Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Moogk, Peter N.
British Columbia: Antonson Publishing, 1978
971.1 MOO v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yi, Kyong-ja
Seoul: Munidang, 2009
KOR 895.730 8 YIK p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Eka Putera
"[ABSTRAK
Survei seismik pada wilayah padat penduduk banyak mengalami kendala baik dari segi teknis maupun sosial. Disatu sisi survei seismik harus dilakukan untuk mendapat data bawah permukaan secara langkap. Salah satu kunci sukses dalam sebuah survei seismik adalah bagaimana kita mendapatkan kualitas data seismik sebaik dan selengkap mungkin sesuai dengan program tanpa ada data yang hilang akibat suatu kendala dengan tetap memperhatikan segi teknis, keekonomian dan sosial. Prinsip dasar dalam survei seismik adalah dengan mempertimbangkan objektif/target bawah dengan rekayasa teknologi yang sudah ada untuk mempermudah dalam kegiatan survei. Tulisan ini akan memaparkan aplikasi air gun untuk kegiatan survei seismik darat pada area perkotaan. Survei seismik diperkotaan selalu mendapat kendala berupa hilangnya data near offset pada tempat tertentu karena tidak bisa menanam dinamit sebagai sumber gelombang. Aplikasi air gun pada seismik darat ini dilakukan dengan cara menggunakan air gun sebagai pengganti dinamit di area perkotaan. Diharapkan dengan menerapkan metode tersebut akan bisa didapatnya data near offset dan akan tetap menjaga kelengkapan data yang didapat tanpa mengurangi kualitas.

ABSTRACT
Seismic surveys in many densely populated areas have constraints in terms of both technical and social. On one side of the seismic survey should be done to get the data subsurface langkap. One of the keys to success in a seismic survey is how we get as good seismic data quality and complete as possible in accordance with the program without any data loss occurs due to a constraint with regard to technical, economical and social. The basic principle in the seismic survey is to consider the objective/target under ground with the existing technology to facilitate the activities of the survey. This article will explain the application of air gun for land seismic survey activities in urban areas. Urban seismic survey always have constraints to get near offset data at a certain place because can not plant the dynamite as a source of waves. Applications of air gun on land seismic is done by using an air gun as a replacement for dynamite in urban areas. Expected by applying this method for data acquisition there will be a posibilities to get near offset data and will continue to maintain the completeness of the data obtained without reducing the quality of the data, Seismic surveys in many densely populated areas have constraints in terms of both technical and social. On one side of the seismic survey should be done to get the data subsurface langkap. One of the keys to success in a seismic survey is how we get as good seismic data quality and complete as possible in accordance with the program without any data loss occurs due to a constraint with regard to technical, economical and social. The basic principle in the seismic survey is to consider the objective/target under ground with the existing technology to facilitate the activities of the survey. This article will explain the application of air gun for land seismic survey activities in urban areas. Urban seismic survey always have constraints to get near offset data at a certain place because can not plant the dynamite as a source of waves. Applications of air gun on land seismic is done by using an air gun as a replacement for dynamite in urban areas. Expected by applying this method for data acquisition there will be a posibilities to get near offset data and will continue to maintain the completeness of the data obtained without reducing the quality of the data]"
2015
T43779
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benavita Aprilia Kurnia
"Gun Jumping merupakan suatu istilah yang menggambarkan aktivitas pelaku usaha yang seolah-olah transaksi merger yang dilakukannya sudah berlaku secara sah dan efektif di mata hukum walaupun pada kenyataannya merger tersebut belum disetujui oleh otoritas persaingan usaha karena masih dalam proses peninjauan notifikasi merger. Gun Jumping merupakan suatu pelanggaran yang hanya terjadi pada negara yang menganut sistem notifikasi pra-merger atau pra-notifikasi seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa. Di Indonesia, tidak dikenal istilah Gun Jumping karena sistem notifikasi yang berlaku saat ini ialah pasca-notifikasi atau post-notifikasi. Pada perkembangan saat ini, pasca-notifikasi dipandang sebagai sistem notifikasi yang sudah tidak kontekstual dengan perkembangan zaman dan memiliki banyak kekurangan. Dengan adanya rencana untuk melakukan amandemen UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat maka diharapkan terjadi perubahan pada sistem notifikasi Indonesia dari pasca-merger notifikasi menjadi pra-merger notifikasi. Usulan perubahan ini merupakan hal yang wajar karena dapat memberikan kepastian hukum terutama bagi pelaku usaha. Apabila nantinya amandemen UU No. 5 Tahun 1999 telah disetujui, maka Gun Jumping akan menjadi salah satu permasalahan yang mungkin akan terjadi sebagai pelanggaran yang dilakukan pelaku merger sebelum merger disetujui oleh otoritas persaingan usaha. Selanjutnya, berhubungan dengan metode pada penelitian ini menggunakan metode yuridis-normatif dan kepustakaan. Serta saran yang penulis berikan terhadap penelitian ini adalah dengan secara konsisten mematuhi dan menjalankan setiap prosedural yang berkaitan dengan ketentuan gun jumping.

