Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Joko Sudiyanto
"ABSTRAK
Kebugaran fisik yakni kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan secara efisien tanpa timbul kelelahan berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya. Tesis ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status kebugaran dan hubungannya dengan kelelahan pada operator haul truck PT A kalimantan selatan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan responden yang berstatus bugar sebesar 59,7 dan tidak bugar sebesar 40,3 . Tidak ada hubungan antara usia, IMT, Kadar oksigen dalam darah, kebiasaan merokok, dan kebiasaan olahraga, namun terdapat hubungan signifikan antara obesitas sentral dengan kebugaran pada operator haul truck PT A Kalimantan Selatan. Penelitian ini menyarankan pengukuran kebugaran dengan YMCA 3 minutes step test agar hasil objektif dan melakukan evaluasi terhadap gizi kerja.Kata kunci: Kebugaran fisik, YMCA 3 minutes step test , operator haul truck

ABSTRACT
Physical fitness is the ability of a person to do the job efficiently without excessive fatigue so he can still enjoy his spare time. This thesis aims to find out the description of the fitness status and its relation to fatigue on haul truck operator PT A South Kalimantan. This research is analytical descriptive by using cross sectional research design. The result of the research shows that the respondent is in fitness condition 59,7 and not fitness for 40,3 . There is no relationship between age, BMI, blood oxygen levels, smoking habits, and exercise habits, but there is a significant relationship between central obesity and fitness in haul truck operator PT A South Kalimantan. This study suggests fitness measurements with the YMCA 3 minutes step test for objective outcomes and evaluation of work nutrition.Key words Physical fitness , YMCA 3 minutes step test, haul truck operator"
2018
T49935
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wan Deni Ramona Gusti
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis relasi polisi-masyarakat dalam pengamanan Haul Mbah Priok di era pandemi Covid-19 oleh Polres Pelabuhan Tanjung Priok. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Tipe penelitian yang digunakan peneliti adalah secara deskriptif eksplanatif. Sebagai data primer dalam penelitian berasal dari sumber informasi yang terdiri atas KaPolres, Kasat Binmas, Kasat Reskrim, Kasat Intelkam, Tomas dan Toga, dan masyarakat di wilayah hukum Polres Pelabuhan Tanjung Priok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa relasi polisi-masyarakat dalam pengamanan Haul Mbah Priok di era pandemi Covid-19 oleh Polres Pelabuhan Tanjung Priok merupakan relasi konfliktual. Faktor-faktor dalam relasi polisi-masyarakat pada pengamanan Haul Mbah Priok terbagi atas faktor pendukung dan faktor penghambat. Faktor pendukung berasal dari dukungan pemerintah Jakarta Utara, Dandim 0502/JU, dukungan tokoh masyarakat, tokoh agama, kemajuan TIK, ketersediaan fungsi-fungsi yang cukup lengkap yang mendukung, dukungan sarana dan prasarana serta keberadaan SOP. Faktor penghambat terbagi atas perilaku ego sektoral antar stakeholder, media mainstream/online belum intensif di dalam mengedukasi publik, ketidakpercayaan masyarakat, rendahnya literasi digital masyarakat, kurangnya jumlah personil, lemahnya komunikasi, serta evaluasi pimpinan masih belum efektif. Strategi yang dilakukan Polres Pelabuhan Tanjung Priok agar pengamanan Haul Mbah Priok di era pandemi Covid-19 tetap mengedepankan penghargaan terhadap HAM terbagi atas Strategi preemtif, strategi preventif, dan strategi penegakan hukum (represif)
......This study aims to analyze police-community relations in securing Haul Mbah Priok during the Covid-19 pandemic by the Tanjung Priok Port Police. The type of research used is qualitative research. The type of research used by researchers is explanatory descriptive. As the primary data in the study came from information sources consisting of the Head of Police, Head of Binmas Unit, Head of Criminal Investigation Unit, Head of Intelligence and Security Unit, Tomas and Toga, and the community in the jurisdiction of the Tanjung Priok Port Police. The results of the study showed that the police-community relationship in securing Haul Mbah Priok during the