Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Orri Baskoro
Abstrak :
Latar Belakang: Bedaquiline merupakan salah satu regimen pengobatan baru tuberkulosis resisten obat yang dianggap lebih efektif namun dengan tingkat mortalitas yang masih kontroversial. Hingga saat ini masih belum ada data mengenai efektivitas maupun keamanan bedaquiline pada pasien TB resisten obat dengan komorbid DM. Penelitian ini dilaksanakan untuk melihat pengaruh status DM pasien tuberkulosis resisten obat terhadap hasil pengobatan regimen yang mengandung bedaquiline. Tujuan: Mengetahui pengaruh status DM terhadap hasil pengobatan bedaquiline selama 6 bulan pada pasien TB resisten obat. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif dari rekam medis pasien Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan sejak tahun 2016 hingga tahun 2019. Didapatkan sebanyak 76 pasien yang menyelesaikan pengobatan regimen bedaquiline selama 24 minggu. Data kemudian dievaluasi menggunakan uji chi-square dan regresi logistik dengan pernyesuaian terhadap faktor perancu usia dan jenis kelamin menggunakan SPSS. Hasil: Uji chi-square menunjukkan kelompok DM berisiko mengalami kematian 4 kali lipat lebih tinggi dibandingkan kelompok non-DM secara bermakna (p=0,044). Pada uji multivariat, tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara status DM dengan keberhasilan pengobatan maupun kematian pasien dengan regimen bedaquiline. Namun, didapatkan jenis kelamin pria menurunkan keberhasilan pengobatan bedaquiline hingga 5 kali lipat. Kesimpulan: Tidak ditemukan hubungan yang bermakna secara statistik antara kondisi DM pada pasien TB resisten obat terhadap keberhasilan dan kematian pengobatan dengan regimen bedaquiline. ......Background: Bedaquiline is a new drug-resistant tuberculosis treatment regimen that is said to be more effective but still with a controversial mortality rate. Currently, there are no clinical data regarding the effectiveness and safety of bedaquiline in patients with diabetes melitus. This study was carried out to see the effect of DM on bedaquiline treatment outcome in drug-resistant tuberculosis patient. Objective: To determine the impact of DM status on the outcome of 6-month bedaquiline treatment in drug-resistant tuberculosis patient. Methods: This study is a retrospective cohort study from the medical records of patients at the Persahabatan General Hospital from 2016 to 2019. There were 76 patients who had finished a 24 week bedaquiline regimen treatment. The data were then evaluated using the chi-square test and logistic regression with adjustment for age and gender using SPSS. Results: The chi-square test showed a statistically significant 4 times risk of death in the DM group compared to non-DM group (P = 0.044). In the multivariate analysis, there was no statistically significant association between DM status and treatment success or death of patients with the bedaquiline regimen. However, it is found that the male gender has a risk of reduced treatment succes up to 5 times. Conclusion: There was no statistically significant relationship between DM status and the bedaquiline regimen treatment success and mortality
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Maria
Abstrak :
Hepatitis imbas obat HIO merupakan reaksi yang tidak diharapkan yang perlu diperhatikan dan serius dari obat antituberkulosis OAT . Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh HIO karena OAT terhadap hasil pengobatan TB. Penelitian ini dilakukan dengan metode kohort restrospektif di RSUP Persahabatan, Jakarta. Data diambil dari rekam medis pasien periode Januari 2013 ndash; Maret 2016. Analisis dilakukan terhadap masing-masing 38 sampel untuk pasien TB yang mengalami HIO dan pasien TB yang tidak mengalami HIO. Pasien TB dengan HIO mengalami peningkatan pada hasil tes pemeriksaan fungsi hati meliputi; SGOT, SGPT, dan bilirubin disertai gejala klinis seperti tidak nafsu makan, mual, muntah, dan ikterik. Analisis relative risk menunjukkan bahwa pada pasien TB yang mengalami HIO risiko ketidakberhasilan pengobatan TB adalah 2,50 kali 95 CI: 1,259 ndash; 4,960 lebih besar dibandingkan dengan pasien TB yang tidak mengalami HIO. Hasil uji Mann Whitney U menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata lama pengobatan TB yang berhasil antara pasien TB yang mengalami HIO dengan yang tidak mengalami HIO p < 0,05 . Pasien TB yang mengalami HIO memiliki durasi pengobatan