Gun Jumping is a term that describes the activity of merging parties as if their merger transaction has been valid and effective on law provision, in fact the merger has not approved by the competition commission because it is still in the process of reviewing merger notification. Gun Jumping is a violation that only occurs in countries that have a pre-merger notification system, for example United States of America and European Union. In Indonesia with its post-notification system, the term of Gun Jumping is not familiar. Post-notification system in these era is considered out of context and has many shortcomings. With the plan to amend Law of The Republic of Indonesia No. 5 of 1999 concerning The Ban on Monopolistic Practices and Unfair Business Competition, it is expected that there will be a change in Indonesia notification system from post-merger notification to pre-merger notification. This change is a reasonable because it can provide legal security, especially for merging parties. If the amendments of Law of The Republic of Indonesia No. 5 of 1999 has been approved, gun jumping is one of the problems that may occur as a violation that committed by the merging parties before the merger is approved by the competition commission. Futhermore, the method that author used for this research is juridical-normative and literature. For recommendation that author used for gun jumping problems is to consistently obey every procedure and rules that related to gun jumping provision."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharlina
"ABSTRAK
Ranacang bangun persenjataan sentry gun dalam studi ini berupa pembuatan Remote Control Weapon Station (RCWS) yang diletakan ditas tanah atau kendaraan. RCWS digunakan untuk pengawasan area secara otomatis selama 24 jam. Penggunaanya bertujuan untuk efisiensi penggunaan prajurit TNI, mencagah human error dan mengatasi kurangnya jumlah personel dilapangan. Sentry gun dirancang dengan memaksimalkan sudut putar 360, sudut angguk pada elevasi 4, dengan assembling mekanis azimuth system, antara lain bevel gear dan opinion. Dengan penggunaan spiral bevel gear, yang memilikki pergerakan lebih halus sehingga noise lebih kecil, rasio reduksi kecepatan diharapkan menjadi lebih besar."
