Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farah Fitrania
Abstrak :
Diabetes mellitus merupakan suatu keadaan peningkatan kadar gula darah secara menahun disertai dengan berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi menahun pada berbagai organ target. Laporan data epidemiologi Mc Carty dan Zimmer menunjukkan bahwa jumlah penderita DM di dunia dari 110,4 juta pada tahun 1994 melonjak 1,5 kali lipat (175,4 juta) pada tahun 2000, dan akan melonjak dua kali lipat (239,3 juta) pada tahun 2010 (Tjokroprawiro, 2006). International Diabetes Federation (IDF) menyatakan bahwa pada tahun 2005 di dunia terdapat 200 juta (5,1 %) orang dengan diabetes (diabetisi) dan diduga 20 tahun kemudian yaitu tahun 2025 akan meningkat menjadi 333 juta (6,3 %) orang. Negaranegara seperti India, China, Amerika Serikat, Jepang, Indonesia, Pakistan, Banglades, Italia, Rusia, dan Brazil merupakan 10 besar negara dengan jumlah penduduk diabetes terbanyak. Penelitian ini merupakan penelitian mengenai gambaran epidemiologi hiperglikemia dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hiperglikemia pada jamaah Majelis Dzikir SBY Nurussalam wilayah Jakarta yang dilaksanakan di Jakarta pada bulan Mei-Juli tahun 2008 dengan menggunakan desain penelitian cross-sectional yang meneliti exposure dan outcome secara bersamaan. Data yang dipakai merupakan data sekunder hasil pemeriksaan deteksi dini yang dilakukan oleh Subdit Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Departemen Kesehatan RI terhadap jamaah Majelis Dzikir SBY Nurussalam yang berdomisili di Jakarta tahun 2008. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa Prevalensi kejadian hiperglikemia pada jamaah Majelis Dzikir SBY Nurussalam yang melakukan pemeriksaan deteksi dini adalah sebesar 10,1% dengan jenis kelamin laki-laki sebesar 66,9%. 64% responden merupakan jamaah dengan umur 45 tahun ke atas. 35,4% responden tidak bekerja atau pensiunan. Status pernikahan responden sebagian besar yaitu sudah menikah sebesar 88,8%. Tingkat pendidikan responden sebagian besar memiliki tingkat pendidikan tinggi yaitu sebesar 59,0%. Sebagian besar responden tidak melakukan aktivitas fisik dan olahraga yaitu sebesar 34,3%. Jumlah responden yang tidak merokok adalah 83,1%. Sebagian besar responden memiliki status gizi obesitas yaitu sebesar 60,1%. Responden yang memiliki status hipertensi normal sebesar 60,1%. Responden yang memiliki kadar kolesterol tinggi berjumlah 42,1%. Sebagian besar responden memiliki kadar HDL normal yaitu sebesar 69,1%. Pada analisis bivariat diantara faktor-faktor demografi hanya variabel umur yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian hiperglikemia pada jamaah Majelis Dzikir SBY Nurussalam tahun 2008. sedangkan variabel lain yang diteliti tidak memiliki hubungan yang bermakna. Pada faktor demografi lainnya walaupun secara statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna dengan kejadian hiperglikemia, akan tetapi nilai PR yang diperoleh menunjukkan bahwa pada jamaah yang bekerja mempunyai risiko yang lebih besar untuk menderita hiperglikemia. Pada analisis hubungan antara variabel aktivitas fisik, kebiasaan merokok, status gizi, hipertensi, kolesterol dan HDL dengan kejadian hiperglikemia, didapatkan hasil bahwa variabelvariabel tersebut tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian hiperglikemia. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, maka peneliti menyarankan agar Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam mengadakan penyuluhan tentang diabetes mellitus terutama yang berkaitan dengan faktor-faktor risikonya baik faktor risiko yang tidak dapat diubah maupun faktor risiko yang dapat diubah agar baik penderita diabetes mellitus maupun bukan penderita diabetes mellitus dapat memproteksi dirinya terhadap penyakit diabetes mellitus tersebut. Sedangkan untuk Departemen Kesehatan disarankan agar sebelum dilakukan pemeriksaan tekanan darah, gula darah, HDL, kolesterol, dan sebagainya, sebaiknya menanyakan terlebih dahulu kepada responden tentang hal-hal yang mempengaruhi hasil pemeriksaan seperti riwayat penyakit, kebiasaan makan, aktivitas fisik sehingga dapat menegakkan diagnosis dengan tepat. Selain itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian hiperglikemia sehingga diharapkan dapat menemukan hubungan yang lebih kuat antara faktor-faktor yang diteliti dengan kejadian hiperglikemia melalui desain penelitian dan cara pengumpulan data yang berbeda maupun penggunaan kuesioner yang lebih disempurnakan.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Siti Maulidya Sari
Abstrak :
Penyakit Jantung Koroner merupakan prevalensi yang cukup tinggi di masyarakat umum maupun pekerja, serta menyebabkan kematian sebesar 36,5 kesakitan dan tidak mampu kerja. Prevalensi PJK tahun 2013 sebesar 1,5.Salah satu faktor risiko PJK adalah hiperglikemia yang berperan penting dalam proses aterosklerosis. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan hiperglikemia dengan risiko PJK pada pekerja sektor formal dengan menggunakan pendekatan Framingham Risk Score untuk menentukan risiko PJK pada pekerja. Desain penelitian ini adalah studi cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari hasil pemeriksaan berkala Pekerja Sektor Formal di Indonesia tahun 2015-2016. Analisis data yang digunakan adalah Cox Regressi. Hasil analisis menemukan bahwa pekerja yang hiperglikemia berisiko 3,818 kali 95 CI 2,451-5,950) berisiko PJK dibandingkan dengan yang tidak hiperglikemia setelah dikontrol dengan kadar trigliserida. Pekerja dapat menerapkan pola makan sehat dan rutin melakukan pemeriksaan kadar gula darah serta pemeriksaan kesehatan lain untuk mencegah hiperglikemia dan mengetahui risiko PJK
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzul Husna
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia yang prevalensinya semakin meningkat. Data RisKesDas menunjukkan bahwa sebagian masyarakat Indonesia memanfaatkan obat herbal untuk mengatasi DM. Daun kari (Murraya koenigii) adalah salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai rempah dan penambah aroma makanan, telah digunakan sebagai herbal untuk mengatasi hiperglikemia pada masyarakat khususnya oleh masyarakat Aceh. Sehubungan dengan itu diperlukan penelitian untuk membuktikan efek antihiperglikemia daun kari untuk memperoleh bukti ilmiah mengenai keamanan dan efikasi penggunaan daun kari untuk mengatasi DM.

Tujuan penelitian. Membuktikan efek antihiperglikemia dan mekanisme dasar efek antihiperglikemia daun kari (Murraya koenigii) pada tikus diabetes yang diinduksi dengan streptozotosin dan nikotinamid.

Metode penelitian. Studi eksperimental in vivo menggunakan 30 tikus Spraque-Dawley yang diinduksi hiperglikemia dengan streptozotosin 55 mg/kg.BB dan nikotinamid 120 mg/kg.BB (STZ-NA). Selanjutnya kelompok tikus diberikan ekstrak etanol daun kari (Murraya koenigii) 200 mg/kg.BB, 400 mg/kg.BB dan glibenklamid 1 mg/kg.BB selama 30 hari. Berat badan dan kadar glukosa darah dihitung secara berkala. Parameter yang diperiksan adalah insulin plasma, kadar MDA dan GSH, aktivitas enzim heksokinase dan glukosa-6-fosfat dehidrogenase, ekspresi mRNA GLUT4, TNF-α dan IL-1β, Fungsi hati dan ginjal dan histopatologi pankreas serta hati yang diwarnai Hematoksilin-Eosin.

Hasil. Ekstrak etanol Murraya koenigii (MKE) dosis 200 and 400 mg/kg.BB menurunkan kadar glukosa darah dan indeks HOMA-IR tikus diabetes secara signifikan dibanding dengan tikus diabetes yang tidak diterapi. Pemberian MKE pada tikus diabetes memperbaiki aktivitas rate limitting enzyme yang terlibat dalam metabolisme glukosa dan meningkatan ekspresi mRNA GLUT4 pada otot skelet yang terlibat dalam homeostasis glukosa. Pemberian MKE juga memodulasi efek inflamasi pada tikus diabetes secara signifikan dan mengendalikan stres oksidatif akibat diabetes.

