Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ni Made Ridla Nilasanti Parwata
"Overtraining syndrome adalah menurunnya kapasitas fisik, emosi dan imunitas akibat pelatihan yang terlalu sering tanpa periode istrahat yang cukup. Overtraining berdampak pada penurunan kadar BDNF dan memori pada atlet. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh latihan fisik aerobik overtraining terhadap kadar brain derived neurotrophic factor (BDNF) dan memori pada tikus. Metode penelitian eksperimental dengan subjek penelitian tikus (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan dewasa, 8-10 minggu, berat badan 200-250 gr. Terbagi atas kelompok kontrol, aerobik dan overtraining. Hasil pengukuran ditemukan kadar BDNF pada kelompok overtraining lebih rendah daripada kelompok aerobik dan kontrol. Terdapat perbedaan kadar BDNF pada kelompok Aerobik dan overtraining (p = 0,002). Hasil uji memori dengan water-E maze menunjukkan peningkatan durasi waktu dan jumlah kesalahan yang dilakukan oleh kelompok overtraining (p = 0.03). Dari penelitian ini disimpulkan latihan fisik aerobik overtraining dapat menurunkan kadar BDNF dan memori pada tikus.
......
Overtraining syndrome is the reduced capacity of the aspects of the physical work, emotions and immunity as a result of the type, intensity, duration and frequency of training too often without sufficient resting period. Overtraining impact on BDNF levels and memory decline in athletes. This study aimed to examine the effect of aerobic physical exercise overtraining on BDNF levels and memory in the rat brain. Experimental research methods to study. Subjects were rats (Rattus norvegicus) adult male Wistar strain, aged 8-10 weeks, initial body weight between 200-250g. Divided into 3 groups: control, aerobic and overtraining. The test results mean BDNF levels are the lowest seen in the group of overtraining. The results of statistical tests are the most significant differences in the mean levels of BDNF Aerobic and overtraining group with p = 0.002. The results of the memory test with a water-maze E showed increased duration and the number of errors made by the overtraining group (p = 0:03). This study suggests that overtraining can affect the decrease in BDNF levels and memory in mice."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lolo Suswanti
"Latar Belakang : Acalypha indica Linn. merupaksn tanaman yang mudah didapat tumbuh .Sepanjang tahun dan bisa ditemukan di kebun, halaman rumah maupun tempat-tempat pembuangan sampah. Semua bagian dari tanaman ini bisa digunakan dalam pengobatan trndisiooal untllk menangani berbagai masalah kesehatan. Pada penelitian sebelumnya didapatkan data bahwa ekstrak Acalypha indica Linn. terhukti memiliki efek. Sebagai neuroproteksi dan neuroterapi pada neuromuscular junction jaringan kstak dan mampu menghambat efek neurotoksik pada jaringan kalak. Oleh karena itu, ekstrak air akar Acalypha indica Linn. bisa mempengaruhi perbaikan neuron hipokampus pascahipoksia serebri.
Tujuan : untllk menganalisa kerusakan sel neuron hipokampus pascahipoksia setelah pemberian ekstrak air akar Acalypha indica Linn.
Metode penelitian : 30 ekor tikss Sprague Dawley tetbagi secara acak dalarn enam kelompok. Kelompok hlpoksia, tikss dimasukkan ke dalam sungkup hipoksia yang mengandung gas campuran (02 10% dan nitrogen 90 %) selama tujuh hari, untuk kelompok reoksigenasi tikss dibiarken mengbirup udara bebas. Setelah perlakuan hipoksia. Tiga kelompok terapi lainnya, setelab perlakuan hipoksia tikss kemndian dilanjutkan dengan pemberian ekstrak air akar Acalypha indica Linn pada dosis 300, 400 dan 500 mglkg BB selama tujuh hari. Kriteria penilaian yang digunakan dalam studi ini adalah jumlah sel rusak neuron hipokampus den gao mengamati : bentuk sel, ada tidaknya kodensasi kromatin, piksotik dan rasio sitoplasma dengan inti setelah pewaraan hemaktosilin eosin.
Hasil : ekstrak air akar Acalypha indica Linn. pada dosis 400 dan 500 mg/kg BB secara signitikan mampu memperbaiki kerusakan sel neuron ( efek neuroterapi) hipokampus pascabipoksia serebral (p = 0,0 I).
Kesimpulan : ekstrak air akar Acalypha indica Linn memiliki efek neuroterapi pada dosis 400 dan 500 mglkg BB.
......Background : Acalypha indica Linn is a common herb which can easily be found elsewhere in Indonesia, All the parts of plants are used in various traditional therapy for some diseases. Previous studies showed that Acalypha indica Linn extracts have neuro-protective and neuro-therapy effects on neuromuscular junction and inhibit neurotoxin on isolated frog tissues. Thus, administration of aqueous extracts of Acalyjpha. indica Linn root was assumed to improve hippocampus neuron injury after cerebral hypoxia.
