Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurhikmawan Abdi
"Penelitian join balok kolom eksterior berupa percobaan di Laboratorium untuk mengetahui pengaruh voute pada join balok kolom, karena dengan adanya voute merupakan salah satu solusi untuk penulangan join yang terlalu rapat. Tujuan penelitian ini untuk meninjau pengaruh voute pada kekuatan join balok kolom yang mengalami beban lateral. Dalam penelitian ini terdapat dua bush prototype join yaitu join balok kolom eksterior dengan voute dan tanpa voute. Beban lateral pada kedua join tersebut adalah semi siklik di Ujung balok. Model analisa kuat geser join berdasarkan SNI 03-xxxx-2001, Strut and Tie Model dan Softened Strut and Tie Model. Kuat geser join menurut SNI hanya memperhitungkan kuat geser beton, Strut and Tie Model memperhitungkan hukum kesetimbangan untuk model rangkanya, sedangkan softened strut and tie model turut memperhitungkan hukum kompatibilitas dan hukum konstitutif beton retak serta hukum kesetimbangan model rangka pada join. Hasil penelitian yang diharapkan adalah perbandingan kedua jenis join balok kolom eksterior berupa perbandingan beban lateral yang dapat dipikul join, hubungan beban dan peralihan, serta pola retak yang terjadi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14997
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gatot Tri Widodo
"Untuk menganalisis dan mendesain suatu struktur portal baja pada saat ini adalah dengan mengasumsikan sambungan antara balok dan kolom sebagai sambungan rigid atau sambungan pin. Pada sambungan yang diasumsikan sebagai sambungan pin, rotasi pada ujung - ujung elemen dapat bebas bergerak sehingga momen yang terjadi selalu nol. Sedangkan pada sambungan yang diasumsikan sebagai sambungan rigid, tidak terjadi rotasi sehingga momen didistribusikan pada elemen terlemah dari sambungan tersebut. Meskipun penyederhanaan tersebut mempermudah dalam proses analisis dan desain tetapi pada kenyataannya hal tersebut menyimpang dari kejadian yang sebenarnya terjadi dilapangan karena pada setiap sambungan umurnnya terjadi rotasi sehingga yang terjadi pada struktur dilapangan adalah sambungan semirigid. Dari percobaan didapatkan perbandingan antara sambungan semirigid dengan sambungan rigid dan perbandingan basil percobaan dengan basil perhitungan dengan memakai software drain 2 Dx serta basil analisis perhitungan kekakuan rotasi sambungan berdasarkan Eurocode 3."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14995
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donnell, Lloyd Hamilton
New York: McGraw-Hill, 1976
624.177 DON b (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nabhela Vergiandini
"ABSTRAK
Plate girder adalah komponen struktur yang dapat menahan beban lebih banyak jika dibandingkan dengan balok biasa akibat bentangnya yang lebih panjang dan strukturnya yang langsing dan sering digunakan untuk jembatan atau pun bangunan industrial. Namun akibat hal ini, plate girder rentan terhadap terjadinya tekuk sehingga membutuhkan pengaku. Hal ini berpengaruh pada berat berat material yang digunakan dan secara tidak langsung terhadap biaya materialnya. Terdapat alternatif bagi plate girder ini, yaitu plate girder dengan pelat bergelombang. Keuntungan plate girder dengan pelat bergelombang lainnya adalah untuk ketahanannya yang sama dengan plate girder konvensional, plate girder dengan pelat bergelombang membutuhkan lebih sedikit material dibandingkan dengan plate girder konvensional. Studi menggunakan metode elemen hingga mengenai material yang dibutuhkan dan studi perilaku kedua jenis plate girder menjadi fokusan penelitian ini.

ABSTRACT<>br>
Plate girders are a material used commonly for large scale, known for its high load capacity compared to flat web plate girder and could withstand more load when compared with beams due to longer spans and slender structures and are often used for bridges or industrial buildings. However, due to slender member, plate girders is susceptible to bending, thus required stiffeners along the girders. This affects the weight of the material used and indirectly to the material cost. An alternative for plate girders are widely known, namely plate girder with corrugated webs. For similar load carrying capacity and shear capacity, plate girder with corrugated plate requires less material compared with conventional girder plate. The study of the required materials and the study of the behavior of plate girders with corrugated webs using finite element method becomes the focus of this research. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jefri Putra
"Precast segmental girder, umumnya tipe-I, cukup banyak digunakan pada konstruksi jembatan layang di DKI Jakarta. Dalam pelaksanaannya, ada berbagai risiko yang dapat terjadi diantaranya adalah apabila instalasi segmen tak lurus dimungkinkan pecah pada key (joint segment) pada saat stressing process dan terkadang stressing process tak mulus karena lubang tendon tak 100% lurus sehingga kemungkinan terjadi blocked saat grouting besar sekali.