Kesimpulan. Ekstrak etanol Murraya koenigii (MKE) 200 dan 400 mg/kg.BB mempunyai efek antihiperglikemia. Mekanisme efek antihiperglikemia MKE melalui perannya dalam meningkatkan kapasitas antioksidan, meningkatkan aktivitas rate limiting enzyme yang terlibat dalam metabolisme glukosa, meregulasi transporter glukosa dan meregulasi mediator pro-inflamasi.
ABSTRACT
Background. Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disease characterized by hyperglycemia with increasing prevalence in the world. Data from RISKESDAS 2013 showed that certain Indonesian use herbal medicines to treat DM. Curry leaf (Murraya koenigii) is commonly used as a spice and food enhancer and has been used as an herb to treat hyperglycemia in the community, especially by Acehnese. Research to prove the antihiperglycemia effect of curry leaves is scientifically needed to support evidence regarding the safety and efficacy of using curry leaves to the treatment of DM

Aims. The present study aimed to investigate the antihyperglycemic effect and the mechanism of the antihyperglycemic effect of curry leaves (Murraya koenigii) in diabetic rats induced by streptozotocin and nicotinamide.

Methods Thirty Spraque-Dawley rats were induced hyperglycemia by streptozotocin 55 mg/kg b.w and nicotinamide 120 mg/kg b.w (STZ-NA). The hyperglycemic rats were treated with an ethanolic extract of Murraya koenigii 200 mg/kg b.w, 400 mg/kg b.w, and glibenclamide 1 mg/kg b.w 30 days. The body weight and blood glucose levels were recorded. Plasma insulin, MDA and GSH levels, hexokinase and glucose-6-phosphate dehydrogenase activity GLUT4, TNF-α, and IL-1β mRNA expression were examined after 30 days treatment and pancreatic and liver histopathology assessed by Hematoxylin-Eosin staining.

Results. Ethanolic extract of Murraya koenigii (MKE) of 200 and 400 mg/kg b.w showed a significant reduction in blood glucose level and HOMA-IR. Administration of MKE improved the activity of rate-limiting enzymes involved in glucose metabolism and increased GLUT4 mRNA expression in skeletal muscles involved in glucose homeostasis. Besides, supplementation of MKE appeared to modulate the inflammatory reaction in diabetic rats significantly and controled oxidative stress due to hyperglycemia

Conclusions The present study reveals that ethanol extract of Murraya koenigii 200 and 400 mg/kg b.w. possess antihyperglycemic effect. The antihyperglycemic mechanism of the MKE carried out by means of its role in increasing antioxidant capacity, increase the activity of the rate-limiting enzymes involved in glucose metabolism, regulate glucose transporter and modulate pro-inflammatory mediators.
2018
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Septiani
Abstrak :
ABSTRAK
Hiperglikemia merupakan hal yang sering terjadi pada pasien dengan penyakit parah (dengan atau tanpa riwayat diabetes) dan dapat meningkatkan angka kematian pasien. Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai model matematis berbasis keputusan medis yang digunakan dalam simulasi komputer untuk menganalisa perubahan konsentrasi glukosa pasien selama pasien dirawat di ICU dengan state awal hiperglikemia. Model yang digunakan adalah model bio-medis Glucosafe. Model Glucosafe ini memperhitungkan perubahan konsentrasi glukosa dan insulin didalam tubuh manusia dengan bantuan sistem persamaan differensial nonlinier orde satu, serta mempertimbangkan tingkat penurunan penyerapan glukosa di usus dan titik jenuh insulin pada pasien yang sensitivitas insulinnya berkurang karena sakit parah. Tujuan dari model glucosafe ini adalah menentukan banyaknya suplai nutrisi (nutrisi entral dan nutrisi parenteral) serta suplai insulin eksogen yang akan diberikan kepada pasien selama berada di ICU. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perawatan dengan kombinasi antara pengurangan dalam pemberian nutrisi dan pemberian insulin menghasilkan penurunan konsentrasi glukosa yang lebih cepat dan mencapai kondisi stabil dengan lebih cepat.
ABSTRACT
Hyperglycemia often happen to critically ill patients and can increase mortality. This paper present the mathematical model-based decision support in term of computer simulations to analize the changes of glucose concentration in critically ill patients with hyperglycemic initial states. The model that we use is bio-medial model Glucosafe. Glucosafe calculate the evolution of blood glucose and insulin concentration in the human body by help of a nonlinier system of first order differential equations, and considered the reduced rate of glucose gut absorption and saturation od insulin action in patients with reduced insulin sensitivity due to critically ill. The aims of this model is to determine the nutrition and insulin for the patient. Numerical results showed that the treatment with combination of reducing nutrition feeding and insulin therapy gives faster result in reducing glucose concentration.
