Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tito Achmad Satori
"Kadar seng dalam darah anak balita merupakan indikator yang paling tepat untuk menentukan status seng pada manusia. Defisiensi seng pada anak balita berkaitan erat dengan gangguan pertumbuhan, imunitas tubuh menurun, gangguan pada kulit, disfungsi kognitif dan anoreksia sedangkan kelebihan seng dapat berakibat degenerasi otot jantung, muntah, diare, demam dan anemia. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model prediksi terhadap status seng dalam darah pada anak balita (6-59 bulan) di Propinsi Maluku tahun 2007. Rancangan penelitian ini adalah analisis data sekunder Studi Masalah Gizi Mikro di Indonesia dengan rancangan penelitian cross sectional (potong lintang) pada bulan Juni-Juli 2012. Jumlah sampel sebanyak 351 anak balita (6-59 bulan). Pengolahan dan analisis data menggunakan Uji T Independen dan Uji Korelasi untuk bivariat sedangkan untuk multivariat menggunakan Uji Regresi Linear dengan Model Prediksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi defisiensi gizi mikro di Propinsi Maluku Tahun 2007 masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dimana prevalensi defisiensi seng sebesar 39,6%, prevalensi defisiensi vitamin A sebesar 27,4% dan prevalensi anemia sebesar 39%. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan yang signifikan secara statistik antara kadar retinol dalam darah, kadar hemoglobin dalam darah, dan status kesehatan anak dengan kadar seng dalam darah anak balita.
Hasil uji multivariat menunjukkan bahwa variabel kadar retinol dalam darah, kadar hemoglobin dalam darah, status kesehatan anak dan pendidikan ibu dapat digunakan untuk menentukan kadar seng dalam darah anak balita adalah. Hasil penelitian menyarankan untuk menggunakan kadar hemoglobin dan kadar retinol sebagai prediksi kadar seng dalam darah, memberikan perhatian khusus terhadap program penanggulangan masalah gizi mikro, meningkatkan konsumsi zat gizi mikro sesuai dengan AKG serta disarankan untuk dapat melakukan penelitian gizi mikro tingkat nasional secara berkala.

Zinc levels in the blood of underfive children are the most appropriate indicator to determine the zinc status in humans. Zinc deficiency in underfive children are closely related to impaired growth, decreased body immunity, skin disorders, cognitive dysfunction and anorexia while excess zinc can cause heart muscle degeneration, vomiting, diarrhea, fever and anemia. This study aims to obtain a predictive model of zinc levels in the blood of underfive children (6-59 months) in Maluku in 2007. The design of this study is secondary data analysis of Micronutrient Problem Studies in Indonesia with a cross sectional study design. The size of sample are 351 underfive children (6-59 months). Processing and data analysis using Independent T Test and Simple Correlations and Regression Test for bivariate analysis, while for the multivariate analysis using Correlations and Regression Linear Test Prediction Model.
The results showed that the prevalence of micronutrient deficiencies in the province of Maluku in 2007 still a public health problem which the prevalence of zinc deficiency by 39.6%, vitamin A deficiency by 27.4% and anemia by 39%. Results from bivariate analysis showed significant correlation between retinol and hemoglobin levels in the blood, and children health status with zinc levels in the blood of underfive children.
The results of the multivariate test showed that variable into the linear regression model to determine levels of zinc in the blood of underfive children are the levels of retinol in the blood, hemoglobin levels in the blood, children health status and maternal education. The results suggested to using retinol level and hemoglobin levels as a predictor of zinc levels in the blood, giving special attention to micronutrient program, to increase consumption of micronutrients in accordance with the RDA, and micronutrient research at national le
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T39081
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Aisyah
"Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan asupan zat gizi mikro, aktivitas fisik, latihan kecerdasan, dan karakteristik responden dengan kejadian demensia pada lansia di Kelurahan Depok Jaya. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional selama bulan April - Mei 2009 pada 103 lansia kelompok umur di atas 60 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan lansia dengan asupan zat gizi mikro yang cukup disertai aktivitas fisik dan latihan kecerdasan berhubungan dengan rendahnya risiko demensia pada lansia. Kepada pihak terkait seperti Dinas Kesehatan Depok atau Puskesmas di wilayah kerja Depok agar mengembangkan KIE untuk penyuluhan mengenai sumber makanan vitamin A, vitamin E, vitamin C, FE dan Zn serta aktivitas fisik dan latihan kecerdasan untuk menurunkan risiko kejadian demensia.