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi risiko pada penggunaan precast segmental girder terhadap aspek waktu, mengetahui besar-kecilnya pengaruh risiko tersebut, dan mencari alternatif dalam penanganan risiko yang ada. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey. Tujuannya adalah untuk melakukan identifikasi faktor risiko dan mengolah hasil data dengan pendekatan analyitcal hierarchy process (AHP). Kemudian dicari tindakan korektif dan preventif untuk mengatasi risiko yang ada.
Hasil dari peneilitian ini menunjukkan bahwa tidak dilakukannya penyambungan antar girder setelah diletakkan di posisinya yang menyebabkan efek domino sehingga girder jatuh dan rusak menjadi faktor risiko dominan. Dengan diketahui risiko dan dicari tindakan korektif dan preventif dapat membuat keterlambatan waktu penyelesaian diminimalkan.

Many precast segmental girder, generally I-type, used at flyover project in DKI Jakarta. While its construction, there're many risk can be happened such as unstraight segment when stressing process can make key joint broken and it's not 100% straight of tendon hole can make blocked when grouting.
These writing objections are to identify possible risks when using precast segmental girder to time aspect, knowing the influence of risks, and searching treatment alternatives in handling risks. Research method used in these writings is survey. The objection is to identify risks when using precast segmental girder and the result will process by using analythical hierarchy process (AHP). Then, the writer will search corrective and preventive treatment to overcome risks.
Outcomes of this research show that not tack on girder after lay down at its position which cause domino effect so that girder fall and ruin becomes dominant risk. Knowing risks and corrective and preventive treatment in using precast segmental girder can make the delay in finishing time construction minimalize.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50514
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ardiyanto Nugroho
"Dalam Proyek konstruksi jembatan baja khususnya pada jembatan girder baja dikatakan sukses jika dilakukan pendefinisian lingkup proyek sesuai dengan persyaratan. WBS merupakan penguraian pekerjaan menjadi lebih kecil dan mudah dikendalikan. Standarisasi WBS sangat penting karena akan sangat berpengaruh terhadap pengendalian biaya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan WBS jembatan pada girder baja. Metodologi yang digunakan berdasarkan peraturan Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Revisi 3 dan Spesifikasi Khusus Jalan Bebas Hambatan dan Jalan Tol 2017 BPJT yang berbasis risiko. Hasil dari penelitian ini adalah standar WBS terdiri dari 6 level dengan menganalisa 15 variabel risiko dominan yang mungkin terjadi yang berpengaruh terhadap pengendalian biaya proyek dan pengembangan WBS standar dengan dilakukan rekomendasi respon risiko.
......In the steel bridge construction project, especially on the steel girder bridge can be successful if the definition of project scope in accordance with the requirements. WBS is a smaller item and easily controlled. WBS standardization is very important because will greatly affect the cost control. The purpose of this research is to develop WBS of steel girder bridges. Method based on the regulation of the General Specification of Highways 2010 Revision 3 and Special Specification of Toll Roads 2017 from Toll Road Regulatory Agency BPJT for cost control project. The results of this study is WBS standards of 6 level with 15 dominant risk variables by analyzing possible risks that may affect cost control project and development of standard WBS with recommended risk responses. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51189
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Saad
"Jembatan adalah sebuah bangunan yang menghubungkan dua tempat yang memiliki rintangan. Kendala tersebut berupa sungai, laut, jurang, atau antar bangunan. Salah satunya laut dimana perencanaan harus memperhitungkan tinggi bebas jembatan agar jembatan tidak tertabrak oleh lalu lintas kapal. Namun upaya pencegahan tersebut tidak dapat diprediksi karena ketinggian air laut melebihi kondisi tinggi yang direncanakan sehingga terjadi kecelakaan dimana jembatan tersebut tertabrak kapal. Kondisi ini menyebabkan jembatan mengalami deformasi melintang akibat kondisi beban tumbukan pada jembatan dengan arah melintang. Perilaku tidak biasa yang terjadi pada jembatan, terutama pada daerah tekan dan tarik jembatan, memerlukan evaluasi lebih lanjut sesaat terhadap jembatan tersebut. Kejadian kapal menabrak jembatan diambil dari studi kasus Jembatan 6 Barelang dimana Jembatan Tipe Boks Girder Beton terkena Kapal LB. APC. Aussie One pada tahun 2012. Perilaku jembatan ditinjau menggunakan analisis geometri non-linear dan pendekatan beban statik tumbukan kapal metode AASHTO. Kondisi model kemudian dibandingkan dengan data historis kerusakan jembatan sebagai verifikasi pemodelan struktural.