Objective : To investigate the effects of aqueous extracts of Acalypha indica Linn root on hippocampus neuron injury after cerebral hypoxia in the rat.
Methods : Thirty male Sprague Dawley with 200-250 gr Body weight of rats were divided into six groups randomly. The rats were housed in hypoxic chamber containing gas mixture of I0 % O2 and 90 % N2 for seven days, followed by administration of 300, 400 and 500 mg/kg BW aqueous extracts of A. indica Linn root for seven days.. The other group was exposed to room air after hypoxia. The parameters measured were hippocampal cell damage ie : the quantity and type of hippocampal cell, chromatin condensation, pycnotic and cytoplasm nucleus ratio using hematoxyline eosin staining.
Result : The aqueous extracts of A. indica Linn root of 400 and 500 mg/kg BW improve hippocampus neuron injury (neurothcrapy effect) alter cerebral hypoxia significantly (p = 0,0l).
Conclusion : The aqueous extracts of A. indica Linn roots have neurotherapy effects on hippocampal neuron after cerebral hypoxia of 400 and 500 mg/kg BB."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T21146
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Johny Bayu Fitantra
"Kebutuhan yang besar dan kontinyu akan oksigen, membuat otak rentan terhadap hipoksia. Stroke iskemik merupakan salah satu kondisi hipoksia yang sering menyebabkan gangguan neurologis bahkan kematian. Sulitnya regenerasi sel-sel otak yang mati membuat upaya preventif penting untuk digalakan. Acalypha indica Linn. dipercaya dapat menjadi agen neuroprotektif melalui kandungan antioksidannya. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek neuroprotektif tersebut sehingga akar kucing dapat menjadi bagian dari terapi pencegahan stroke. Dalam penelitian ini, persentase sel neuron hipokampus Sprague dawley pascahipoksia serebri yang terselamatkan dibandingkan pada tiga kelompok yaitu (1) kontrol negatif dengan akuades, (2) kontrol positif dengan vitamin B1 dosis 30 mg/kgBB dan (3) kelompok perlakuan dengan ekstrak akar tanaman akar kucing dosis 400 mg/kgBB. Perlakuan dilakukan selama tujuh hari. Selanjutnya subjek mendapatkan pengkondisian hipoksia selama satu jam dengan ligasi kedua arteri karotis komunis. Setelah itu, sediaan hipokampus dibuat untuk penghitungan sel normal. Pengujian hasil penelitian eksperimental ini dilakukan dengan uji One Way Anova dengan hasil tidak ada perbedaan bermakna pada perbandingan persentase sel normal pada ketiga kelompok tersebut di area CA1 (p=0,247), CA3 (p=0,216), lapisan dalam girus dentatus (p=0,518) dan lapisan luar girus dentatus (p=0,513) hipokampus. Secara kualitatif, persentase sel normal tertinggi terdapat pada kelompok yang mendapatkan ekstrak Acalypha indica Linn.

Brain is vulnerable to hypoxia. Ischemic stroke is a hypoxic conditions that often lead to neurological disorders, even death. Difficulty of brain cells regeneration make prevention strategy is really important. Acalypha indica Linn. believed to be a neuroprotective agent through its antioxidant content. This study aims to demonstrate the neuroprotective effect so that Acalypha indica can be a part of stroke prevention therapy. The percentage of saved hippocampal neurons Sprague Dawley post-hypoxia compared in three groups: (1) negative control (distilled water), (2) positive control (thiamine dose of 30 mg / kgBW) and (3) the group treated with extract of Acalypha indica dose of 400 mg / kgBW. Treatment was conducted over seven days. Subjects got hypoxic conditioning for one hour with both carotid communisartery ligation. Statistical tests using One Way ANOVA showed thereā€Ÿs no significant difference in the comparison of the percentage of normal cells in the three groups in area CA1 (p = 0,247), CA3 (p = 0,216), inner layer of dentatus gyrus (p = 0,518) and the outer layer of dentatus gyrus (p = 0.513) hippocampus. Qualitatively, percentage of normal cells was highest in the group receiving the extract of Acalypha indica Linn."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gulshan Fahmi El Bayani
"Overtraining meningkatkan IL-1B sistemik akibat mikrotrauma otot sehinggga memengaruhi hipokampus yang penting dalam pembentukan konsolidasi memori spasial. Pemberian H. sabdariffa diharapkan menurunkan IL-1? dan meningkatkan IL-1ra sehingga berpotensi mencegah gangguan konsolidasi memori spasial. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental terhadap 20 tikus Wistar jantan Rattus norvegicus, 250-300 gram , terbagi ke dalam 4 kelompok yaitu kontrol C , kontrol H. sabdarifa C-Hib , latihan fisik overtraining OT dan latihan fisik overtraining yang diberi H. sabdarifa OT-Hib . Pemberian ekstrak metanol H. sabdariffa 500 mg/kgBB berpotensi sebagai antiinflamasi melalui peningkatan sitokin antiinflamasi IL-1ra plasma darah secara bermakna sehingga mencegah gangguan fungsi konsolidasi memori spasial tikus overtraining.