2014
S61401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mururul Aisyi
Abstrak :
ABSTRAK
Hiperglikemia adalah efek samping yang umum kombinasi steroid dan L-asparaginase, terjadi paling sering selama kemoterapi fase induksi LLA. Sampai saat ini di Indonesia, belum didapatkan data mengenai kejadian hiperglikemia pada pasien anak dengan LLA pada fase induksi dan bagaimana peranan perbedaan kombinasi L-asparaginase dan jenis steroid yang digunakan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui angka kejadian hiperglikemia pada anak LLA fase induksi, perbedaan prednison dan deksametason dalam kombinasinya dengan L-asparaginase dalam menyebabkan hiperglikemia pada anak dengan LLA dan hubungan faktor-faktor lain dengan kejadian hiperglikemia pada fase induksi LLA.Penelitian ini merupakan studi prospektif analitik dengan desain pre-post test, dilakukan di RSCM, RS Kanker ldquo;Dharmais rdquo; dan RSPAD Gatot Soebroto. Pasien yang akan menjalani kemoterapi fase induksi LLA diperiksa kadar gula darah sewaktu pada minggu ke-3 pretest , minggu ke-4, minggu ke-5 dan minggu ke-6 protokol post test .Dari 57 pasien yang berasal dari 3 Rumah Sakit yang berbeda berhasil dikumpulkan, terbanyak berasal dari RSCM 57,9 disusul RS Kanker ldquo;Dharmais rdquo; 24,6 dan RSPAD Gatot Soebroto 17,5 . Rentang umur pasien berkisar antara 1,4 tahun sampai 15,8 tahun dengan rerata 6,7 tahun. Tidak terdapat perbedaan rerata kadar gula darah sewaktu sebelum dan sesudah kombinasi steroid dan L-asparaginase. Tidak didapatkan hubungan antara umur, infiltrasi SSP, leukositosis, sindrom Down, status gizi, riwayat DM pada keluarga, infeksi dan stratifikasi LLA dengan kejadian hiperglikemia. Pemberian deksametason memiliki peluang 10,68 x didapatnya angka di atas rerata perubahan kadar gula darah sewaktu dibandingkan pemberian prednison.Kesimpulan: kejadian hiperglikemia pada penelitian ini adalah 5,2 . Walaupun tidak terdapat perbedaan antara prednison dan deksametason dalam kombinasinya dengan L-asparaginase dalam menyebabkan hiperglikemia, namun deksametason memiliki risiko angka di atas rerata perubahan kadar gula darah sewaktu dibandingkan prednison.
ABSTRACT
Hyperglycaemia is a common side effect of steroid and L asparaginase combinations, occurring most often during LLA induction phase. To date in Indonesia, it has not been obtained data on the incidence of hyperglycemia in children with LLA in the induction phase and how the role of combinations of L asparaginase and different type of steroid used.The purpose of this study is to determine the incidence of hyperglycemia in children LLA induction phase, knowing the difference between prednisone and dexamethasone in combination with L asparaginase in causing hyperglycemia in children with LLA and determine the relationship of other factors related to hyperglycaemia.This study is a prospective analytic study with pre post test design, conducted in RSCM, National Cancer Hospital Dharmais and RSPAD Gatot Soebroto. When undergoing chemotherapy induction phase LLA, blood sugar levels were checked at the 3rd pretest , 4th, 5th and 6th week of protocol post test .Of the 57 patients from three different hospitals that had been gathered, mostly came from RSCM 57.9 followed by the Cancer Hospital Dharmais 24.6 and RSPAD 17.5 . The patient age ranged from 1.4 years to 15.8 years with a mean of 6.7 years. There was no difference in mean blood sugar levels before and after combination of steroids and L asparaginase. There were no relationship between age, CNS infiltration, leukocytosis, Down syndrome, nutritional status, family history of diabetes, infections and LLA stratification with the incidence of hyperglycemia. Dexamethasone has a 10.68 x chance of obtaining a rate above the mean change in blood sugar levels compared to prednisone.Conclusion The incidence of hyperglycemia in this study is 5.26 . Despite no difference between prednisone and dexamethasone in combination with L asparaginase in causing hiperglycaemia, but dexamethasone has a risk to have value above the mean change in blood sugar levels when compared to prednisone.