Covid-19 pandemic era by the Tanjung Priok Port Police was a conflictual relationship. The factors in police-community relations in securing Haul Mbah Priok are divided into supporting factors and inhibiting factors. Supporting factors come from the support of the North Jakarta government, Dandim 0502/JU, support from community leaders, religious leaders, ICT progress, the availability of quite complete supporting functions, support for facilities and infrastructure and the existence of SOPs. The inhibiting factors are divided into sectoral ego behavior among stakeholders, the mainstream/online media is not yet intensive in educating the public, public distrust, low public digital literacy, lack of personnel, weak communication, and evaluation of leaders is still not effective. The strategy carried out by the Tanjung Priok Port Police so that the security of Haul Mbah Priok in the era of the Covid-19 pandemic continues to prioritize respect for human rights, divided into pre-emptive strategies, preventive strategies, and law enforcement (repressive) strategies."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarmanto Budi Nugroho
"Penambangan batubara adalah salah satu bentuk kegiatan eksploitasi sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Salah satu lokasi penambangan PT BHP Arutmin berada di Kecamatan Kintap, Kabupaten Kotabaru dan di Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Laut. Kegiatan operasi yang sudah berlangsung sekitar 10 tahun telah menimbulkan beberapa dampak dan perubahan lingkungan terutama fisik- kimia. Salah satu dampak penting yang dipantau dan dikelola adalah kuatitas udara terutama parameter debu.
Penelitian tesis ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kualitas udara ambien dengan berbasis pada parameter NO2, SO2 dart Debu (TSP) sebagai akibat kegiatan penambangan batubara, menganalisis perubahan daerah penyebaran zat pencemar sebagai akibat kegiatan operasional penambangan Batubara PT Arutmin dan memperkirakan besarnya konsentrasi zat pencemar debu pada masa mendatang beserta daerah penyebarannya sesuai dengan rencana kegiatan penambangan batubara di PT Arutmin Indonesia.
Permasalahan yang akan dibahas didalam tesis ini seperti : deskripsi hasil kimia, lokasi kegiatan, kegiatan produksi tambang, kondisi kualitas udara ambien, penyebaran pencemar khususnya debu dari tambang terbuka ke daerah lain di sekitar lokasi penelitian. Penelitian tesis yang dilakukan merupakan jenis penelitian survey lapangan untuk memperoleh data primer kualitas udara, pengkajian data sekunder pengukuran masa lalu (expost patio) dan permodelan matematis kondisi saat ini dan masa yang akan datang.
Lokasi penelitian tesis ini dilakukan di wilayah kontrak karya penambangan PT BHP Arutmin Tambang Satui, Penelitian ini hanya dibatasi pada daerah yang menjadi wilayah konsesi penambangan dan fasilitas penunjang lainnya beserta daerah sekitar lokasi penambangan yang terdekat dengan lokasi tambang dan jalan angkut (haul road).
Berdasarkan hasil pengukuran untuk parameter debu masih belum melampaui baku mutu. sedangkan untuk SO2 terdapat satu lokasi melebihi baku mutu dan untuk NO2 di keseluruhan lokasi sudah melebihi baku mutu.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan membandingkan konsentrasi hasil pengukuran saat ini dan masa lalu ternyata telah terjadi perbedaan signifikan nilai rata-rata hasil pengukuran kualitas udara ambien untuk parameter SO2 dan NO, (1< 0,05), sedangkan untuk debu tidak ada perbedaan signifikan. Hasi! analisis penyebaran menunjukkan telah terjadi pergeseran penyebaran pencemar Debu dan SO2 dengan arah penyebaran berpusat di daerab sekitar tambang aktif saat ini, sedangkan untuk NO 2 lokasi penyebaran masih tetap berpusat di lokasi yang sama yaitu Simpang Empat Sumpol. Lokasi penyebaran debu Bari tahun 1996 s/d 1999 masih berpusat pada daerah sekitar jalan angkut (haul road) Berdasarkan hasil analisis regresi linier menunjukkan bahwa untuk lokasi yang diidentifikasi sumber emisi dominan dari tambang terdapat hubungan positif yang kuat antara kenaikan produksi tambang dan konsentrasi debu ambien (R2= 0,9), sedangkan lokasi yang cukup terbuka dengan berbagai aktifitas lain selain tambang terdapat hubungan positif namun kekuatan hubungannya sangat rendah (R.2 < 0,2).