......
Overtraining lead to increase IL 1 systemically due to muscle mikrotrauma that affect hippocampus which was important in the formation of spatial memory consolidation. Administration H. Sabdariffa is expected to decrease IL 1 and increases IL 1ra thereby potentially preventing impairment of spatial memory consolidation. This research is an experimental study using 20 male Wistar rats Rattus norvegicus, 250 300 g were divided into 4 groups control C , H. sabdarifa control C Hib , physical exercise overtraining OT and physical exercise overtraining by H. sabdarifa OT Hib . Administration of the methanolic extract of H. Sabdariffa 500 mg kg body weight was a potential anti inflammatory by increase anti inflammatory cytokines IL 1ra in blood plasma so that prevent the impairment of spatial memory consolidation in overtraining Wistar rat."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Putra Djohan
"ABSTRAK
Penuaan menjadi masalah karena penyakit yang timbul akibat proses tersebut. Salah satu agen penyebab penuaan adalah radikal bebas yang bisa merusak komponen sel. Dibutuhkan substansi yang bisa mengurangi efek dari penuaan akibat radikal bebas, seperti antioksidan yang ada pada Acalpyha indica Linn. Penelitian eksperimental dilakukan di Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Balitbangkes Kemenkes RI), Departemen Histologi, dan Departemen Farmasi pada bulan Desember 2017 hingga September 2018 kepada tikus Sprague-Dawley. Terdapat 4 kelompok perlakuan, yaitu tikus muda dengan placebo, tikus tua dengan plasebo, tikus tua yang diberi Acalypha Indica Linn 250 mg/kgBB, dan tikus tua yang diberi vitamin E 6 IU dengan masing-masing 6 tikus per kelompok. Tikus diberi perlakuan selama 28 hari dan diambil hipokampus tikus pada hari ke 29 yang kemudian diwarnai dengan hematoksilin-eosin untuk melihat densitas sel neuron pada hipokampus. Acalypha indica Linn dapat meningkatkan secara bermakna jumlah sel neuron granular normal pada daerah CA3 (p = 0.000) dan girus dentatus (p = 0.018). Selain itu, Acalypha indica Linn dapat meningkatkan secara bermakna jumlah sel neuron granular abnormal pada daerah CA3 (p = 0.021), tetapi menurunkan secara bermakna jumlah sel piramid pada daerah CA3 (p = 0.000)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frisca Angreni
"Ibu hamil yang bekerja di tempat yang bising dapat secara langsung merasakan efek dari kebisingan tersebut. Kebisingan tersebut bukan hanya mempengaruhi ibu hamil tetapi juga janin yang dikandungnya. Terdapat banyak studi yang membuktikan efek negatif bising terhadap janin. Studi tersebut menjelaskan bahwa pajanan suara dari gelombang monoton (bising) yang terus menerus berpengaruh negatif terhadap neurogenesis. Sedangkan suara dari gelombang ritmis (musik) dapat meningkatkan neurogenesis dan sinaptogenesis yang nantinya akan berpengaruh langsung terhadap fungsi memori. Maka akan dilihat apakah efek positif dari gelombang ritmis dapat meredam atau menjadi terapi bagi bagian otak yang sudah mendapat efek negatif dari gelombang monoton tersebut. Studi ini mennggunakan telur ayam yang sudah difertilisasi dibagi kedalam empat kelompok, yaitu kelompok yang dipajan suara ritmis, monoton, gabungan suara monoton dan ritmis, dan kelompok yang tidak mendapat pajanan (kontrol). Pajanan suara ritmis memiliki intensitas 65 dB dan suara monoton 110 dB. Hasil yang didapat yaitu terdapat perbedaan bermakna densitas optik protein postsynapticddensity 95 dan Waktu Uji T-Maze antara kelompok suara ritmis, monoton dan gabungan. Serta tidak terdapat perbedaan bermaknaprotein postsynapticddensity 95 dan Waktu Uji T-Maze antara kelompok suara gabungan dan kelompok kontrol.