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmawati Kusumastuti Roosadiono
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh IMT terhadap kejadian hiperglikemia pada PNS di lingkungan pemerintah daerah Kota Depok yang berusia < 40 tahun di Kota Depok tahun 2009. Penelitian dilakukan dengan disain studi kasus kontrol, dilaksanakan pada bulan Maret - Mei rabun 2009. Populasi kasus adalah PNS di lingkungan pemerintah daerah Kota Depok tahun 2009 usia <40 tahun yang berdasarkan pemeriksaan kadar gula darah menderita hiperglikernia dimana kadar gula darah > !26 mg/dl. Populasi kontrol adalah PNS di lingkungan pamerintah daerah Kola Depok tahun 2009 yang berusia <40 tahun yang berdasarkan pemeriksaan kadar gula darah tidak menderita hiperglikemia dimana kadar gula darah S 126 mg/dl. Data yang dikumpulkan adalah data kadar gula darah yang merupakan data sekunder basil pemeriksaan PT Askes dengan metode GO D-PAP (Glukosa Dehydrogenase Oxidize Phosphate); tinggi hadan diukur dengan menggunakan microtoice ketelitian 0,1 em; berat badan dengan timbangan digital SECA ketelitian 0,1 kg; karakteristik responden diketahui melalui wawancara menggunakan kuesioner; Pola konsumsi diukur dengan wawancara menggunakan kuesioner FFQ; tekanan darah diukur dengan tensi meter jenis air raksa dengan merk Nova Presameter. Data dlanalisis secara univariat, bivariat dan multivariat dengan menggunakan program perangkat Iunak komputer. Jenis uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-Square (Kai Kuadrat) dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda model faktor risiko. Hasil pengolahan dan analisis data membuktikan bahwa lndeks Massa Tubuh (IMT) berpengaruh terhadap kejadian hiperglikernia pada PNS usia <= 40 tahun.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T32438
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tamara Ey Firsty
Abstrak :
ABSTRAK
Pendahuluan: Hiperglikemia adalah kondisi dimana nilai GDP >126 mg/dL atau GDPP >200 mg/dL, dan merupakan kriteria penegakan diagnosis diabetes mellitus tipe 2 T2DM dan sindroma metabolik. Konsumsi makanan tinggi fruktosa dan kolesterol berperan dalam patofisiologi hiperglikemia. Ekstrak Acalypha indica Linn. memiliki efek hipoglikemik untuk membantu menurunkan gula darah. Metode: Sebanyak 29 ekor tikus Sprague-Dawley dibagi dalam lima kelompok. Empat kelompok diberi diit tinggi fruktosa dan kolesterol DTFK selama 1,5 bulan. Pada bulan selanjutnya pemberian diit disertai dengan pemberian ekstrak etanol akar Acalypha indica Linn. sebanyak 250 mg/kgBB/hari, metformin 100mg/kgBB/hari, atau kombinasi keduanya. Gula darah tikus dinilai sebelum dan sesudah periode terapi. Hasil: Tidak ditemukan perbedaan kadar glukosa darah sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok yang diterapi AI p=0,831 , metformin p=0,056 , maupun kombinasi p=0,908 . Tidak ditemukan perbedaan berat badan, berat hepar, ataupun berat pankreas yang signifikan p=0,386; p=0,395; dan p=0,319 . Perbedaan yang signifikan tampak antara jenis terapi dengan berat lemak peritoneal p=0,031 . Kadar glukosa terendah ditemui pada kelompok yang mendapat terapi kombinasi. Analisis: Ekstrak etanol akar Acalypha indica Linn., meskipun tidak signifikan, tampak menurunkan kadar glukosa darah pada tikus. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan periode induksi dan terapi yang lebih lama untuk lebih memahami efek hipoglikemik AI.