Berdasarkan hasil simulasi model matematis penyebaran pencemar menggunakan persamaan dasar Gaussian untuk tipe sumber emisi Area dan sumber Garis diperoleh angka ketelitian model (uji AME dan RMSE) dengan input emisi dari kegiatan transportasi yang melalui jalan angkut (haul road) memiliki ketelitian balk (90 % < x 95%) untuk keseluruhan lokasi pengukuran dan waktu pengukuran serta lokasi yang berada searah dengan arah angin (downwind) dan memiliki ketelitian sangat baik (> 95% ) untuk nilai rata- rata harian. Berdasarkan hasil tersebut maka dilakukan simulasi model untuk kondisi tahun 2005 dan 2010. Hasil simulasi model menunjukka bahwa untuk tahun 2010 terdapat beberapa lokasi yang akan melebihi baku mutu dan penyebaran pencemar debu masih terbatas pada daerah sekitar jalan angkut (haul road).
Berdasarkan hasil pengukuran rutin, pengukuran lapangan pada saat penelitian dan hasil simulasi model, penyebaran pencemar yang hanya terbatas pada sekitar lokasi jalan angkut. Keterbatasan penyebaran dan tingginya konsentrasi debu disekitar jalan angkut dibandingkan dengan lokasi yang berjarak cukupjauh dari jalan angkut disebabkan oleh : posisi sumber emisi yang berada dipermukaan tanah mengakibatkan tinggi pencampuran pencemai relatif rendah, stabilitas atmosfer di lokasi penelitian umumnya tergolong tidak stabil sehingga selain terjadi penyebaran pencemar ke arah horisontal juga terjadi penyebaran pencemar ke arah vertikal, dan posisi lokasi terhadap sumber emisi yang sangat tergantung pada arah angin yang bertiup. Peningkatan intensitas emisi yang diperkirakan akan terjadi seiring dengan meningkatnya produksi hingga 5 juta ton/tahun cukup signifikan menyebabkan kenaikan konsentrasi terutama kontribusi dari PT Arutmin namun tidak mengubah pola penyebaran dan masih terbatas pada daerah sekitar penambangan dan jalan angkut.
Berdasarkan kondisi penyebaran pencemar yang hanya terpusat disekitar jalan angkut dan lokasi tambang maka diperlukan penanganan masalah debu di jalan angkut dengan menggunakan cara sebagai berikut :
1. Pengendalian emisi dengan usaha : meningkatkan frekuensi penyiraman jalan, perkerasan dan peningkatan stabilitas jalan, pengaturan kecepatan kendaraan di lokasi tertentu yang berdekatan dengan permukiman, perencanaan alternatif pangangkutan lain selain menggunakan truk
2. Pengendalian pada media perantara dengan pembuatan zona penyanggan yaitu penanaman pohon sebagai penghalang penyebaran debu dan meninggikan tanggul di pinggirjalan angkut yang saat ini sudah ada
3. Pengendalian pada penerima yaitu dengan penanaman tanaman penghalang di sekitara rumah, meningkatkan jarak rumah dengan jalan angkut minimal 50 meter dari jalan angkut.
