Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Sulthan Asyamulhaq
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel makroekonomi dan harga rumah di Indonesia periode 2013–2024 dengan menggunakan metode Autoregressive Distributed Lag (ARDL). Variabel yang diteliti meliputi suku bunga acuan (BI Rate), suku bunga KPR, inflasi (IHK), jumlah uang beredar (M2), produk domestik bruto riil (PDB Riil), dan Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (IKLK), dengan data triwulanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan jangka panjang antara harga rumah dengan BI Rate, PDB Riil, dan IKLK, sebagaimana ditunjukkan oleh hasil uji Bounds Test dan nilai error correction term yang signifikan. Dalam jangka pendek, harga rumah dipengaruhi secara signifikan oleh suku bunga KPR, BI Rate, jumlah uang beredar, PDB Riil, dan IKLK pada beberapa periode lag. Model ARDL yang digunakan memenuhi asumsi diagnostik kecuali pada uji normalitas residual. Temuan ini menegaskan pentingnya peran kebijakan moneter dan kondisi ekonomi makro dalam memengaruhi dinamika harga rumah di Indonesia.

This study aims to analyze the relationship between macroeconomic variables and house prices in Indonesia for the period 2013–2024 using the Autoregressive Distributed Lag (ARDL) method. The variables studied include the benchmark interest rate (BI Rate), credit interest rate, inflation (CPI), money supply (M2), real gross domestic product (Real GDP), and the Employment Availability Index (IKLK), with quarterly data. The results of the study indicate that there is a long-term relationship between house prices and the BI Rate, Real GDP, and IKLK, as indicated by the results of the Bounds Test and significant error Correction Term values. In the short term, house prices are significantly influenced by credit interest rates, BI Rate, money supply, Real GDP, and IKLK at several lag periods. The ARDL model used meets the diagnostic requirements except for the residual normality test. These findings emphasize the importance of the role of monetary policy and macroeconomic conditions in influencing the dynamics of house prices in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Makbul Taher
"As a country which located in active seismic plates area, Indonesia becoming one of vulnerable country towards earthquake risks. During 2016, there have been approximately 500 earthquakes in Indonesia. The impact of an earthquake is not only directly harmful to human rsquo s life or destructive to human rsquo s assets, but also affect price of house indirectly since the power of an earthquake could break down a sturdy house standing. Considering the adverse effects of earthquake, the study aims to examine the impact of earthquake risks on housing price in Indonesia. We use posted housing data from online housing marketplace website in several cities of Indonesia namely Jakarta, Yogyakarta, Padang and Garut in April 2016 to April 2017. Our estimation results show that distance of house to epicenter and time gap will be positively significant affect house price. In contrast, frequency of earthquake will be negatively significant affect house price. Another substantial finding, impact of earthquake risks towards price of house will varies in every city with different level of seismic activity.

Sebagai negara yang terletak di daerah lempeng seismik aktif, Indonesia menjadi salah satu negara yang rentan terhadap risiko gempa bumi. Sepanjang tahun 2016, Indonesia telah mengalami sekitar 500 gempa bumi. Dampak yang ditimbulkan oleh gempa bumi tidak hanya secara langsung membahayakan nyawa manusia dan merusak aset manusia, tetapi juga secara tidak langsung mempengaruhi harga rumah karena kekuatan gempa bumi dapat meruntuhkan bangunan yang kokoh. Dengan mempertimbangkan efek yang merugikan dari gempa bumi, penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak dari risiko gempa bumi pada harga rumah di Indonesia. Studi ini menggunakan data penjualan rumah yang diiklankan dari situs jual beli rumah online di beberapa kota di Indonesia, yaitu Jakarta, Yogyakarta, Padang, dan Garut selama bulan April 2016 hingga April 2017. Hasil estimasi menunjukkan jarak dari pusat gempa dan jarak waktu signifikan mempengaruhi harga rumah secara positif. Sebaliknya, semakin meningkatnya frekuensi gempa bumi mempengaruhi harga rumah secara negatif dan signifikan. Temuan penting lainnya dari penelitian ini adalah dampak risiko gempa bumi terhadap harga rumah akan bervariasi di berbagai daerah yang memiliki perbedaan tingkat aktivitas seismik."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S68819
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meriza
"Ruang terbuka hijau merupakan suatu hal penting dalam membentuk fungsi ruang perkotaan. Hal ini dikarenakan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap keberlanjutan lingkungan, keamanan, kesehatan, serta terhadap pengembangan ekonomi dan sosial. Selain itu, apabila ruang terbuka hijau ini disediakan secara baik dan proporsional, maka akan memberikan multi benefit bagi komunitas serta dapat memberikan efek positif terhadap nilai lahan properti di sekitarnya. Sejalan dengan kewajiban yang diatur dalam Undang-Undang Penataan Ruang no. 26/2007, saat ini pemerintah provinsi DKI Jakarta sedang membangun ruang terbuka hijau. Sehubungan dengan dinamika tersebut, studi ini mencoba untuk melihat hubungan antara nilai lahan dengan ruang terbuka hijau dengan menggunakan hedonic pricing model.