ABSTRACT
Introduction Hyperglycemia is defined as condition where FBG 126mg dL or PPBG 200 mg dL, and is one of diagnosis criteria for type 2 diabetes mellitus T2DM and metabolic syndrome. Diet high in fructose and cholesterol plays a role in inducing hyperglycemia. Extract from Acalypha indica Linn. is proposed to have hypoglycemic effect, thus help reduce blood glucose. Methods Twenty nine Sprague Dawley rats were divided into five groups. Four groups were given high fructose high cholesterol diet for 1,5 month. In the following month, this diet was continued while rats were given either 250 mg kgBW day of ethanol extract of Acalypha indica Linn. root, 100 mg kgBW day of metformin, or both. Rats rsquo blood glucose before and after therapy were measured. Result There is no significant difference between pre therapy and post therapy blood glucose in groups treated with AI p 0,831 , metformin p 0,056 , or both p 0,908 . There is no significant difference in body weight, liver weight, nor pancreas weight p 0,386 p 0,395 and p 0,319 . Statistically significant differences are found between therapy given and peritoneal fat weight p 0,031 . Lowest glucose value is found in group receiving both AI and metformin. Analysis Ethanol extract of Acalypha indica Linn., albeit insignificant, is seen to lower blood glucose in rats. Further research with longer induction and therapy periods is needed to better understand AI rsquo s hypoglycemic effect.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septian Adi Permana
Abstrak :
Latar belakang. Sepsis merupakan suatu disfungsi organ yang dikarenakan ketidakmampuan tubuh dalam merespon infeksi dan kemungkinan disebabkan karena kerusakan dari lapisan glikokaliks endothel. Kerusakan lapisan ini kemungkinan juga dipengaruhi oleh faktor lain yang memperberat kerusakannya, diantaranya adalah balans cairan rerata yang tinggi, dosis norepinefrin yang tinggi, kadar gula darah yang tinggi serta kadar awal syndecan-1 yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan faktor-faktor tersebut merupakan faktor resiko yang memperberat kerusakan lapisan glikokaliks endothel pada pasien sepsis yang dilihat dari kadar syndecan-1 Metodologi. Penelitian ini merupakan uji analitik observasional dengan metode cohort prospektif yang dilakukan terhadap pasien sepsis usia 18-65 tahun yang dirawat di intensive care unit (ICU) RSUD Dr Moewardi sejak bulan Maret sampai dengan Juni 2021. Sebanyak 40 subjek dibagi menjadi dua kelompok kemudian diikuti selama 3 hari. Kadar syndecan-1 di ukur pada hari ke-0 dan hari ke-3. Uji statistik dengan menggunakan uji chi square kemudian dilanjutkan dengan uji regresi logistik untuk menilai secara multivariat jika memenuhi persyaratan.Hasil penelitian. Dari ke empat variabel tidak didapatkan hasil yang bermakna terhadap hubungan balans cairan rerata,dosis rerata norepinefrin, kadar gula darah sewaktu dan kadar awal syndecan-1 terhadap pengingkatan kadar syndecan-1 dengan nilai p secara berturut-turut : p=1, p=0,145, p=1. tetapi pada kadar awal syndecan-1 secara statistik bermakna berpengaruh terhadap kenaikan kadar syndecan-1 >30%, dengan p=0,01. Dari penelitian kami, kami mendapatkan hasil yang bermakna dalam hubungan vasoaktif inotropik skor dengan luaran sekunder kami yaitu angka kematian dengan p=0.018, sedangkan jikalau dengan peningkatan kadar syndecan-1>30% tidak signifikan (p=0,918). peningkatan kadar syndecan-1>30% juga tidak signifikan mempengaruhi angka kematian (p=0,609) Kesimpulan. Tidak terdapat hubungan bermakna antara Balans Cairan Rerata,Dosis Rerata Norepinefrin, Kadar Gula Darah Sewaktu Dan Skor Vasoaktif Inotropik dengan peningkatan kadar syndecan-1 pada pasien sepsis. Serta tidak terdapat hubungan antara peningkatan kadar syndecan-1 >30% dengan angka kematian pada pasien sepsis. Terdapat hubungan bermakna antara kadar awal syndecan-1 dengan pengingkatan >30% kadar syndecan-1 pada pasien sepsis. ......Background. Damage to the endothelium glycocalyx layer can induce sepsis, an organ failure caused by the body's inability to react to infection. High mean fluid balance, high norepinephrine dosages, high blood sugar levels, and high starting levels of syndecan-1 may all increase damage to this layer. The goal of this study is to show that these characteristics are risk factors for endothelial glycocalyx layer destruction in septic patients, as seen by syndecan-1 levels. Methodology. From March to June 2021, this study will conduct an observational analytic test using a prospective cohort approach on sepsis patients aged 18 to 65 who are treated in the Dr Moewardi Hospital's intensive care