E. Daftar Kepustakaan : 33 (1980-2000)

Ambient Air Quality Impact from Coat Mining ActivitiesCoal is a non-renewable resource that has been widely mined in Indonesia. Surface coal mines create environmental problems in the vicinity. Coal and overburden gives rise to air pollution as particulate is blown off and remains suspended in the air. In addition, the exhausts of the diesel-driven heavy machinery and vehicle that concentrate in the area also contribute to degradation of air quality.
As a case study, the surface coal mining activities of PT Arutmin Indonesia at Satui Mine that has been operated for about 10 years are evaluated in the present study. The purpose of this study is to evaluate the change in the ambient air quality caused by the surface coal mining activities and subsequently their dispersions based on parameter NO2, 502, and dust (total suspended particulate). Special impedance is also given to forecast dust concentration and its dispersion area.
The existing air quality data that were directly measured in the mining vicinity were compared with the air quality standard. In order to evaluate the change in the air quality, those existing data were also statistically compared to the history of air quality. Furthermore, mathematical modeling was used as a basis for forecasting of dust concentration and its dispersions.
By comparing the existing air quality with the standard, it can be observed that dust and SO2 concentrations still meet the standard except in one location for SO2, whereas NO2 concentrations are exceeded the standard for all the sampling locations. Results of statistical test for parameter SO2 and NOX (i0.05) show significant differences in mean concentration between the existing and the history of air quality data. In contrast, there are no significant differences for dust. Based on the dispersion analysis on S02 and, dust, it can be observed a shift of the center of concentration isopleths to- the active mining pit. Where as the center of NOL concentration isopleths still remains in the same location, which is in Simpang Empat Sumpol, Results of linear regression suggest that the production capacity of coal is positively correlated with the ambient dust concentration (R2 = O.(?). That positive correlation, even though at very much lower degree (R2 < 0.2), still can be observed in the open area at the approximate distances from the mining pit.
Gaussian equation simulation was performed using the data of all sampling locations and sampling times. As the inputs, theft was two types of emission source, which were area source and line source from the transportation activities passing through the haul road. The results show that the model accuracy index (AMIE and RMS[ tests) is good (90% f x < 95%). Even better accuracy was obtained (> 95 %) for downwind locations and daily mean concentration. Furthermore, the simulation is extended to estimate the air quality from year 2005 to 2010. Thus, it can be observed that the pollutant will exceed the standard in some locations and the dispersion pattern shows the accumulation of dust along the haul road.
The accumulation of dust along the, haul road may be explained by considering that the emission source which located in ground level may limit the mixing height; lower atmospheric stability may also cause the vertical dispersion instead of horizontal dispersion alone; and variation in wind direction. The emission concentrations are expected to rise as the production capacity reaches 5 million ton per annum. However, the dispersion patterns are predicted to remain in the mining pit area and along the haul road.
The following abatement strategies are proposed to minimize the air quality impact along the haul road:
1. Emission control, such as increase the frequency of spraying the haul road, vehicle speed regulation near the residential area, and seeking for alternative of less polluted type al-vehicle.
2. Buffering zone. such as planting trees, bushes and shrubs adjacent to the haul road and elevated or depressed the haul road.
3. Control in recipients, such as planting of trees in the house yard and increase the distance of the house from the haul road.
E, Number of References: 33 (issued from 1980 to 2000)
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T5198
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Wulan Andadari author
"Sejak tahun 2004 tahun hingga tahun 2006, industri pariwisata di seluruh dunia telah mengalami pertumbuhan rata-rata di alas 4% dan menunjukkan bahwa sektor ini tidak mudah lagi terpengaruh oleh berbagai ancaman eksternal seperti: terorisme, bencana alarm, masalah kesehatan dan kenaikan harga bahan bakar minyak.