Green open space is very important for the functioning of an urban area. Moreover, it may give significant contribution for environmental sustainability, safety, health, as well as for sosial and economic development. When green open space adequately provided, it offers multi-dimensional benefits to the community and substitutes to positively impact the property values. There are recent developments of green open space in DKI Jakarta, which aligns with an obligation as regulated by law no. 26/2007 on spatial planning to provide public green space in urban area. This research try to estimate the land value which can explain the house prices in the area of study with the existencies of green open space using hedonic pricing model."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patricia Nadine Putri Kristianto
"Dalam kerangka Theory of Planned Behavior, tingginya biaya perumahan dapat menurunkan perceived behavioral control individu, yaitu persepsi mereka terhadap kemampuan dalam mengelola sumber daya finansial yang dibutuhkan untuk membuat dan menjalankan keputusan terkait fertilitas. Namun, melalui konsep efek kekayaan (weatlh effect) dan efek biaya (cost effect), hubungan antara biaya perumahan dan fertilitas dapat berbeda tergantung pada status kepemilikan rumah. Pemahaman terhadap hubungan ini sangat penting bagi pembuat kebijakan, terutama di Indonesia, yang tengah menghadapi tantangan penurunan fertilitas dan penuaan penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis asosiasi antara biaya perumahan dan fertilitas di Indonesia, serta menguji apakah asosiasi tersebut berbeda antara pemilik dan penyewa rumah. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2019, dengan unit analisis berupa perempuan berusia 35–49 tahun yang berstatus menikah dan tinggal di rumah tangga dengan status rumah milik sendiri atau sewa. Biaya perumahan diproksi melalui nilai sewa rumah, sedangkan fertilitas diproksi melalui jumlah anak lahir hidup yang tinggal dalam rumah tangga. Estimasi model dilakukan menggunakan analisis regresi Poisson yang diterapkan juga pada subsampel pemilik dan penyewa rumah secara terpisah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, setelah dikontrol oleh variabel sosial, ekonomi, dan demografi, jumlah anak lahir hidup yang lebih kecil secara statistik berasosiasi signifikan dengan biaya perumahan yang lebih tinggi. Pola ini secara konsisten muncul pada kelompok pemilik maupun penyewa rumah. Temuan ini menunjukkan bahwa dalam konteks Indonesia, cost effect lebih dominan dibandingkan wealth effect, mengindikasikan bahwa persepsi terhadap kendala finansial seperti biaya perumahan dapat menurunkan perceived behavioral control dalam pengambilan keputusan fertilitas. Selain itu, variabel kontrol lainnya juga menunjukkan pengaruh signifikan, di mana jumlah anak lahir hidup yang lebih kecil berasosiasi secara statistik dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, bekerja, usia menikah pertama yang lebih tua, tidak memiliki asuransi kesehatan, serta tinggal di daerah perkotaan.

Within the Theory of Planned Behavior framework, high housing costs may reduce individuals perceived behavioral control, which refers to their sense of control over financial resources needed to make and carry out fertility decisions. However, due to the nexus of wealth effect and cost effect, the relationship between housing cost and fertility can be differentiated based on homeownership status. Understanding this relationship is essential for policymakers, especially in Indonesia, where population aging and fertility decline pose growing demographic challenges. This study aims to analyze the association between housing cost and fertility in Indonesia and to examine whether the association differs based on homeownership status. This research utilizes secondary data from the 2019 National Socioeconomic Survey (Susenas), with the unit of analysis being married women aged 35–49 years living in households that either own or rent their houses. Housing costs are proxied by the housing rent value, while fertility is proxied by the number of children ever born residing in the household. The model estimation is conducted using Poisson regression analysis and also applied to both homeowner and renter subsamples. The results show that, after controlling for social, economic, and demographic variables, a smaller number of children ever born is statistically significantly associated with higher housing costs. This pattern consistently appears in both homeowners and renters. These findings indicate that in the Indonesian context, the cost effect tends to outweigh the wealth effect, suggesting that perceptions of financial constraints, such as housing costs, may reduce perceived behavioral control in fertility-related decision-making. In addition, other control variables also show significant effects, where a smaller number of children ever born is statistically associated with higher educational attainment, being employed, older age at first marriage, lack of health insurance, and living in urban areas. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library