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pertahanan RI, 2019
355 JIPHAN 5:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Eki Ubayakti
"Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia (1942-1945), hampir sebagian besar rakyat telah mengalami berbagai kesulitan hidup. Dari mulai penderitaan ekonomi, perlakuan yang semena-mena, sampai pada kenistaan hidup, semua berbaur menjadi suatu image yang sampai kinipun sulit untuk dilupakan, terutama bagi yang mengalaminya. Terlepas dari citra buruk yang disandang oleh Pemerintahan Militer Jepang itu, namun ada juga suatu kesempatan yang diberikan mereka yang telah membawa manfaat untuk sebagian dari masyarakat kita, yaitu dengan diberikannya pendidikan militer bagi pemuda-pemuda pribumi. Institusi militer ini dikenal di Sumatra Timur (sekarang Propinsi Sumatra Utara dikurangi. Tapanuli dan Sibolga) dengan nama Gyu-gun atau Tentara Sukarela. Maksud dari dibentuknya Gyu-gun adalah untuk membantu dan mempermudah tugas-tugas tentara Jepang dalam perang. Dalam skripsi ini penulis ingin melihat bagaimana Gyu-gun dibentuk di Sumatra Timur. Setelah menelusuri later belakang dan tujuan pembentukan Gyu-gun, kemudian penulis melihat adanya sesuatu yang istimewa dari hasil dibentuknya Gyu-gun, Dengan di bentuknya Gyu-gun di Sumatra Timur, maka untuk pertama kalinya dikenal pendidikan militer dalam arti sesungguhnya. Ini penting artinya, karena sebagian besar mantan anggota Gyu-gun inilah yang kemudian bergabung dalam TKR yang turut berperang dalam Perang Kemerdekaan, dan seba_gian dari mereka inilah yang kemudian menjadi instruktur-_instruktur dalam latihan kilat kemiliteran untuk calon-calon perwira TKR di Sumatra Timur."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S12338
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Putra Santoso
"Kemampuan Gene gun untuk menghantarkan massa partikel ke dalam sel dimanfaatkan untuk vaksinasi DNA pada mamalia. Nosel merupakan bagian terpenting pada Genegun karena membantu mengarahkan arah tembak dan menaikan kecepatan penghantaran massa partikel. Pada penelitian ini dikembangkan nosel, converging-diverging dengan ukuran diameter output nosel diverging 4 mm. Untuk mengetahui kemampuan nosel dalam menghantarkan massa partikel, digunakan agar dengan beberapa konsentrasi. Agar yang divariasikan menjadi 3 jenis konsentrasi yaitu 0.1285, 1.0432, dan 1.028 g/ml. Untuk massa partikel digunakan aluminium berukuran 0.5 mm. Berdasarkan percobaan, agar dengan konsentrasi 1.028 memiliki nilai viskositas mendekati dengan kulit mamalia. Dengan tekanan awal 6 x 105 kg/m.s2 dan jarak tembak 0.03 m pada nilai 0.0008 m atau sekitar 8 mm. Pengembangan nosel sangat penting untuk pengembangan Gene gun sebagai sistem penghantaran vaksin DNA.
......
The ability of Gene gun to deliver mass of particles into cells is used for DNA vaccination in mammals. The nozzle is the most important part of Gene gun as it helps to direct the shooting direction and increases the mass delivery speed of the particles. In this study, the type of nozzle used converging diverging with the diameter of 4 mm diverging nozzle output. To determine the ability of the nozzle in delivering the mass of particles, it used 3 types of concentrations of 0.1285, 1.0432, and 1.028 g ml. Mass of particles used aluminum with 0.5 mm in size. Based on the experiment, the concentration of 1,028 has a viscosity value close to the skin of mammals. With an initial pressure of 6 x 105 kg m.s2 and a firing range of 0.03 m at a value of 0.0008 m or about 8 mm. Nozzle development is essential for the development of Gene gun as a DNA vaccine delivery system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67834
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debby Putri Christiani
"

Dewasa ini, kantong plastik mulai menjadi keresahan bagi lingkungan karena kebanyakan dari plastik akan berakhir menjadi sampah dan mengotori lingkungan. Bahan dasar pembuatan kantong plastik mengakibatkan kantong plastik menjadi tidak mudah terurai dan berakhir menumpuk di tempat pembuangan sampah. Tidak berhenti di situ, sampah kantong plastik tersebut berpindah tempat sampai ke laut dikarenakan oleh aktivitas angin atau aliran sungai. Dilansir dari data Bank Dunia, sampah kantong plastik sekali pakai mendominasi sampah plastik di Indonesia. Dengan besarnya volume timbulan sampah kantong plastik tersebut, upaya pengelolaan sampah di hilir sudah tidak cukup. Sehingga, perlu dilakukan upaya preventif berupa pengurangan sampah dari hulu. Oleh karena itu, diperlukan intervensi pemerintah untuk membatasi timbulan sampah kantong plastik. Upaya tersebut dapat dilakukan pemerintah melalui pendekatan command and control. Dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif, skripsi ini berupaya memberikan solusi pengurangan sampah kantong plastik dengan melakukan perbandingan pada penerapan pendekatan command and control melalui Peraturan Walikota Banjarmasin Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik. Penerapan larangan penyediaan kantong plastik melalui peraturan walikota tersebut terbukti efektif dalam mengurangi sampah kantong plastik di Kota Banjarmasin walaupun tidak didukung oleh pengaturan sanksi. Keefektifan peraturan walikota tanpa pengaturan sanksi akan dijelaskan dengan menggunakan teori benign big gun. Berdasarkan hal tersebut, diharapkan larangan penyediaan kantong plastik dapat diadaptasi di kota lain di Indonesia guna mengurangi sampah kantong plastik yang kian mencemari lingkungan.