yang lebih lama 8,44 1,85 hari dibandingkan dengan yang tidak mengalami HIO 6,52 0,93 hari . Durasi pengobatan ini dihitung dari mulai OAT diberikan kembali dalam dosis penuh untuk pasien TB dengan HIO. ......Antituberculosis drug induced hepatotoxicity DIH is a serious adverse reaction from tuberculosis TB treatment. This study aimed to evaluate the impact of antituberculosis DIH to outcome TB treatment. A cohort retrospective study conducted at Persahabatan Hospital Jakarta. Data collected from patients medical record period January 2013 ndash March 2016. Patients TB with DIH characterized by elevation value of liver function test including SGOT, SGPT, and total bilirubin TBil , and followed by the presence of clinical symptoms i.e. anorexia, nausea, vomiting, and jaundice Relative risk analysis showed that risk of unsuccessful TB treatment on patient with DIH is 2.50 fold 95 CI 1.259 ndash 4.960 compare to patient without DIH. The mean of duration treatment for a successful outcome for patient with DIH and patient without DIH was statistically significant.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T48277
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lydia Graciella
Abstrak :
Tuberkulosis (TB) menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia, dimana Indonesia pada tahun 2019 menjadi negara penyumbang kasus Tuberkulosis terbanyak kedua di dunia. Pengaruh pandemi COVID-19 dikhawatirkan akan mempersulit penanggulangan TB yang dapat dievaluasi melalui tingkat keberhasilan pengobatan. Studi potong lintang ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh pandemi COVID-19 terhadap keberhasilan pengobatan TB di Puskesmas. Sejumlah 418 pasien TB yang menerima OAT KDT Kategori 1 sebelum dan selama pandemi COVID-19 di tiga Puskesmas Wilayah Kota Depok diikutsertakan dengan metode total sampling. Observasi dilakukan terhadap data sekunder dari sistem informasi TB, kartu pengobatan pasien, rekam medis, dan catatan pasien lainnya. Keberhasilan pengobatan ditentukan melalui kategori hasil pengobatan pasien berdasarkan Kementerian Kesehatan RI. Hasil pengobatan sembuh atau pengobatan lengkap dikategorikan sebagai berhasil, sedangkan hasil pengobatan lainnya dimasukkan dalam kategori tidak berhasil. Angka keberhasilan pengobatan selama pandemi meningkat sebesar 10,3% dibandingkan pada periode sebelum COVID-19, dengan nilai berturut-turut sebesar 90,3% dan 80%. Pandemi COVID-19 ditemukan berpengaruh signifikan (p = 0,005) secara statistik terhadap keberhasilan pengobatan pasien TB di tiga puskesmas. Hanya ditemukan 5 pasien TB (1,8%) yang mengalami koinfeksi COVID-19. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengobatan meliputi usia dan komorbid selama pandemi COVID-19 serta lama pengobatan pasien pada kedua periode. ......Tuberculosis (TB) is one of the highest causes of death in the world, where Indonesia in 2019 became country that contributed second most Tuberculosis cases in the world. The impact of the COVID-19 pandemic feared to complicate TB management which can be evaluated through success rate of treatment. This cross-sectional study was conducted to analyze the effect of COVID-19 pandemic on TB success treatment in public health centers. A total of 418 TB patients who received anti-TB FDC Category I before and during COVID-19 pandemic in three Puskesmas Depok city region were included with total sampling method. Observations were made on secondary data from TB information systems, patient treatment cards, medical records, and other patient records. Success treatment are determined through category of patient treatment outcomes based on the Health Ministry of the Republic of Indonesia. The results of cured treatment or complete treatment are categorized as successful, while other treatment results are included in the category of unsuccessful. The success rate of treatment during the pandemic increased by 10.3% compared to the period before COVID-19, with successive values of 90.3% and 80%. The COVID19 pandemic was found to have a significant effect (p = 0.005) statistically on the successful treatment of TB patients in three health centers. Only 5 TB patients (1.8%) were found to have COVID-19 co-infection. Factors influencing treatment success include age and comorbidities during the COVID-19 pandemic as well as the length of treatment of patients in both periods.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library