Selama beberapa dekade, wisatawan asal Eropa - terutama Eropa Barat, yang merupakan bagian dari kelompok negara-negara industri dengan pendapatan per kapita tinggi - tercatat sebagai pemain utama di tingkat global, dimana penduduknya paling banyak rnelakukan perjalanan wisata ke luar negeri dan mengeluarkan paling banyak biaya untuk wisata outbound.
Melihat adanya kecenderungan industri pariwisata untuk terus tumbuh di masa depan, World Tourism Organization (WTO) telah mengagendakan Tourism 2020 Vision sebagai target pembangunan pariwisata jangka panjang. WTO juga memprediksi bahwa perjalanan wisata kategori long-haul travel di seluruh dunia akan meningkat dengan pertumbuhan sekitar 5,4% hingga tahun 2020, dibandingkan dengan perjalanan wisata kategori inrraregional travel yang hanya mengalami kenaikan sekitar 18%. Selain itu, WTO memperkirakan bahwa wilayah Eropa akan tetap menjadi sumber pasar wisatawan internasional terbesar dari jumlah kunjungan dan pengeluaran untuk perjalanan wisata.
Perkembangan industri pariwisata tidak pernah terlepas dari berbagai perubahan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi, politik dan sosial. Demikian pula halnya dengan masyarakat Uni Eropa. Situasi dunia sejak awal abad ke-21 telah mengubah kebiasaan masyarakat Uni Eropa dalam berlibur, tren pariwisata di Eropa dan pilihan destinasi mereka untuk berwisata naik di tingkat regional maupun di luar wilayah Uni Eropa.
Dari pengamatan tentang profit terkini wisatawan Uni Eropa (LIE) dan pilihan destinasi mereka serta tren pariwisata yang berlaku saat ini, diketahui bahwa perjalanan wisata yang dilakukan di tingkat regional masih mendominasi kebiasaan masyarakat UE. Meskipun demikian, minat pada sebagian masyarakat UE - khususnya negara-negara pasar utama wisatawan internasional, seperti: Inggris, Jerman, Belanda dan Perancis - untuk melakukan perjalanan wisata jarak jauh ke luar wilayah Eropa meningkat. Beberapa negara di kawasan Asia, antara lain: Thailand, Jepang dan Cina, menjadi destinasi favorit untuk perjalanan wisata yang akan datang. Namun sejumlah faktor dapat menjadi penghalang bagi para wisatawan untuk mengunjungi wilayah ini, seperti: terorisme, kekacauan politik, travel warnings, faktor keselamatan dan keamanan, flu burung dan biaya yang mahal.
Hingga sekarang, Indonesia bukan daerah tujuan wisata (DTW) pilihan utama para wisatawan UE karena dianggap masih belum terbebas dari faktor-faktor penghalang tersebut. Padahal minat wisatawan UE untuk berkunjung ke Indonesia sebenarnya masih ada, dimana hal ini terlihat dari data Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI yang menunjukkan bahwa jumlah kedatangan wisatawan UE sejak tahun 2003 hingga 2006 relatif stabil. Indonesia perlu mengupayakan kebijakan yang mendorong pertumbuhan industri pariwisata nasional dan mengakomodasi tren yang berlaku di dunia pariwisata internasional untuk menangkap potensi wisatawan UE agar di masa depan mereka memilih Indonesia sebagai DTW favorit.

During the period of 2004 until 2006, tourism industry worldwide had been experiencing the average growth above 4% and proved that this sector has become barely affected by the external threats, such as: terrorism, natural disaster, health issues and the raise of oil prices.
European tourists - particularly those coming from industrial countries in West Europe with the high ranking income per capita in the world - have been recorded as Key players globally since they took the highest number of outbound trips and generated the highest spending abroad for decades.
Taking into account that the tourism industry will continue to develop in the future, World Tourism Organization (WTO) has set up the agenda of Tourism 2020 Vision as its target for the tourism development in the long term. WTO has also predicted that the long-haul travel worldwide will increase nearly 5.4% until the year 2020, compared to the slow growth of the intraregional travel at 18%. Furthermore, WTO forecasts Europe will remain the biggest market source of international tourists based on the number of trips and the spending abroad.