This research's aim to know the relation of micronutrients intake, physical activity, intellegence practices, and characteristic of subjects to occurence of dementia in older adults at Depok Jaya Village. This research use cross sectional design, during April until May 2009 in 103 older adults above 60 years old.
The result show that older adults with sufficient micronutrients intake together physical activity and intellegence practices related to lower risk of dementia. To the related institutions such as health official of Depok and public health services in work region of Depok may develop KIE (communication, information and education) for the counselling about food sources of vitamin A, vitamin E, vitamin C, Fe and Zn and also physical activity, and intellegence practices to degrade occurance dementia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S5765
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ayatun Fil Ilmi
"Premenstrual syndrome merupakan kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi, yang dialami wanita pada 7-14 hari sebelum mentruasi akibat perubahanhormonal yang berhubungan dengan siklus ovulasi. Tujuan penelitian ini adalahmengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan gejala premenstrualsyndrome. Desain studi dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan tekniksampling consecutive sampling. Sampel penelitian berjumlah 130 mahasiswi yangberasal dari S1 reguler Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Departemen ArsitekFakultas Teknik angkatan 2015/2016. Variabel yang diteliti terdiri dari gejalapremenstrual syndrome, tingkat stres, aktivitas fisik, asupan gizi mikro piridoksin, vitamin D, kalsium dan magnesium, pola tidur, dan status gizi.
Hasil penelitian menunjukan sebanyak 36,9 mahasiswi mengalami premenstrualsyndrome gejala sedang hingga berat. Terdapat hubungan yang signifikan antaratingkat stres p=0,001, asupan piridoksin p=0,003, asupan magnesium p=0,044, pola tidur p=0,006 dengan gejala premenstrual syndrome. Faktoryang paling dominan terhadap premenstrual syndrome adalah pola tidur OR=3,580, diikuti tingkat stres dan asupan piridoksin. Mahasiswi dengan polatidur yang buruk berisiko mengalami premenstrual syndrome 3,580 kali lebihtinggi dibandingkan dengan mahasiswi yang memiliki pola tidur yang baik.Disarankan pihak kampus dapat memberikan promosi kesehatan yangberhubungan dengan gejala premenstrual syndrome, pentingnya pola tidur yangbaik dan cukup, pengendalian stress, dan pentingnya asupan gizi mikro.

Premenstrual syndrome is a complex of symptoms, including physic, phsycology,and emotion that is experienced by some women, 7 14 days before women rsquo speriod, it is cause by hormonal changes related to ovulation. The purpose of thisstudy was to determine the risk factors related to PMS. The research used crosssectional study design with sampling technique used consecutive sampling. Asample of this study was 130 student at FKM and Architecture Departement ofUniversitas Indonesia. Data collected include PMS occurrence, stress level,phsycal activities, intake of micronutrient pyridoxine, vitamin D, Ca, Mg, sleeppattern and nutritional status.
The result showed 36,9 of subject had moderat tosevere PMS level. There was relationship between stress level p 0,001, pyridoxine intake p 0,003, Mg intake p 0,044, sleep patern p 0,006 withPMS. Sleep pattern OR 3,580 was the most dominant influence of premenstrualsyndrome followed by stress level and pyridoxine intake. Student with poor sleeppattern had experience PMS 3,580 higher than student with good sleep pattern.Researcher recommend to The University able to give health promotion related toPMS, the importance of good sleeping pattern, stress management, the importanceof micronutrient intake.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48646
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fildzah Khairuna Huwaida
"ABSTRAK
Konsumsi sayur merupakan salah satu bagian penting dalam mewujudkan gizi seimbang, untuk itu dianjurkan mengonsumsi sayur sebanyak 3-4 porsi/hari. Namun, anjuran tersebut belum terealisasi ditandai dengan tingginya data kurang konsumsi sayur dan buah dalam Riskesdas 2007 93,6 dan 2013 93,5 , khususnya di DKI Jakarta sebesar 94,5 . Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan konsumsi sayur menurut faktor individu dan faktor lingkungan serta sumbangannya terhadap kecukupan serat dan zat gizi mikro pada remaja di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, dilakukan pada bulan April-Mei 2017 di SLTA X Jakarta Timur dengan 146 murid. Sampel didapatkan dengan metode purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden dan wawancara 2x24-hour food recall. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi sayur murid hanya sebesar 25 g/hari 1,25 porsi/hari . Konsumsi sayur tersebut menyumbang 0,95 terhadap kecukupan serat, 5,08 terhadap kecukupan vitamin A, 3,86 terhadap kecukupan vitamin C, dan 1,32 terhadap kecukupan zat besi. Analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada konsumsi sayur murid menurut sikap nilai-p=0,001 , preferensi nilai-p=0,007 , keyakinan diri nilai-p=0,019 , pengaruh teman nilai-p=0,024 , dan pengaruh orang tua 0,005 . Berdasarkan hasil tersebut diharapkan sekolah dapat membuat program kesehatan, khususnya edukasi gizi untuk menambah pengetahuan murid mengenai pentingnya konsumsi sayur setiap hari sesuai anjuran Pedoman Gizi Seimbang.

ABSTRAK
Vegetables consumption is one important part in realizing balanced nutrition, so it recommended to consume vegetables as much as 3 4 servings per day. However, national scale showed that vegetables and fruits consumption was less 93.6 in 2007 and 93.5 in 2013 , especially in DKI Jakarta at 94.5 . This study aims to know the differences of vegetables consumption according to individual factors and environmental factors and their contribution to fiber and micronutrients in adolescents in DKI Jakarta. This study used cross sectional design, conducted in April May 2017 at SLTA X in East Jakarta with 146 students. The sample was obtained by purposive sampling method. Data were collected by using questionnaires filled by respondents and 2x24 hour food recall interview. The results showed that the vegetables consumption students 25 gram per day 1.25 servings per day . Vegetables consumption contributes 0.95 to fiber adequacy, 5.08 to vitamin A adequacy, 3.86 to vitamin C adequacy, and 1.32 to iron adequacy. The bivariate analysis showed that there were significant differences of vegetables consumption according to the attitude, preference, self efficacy, peer influence, and parenal influence p value 0.001, 0.007, 0.019, 0.024, and 0.005 . Based on that, it is expected that schools can create health programs, especially nutrition education to increase students knowledge about the importance of daily consumption of vegetables as recommended by the Balanced Nutrition Guide."
2017
S66862
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library