......Pregnant women who work in noisy places can directly feel the effects of the noise. The noise not only affects pregnant women but also the fetus they contain. There are many studies that prove the negative effects of noise on the fetus. The study explained that continuous exposure to sound from monotonous (noisy) waves negatively influences neurogenesis. While the sound of rhythmic waves (music) can increase neurogenesis and synaptogenesis which will directly affect the memory function of. Then it will be seen whether the positive effects of rhythmic waves can reduce or be a therapy for the part of the brain that has gotten the negative effects of these monotonous waves. Methode tha used in this study is Fertilized chicken eggs were divided into four groups, namely groups that were exposed to rhythmic, monotonous sounds, combined monotonous and rhythmic sounds, and groups that did not receive exposure (control). Rhythmic sound exposure has an intensity of 65 dB and a monotone sound of 110 dB. The results is there were significant differences optical density postsynapticdensity-95 and T-Maze time between rhythmic, monotonous and combined sound groups. And there is no significant differenceoptical density postsynapticdensity-95 and T-Maze time between the combined sound group and the control group."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T55552
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Norma Mediciani
"ABSTRAK
Epilepsi lobus temporal mesial adalah sindrom epilepsi yang banyak diderita oleh dewasa yang sering mengalami refrakter dalam pengobatan. Atrofi hipokampus yang terlihat melalui MRI kepala dapat ditemukan sebanyak 87% pada pasien epilepsi lobus temporal mesial dan memiliki respon yang baik dengan operasi epilepsi. Salah satu syarat operasi epilepsi adalah EEG monitoring untuk mencari EEG iktal untuk mencari fokus epileptik, walaupun sudah didapatkan adanya gelombang interiktal sebelumnya.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan dan kesesuaian antara abnormalitas gelombang EEG dengan sisi atrofi hipokampus dan untuk mengetahui prevalensi atrofi hipokampus pada epilepsi lobus temporal mesial.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian potong lintang dengan 37 subyek epilepsi lobus temporal mesial, yang terbukti secara klinis dan EEG. Dilakukan pemeriksaan MRI kepala 1,5T untuk melihat ada atau tidaknya atrofi hipokampus secara visual. Kemudian dibandingkan antara abnormalitas gelombang EEG interiktal dengan sisi atrofi hipokampus. Onset usia bangkitan, frekuensi bangkitan, riwayat kejang demam, lama menderita epilepsi dan penggunaan obat entiepilepsi dianalisis sebagai data demografi klinis.
Hasil: Prevalensi atrofi hipokampus sebesar 64,8% dengan 64,8% subyek ditemukan gambaran EEG berupa gelombang epileptiform dan 45,8% gelombang lambat. Didapatkan kesesuaian yang kuat antara lateralisasi EEG interiktal, yaitu gelombang epileptiform, dengan MRI (p 0,000; nilai kappa 1,00) dan didapatkan keseuaian yang lemah antara gelombang lambat dengan atrofi hipokampus (p 0,500; nilai kappa 0,689, p 0,008).
Simpulan: Pada penelitian ini, didapatkan keseuaian yang kuat antara lateralisasi gelombang epileptiform dengan sisi atrofi hipokampus dan kesesuaian yang lemah antara gelombang lambat dengan sisi atrofi hipokampus.

ABSTRACT
Mesial temporal lobe epilepsy (mTLE) is the most common epilepsy syndrome in adults and often refractory in medical treatment. The Magnetic resonance imaging (MRI) showed hippocampal atrophy present in 87% patients with mesial temporal lobe epilepsy and have good respons with surgery. EEG monitoring is needed to find ictal EEG although interictal EEG already obtained as one of the requirements of epilepsy surgery for localize the epileptic region.
Objective: To investigate the concordance between abnormalities EEG and side of hippocampal atrophy in patients with mesial temporal lobe epilepsy. To determine prevalance of hippocampal atrophy.
Methods: We reviewed 37 consecutive patients with mesial temporal lobe epilepsy defined by clinical and EEG criteria and had 1,5T MRI visually analyzed by radiologist. We compared the interictal EEG and side of hippocampal atrophy. Age of seizure onset, seizure frequency, history of febrile seizure, antiepileptic drug and duration of epilepsy were analyzed as clinical demographic data.
Results: The prevalence hippocampal atrophy was 64,8%. With 64,8% had epileptiform discharge and 45,8% had slow wave associated with hippocampal atrophy. There was significant concordance between MRI lateralization and interictal EEG (p 0,000, Kappa value 1,00). There was weak concordance between hippocampal atrophy and focal slow wave (p 0,500; Kappa value 0,689, p 0,008).
Conclusions: We found strong concordance between MRI lateralization and interictal EEG in patients with mTLE and weak concordance between hippocampal atrophy and interictal slow wave.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library