoba untuk menelisik lebih mendalam simbol dibalik interioritas cerita dengan mengolah data menggunakan genius loci (Norberg Schulz,1991) dan Poetics of Space (Gaston Bachelard,1994). ......Literature has been the media for people to tell others their imagination. Through abstract space of imagination, which is developed intensively and rich, has taken the readers to feel the interiority of the story. But behind all stories, lay symbols which rooted to the author's interiority. With three cases from Edgar Allan Poe's stories, this script will not just talked about interiority in story, but it also tried to analyzes further behind the symbols in the stories by using theories of genius loci (Norberg Schulz, 1991) and Poetics of Space (Gaston Bachelard, 1994).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42971
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pahmi Rohliansyah
Abstrak :
ABSTRACT
Local Wisdom, Local Knowledge dan Local Genius masyarakat sudah ada di dalam kehidupan masyarakat semenjak zaman dahulu mulai dari zaman prasejarah hingga saat ini. Kearifan lokal berdasarkan pengetahuan dan kecerdasan lokal, bersumber dari nilai nilai agama, adat istiadat, petuah moyang kita atau budaya setempat yang beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya. Adanya globalisasi merupakan konsekuensi majunya ilmu pengetahuan dan teknologi yang berdampak pada sendi kehidupan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara, bila tidak disertai dengan nilai etika dan spritualitas yang baik,akan merusak moral dan budaya masyarakat yang ada di Indonesia dalam skala mikro yang pada akhirnya akan hancur dan runtuhnya kehidupan berbangsa dan , bernegara dalam skala makro. Keanekaragaman etnis, agama, adat istiadat, kebiasaan, bahasa daerah dan lainnya di Indonesia yang tumbuh dan. berkembang sebagai nilai nilai yang mengakar atau membumi dalam kelompok kelompok masyarakat sebenarnya merupakan modal dasar sekaligus kekuatan untuk menjadi bangsa yang besar.
Jakarta: The Ary Suta Center, 2018
330 ASCSM : 40 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>