 


These days, plastic bags have become a source of problem for the environment, since most of them will end up as waste and pollute the environment. The basic ingredients in plastic bags makes it hard for them to break down and caused them to end up piled up in landfills. Not only that, the plastic bag waste would also find its way to the sea due to wind or river flow. Data from the World Bank stated that disposable plastic bags waste makes up the majority of plastic waste in Indonesia. With such large volume of plastic bag waste, downstream waste management efforts are not enough. Therefore, it is necessary to take preventive measures in the form of reducing waste from the upstream. Hence, government intervention is needed to limit the insurgence of plastic bag waste. The effort can be made by the government through a command and control approach. By using a normative juridical research method, this thesis seeks to provide a solution to reduce plastic bag waste by comparing the application of the command and control approach through Banjarmasin Mayor Regulation No. 18 of 2016 concerning Reducing the Use of Plastic Bags. The implementation of the ban on supplying plastic bags through the mayor's regulation proved effective in reducing plastic bag waste in Banjarmasin City even though it was not supported by sanctions. The effectiveness of the mayor's regulations without the regulation of sanctions will be explained using the beningn big gun theory. Based on this, it is expected that the ban on supplying plastic bags can be adapted in other cities in Indonesia to reduce plastic bag waste which is increasingly polluting the environment.

 

"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulya Viani Andarini
"Pseudomonas aeruginosa merupakan salah satu jenis bakteri Gram negatif yang sering ditemukan pada peralatan medis yang terkontaminasi. P. aeruginosa menjadi penyebab beberapa infeksi nosokomial seperti penyakit otitis eksterna, dermatitis, folikulitis, selain itu dapat menyebabkan infeksi pada mata, luka bakar, saluran napas bagian bawah, saluran kemih, dan organ lainnya.  Pencegahan terhadap penyebaran P.  aeruginosa di lingkungan fasilitas kesehatan sangat dibutuhkan, salah satunya dengan memanfaatkan paparan ozon dan radiasi UV-C untuk mensterilkan alat kesehatan untuk mencegah penyebaran bakteri P. aeruginosa. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk melihat efektivitas paparan ozon dan radiasi UV-C dengan variasi waktu 0, 15, 30, dan 45 menit terhadap bakteri P. aeruginosa. Penelitian lanjutan diberikan perlakuan terhadap alat medis yaitu thermo-gun dengan variasi waktu 0, 10, 15, dan 30 menit untuk melihat efektivitas dari metode sterilisasi yang digunakan. Selanjutnya dilakukan persentase pengurangan jumlah koloni dan uji statistik menggunakan ANOVA, Mann-Whitney, dan Kruskall-Wallis. Hasil penelitian menunjukan persentase pengurang koloni bakteri 100% setelah diberikan paparan UV-C dengan durasi 15 menit pada media padat. 96% koloni bakteri berkurang setelah diberikan paparan ozon dengan kapasitas 2000 mg/h selama 45 menit. Sedangkan pada uji lanjutan didapatkan pengurangan bakteri sebanyak 75% dan 74% pada paparan UV-C dan Ozon oleh karena itu kedua perlakuan tidak menunjukan perbedaan signifikan untuk mensterilisasi thermo-gun