Some factors i.e. economic issues, political situation and social life, play significance role for changes in the development of tourism industry. Since the beginning of the new millennium, the situation at global level has influenced the behavior of the people of European Union in the way they took their holidays, the tourism trend in Europe and their preference concerning tourist destinations either regionally within the European Union or outside the European Union.
Having observed the latest profile of European Union tourists, their choice of destination as well as the trend of tourism in Europe, the intraregional travel has still been predominant. Nevertheless, some European Union tourists - especially from the main source market of international tourists i.e. United Kingdom, Germany, Netherlands and France - have showed growing interest to make long-haul travel outside the European continent. The following are their preferred destinations in Asian region for the next holidays: Thailand, Japan, and China. However, some factors might hold back the European Union tourists from visiting this region, such as: terrorism, political turmoil, travel warnings, safety and security, bird flu and high prices.
Until today, Indonesia is not the main tourist destination for European Union tourists since it is still perceived as an area surrounded by some negative factors mentioned above. Yet, the data from the Department of Culture and Tourism of the Republic of Indonesia revealed that European Union tourists are interested in visiting Indonesia which has been indicated by a relatively stable growth from year 2003 - 2006. Indonesia needs to implement an encouraging policy towards its tourism industry and accommodate the latest trend in the international tourism industry aiming to attract the European Union tourists so that in the future they would choose Indonesia as their preferred destination.
"
2007
T20653
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyandra Pratama
"Increasing competition in airline industry, especially in international flight, pushing airline companies to their limit. Competition pushing the fares down while the cost continues to rise up. To maintain competitiveness in the market, airlines have to offer the right product, in the right time, for the right price. In order to do that, airlines have to understand their customer. Traditional approach of customer classification in Garuda Indonesia doesnt suit anymore due to more complex and heterogeneous choices made by customer. The purpose of this thesis is to find the new customer classification of Garuda Indonesia passengers. Because customer classification results connected directly to the airline`s pricing distribution, so this thesis will also try to optimize the revenue by implementing the new customer classification into pricing distribution. Short haul international route chosen because it became cash cow of the airline. Customer classification will be done using K-Means clustering algorithm based on trip features defined. The result of the customer classification then will be mapped to the pricing distribution. To find the best pricing distribution, this thesis will use the Willingness to Pay estimation analysis. The recommended pricing distribution showing positive impact to the revenues by increasing 11.48% higher than before using the recommended pricing distribution.

Meningkatnya persaingan dalam industri penerbangan, terutama pada penerbangan internasional, mendorong perusahaan penerbangan untuk lebih kompetitif. Persaingan mengakibatkan turunnya harga tiket sementara biaya produksi cenderung terus meningkat. Untuk mempertahankan daya saing, maskapai penerbangan harus menawarkan produk yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dengan harga yang tepat. Untuk melakukan itu semua, maskapai harus memahami karakteristik penumpangnya. Klasifikasi penumpang yang sekarang digunakan di Garuda Indonesia sudah tidak sesuai lagi karena pilihan yang lebih kompleks dan heterogen yang dibuat oleh penumpang. Tujuan dari tesis ini adalah untuk menemukan klasifikasi penumpang yang baru untuk Garuda Indonesia. Karena hasil klasifikasi penumpang terhubung langsung pada distribusi harga tiket, maka tesis ini juga akan berusaha untuk mengoptimalkan pendapatan dengan menerapkan