unit (ICU). A total of 40 people were split into two groups and monitored for three days. On days 0 and 3, the levels of syndecan-1 were tested. Statistical test using the chi square test, followed by a multivariate assessment using the logistic regression test to see if it fits the standards. Outcome. On the link between mean fluid balance, mean norepinephrine dosage, temporary blood sugar levels, and beginning levels of syndecan-1 on rising levels of syndecan-1, no significant findings were observed with p values of 1, p=0,145, and p=1. However, at baseline syndecan-1 levels, there was a statistically significant impact on raising syndecan-1 levels > 30%, with p = 0.01. We found significant findings in the connection of vasoactive inotropic scores with our secondary outcome, death, with p=0.018, but not in the association of rising levels of syndecan-1>30 percent (p=0.918). The mortality rate was not substantially affected by higher levels of syndecan-1 > 30% (p = 0.609). Conclusion. There was no link between elevated levels of syndecan-1 and mean fluid balance, mean norepinephrine dosage, transient blood sugar levels, and vasoactive inotropic scores in septic patients. Furthermore, there is no link between higher levels of syndecan-1 > 30% and septic patient mortality. In septic patients, there is a substantial correlation between initial syndecan-1 levels and a >30% rise in syndecan-1 levels.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Ihza Fadilla
Abstrak :
Studi ini melaporkan terkait gambaran pelaksanaan kombinasi intervensi ankle pumping dan breathing exercise yang dilakukan pada lansia dengan COVID-19 komorbid diabetes mellitus tipe 2, serta diagnosis keperawatan ketidakstabilan kadar glukosa darah. Metode yang digunakan dalam studi adalah case report untuk mengevaluasi kondisi hiperglikemia dan hiperkoagulasi, sekaligus mencegah kerentanan desaturasi oksigen akibat terlalu banyak aktivitas. Kriteria inklusi pada penelitian ini merupakan pasien lansia COVID-19 dengan komorbid hiperglikemia dan hiperkoagulasi, yang dalam hal ini terdapat pasien Tn. J berusia 66 tahun, dirawat di Ruang Rawat Inap COVID-19. Hasil laboratorium terkait hemostasis darah pasien menunjukkan kadar d-dimer yang tinggi, yaitu 886.47 ng/ml, namun nilai PT/APTT (Prothrombin Time/Activated Partial Thromboplastin Time) masih dalam batas normal. Selain itu, GDS (Gula Darah Sewaktu) pasien saat diperiksa menunjukkan hasil 191 mg/dl dengan interpretasi tinggi. Kombinasi intervensi dilakukan sebagai bentuk analisa efektivitas yang nantinya diharapkan dapat dilakukan sehari-hari. Evaluasi juga dilakukan dengan menggunakan tiga komponen, yaitu KGDH (Kurva Gula Darah Harian), kadar d-dimer, dan saturasi oksigen. Hasil yang dipaparkan menunjukkan bahwa kombinasi intervensi tersebut dapat direkomendasikan sebagai upaya atau metode profilaksis terhadap lansia penyintas COVID-19 dengan komorbid hiperglikemia dan hiperkoagulasi. ......This study reports related to description of the implementation of ankle pumping and breathing exercise interventions combination carried out in the elderly with COVID-19 comorbid diabetes mellitus type 2, as well as nursing diagnoses of instability in blood glucose levels. The method used in this study is a case report to evaluate the conditions of hyperglycemia and hypercoagulation, as well as to prevent susceptibility to oxygen desaturation due to too much activity. The case report starts from the results of assessment, nursing diagnosis, outcome criteria, and intervention results. The inclusion criteria in this study were elderly COVID-19 patients with comorbid hyperglycemia and hypercoagulation, in this case there was a patient Mr. J is 66 years old, being treated at the COVID-19 Inpatient Room. Laboratory results related to the patient's blood hemostasis showed a high level of d-dimer, namely 886.47 ng/ml, but the PT/APTT (Prothrombin Time/Activated Partial Thromboplastin Time) value was still within normal limits. In addition, the patient's GDS (blood sugar at the time) when examined showed a result of 191 mg/dl with a high interpretation. The combination is carried out as a form of effectiveness analysis that is expected to be carried out on a daily basis. Evaluation was also carried out using three components, namely KGDH (Daily Blood Sugar Curve), d-dimer levels, and oxygen saturation. The results shown indicate that the combination of these interventions may be recommended as an effort or method of prophylaxis for elderly COVID-19 survivors with hyperglycemia and comorbid hypercoagulation.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>