......A bridge is a structure that connects two places separated by an obstacle. These obstacles are in the form of rivers, seas, ravines, or gaps between buildings. One of them is the sea, where planning must consider the bridge’s free height so as not to be hit by ship traffic. However, these efforts could not be expected because the sea level exceeded the planned high conditions, resulting in an accident where the bridge was hit by a ship. As a result of the impact load conditions on the bridge in the transverse direction, this condition causes the bridge to experience transverse deformation. The odd behaviour of the bridge, particularly in the compression and tension sections, warrants a brief further examination. The incident of the ship crashing into the bridge was taken from the case study of the 6 Barelang Bridge, where the concrete box girder type bridge was affected by LBW APCs. Australian One Ship in 2012. Bridge behaviour was reviewed using non-linear geometric analysis and static impact load estimated with AASHTO Method. The condition of the model is then compared with historical data on bridge damage for structural modelling verification."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mico Yustika
"Perkembangan sistem rekayasa struktur telah meningkat dengan pesat, dimana struktur - struktur tersebut telah sedemikian rumit sehingga cukup sulit untuk diselesaikan melalui metode analisa klasik. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu metode lain yang mampu memecahkan masalah tersebut dan memberikan solusi yang mendekati kenyataan.
Metode Elemen Hingga sebagai suatu prosedur numerik adalah salah satu metode yang cukup memadai dalam menganalisa masalah mekanika kontinu. Permasalahan tersebut mencakup Stress Analysis, Heat Transfer. Fluid Flaw, Magnetic Field, dan masih banyak lagi, sehingga metode ini mampu melakukan perencanaan diberbagai bidang seperti perancangan bangunan, motor listrik, kapal dan pesawat ruang angkasa. Dalam penggunaannya, Metode Elemen Hingga akan sangat berkaitan dengan komputer yang untuk meyelesaikan persamaan - persamaan aljabar simultan yang dihasilkan oleh metode ini.
Dalam penulisan skripsi ini, akan dibahas penggunaan Metode Elemen Hingga untuk aplikasinya di bidang Teknik Sipil, yaitu Analisa Struktur Jembatan Prestressed - Box Girder. Pada Metode Elemen Hingga ini, struktur jembatan beserta kabel prestress-nya. diformulasikan sebagai gabungan dari sejumlah elemen diskrit, kemudian untuk memperoleh hasil yang mendekati eksak, jumlah elemen tersebut diperbanyak sampai diperoleh hasil yang cukup konvergen. Adapun hasil yang akan dibandingkan dengan Metode Klasik adalah nilai lendutan yang terjadi, gaya - gaya dalam, dan nilai - nilai tegangan yang terjadi pada titik - titik kritis pada struktur jembatan tersebut.
Untuk menyelesaikan proses penggabungan matriks - matriks kekakuan elemen yang cukup banyak jumlahnya menjadi sebuah matriks kekakuan struktur, diperlukan perangkat komputer beserta piranti lunaknya yang mampu menyelesaikan proses tersebut dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu dalam pengerjaan skripsi ini dipergunakan program GT-STRUDL, suatu piranti lunak di bidang perencanaan dan perancangan struktur yang memiliki kemampuan analisa Metode Elemen Hingga dengan perbendaharaan sekitar 100 buah tipe elemen."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34547
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kalele, Rahman Raeyani
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas karakteristik dinamik dan respon seismik struktur jembatan box girder dengan variasi perletakan rigid, sendi dan fleksibel di atas pilar tinggi. Struktur dengan perletakan rigid dimodelkan sebagai struktur yang memiliki sambungan rigid (rigid) antara pilar dengan girder jembatan, sementara perletakan sendi tidak memiliki ketahanan terhadap momen (moment release) pada sambungannya. Perletakan fleksibel (elastomeric rubber bearing) dimodelkan sebagai elemen link yang menghubungkan girder jembatan dan pilar.
Pada pemodelan, dilakukan variasi tinggi pilar jembatan, variasi jumlah bentang jembatan dan variasi penggunaan metode analisa gempa. Beban gempa menggunakan rekaman (time history) gempa chi-chi yang diskalakan sesuai dengan respon spektrum daerah Padang, Indonesia. Analisa gempa yang digunakan yaitu respon spektrum, time history linear dan time history nonlinear (Fast Nonlinear Analysis). Nonlinearitas didapat dari material elastomer yang berdeformasi melebihi batas lelehnya.