klasifikasi penumpang yang baru ke dalam distribusi harga tiket. Rute internasional jarak pendek dipilih karena menjadi ladang uang bagi maskapai penerbangan. Klasifikasi penumpang akan dilakukan dengan menggunakan algoritma K-Means Clustering berdasarkan fitur perjalanan yang telah ditentukan. Hasil klasifikasi penumpang kemudian akan dipetakan ke dalam distribusi harga tiket. Untuk menemukan distribusi harga tiket terbaik, tesis ini akan menggunakan analisis estimasi Willingness to Pay. Distribusi harga yang direkomendasikan menunjukkan dampak yang positif dengan peningkatan pendapatan sebesar 11,4"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53553
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Sagung Paramitha Maharani Putra
"Pada sistem transnmisi long-haul fiber optik yang menggunakan input daya yang tinggi dan memiliki jarak transmisi yang jauh, gangguan-gangguan dapat terjadi selama proses propagasi. Gangguan-gangguan ini dapat dikategorikan menjadi efek linear dan non-linear yang dipengaruhi oleh kebergantungan intensitas terhadap medium indeks n. Efek-efek ini dibagi terbagi menjadi beberapa orde dan dianalisa secara terpisah karena setiap orde memiliki efek yang berbeda satu sama lain. Pada penelitian ini, dispersi yang menjadi bagian dari efek linear dan beberapa efek non linear akan dianalisa. Secara lebih spesifik, fokus utama dari paper ini adalah keberadaan pulse broadening, pulse oscillation, dan evolusi spektral yang terjadi di dalam pulsa signal. Pendekatan yang baru mengenai pemodelan metode orde tinggi dari NLSE diajukan untuk menjadi topik pembahasan skripsi ini untuk mendeteksi dan menganakusa efek-efek tersebut. Skema baru ini menggunakan high orders sequence, SSFM, dan Symmetrized SSFM yang akan digunakan untuk menganalisa setiap orde di dalam NLSE. Skema baru ini didasarkan kepada deret orde tinggi dari NLSE yang akan digunakan untuk mengklasifikasikan efek-efek dari parameter-parameter yang ada. Selanjutnya, beberapa metode chirping dari setuap input pulsa juga akan didiskusikan untuk mengkomparasi pulsa yang sudah ataupun belum diberlakukan efek chirping. Sehingga ditemukan bahwa metode chirping juga mempengaruhi hasil dispersi karena kebergantungan dari parameter-parameter-parameter orde tinggi NLSE terhadap metode chirping. Selain itu ditemukan pula bahwa hasil terbaik untuk simulasi berada pada nilai rata-rata PBR yaitu 2,4833 untuk nilai variabel non linear yang tetap, 1,8944 untuk nilai tetap, dan nilai intensitas fiber sebesar 2,433 a.u pada 0,1 untuk TOD. Analisa lebih lanjut terhadap hasil simulasi MATLAB juga dijabarkan di dalam tugas akhir ini.
......In a long-haul optical fiber transmission system which uses a high power input and a long distance transmission, disturbances can occur during the propagation process. These disturbances can be categorized into linear and non-linear effects which are affected by the intensity dependence of fiber optic refractive index n . These effects are divided into several orders and analyzed separately since each of the orders has different effects. In this research, dispersion which is part of the linear effect and some of the non linear effects are analyzed. More specifically, the main focus of this paper will be on the phenomena of pulse broadening, oscillation and spectral evolution that occur within a signal pulse. A novel approach which is based on the modeling of high order method of NLSE, SSFM, and Symmetrized SSFM within the modelled equation were proposed in this final project in order to detect and analyze those effects. This new scheme is based on the high order sequence of NLSE which will be used to classify the effects of the parameters. Furthermore, various chirping methods for each input pulse were also discussed to compare the chirped and unchirped pulses. Consequently, it was found that the chirping method affected the dispersion result due to the dependencies of high order parameter with respect to the chirping constants and the best result of PBR found in the average of 2,4833 for constant non linearity variabel, 1,8944 for constant variabel, and 2,433 at 0,1 for best intesity fiber in TOD. Further analysis of the MATLAB results is also presented in this paper based on each output."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library