......Pseudomonas aeruginosa is a type of Gram-negative bacteria that is often found in contaminated medical equipment and is not cleaned properly. P. aeruginosa is the cause of several infections such as externa otitis disease, dermatitis, folliculitis, in addition it can cause infections of the eyes, burns, urinary tract, and other organs. Prevention against the spread of P. aeruginosa in the hospital environment is needed, the study using plasma and radiated UV to sterilize medical devices is considered to prevent the spread of P. aeruginosa bacteria. The purpose of this study was to determine the effectiveness of exposure to ozone and UV-C radiation with time variations of 0, 15, 30, and 45 minutes against P. aeruginosa bacteria. Further research was given treatment of medical devices, namely thermo-guns with time variations of 0, 10, 15, and 30 minutes to see the effectiveness of the sterilization method used. Furthermore, the percentage reduction in the number of colonies and statistical tests using ANOVA, Mann-Whitney, and Kruskall-Wallis were carried out. The results showed that the percentage of bacterial colony reduction was 100% after being exposed to UV-C with a duration of 15 minutes on solid media. 96% of bacterial colonies were reduced after being exposed to ozone with a capacity of 2000 mg/h for 45 minutes. Meanwhile, in the follow-up test, it was found that there was a 75% and 74% reduction in bacteria on exposure to UV-C and Ozone. Therefore, the two treatments did not show a significant difference to sterilize the thermo-gun."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Satrio Utomo
"ABSTRAK
Pengembangan gene gun sebagai instrumen administrasi vaksin
intradermal memerlukan banyak penelitian di berbagai hal, salah satunya pada
pengaplikasian teknologi nosel terhadap dampak yang ditimbulkan. Pengujian
dilakukan untuk mendapatkan desain nosel yang memiliki keluaran gaya impak
terendah dengan mengetahui karakteristik nosel melalui pengaruh sudut lubang
baffle dan jarak tembak terhadap gaya impak. Variasi nosel yang diuji adalah
nosel standar tanpa lubang baffle dan nosel dengan sudut lubang baffle sebesar
30o, 90o, dan 150o. Keempat nosel tersebut diuji pada tiga jarak tembak, yaitu
0 mm, 10 mm, dan 20 mm. Hasil eksperimen dan analisa secara statistik
menunjukkan pola yang menyatakan adanya hubungan antara variasi sudut lubang
baffle dan jarak tembak terhadap gaya impak dengan adanya indikasi titik jarak
tembak optimal untuk tiap variasi nosel dan kecenderungan menurunnya gaya
impak seiring dengan meningkatnya besar sudut lubang baffle. Adapun besar gaya
impak terkecil dihasilkan oleh nosel dengan sudut lubang baffle 150o pada jarak
tembak 0 mm. Metode simulasi komputasi memberikan hasil berupa profil
kecepatan dan nilai dari beberapa parameter aliran di dalam dan luar nosel yang
menunjukkan bahwa nosel yang digunakan termasuk kategori nosel supersonik.

ABSTRACT
There have been many researches in demand to develop gene gun as an
intradermal vaccine administration instrument. One of those researches is in the
application of nozzle technology with its implication. Tests to investigate nozzle
characteristics in terms of baffle holes angle and shooting distance variation to
impact force have been carried out. Nozzles under test were standard nozzle
without baffle holes and nozzle with baffle holes angle 30o, 90 o, and 150 o. These
four nozzles were tested at three shooting distances, which were 0 mm, 10 mm
and 20 mm. Patterns that stated relationship between the baffle holes angle and
shooting distance that generate the impact force have been found through
experiments and statistical analysis. They indicated the existence of optimum
shooting distance for each nozzles. In addition, the impact force trend is
decreasing when the baffle holes angle is widened. It is also discovered that the
lowest impact force was generated by nozzle with baffle holes angle 150o with
shooting distance 0 mm. Computational simulations were conducted to investigate
the velocity profile and some fluid flow parameter values inside and outside the
nozzles. From these, it can be concluded that the nozzles used for the application
of gene gun as intradermal vaccine administration instrument should be
considered as supersonic nozzle.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43508
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>