Hasil analisis menunjukkan variasi pemodelan yang dilakukan berpengaruh terhadap periode getar, simpangan lateral dan gaya geser dasar serta gaya dalam jembatan. Periode getar dan simpangan lateral meningkat dari perletakan rigid, sendi ke fleksibel serta juga meningkat seiring bertambahnya ketinggian pilar. Bertambahnya jumlah bentang tidak terlalu berpengaruh pada periode getar. Gaya geser dasar dan gaya dalam pada jembatan dengan perletakan fleksibel lebih kecil dibanding penggunaan perletakan rigid maupun sendi, dan meningkat seiring kenaikan tingi pilar dan bertambahnya jumlah bentang. Analisa dengan respon spektrum paling konservatif karena menghasilkan gaya geser dasar yang paling besar, diikuti oleh analisa time history linear dan time history nonlinear. Analisa dengan respon spektrum juga menghasilkan simpangan lateral yang paling besar, sementara analisa time history linear menghasilkan simpangan lateral yang paling kecil.

ABSTRACT
This study discusses the dynamic characteristic and the seismic response of box girder bridge structure with variation of rigid, pin, and flexible supports mounted on the top of long pier. Rigid support has the stiff connection between the top part of pier and the box girder. While structure with pin support has released moment at its connection. Flexible support using Elastomeric Rubber Bearing is modeled as link element connecting box girder and pier.
Length of pier, number of span and eathquake analysis are to be variated. The earthquake load is time history Chi-chi earthquake, which is matched to response spectra of Padang, Indonesia. Response spectra, linear time history, and nonlinear time history (Fast Nonlinear Analysis) methods are used to analyze the structural response. Nonlinearity due to plastic deformation of elastomeric rubber bearing is applied.
Result shows that variation undertaken affect the natural period, displacement and base shear of the bridge. Natural period and displacement increased from rigid, pin to flexible support, and also to increase with length of long pier, while the influence of the number of span is less significant. Base shear and inner force of the bridge with flexible support is smaller than other support, and also increase with length of long pier and number of span increase. Analysis of response spectra is the most conservative since it results largest base shear, followed by linear time history analysis and nonlinear time history analysis. It also shows largest displacement, while linear time history analysis shows smallest displacement.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S61549
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ressa Adrian Bernessa
"Jalan Tol Kayu Agung–Palembang–Betung atau Jalan Tol Kapalbetung adalah megaproyek infrastruktur jalan tol sepanjang 111,6 kilometer dari Kayu Agung hingga Betung. Jalan tol ini merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatra dan pembangunannya diperkirakan menelan biaya sekitar Rp 7-8 triliun. Pembangunannya dilaksanakan PT Waskita Sriwijaya Tol selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), hingga Juni 2020 sudah sepanjang 42 kilometer dikerjakan, dari Kayu Agung sampai Palembang dengan waktu pelaksanaan dimulai dari 1 Juni 2016.
Jembatan Ogan merupakan merupakan satu dari tiga jembatan bentang panjang yang ada di Ruas Tol Kayu Agung – Palembang. Jembatan ini memiliki total panjang 1,6 kilometer dengan lebar bentang utama 385 meter, clearance horizontal 185 meter dan clearance vertikal 16,5 meter. Nilai investasi jembatan adalah Rp1,2 triliun.
Jembatan Ogan merupakan jembatan segmental box girder yang didirikan di atas sungai Ogan yang sampai saat ini masih aktif dan masih dilewati oleh kapal dan ponton di Sumatera Selatan. Dengan minimum tinggi bersih jembatan setinggi 75 meter, dan supaya tidak mengganggu lalu lintas di Sungai Ogan, sehingga metode balanced cantilever dengan form traveler system merupakan metode yang tepat.

Kayu Agung - Palembang - Betung Toll Road or Kapalbetung Toll Road is a mega project. 111,6 kilometers of toll road infrastructure is builded from Kayu Agung to Betung. This toll road is part of the Trans Sumatra Toll Road and its construction is estimated to cost around Rp. 7-8 trillion. The construction was carried out by PT Waskita Sriwijaya Toll as the Toll Road Business Entity (BUJT), up to June 2020, 42 kilometers have been worked on, from Kayu Agung to Palembang with the implementation time starting from June 1, 2016.
Ogan Bridge is one of three long span bridges in the Kayu Agung - Palembang Toll Road Section. This bridge has a total length of 1.6 kilometers with a main span width of 385 meters, horizontal clearance of 185 meters and vertical clearance of 16.5 meters. The investment value of the bridge is IDR 1.2 trillion.
Ogan Bridge is a segmental box girder bridge which was erected on the Ogan River which is still active and still being passed by ships and pontoons in South Sumatra. With a minimum bridge height of 75 meters high, and so as not to disturb traffic on the Ogan River, so the balanced cantilever method with the form traveler system is the right method."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>